"Ray..tenang lah" Norviel berusaha berbicara, Ray yang mendengar Norviel memanggilnya berdiri sempoyongan dan langsung mengarahkan Leviathan yang terbuat dari kegelapan menyerang Norviel.
"oh…ya ampun" Norviel mengaktifkan kekuatan cahayanya.
"bisa-bisanya dari tadi dia bawa tas" Ace memerhatikan tas Ray yang dari awal mereka bertemu masih di pake.
"plis lah jangan pikiran tas dulu bantu aku!!!" Norviel menahan serangan Leviathan menggunakan pelindung cahaya.
"heh dia asap kegelapan..titaniumku atau logam tidak berfungsi" Ace kesal dengan muka datar dan langsung berusaha menangkap Leviathan itu menggunakan Titaniumnya tapi malah tembus.
"ow…" Norviel baru sadar, "kau tau cara kerja asap pada benda keras bukan?" Ace kesal sambil memijat jidatnya kasar.
"hehe..iya tau" Norviel tersenyum naif, "anak..sialan" Ace kesal.
"sebentar..bisa kau menarik perhatian leviathan itu?" Ace berfikir.
"tentu aku bisa" Norviel membuka pelindung cahayanya.
"hoyyy…heh..asap..kemarilah" Norviel memancing Leviathan mengejarnya, Ace menyiapkan diri dan mengurung Leviathan tanpa cela dan menahan Ray dengan rantai titanium.
"wih berhasil" Norviel senang.
"lebih baik kau sadar kan Ray, aku sangat sulit menahannya.." Ace menahan gerakan Ray.
"jangan Rusak barang-barangku!!!" Ray kesal.
"wah sempat-sempetnya mikir barang" Norviel yang tadi jalan ke arah Ray jadi berhenti, Ace langsung mengikat tubuh Ray dan menghindari tas Ray karena isinya leptop sama ponsel.
"cepetan!!!!" Ace kesal karena sulit menahan Ray yang mengamuk.
"AAAAAKKKKK!!!!" teriakan Ray saat Norviel membuat segel cahaya di sekitar Ray, "yosss" Norviel langsung menyentil jidak Ray terbentuk sebuah segel yang menahan kekuatan kegelapan, itu membuat Ray langsung ambruk dan di tangkap Norviel.
"akhirnya" Ace tenang, "bawa dia ke kamar, aku akan menelfon kepolisian" Ace mengambil ponselnya dari saku celananya.
"baik" Norviel mengerti dan membawa tubuh Ray ke kamar.
"untuk aja Cuma retakan doang…" Ace menatap sebuah retakan yang hampir membelah Manor Marlen.
Manor Winter, "kau sudah membunuh Nona Marlen,
"Cel?" tanya Jhon yang melihat Quil dan Cel pulang.
"ya…" Cel dingin, 'maafkan ayah nak..' Batin Cel sedih, sebenarnya Cel menyayangi Ray seperti anaknya sendiri tapi karena perintah dari Jhon, Cel tidak bisa melakukan apapun karena kendali penuh pemimpin Winter.
Alam bawah sadar Ray, "entah kenapa aku ingin tau soal kebenaran.." Ray melihat gelembung air.
"kau serius ingin tau kebenaran?" tanya Leviathan serius.
"ya..serius,…aku ingin tau apa yang terjadi waktu itu, waktu aku lahir…" Ray dengan tatapan kosong.
"baiklah…aku akan menunjukannya padamu" Leviathan bergerak mendekat di ikuti cahaya terang yang mengubah semuanya menjadi ruangan.
"Ini di mana?" Ray bingung sambil melihat ruangan dengan wujudnya yan tembus.
" lihat lah..kau akan mengerti" Leviathan dengan ukuran kecil berada di bahu Ray.
"apa..aku harus menikahi Mira?!" Cel kaget.
"ya Cel..kau harus mengontaminasi darah keturunan Knight terakhir" Jhon berbicara ' ini…' batin Ray kaget.
"enggak..aku sayang Mira, aku enggak mau karena aku dia harus memiliki anak setengah keturunan Winter!!" Cel tidak setuju dan menegaskan kata-katanya.
"Kelvin Allen Winter…" Jhon seperti mengayunkan tangannya dan mengepalkan tangan dengan cepat, membuat Cel sulit bernafas [jadi cara itu di lakukan untuk membuat seorang winter mematuhi perintah],'kenapa…kau peduli?' batin Ray melihat kejadian di depan matanya, Cel mengalami tekanan darah yang cepat karena jatung nya memompa darah dengan sangat cepat seperti orang terkena serangan jantung.
