Chereads / Reinkarnasi Di Dunia Game / Chapter 6 - Ketiga Saint Berkumpul

Chapter 6 - Ketiga Saint Berkumpul

Di tengah hutan terdapat sebuah rumah yang indah dengan pemandangan eksotis, di rumah itu dikelilingi oleh taman bunga dengan berbagai jenis bunga yang indah dan beragam warna.

Saat ini tiga wanita cantik sedang duduk di taman sambil menikmati secangkir teh, aura yang dikeluarkan oleh ketiga wanita itu sangat tidak bersahabat, seseorang akan langsung lenyap hanya dengan mendekati mereka bertiga.

"Maya, aku menginginkan muridmu" ucap seorang wanita berambut abu-abu yang memiliki telinga runcing dan panjang, namun tidak sepanjang telinga milik ras Elf, dia memakai gaun bangsawan berwarna putih.

Hanya dengan kata-kata itu saja memicu niat membunuh dari Maya, niat membunuh itu membuat udara kosong di sekitarnya retak, bahkan tanaman di sekitarnya mendadak menjadi layu.

"Ara..ara..Maya, aku hanya bercanda saja" ucap wanita itu sambil mengangkat kedua tangannya.

"Riska, lebih baik kamu jangan pernah bercanda tentang muridku, bila kamu melakukan lagi, aku mungkin akan melupakan pertemanan kita dan akan membunuhmu"

"Ara..ara..aku sangat takut sekali" meskipun dia berkata begitu, namun dari raut wajahnya tidak mencerminkan rasa takut sama sekali, malah senyuman menawan muncul di bibirnya.

'Cih, wanita ini benar-benar memiliki mata yang sangat merepotkan' pikir Maya dengan kesal.

Riska Alberona adalah seseorang yang memiliki kekuatan setara dengan Maya, dan Riska memiliki mata yang bisa melihat sejauh 2 kilometer dengan jelas, kekuatan itulah yang membuatnya sangat diwaspadai bahkan pada seseorang yang memiliki kekuatan Saint, saat dia mengeluarkan potensi kekuatan sesungguhnya bisa melihat sejauh 5 kilometer dengan jelas.

Sebagai sesama mantan anggota putri perang, Riska dan Maya sudah lama kenal satu sama lain, dan hubungan mereka sangat baik.

"Bisakah kalian berdua bersikap lebih serius" ucap wanita cantik Elf, dia memiliki rambut berwarna perak dan pupil mata berwarna emas, dia memakai gaun berwarna hitam yang kontras dengan kulitnya yang berwarna putih salju.

"Meskipun kita sudah lama tidak bertemu, sifatmu masih sama seperti biasanya, kamu tidak berubah sama sekali, Minerva"

Minerva hanya menatap Riska dengan kesal tanpa membalas perkataannya.

"Hem, aku mendapatkan berita bahwa sebuah organisasi baru telah terbentuk dan akhir-akhir ini mulai bergerak aktif"

Ada alasan lain yang membuat Riska sangat diwaspadai oleh orang lain, dia memiliki koneksi yang sangat luas, dan memiliki pengaruh yang sangat luar biasa.

"Apa tujuan mereka?"

Sebagai seseorang yang sering menjelajahi seluruh dunia, berita ini sangat berarti bagi Minerva.

"Aku tidak tahu tujuan mereka yang sesungguhnya, namun mereka mengumpulkan bakat-bakat langka"

Maya yang tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan antara Riska dan Minerva, tiba-tiba mengerutkan keningnya dengan tidak senang.

"Ada apa Maya?" Minerva menatap Maya dengan bingung.

"Ara..ara...kamu pasti mengkhawatirkan muridmu? Maya kamu seharusnya tahu bahwa muridmu tidak mungkin terjadi apa-apa"

"Dia adalah cucu kesayangan dari jendral bencana"

"Bahkan aku sendiri tidak yakin bisa melawannya"

Ucapan Riska cukup membuat mereka berdua terkejut, karena dia tipe orang yang sombong, sangat jarang memuji orang lain.

POV : Agares

Setelah memberikan ciuman selamat tinggal pada guruku, aku langsung berlari pulang, dan aku disambut oleh Reina yang menungguku di depan pintu mansion.

"Selamat datang tuan, haruskah saya menyiapkan makanan untuk anda sekarang"

"Reina, aku sudah bilang kepadamu kan, bahwa kamu bisa memanggilku Agares saat kita sendirian"

"T-tapi, aku aku.."

"Ayo katakan sekarang juga"

"Aga-agares"

Saat dia baru saja mengucapkan namaku dengan lantang, sebagai penghargaan atas usahanya aku menepuk kepalanya dengan lembut, dan langsung membuat wajahnya memerah karena malu.

