Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 11 - The Last Prince : Excalibur Part 10 (Akhir?)

Chapter 11 - The Last Prince : Excalibur Part 10 (Akhir?)

"Tidak, terimakasih" Ray cuek dengan pikiran yang kacau, "kau kenapa?" Norviel khawatir.

"ya….gimana ya…" Ray bingung ingin menyampaikan apa.

"kita kan teman jika kau butuh sesuatu untuk di bicarakan aku akan mendengarkan" Norviel khawatir.

"tidak aku…" Suara Ray pelan, "Jangan memaksa Viel, Ray butuh ketenangan " Ace muncul di ambang pintu.

"baiklah" Norviel mengalah.

"aku ingin mencari udara segar" Ray keluar keluar kamar, "seharusnya aku tidak memaksanya" Norviel merasa bersalah.

"jangan merasa seperti itu..aku tau kau orang yang sangat peduli, Viel" Ace berbicara dengan nada cuek.

" tapi…kau lihat sendiri tadi Ace…aku tidak membantu Ray" Norviel kesal pada dirinya.

Tiba-tiba saja ada suara di kepala Ray dan suatu peristiwa.

"Al…kakek percaya padamu" Jhon menatap seseorang yang sangat mirip dengan Ray tapi memiliki wajah yang sangat dingin, 'siapa dia?' batin Ray melihat peristiwa yang terlintas di pikirannya.

"Baik…kakek…" Orang itu memiliki rupa yang mirip dengan mata yang berwarna Biru gelap dengan kacamata, 'dia mirip sekali denganku' batin Ray melihat orang yang bernama Al, orang yang bernama Al itu melintasi Ray, Ray seperti asap tembus tapi saat Al melewati Ray, Ray mendengar sebuah kata-kata .

"maaf..aku harus melakukan ini, Ryon" Al berbicara dengan nada yang pelan sambil melintasi Ray meski Ray terlihat tembus pandang, 'si…siapa dia, dan apa hubungannya denganku?!' Batin Ray bingung sambil meliat punggung Al yang sudah jauh.

"Dia kembaranmu…" Leviathan berbicara, "tunggu sejak kapan aku punya kembaran?" Ray sepontan sambil sedikit kesal.

"nanti kau akan tau..tapi sekarang..kau harus siap" Leviathan memberi arahan.

"apa maksudmu?" Ray bingung.

" karena…pertempuran..akan di mulai…" Leviathan berbicara.

'apa…harus sekarang ya.'Batin Ray berjalan ke stonehange sambil membaca buku Kingdom Of Knights.

Stonehange sebuah alat teleportasi yang akan aktif saat perang perebutan terjadi, sedangkan di Allen Winter mereka mempunya segel teleportasi menuju kesana, ke tempat di mana pertempuran akan terjadi.

Stonehange sendiri sebuah banguna biasa yang di ubah menjadi alat teleportasi oleh Winter sendiri, karena bagi pendahulu Winter, mereka harus tetap di cap sebagai bangsawan yang ramah dan tidak merusak image mereka di depan Masyarakat yang mereka anggap sebagai sampah.

Ray membaca buku Kingdom Of Knights.

"Boleh kita ikut?" Tanya Norviel dengan senyuman bersama dengan Ace dengan tatapan dinginnya.

"ka-kalian" Ray menatap Ace dan Norviel, "sudah ku bilang jangan..aku tidak ingin melibatkan kalian" Ray tegas, Ray tidak ingin melibatkan seseorang lagi Ray tidak mau mereka sama seperti yang lain.

"ayolah jangan seperti itu..kita kan teman, sesama teman harus menolongkan" Norviel berbicara dengan ceria.

"ta-" "enggak ada tapi" Ace memotong perkataan Ray dengan muka yang dingin.

"baik..terserah kalian" Ray tampak malas dan langsung membuka buku nya dan membaca suatu.

"pergi kesuatu tempat….padang pasir yang luas dengan kerangka manusia dan bahkan kuburan para tentara…suasana angin kencang dengan langin yang gelap…" Ray menyembut kalimat itu terlihat suasana menjadi gelap dan berangin kencang.

"wahhh!!!! Anginnn!!!" Norviel senang dengan angin yang tiba-tiba datang.

"Dengan ini….perang pertumpahan darah" Ray menyilet permukaan tangannya sendiri.

"terjadi" darah Ray mengalir dan jatuh ke tanah telihat sebuah segel bercahaya aktif dan sebuah angin kencang.

"wihh keren" Norviel senang karena angin yang kencang, Ace tampak menahan jasnya agar tidak terbang, dan tiba-tiba saja mereka terangkat dan langsung terteleport ke tempat yang tandus hanya terdapat tulang belulang, angin sepoy-sepoy dengan suasana yang gelap dan awan hitam.

