Chereads / The Last Prince - Earth Book 2 / Chapter 7 - The Last Prince : Excalibur Part 6 (Kebenaran)

Chapter 7 - The Last Prince : Excalibur Part 6 (Kebenaran)

" Ryon, Norviel ikuti saya " Robert berjalan di ikuti Ray dan Norviel ke suatu tempat di belakang kastil Knight, 'makam…tunggu' batin Ray berhenti membuat Norviel melihatnya.

"oi..kau kenapa?" Norviel memegang bahu Ray.

"Ray..dunia pada Ray!!" Norviel berteriak, tapi hasilnya Nihil Ray fokus melihat makan yang bertuliskan ' Marry Lawrence knight…The Strategics' Ray terdiam menghampiri makam dengan batu nisan bertuliskan itu, Hatinya hancur dia tak bisa menahan rasa kehilangan lagi 'a-aku..sudah kehilangan Kak Zee…ku pikir ibu…' Batin Ray ambruk di makam ibunya.

"Norviel sepertinya kita harus pergi" Robert tau jika Ray butuh waktu sendiri.

"em..baiklah " Norviel mengerti dan mengikuti Robert pergi meninggalkan Ray.

"i-ibu.." tangis nya pecah Ray tidak bisa menahan tangisnya tatapan nya kosong hanya melihat batu nisan yang bertuliskan ibunya.

"kenapa selalu terjadi padaku?, kenapa harus aku?..kenapa!" Ray menangis menundukkan kepalanya, 'kenapa aku harus kehilangan?…kenapa?, kehilangan ibu yang ku sayangi!!!, kehilangan cinta pertamaku!, kehilangan orang yang ku anggap keluargaku..???! kenapa!!!…' batin Ray menangis deras, membayangkan orang-orang yang pergi meninggalkannya sendirian.

"i-ibu tau…aku sangat menyayangi ibu, aku ingin ibu melihat ku tumbuh..tumbuh besar seperti anak yang lain..aku iri..aku iri…di saat lomba anak-anak yang lain di semangati ibu mereka..sedangkan aku, aku tidak ada yang menyemangatiku…tidak ada sosok ibu yang menemaniku tumbuh.." Ray menangis membuka kacamatanya.

"ibu tidak tau ya..anakmu ini menang lomba sanis internasional dan aku paling muda, aku ingin sekali merasakan pelukan ibu waktu itu…tapi aku sadar, ibu sudah tiada..bahkan orang yang merawatku sampai aku berusia 12 tahun meninggalkanku agar aku aman…dan aku..kehilangan 2 orang yang ku anggap keluargaku….bu Grecia…..pak Edward..gimana gabar kalian..aku rindu saat kalian bersamaku…aku selalu sendirian dan kalian ada untukku…sekolah tidak akan sama tampa kalian…." Ray memangis.

"apa waktu bisa di ulang…aku ingin..ingin sekali memegang wajah ibu untuk terakhir kalinya.." Ray mengingat kejadian ayahnya meninggalkan nya saat umur nya menginjak 1 tahun.

" kenapa..?, kenapa ayah meninggalkan kita bu?, Ray enggak tau kenapa ayah meninggalkan kita waktu itu..karena aku masih kecil..terlalu kecil…" Ray ingin tau alasan ayahnya meninggalkannya.

"aku…masih berfikir apa ayahku masih hidup atau tidak.." Ray duduk dan menatap langit sore, "Leviathan..apa alasan ayahku meninggalkanku.." Ray bertanya kepada Leviathan dengan tatapan kosong. 

"Kau serius ingin tau, Ryon?" Leviathan ingin Ray siap menerima kenyataan.

"ya…aku serius" Ray memakai kacamatanya.

"ayahmu…pemabuk dan kamu adalah anak yang di hasilkan dari hubungan gelap, dan juga..ayahmu adalah keturunan Winter itu alasan kenapa ayahmu meninggalkanmu…" Leviathan menjelaskan.

"nama..keluargaku dari siapa?" Tanya Ray tegas, "itu nama keluarga dari tantemu…" jelas Leviathan membuat Ray bangkit dari duduknya di tanah.

" kau tau…kau tau mereka di mana?" tanya Ray dingin.

" mereka tinggal di Britania Raya " Leviathan menjawab dengan malas.

"kapan peperangan itu terjadi ?" tanya Ray lagi.

" masih sekitar seminggu lagi, karena itu waktu yang pas saat batu The Timeless berkerja dengan sempurna…" Leviathan menjelaskan lagi.