"Ahh, tidak adil bila hanya Reina yang ditepuk kepalanya, aku juga ingin ditepuk oleh tuan" suara Amelia terdengar dari belakang Reina.

Dan disamping Amelia terdapat Tania yang sedang menatapku dengan tatapan tidak senang, untuk Sasa dan Indri mereka sedang ada kegiatan belajar dengan Tasya, mereka berdua belajar untuk menjadi seorang pelayan yang sempurna untuk diriku, sifat dedikasi mereka berdua membuat ibuku terkesan.

"Bagaimana pelatihan kalian berdua?" Aku berkata sambil menatap Amelia dan Tania, untuk mereka berdua belajar dari Tera.

Tera adalah seorang kepala pelayan dari mansion pendragon, dia biasanya yang membantu pekerjaan ibuku, dia meringankan beban ibuku menangani wilayah pendragon.

"Kami melakukan yang terbaik, tuan!, bahkan Kak Tera memberi kami pujian" Amelia berkata dengan senyum senang.

"Itu benar" ucap Tania sambil membusungkan dadanya.

"Itu bagus "

Lalu aku menepuk kepala Amelia dan Tania dengan lembut, dan wajah mereka berdua memerah karena malu, setelah itu aku menyuruh mereka untuk menyiapkan air hangat untukku, setelah latihan paling enak mandi dengan air hangat, dan setelah itu aku makan siang bersama kedua saudara perempuanku, lalu aku pergi ke tempat ibuku.

Mengetuk pintu dan lalu masuk, aku melihat ibuku sedang minum teh, dia melihat ke arahku dan tersenyum

"Agares, ada apa?, apa kamu butuh sesuatu?"

"Ibu, aku ingin pergi ke kota, ada sesuatu yang ingin aku beli"

"Baiklah, ajak Tasya bersamamu"

"Baik ibu"

***

Dengan kesal seorang pemuda membanting minuman di depannya, terdengar bunyi gelas pecah yang menarik perhatian para pengunjung kafe tersebut, namun mereka langsung mengabaikannya dan bertindak tidak mendengarnya, karena mereka takut terimbas amarah dari pemuda tersebut.

Sebenarnya mereka tidak takut kepada pemuda tersebut, lebih tepatnya mereka takut pada identitas pemuda itu dan seorang lelaki paruh baya memakai baju pelayan berdiri disamping pemuda tersebut.

Aura yang dipancarkan oleh pria paruh baya tersebut ialah Grandmaster tingkat rendah, dengan kekuatan tingkat tersebut seseorang biasanya menjadi orang yang sangat berpengaruh dan di hormati, dan dengan tingkat kekuatan seperti itu dia hanya menjadi seorang pelayan bagi pemuda tersebut, bisa dibayangkan identitas pemuda itu sangat istimewa.

"Sialan, seorang putri dari kerajaan kecil berani sekali dia menolakku, dia pikir dia siapa" ucap pemuda tersebut sambil membanting makanan yang secara kebetulan mengarah pintu, dan secara kebetulan yang sama Agares dan Tasya sedang memasuki kafe tersebut, saat makanan itu hampir mengenai Agares, dengan refleks dia menghindar ke kiri sambil menarik tangan Tasya.

PYAAR....

Piring beserta makanan hancur dilantai, Agares mengerutkan keningnya, dan niat membunuh Tasya bocor, auranya berhasil dirasakan pria paruh baya tersebut.

Wajah pria paruh baya tersebut mendadak menjadi pucat.

'Siapa bocah ini, dan kenapa seorang Saint bisa berada di sini'

Saat pria paruh baya itu panik dengan situasi yang tidak terduga.

"Hei nak, kamu seharusnya tidak menghindar dari piring yang aku lemparkan kepadamu, seharusnya kamu diam saja dan merasa terhormat karena aku melemparkan piring kepadamu" ucap pemuda itu dengan nada kesal dan arogan, dia berjalan mendekati Agares yang saat ini dengan tenang menatap pemuda tersebut.

Ketenangan Agares membuat rasa tidak senang pemuda itu bertambah, sebaliknya dengan pria paruh baya itu, ketenangan Agares membuatnya bertambah cemas, dengan cepat dia menyusul pemuda tersebut dan berdiri disampingnya, dia membungkukan badannya dan berkata.

"Maaf, ini hanyalah kesalahpaham, saya mohon agar anda berdua untuk tidak memasukkan ke hati atas perkataan tuan muda saya"

'Pangeran, wanita itu seorang Saint' pria paruh baya itu mengirim sihir telepati kepada pemuda tersebut.

