Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 8 - The Last Prince : Excalibur Part 7 (Bertemu)

Chapter 8 - The Last Prince : Excalibur Part 7 (Bertemu)

" hem..baiklah" Ray memberikan tas nya pada Noel, "hey jangan pergi" ucap orang ke 2 Winter ingin memukul Noel tapi Noel berteleportasi lebih cepat.

" maaf tapi, Dewa tidak boleh terlibat perkelahian manusia" Noel berkata sambil duduk di atas pohon.

"hah..kau dewa, jangan bercanda" ucap para Winter tidak percaya, terlihat Noel mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.

"uw..gimana kalo sekarang" Noel dengan kepala yang memutar membuat Ray takut bahkan 6 Winter itu juga, 'eh…makasih deh' batin Ray memiliki kesempatan kabur.

"Hoi..jangan lari" Winter nomer 3 Soel Winter mengikat Noel dengan sihirnya.

" yang benar saja" Ray menatap ke atas menatap (Ice) Winter yang bertubuh besar bahkan tambah besar, 'sial…pengguna penguatan otot' Batin Ray menahan serangan menggunakan pedang Key Of Knight, 'be-rat!!!!' Batin Ray langsung sekuat tenaga mendorong pedang Key Of Knight yang menahan serangan Ice Winter.

"tubuhmu…kecil tak kusangka kau bisa menahan seranganku" Ice Winter dengan tinggi 10 meter, 'perasaan tadi dia…enggak sebesar ini' batin Ray melihat tubuh Ice Winter tambah membesar, 'baiklah..fokus' batin Ray dengan tatapan tajam sambil melepas kacamatanya di ikuti dengan kekuatan kegelapan yang aktif mengintarinya, 'sakit…'batin Ray di ikuti dengan kekuatan kegelapan 20%, Ray langsung menebas ke arah Ice Winter dan dia terjatuh.

"aku akan membantumu" Soel Winter membuat baju zira untuk Ice Winter, terlihat ada 4 orang lagi menyerang Ray, ' sial 6 lawan 1 ' batin Ray melawan 4 orang dan juga Ice Winter, dan terlihat Ray terpental karena pukulan Ice Winter.

"wah..sepertinya aku harus panggil Norviel" Noel seperti membuat spirit phoenix.

"jangan libatkan Viel" Ray bangkit meskipun dengan luka parah.

"kau butuh bantuan, Ryon..jangan memaksakan diri" Noel dengan nada tegas.

"aku tidak mau Viel terluka" Ray mengelap lukanya dan malah di hantam lagi oleh orang yang memiliki kekuatan yang sama dengan Ice Winter ya itu Nio Winter.

"ugh!!" Ray kesakitaan saat di hantam lagi, tiba-tiba saja Ice terbelah menjadi beberapa bagian.

"kau itu..jangan memaksakan diri" Norviel sambil memegang sabitnya, yang penuh darah.

" Viel!" Ray menatap seorang Winter yang menyerang Norviel dari belakang dengan santai menggunakan sambitnya menebas leher seorang Winter dengan keadaan dia masih membelakangi Winter.

" apa..santai aja kali" Norviel dengan tatapan sikopat mencicipi darah Winter.

"iuh..darah keluarga Winter tidak enak..pahit, enakan warga sipil" Norviel memang harus meminum darah lawannya agar bisa mengisi staminanya.

"ngapain di minum coba?!" Ray kaget sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya, "ini untuk stamina" Norviel jujur.

"yuk sisah 4" Norviel menyemangati Ray

"aku merasa tubuhku sedang pemulihan" Ray bertarung dengan 2 Winter.

"wajar itu " Norviel menjawab sambil memutar Sabitnya karena bertarung dengan Ice yang memakai baju zira yang terbuat dari sihir kegelapan, tiba-tiba saja ada sebuah pedang besar yang terbuat dari Titanium yang menyerang Ice membuat Ice sulit menahan serangan nya.

"maaf aku lama" Ray melihat orang itu, 'di-dia yang di Minimarket waktu itu..!!!' batin Ray menatap horror ke orang itu

."wah Ace…sejak kapan kau punya kekuatan itu?" Tanya Norviel kepo sepertinya mengenal Ace.

"baru kemaren" Ace menggerakan beberapa pedang besar yang terbuat dari titanium menyerang 4 Winter tersisah.