"The Timeless sepertinya aku pernah membacanya di buku itu, leonting yang berisi kekuatan waktu yang kuat, mempercepat dan memperlambat waktu..membuat penggunanya hidup abadi dan awat muda…" Ray menatap langit.

" kau…mau langsung menghampiri mereka? " Tanya Leviathan.

"Ya..aku punya waktu seminggu…dan aku masih bisa bertemu dengan tanteku itu untuk tau kebenaran soal keluargaku…dan mencari tau tentang ayahku…" Ray berjalan masuk Kastil.

"terserah kau saja.." Leviathan merespon dengan Malas.

"eh..mau kemana?" Norviel melihat Ray membawa tasnya.

" aku harus pergi..kau pulang saja Viel" Ray dengan nada dingin.

" kenapa ?aku ingin ikut" Norviel keras kepala.

" jangan..aku hanya ingin meluruskan keluargaku yang rumit" Ray dengan tegas membuat Norviel bukam.

" sebentar…kau harus ikut aku" Robert membawa Ray ke tempat pedang Key Of Knight berada.

" pedang itu" Ray menatap pedang Key Of Knigh.

" pedang itu hanya bisa di pakai oleh The First Princess dan The Last Prince ya itu kamu..Ryon" Robert berbicara di ikuti Ray yang menyentuh pedang Key Of Knight, pedang itu langsung menjadi logo yang berada di tangan kirinya.

"berhati-hatilah.." Robert menatap kepergian Ray bersama dengan Norviel.

" kalo begitu aku pergi…terimakasih makananya Tuan Harperwood…aku berhutang budi" Norviel berbicara dengan lembut dengan tubuhnya yang berubah menjadi cahaya kecil yang terbang meninggalkan Robert sendirian.

"kalian berdua…terikat.." Ucap Robert saat menutup pintu kastil.

"Kakek..tumben kau di sini ngapain? " Naki menatap orang berambut putih bersih dengan mata yang satunya berwarna Merah darah dan yang satu lagi putih bersih dengan tinggi 179 cm dan terlihat berumur 17 tahun.

"a…kau tau aku benci berpindah-pindah tapi ya mau gimana tugasku satu negara dan aku harus mengawasi setiap negara" Noel orang berambut putih bersih dengan mata yang satunya berwarna Merah darah dan yang satu lagi putih bersih itu duduk di jurang.

 "oya..kau bilang anak yang namanya Ryon itukan…" Noel memulai topik.

"ya..ada apa dengan anak itu?" tanya Naki dingin.

" aku merasakan sekarang dia sedang di bus menuju Britania Raya" Noel menatap langit.

"mencari tau soal keluarga ya…" Naki tau alasan Ryon, " jaga anakmu..aku tidak mau terlalu menganggu" Noel dengan suara Cuek.

'masih jauh' Batin Ray di dalam bus.

"hem..hati-hatilah aku merasakan Aura keluarga Winter" Leviathan menegur Ray.

" di mana?" Ray bertanya ke Leviathan sambil melihat sekitar dengan jeli.

" di belakang…" Leviathan menjawab dengan nada cuek, " Di depan ada…hati-hatilah" Leviathan merasakan aura Winter.

"bisa kau menutupi auraku?…" Ray melihat orang di belakang dengan pantulan kaca sambil melihat ponselnya, '3 orang di belakang' batin Ray melihat bantulan dari kaca.

"mereka tau kau, dan Auramu sudah ku tutupi dari tadi hati-hati lah…" Leviathan membant.

" kekuatan keluarga Winter apa?" Ray bertanya ke Leviathan.

" sihir hitam dan penguatan otot…" Jawab Leviathan, 'hem..minimal..aku lagi enggak bawa leptop sama ponsel kek' Ray tau bakal terjadi pentempuran, dan ternyata benar ada ledakan besar membuat bus yang di tumpangi Ray terbalik, 'wah bener-bener' batin Ray mengamankan Laptopnya bahkan Ponselnya.

"memang..deh Ryon Lawrence Knight..lebih mementingkan barang-barang ketimbang dirinya" 1 orang bertubuh besar melangkah mendekati Ray yang keluar dari bus yang terbalik penuh api.

"ayolah..aku membeli barang dengan uang..bukan dengan selembar daun" Ray bangkit sambil memakai tasnya, " biar aku bawa tasmu…" Noel langsung muncul di samping Ray membuat Ray menatapnya kaget.

"siapa kau!!!" Ray panik.

" nanti juga kau tau" Noel ramah.

"em..baiklah..kita baru bertemu ja-"

"berikan saja..dia baik" asap hitam mengelaurkan suara Naki membuat Ray menatap Noel.