Saat mendengar itu, mata pemuda tersebut bergetar.

Agares hanya mengangguk ke arah pria paruh baya itu dan berjalan melewati mereka berdua, dia berjalan menuju meja bar.

Tasya tidak bergerak di tempatnya selama 1 menit sambil menatap pemuda dan pria paruh baya itu dengan tatapan mematikan, setelah itu dia berjalan menyusul Agares.

"Kalian berdua beruntung, bila tubuh tuan mudaku tergores sekecil apapun, kalian berdua akan mati" perkataan Tasya tidak pelan, namun hal yang aneh tidak ada orang lain mendengar perkataannya selain mereka berdua.

Tubuh pemuda itu bergetar tidak terkendali, dan keringat dingin membasahi punggung pria paruh baya tersebut.

"Hanya seorang pangeran, namun kesombongannya melebihi seorang kaisar, aku benar-benar ingin membunuhnya" ucap wanita cantik Berambut emas dan pupil mata berwarna biru, dia memakai baju pelayan, meskipun dia berdiri dengan bangga di keramaian kota, tidak ada seorangpun yang memperhatikannya, atau lebih tepatnya tidak bisa melihat keberadaan wanita cantik tersebut.

Wanita ini ialah Tera, dia adalah kepala pelayan sekaligus pengawal kegelapan, dia ditugaskan oleh nenek Agares, tugas utamanya menjaga keselamatan Agares, dan Tasya menjadi asistennya.

Dia menyayangi Agares seperti keluarganya sendiri, dia akhirnya merasa lega karena melihat pertumbuhan Agares yang akhir-akhir ini membuatnya senang dan bangga.

Tera mengayunkan jarinya di udara kosong, dan sebuah luka tebasan muncul di punggung pemuda tersebut.

"Arggghhh"

Pemuda tersebut berteriak kencang, namun hal anehnya, tidak ada yang merespon teriakan pemuda tersebut di tengah keramaian kota kecuali pria paruh baya tersebut.

"Pangeran, apa yang terjadi pada anda" pria paruh baya itu berbicara dengan cemas dan saat dia melihat luka dipunggung tuan mudanya, dia dengan tergesa-gesa menyalurkan Mana'nya untuk menutup luka tuan mudanya, sayangnya luka itu tidak bisa sembuh.

Pria paruh baya itu menambahkan Mana yang dia gunakan untuk mengobati luka tuan mudanya, namun masih tidak berpengaruh pada luka tersebut.

"Percuma saja" sebuah suara wanita menawan, namun membawa getaran niat membunuh, dengan waspada pria paruh baya itu menatap seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Meskipun wanita di hadapannya cantik, muka pria paruh baya itu menjadi pucat saat melihat wanita di hadapannya, karena dia bisa merasakan bahwa wanita di hadapannya memancarkan aura permusuhan dan kebencian.

Pria paruh baya itu menggertakkan giginya dan berdiri di depan tuan mudanya.

"Maaf, apa kita memiliki sesuatu permusuhan?"

"Tidak, namun pangeranmu hampir membuat tuan mudaku terluka"

Saat mendengar itu, wajah pria paruh baya itu bertambah tegang.

'Wanita ini pasti pengawal dari anak laki-laki tadi'

Seolah-olah dia mendengar isi pikiran pria paruh baya tersebut, Tera berkata dengan percaya diri "Kamu benar"

Klik

Tera menjentikkan jari tangannya, dan kedua tangan pria paruh baya itu terputus.

Pria paruh baya itu jatuh berlutut dan berteriak kesakitan "Arggghhh"

"Lebih baik kalian pergi sejauh mungkin dariku atau aku akan membunuh kalian berdua"

Dan pemuda itu sudah lari menjauh dari Tera, meninggalkan pria paruh baya itu, sambil menggertakkan giginya pria paruh baya itu berlari mengejar pemuda tersebut.

Dari awal sampai akhir kejadian tersebut, orang-orang di sekitarnya tidak menyadari hal tersebut, dan orang-orang sekitarnya melakukan aktivitas biasanya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Tera, kenapa kamu tidak membunuh mereka?"

Tasya tiba-tiba muncul di belakang Tera dengan cemberut.

"Masalah ini akan membesar bila aku membunuh mereka, apalagi aku tidak ingin masalah ini terimbas kepada tuan muda" ucap Tera sambil memainkan sebuah gelang yang sederhana berwarna biru.

"Hem, kamu benar" ucap Tasya sambil menatap gelang tersebut dengan tatapan iri, dia tahu bahwa gelang itu hadiah pemberian dari tuan muda.