"oya Ray..kenalin dia Ace Gerlado Ethan" Norviel memperkenalkan Ace, 'dia-dia keluarga Ethan yang di kenal Miliarder dan juga kemampuan tempur perang…, tapi Ace..Ace Gerlado Ethan..pasukan tentara internasional tim Alpha dan bergerak secara rahasia' Batin Ray pernah membobol biodata Ace yang di lindungi sistem.

"Ray Milandre Marlen atau Ryon Lawrence Knight..salam kenal" Ace menatap dengan tatapan dingin.

"ya..salam kenal" singkat Ray.

"wih..jadi kulkas" Norviel melihat Ray dan Ace bersamaan yang memiliki sikap dingin, bahkan cuek.

" terus kita apakan mereka?" Norviel melihat semua Winter terbunuh.

" biar aku kuburkan mereka" Noel muncul lagi sambil meletakkan tas Ray di samping Ray.

"mau kau apakan?" Ray bertanya, "hanya mengantar mereka kepintu mereka" Noel dengan kekuatan nya mengangkat 6 mayat Winter sendirian dan pergi entah kemana.

"kalau begitu aku undur diri" Ace ingin pergi, "eh..bentar kita bertiga save-save nomer dulu biar bisa chat" Norviel memberi saran.

"baiklah.." Ace mengeluarkan ponselnya di ikuti Norviel dan Ray.

"bikin grup segala lagi" Komplen Ray.

"biarkan saja aku tak masalah" Ace memasukkan ponselnya.

"hati-hati ya.." Norviel menepuk bahu Ray.

"jika kau butuh bantuan..aku akan datang" Ace dingin.

"hem…aku juga" Norviel dengan semangat mengatakan itu.

"Seharusnya di sini" Ray menatap sebuah manor dengan bertuliskan 'Manor Marlen', Ray memencet tombol.

"sudah ada janji?" tanya penjaga di spekerm.

"belum" Ray dingin.

"maaf anda harus membuat janji" penjaga itu tegas, ' terus ngapain?' batin Ray bingung.

"bilang saja ingin bertemu Liya Milandre Marlen dan kenalkan dirimu" Leviathan memberi saran.

"huh…baik" Ray menyiapkan dirinya dan menekan tombol lagi.

"saya Ray Mirlandre Marlen ingin bertemu dengan Liya Milandre Marlen" Ray dengan tegas, di kemanana Manor Marlen.

"Nona…Liya ada yang ingin bertemu dengan Nona dan namanya adalah Ray" penjaga menghampiri seorang Wanita dengan rambut coklat dan mata abu-abu, "a-apa…Ray..Ray Milandre Marlen?!" Kaget Wanita itu bernama Liya, 'apa mungkin?...Ray?' Liya berjalan menuju keamanan Manor Marlen.

"apa rambutmu berwarna putih?" Tanya Liya di mixrofon sambil melihat cctv.

"ya..tentu rambutku memang putih" Ray membuka rambut palsunya yang berwarna coklat.

"ma-matamu…" Liya kaget melihat cctv, Ray menghapus ilusi warna matanya dan terlihat berwarna hijau zambrut.

"buka pintu gerbangnya" Liya meneteskan air matanya.

"Ray!!!!" Liya memeluk Ray saat Ray masuk Manor.

 

"i..iya tante" Ray kaget.

"kau baik-baik saja ya…hiks" Liya menangis.

"tante…" Ray panik karena Liya menangis.

"Tante bahagia karena kamu..selamat, Tante berjanji pada Mira bahwa tante akan menjaga Ray..tapi tante tidak tau kenapa kamu bisa sampai ke London…tapi yang terpenting kamu baik-baik saja.." Liya memang menyayangi Ray seperti anaknya sendiri.

 

-Kilas Balik-

 

"ya…yaampunnn!!! Miraaa!!" Liya panik melihat tubuh Mira tanpa kepala.

"yaampun" Liya panik dan menelfon ambulan dan juga polisi.

" pak..tolong cari anak berambut putih dan mata berwarana hijau zambrut namanya Ray Milandre Marlen" Liya berbicara pada polisi dengan nada yang panik.

" baik bu..segera saya cari" Polisi itu mengerti dan menggerakan pasukan.

"ya ampun Mira…" Liya menangis seduh,' kenapa aku kehilangan dua orang secara langsung' Batin Liya ambruk di depan makan Mira.

"Mira..kenapa kau meninggalkanku dengan cepat?..padahal aku sudah bilang aku tidak percaya Thon dengan marga keluarga Elino Luciosa, dan aku sudah tau jika di Allen Winter…" Liya merasa itu kesalahannya.