"dengarkan aku…"Cel ambruk sambil memegang dadanya dan menatap Jhon.
" dia musuh kita!!! " teriakan Jhon.
"jangan terlalu peduli…" Jhon melepas kepalan tangannya membuat Cel bisa bernafas lega.
"berjalan kesana " perintah Leviathan menatap cahaya terang.
"em..baik" Ray berjalan ke cahaya terang, time skip 1 tahun.
"maaf Mira.." Cel berbicara sangat lembut, Cel tidak suka bersandiwara menjadi orang yang jahat di depan orang yang dia sayangi, 'apa aku harus mabuk dan judi…' batin Cel berfikir, '..Mira, seharusnya kau bersama laki-laki yang lebih layak dari aku' batin Cel merasa bersalah dengan di kelilingi botol alqohol di sekeliling nya.
"papa.." terlihat balita menghampiri Cel, Cel langsung menggendong balita itu.
"Ray…kau anak yang kuat, kau harus bisa menjadi tangkuh..cerdas..dan bijaksana " Cel mempertemukan keningnya dengan kening balita itu.
" meskipun ayah tau…kamu akan membunuh ayah, ayah mau kamu membunuh ayah di saat kamu bener-bener membenci ayah…" Cel memangis.
"aku sangat menyayangimu sebagai anakku..maaf kau setengah keturunan Winter karena ayah " Cel menangis pecah.
"bohong..enggak mungkin dia..baik" Ray enggak terima Cel sebenarnya menyayangi ibunya dan dirinya.
"itu kenyataan Ryon.." Leviathan menegaskan.
"Bohong!!!..enggak mungkin!!!" tegas Ray.
"Ryon..dengarkan aku, semua yang kau lihat jahat, bukan berarti jahat" Leviathan menyadarkan Ray.
"tidak..beda kasus dengan nya" Ray masih bersih keras menggap Cel jahat.
"Ryon..ornag jahat memiliki alasan kenapa dia menjadi jahat, kebanyakan penjahat adalah orang baik yang di sakiti atau di manfaatkan " Levithan menjelaskan dengan tegas.
"ku bilang..berbeda kasus dengannya" Ray masih keras kepala.
"Ryon…kau harus menerima jika ..Cel lah yang membawa mu pergi saat kejadian ibumu di bunuh Jhon" Leviathan langsung mengubah ruangan menjadi tempat kejadian itu.
"enggak..enggak mungkin" Ray tidak menyangka jika Cel yang membawa Ray keluar dari rumah itu, "nah..ikut ayah yah" Cel menggendong Ray lembut dan membawa nya pergi.
"enggak!!!" Ray kesal, "itu kenyataan ,Ryon" Leviathan tegas.
" Cel melindungimu…dan Mira tau …" Leviathan menjelaskan, "tau apa?" Ray kesal.
"Cel..dan Mira memang sepaket membawa mu ke London…agar di didik oleh Zeck Zeal Ainsworth, karena mereka tau jika Zeck terlalu kasihan untuk meninggalkan bocah sebatang kara hidup sendirian ..meski Zeck tau konsekuensi nya saat dia melakukan itu" Leviathan menjelaskan membuat Ray tambah tidak percaya.
"enggak, enggak mungkin…" Ray kesal.
"ak-"
" aku tidak akan memaksamu percaya…" Leviathan menghela nafas Panjang.
"tapi bukti sudah kamu lihat…jadi..tergantung padamu" Leviathan cuek.
"tapi aku ingin tau kenapa kau memberitauku soal ini,?" Ray ingin tau.
"soal…Cel?.." Tanya lagi Ray.
"kau bilang ingin tau kebenaran, dan Cel terlibat, mau tidak mau kau akan tau kebenaran soalnya diri nya" Leviathan menjelaskan.
"hah..baik jangan di lanjutkan" Ray menolak melihat lebih jauh, "ya terserah.." Leviathan membuat Ray terbangun dari pingsannya.
"kau baik-baik saja " Norviel bangkit dari kursinya dan menatap Ray dengan panik.
"yaaa…" Ray dengan nada yang malas sambil mengusap matanya.
"kau kenapa?" Norviel khawatir.
"a..engga-enggak.." Ray menatap Norviel.
"di mana Ace? Udah pulang?" Ray mengganti topik.
"tidak dia mengurus para polisi" Norviel duduk di kasur sebelah Ray.
"oh.." Ray masih memikirkan apa yang dia lihat.
"mau makan?" Norviel menawarkan makanan.