Setelah membeli es krim yang sangat populer, Agares dan Tasya kembali pulang ke mansion.

***

Aku menghabiskan waktuku berlatih dengan guruku dan saat sedang waktu luang aku akan bermain dengan kedua saudara perempuanku, pada saat itulah ibuku memberitahu kami sebuah berita.

"Seminggu dari sekarang kita akan berangkat ke ibukota untuk upacara ulang tahun putri Teresia"

Mendengar ini aku merenung, Teresia adalah salah satu heroine yang sangat susah di dapatkan.

Dia memiliki garis darah penguasa, dan ditakdirkan menjadi seorang Ratu, dia memiliki kepribadian dan kecantikan yang sangat cocok untuk menjadi pemimpin.

Dia selalu melindungi rakyatnya dan kejam terhadap musuhnya, dan dia memiliki sifat sadis yang ia sembunyikan.

Dan dia memiliki keinginan rahasia untuk dilecehkan dan dipandang rendah oleh seseorang, inilah yang menjadi alasan tersulit untuk menaklukkannya.

Sebagai putri dengan garis darah penguasa, harga dirinya terpampang di tulangnya, jika ada orang yang meremehkannya, sebaiknya kamu bersiap balasan darinya yang bisa membuatmu berujung kematian.

Bahkan setelah kamu menaklukkan dan membuatnya mencintaimu, kamu harus menyelesaikan misi tersembunyi tertentu untuk menjadi tuannya, kesulitan untuk mengeluarkan sisi machoistnya adalah tugas yang sangat besar.

Dalam permainan, aku hanya perlu menekan beberapa tombol dan selesai, tetapi di sini aku harus melakukannya secara fisik, gerakan yang salah akan membuatku jatuh ke kematian, apalagi saat ini dia sebagai sepupuku, aku tersadar dari renunganku ketika ibuku melanjutkan perkataannya.

"Jadi kita akan berangkat seminggu dari sekarang, kali ini kita akan naik kapal terbang"

Dengan itu dia memberikan beberapa instruksi lagi dan memberi kami waktu untuk bersiap, setelah itu masing-masing dari kami pergi ke kamar kami, masing-masing dengan pemikiran yang berbeda.

"Upacara ulang tahun ya"

Acara ulang tahun seorang putri raja pasti akan dihadiri oleh orang-orang penting, sejujurnya aku tidak tertarik dengan acara seperti begitu.

Sebenarnya rumah kami dan istana kerajaan memiliki lingkaran teleportasi yang terhubung satu sama lain, dengan menggunakan kristal ajaib yang cukup akan dapat secara instan memindahkan kita ke istana kerajaan dalam hitungan detik.

Tapi karena ini undangan resmi, kami harus datang dengan kapal terapung.

Setelah itu aku mengunjungi tuanku untuk menjelaskan tentang hal itu dan meminta izin.

"Tentu saja tidak masalah tapi kemarilah"

Mengatakan demikian, aku mendekatinya, dia meletakkan tangannya di dadaku dan aku bisa merasakan energinya mengalir melalui diriku.

"Ini?"

Aku memandangnya dengan tatapan penasaran.

"Itu hanya segel yang akan menunjukkan bahwa kamu belum membangunkan inti Mana'mu"

"Tidak akan ada yang tahu, kecuali seorang Saint dengan paksa memeriksamu, "

Menganggukkan kepalaku padanya, aku mencium pipinya dan pulang ke rumah tanpa mengetahui bahwa kepergianku hanya menambah kebangkitan sifat kecenderungan terhadapku.

'Jadi aku tidak akan bertemu dengannya selama berminggu-minggu kah?'

'Kenapa aku merasa marah dan kesepian karena hal itu'

'Ohh, ini pasti cinta yang kumiliki terhadap muridku, ya itu pasti karena itu'

Dengan itu Maya kembali ke tokonya dan menghitung waktu sampai muridnya kembali.

Seminggu kemudian ~~~~

Saat ini kami sedang menaiki kapal terapung, meskipun namanya kapal, bentuknya hampir seperti balon udara yang berada di bumi, tetapi di sini diperkuat dengan sihir dan di dalamnya sangat mewah.

Bagian dalamnya tampak seperti hotel dengan ruang makan, ada beberapa kamar, area bermain dan kolam renang, perjalanan ke ibukota kerajaan akan memakan waktu satu minggu.

Setelah naik kapal terbang, kami semua sekeluarga mulai bermain catur bersama, terkadang bercanda bersama, dan memainkan permainan lainnya yang sekiranya menarik, seperti itulah waktu berlalu sepanjang hari dipenuhi dengan tawa dan kegembiraan.