"tempat apa ini?" Ace bingung dengan tempatnya, "tertulis di sini…ini adalah End" Ray membaca tulisan di buku.

"Ray masukin kesini aja…dari pada kamu pegang terus tasmu.." Norviel seperti membuat garis cahaya dan mengeluarkan topi pesulap dengan warna putih dan merah dan hiasan emas.

"masukin ke situ?" Ray bingung, "yap ini luas kok..masukin aja kepalamu" Norviel membuka luas topinya dan Ray memasukkan kepalanya ke topiny, 'luas…' batin Ray bingung sambil melihat isi dalam topi Norviel yang sangat luas, Ray langsung memasukkan tasnya kedalam topi Norviel.

"wahhh..Ace" Norviel kaget saat melihat tubuh Ace menempel sebuah titanium yang cair dan berubah menjadi sebuah jas yang bagus.

"wahhhhh!!!! Mau dong" Norviel ceria, "bikin sendiri" Ace cuek.

"ih..gitu" Norviel kesel, Ray mencoba dengan menggunakan kekuatan kegelapannya dan terlihat berubah menjadi baju jas berwarna hitam dan beberapa hiasan berlian berwarna hijau tua.

"oh gitu okeh" Norviel kesal dan langsung melakukan hal yang sama dengan kekuatan cahayanya.

"jadi" Norviel senang dengan baju barunya yang berwarna putih dan merah.

"itu…" Ace melihat sebuah mayat yang di hidupkan.

"sepertinya…ini di mulai" Ray mengerti maksudnya.

"eh..itu kayak Ray" Norviel melihat dari jauh seperti orang yang mirip dengan Ray tapi berwarna biru.

"eh…dia" Ray kaget saat melihat orang itu.

"dia..Al, kembaranku…" Ray menatap Al dari jauh.

"weh mereka nyerang" Norviel menatap para mayat hidup yang datang ke arahnya, 'apa..aku harus melakukan ini' batin Al sampai ke pikiran Ray, 'Al?' Batin Ray mendengar kata-kata AL di kepalanya, 'aku tidak ingin melawanmu…Ryon' batin Al masih terdengar di kepala Ray, Al langsung menggunakan kekuatan Es nya menyerang Ray dan berfokus serangan pada Ray. 

"jika kau tidak ingin menyerangku kenapa kau menyerangku?" Ray bertanya sambil menghindari es serangan Al.

"aku..aku harus" Al dengan pipinya yang sudah mendingin karena es.

"maaf Ryon..aku tidak bermaksud" Al menancapkan pedang nya ke tanah terlihat naga es keluar dan mengaum.

"Al…" Ray mengeluarkan leviathan.

"kekuatan Al belum sempurna..tapi seharusnya dia mengeluarkan Jormungandr, apa jangan-jangan dia memaksakan kehendak kekuatannya…" Leviathan berbicara pada Ray.

"tunggu apa?memaksakan kehendak?" Ray bingung.

"ya..seharusnya Al sepertimu, mendapatkan kekuatan karena aku masuk kedalam tubuhmu, tapi Al memaksakan tubuhnya mengendalikan Es, memang bisa tapi…itu bisa membuat tubuhmu membeku…" Leviathan menjelaskan.

"oh..tidak dia harus berhenti sekarang!" Ray kesal sambil menghindari serangan Al dan mengikat Al menggunakan rantai kegelapan.

"kumohon berhenti" Ray menahan rantai yang mengikat Al.

"berhenti apa?" Al kesal sambil berusaha melepaskan rantainya.

" ku mohon berhenti menggunakan kekuatan es mu secara berlebihan" Ray memikirkan Al.

"sok peduli" Al kesal, "plis ku mohon" Ray tegas.

"kenapa aku harus mendengarkanmu?" Al kesal sambil berusaha melepaskan rantai.

"karena kamu adalah keluarga ku yang tersisah…" Ray dengan air mata yang mengalir membuat Al terdiam.

"ku mohon..Ryan…berhenti, aku tak ingin kehilangan lagi..aku tidak ingin kehilangan keluargaku lagi" Ray meneteskan air matanya membuat Al terdiam dan mengingat semua kejadian saat Ray kehilangan keluarganya bahkan kekasihnya.

"aku tidak menyangka…kau masih menanggapku keluargamu…padahal aku yang membunuh Zee" Al mengaku dan merasa tidak pantas di pertahankan dan di anggep keluarganya.

"heh..meskipun kita tidak tumbuh bersama..tapi aku tau dirimu, dan aku…adalah kembaranmu" Ray menarik rantainya membuat Al mendekat pada Ray.