Dalam kesempatan yang jarang terjadi, kami sekeluarga tidur di ruangan yang sama.

Seminggu penuh kami gunakan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, kami akan bermain, ngobrol dan tidur bersama, setelah seminggu kemudian kami akhirnya sampai di ibukota.

Aku melihat ke luar jendela, ukuran kotanya sangat besar, bisa dibilang kota itu sendiri sebesar sebuah negara kecil di bumi, terdapat bangunan-bangunan raksasa, gereja-gereja yang indah, dan taman hiburan yang sangat besar.

Ada sebuah kastil besar seukuran kota, keindahannya sangat menakjubkan, ada air terjun buatan, dan kota itu sendiri merupakan representasi kekuatan dan keagungan yang luar biasa.

Kapal terbang kami perlahan terbang menuju area pendaratan, aku dan keluargaku bersiap untuk meninggalkan kapal.

Begitu kapal kami mendarat, kami keluar dan kastil besar akhirnya terlihat, sebuah bendera berlambang singa duduk di singgasana dengan bangga melayang di atas kastil, ketika kami keluar sudah ada beberapa orang yang menunggu untuk menyambut kedatangan kami.

Seorang pria sekitar berumur 30 tahun, berpakaian layaknya seorang kepala pelayan maju ke depan kami.

"Salam Duchess, kuharap perjalananmu menyenangkan"

"Iya, perjalanan kali ini sangat menyenangkan"

Ibuku menjawab dengan wajah yang tabah dan anggun dan kami semua menjalankan peran masing-masing, kakak perempuanku berdiri di sampingnya sebagai yang tertua dengan wajah bangga.

Adik perempuanku berdiri di belakangku dan aku di tengah, dan setelah menyapa kami, kepala pelayan membawa kami ke dalam kastil, kastil itu sendiri sangat menakjubkan, bagian dalamnya sepenuhnya dihiasi dengan emas dan perak.

Kastil itu berusia 1.500 tahun dan mewakili sejarah besar kerajaan ini, aku berjalan sambil melihat sekeliling, dan kami dibawa ke sebuah ruangan, kepala pelayan berhenti dan berbalik, dia memberi kami indikasi untuk masuk.

Setelah itu kami semua masuk ke dalam ruangan, sesampainya di dalam kami melihat seorang lelaki berusia 30 tahun dan seorang wanita berusia 30 tahun di dalamnya.

Pria itu tampak tampan dan dia memiliki rambut berwarna biru dan pupil mata berwarna hitam, sebuah tato bergambar pola rumit di wajah bagian pipinya, dia memiliki penampilan yang sempurna untuk menjadi seorang raja.

Wanita di sebelahnya sangat cantik luar biasa, dia memiliki wajah yang dingin, dia memiliki rambut merah sebahu dan mata hijau, wajahnya mendefinisikan kecantikan yang sempurna.

Dia mengenakan gaun putih di sekujur tubuhnya, dan terdapat aksesoris berbahan emas di gaunnya, namun gaun itu tidak mampu menyembunyikan tubuhnya yang menggoda, payudaranya terangkat dengan bangga dan pantatnya berdiri tegak, dia memiliki tubuh sangat seksi.

Pria manapun yang memandangnya akan bernafsu, tetapi tidak ada yang berani melakukannya selain raja, karena status, kekuatan dan kekuasaannya bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi oleh orang sembarangan.

Saat aku dihadapannya langsung mengaktifkan mata kekacauanku.

NAMA : Gray Claudius

JENIS KELAMIN : Laki-laki

USIA : 45 Tahun

RAS : Manusia

BAKAT : 9/10

KEKUATAN : Grandmaster Tingkat Menengah

JULUKAN : Raja, sang kekasih, putra mahkota, raja yang kejam, raja generasi ke 6

CINTA : 78%

DESKRIPSI : Saat ini senang mengenai bakat yang dimiliki oleh putrinya > merasa sedikit putus asa karena istrinya menolak berhubungan seks dengannya karena alasan yang tidak diketahui.

'Sepertinya kekuatan seorang Raja tidak bisa diremehkan'

Setelah itu aku melihat ke arah Ratu, kecantikannya memang tidak bisa dipungkiri lagi, tapi saat aku memikirkan hal yang ada di dalam game, bulu kudukku secara tidak sadar berdiri.

'Saat ini dia tidak akan memiliki perasaan apapun terhadapku kan???'

NAMA : Mikasa Claudius

JENIS KELAMIN : Perempuan

USIA : 32 Tahun

RAS : Manusia

BAKAT : 9/10

KEKUATAN : Grandmaster Tingkat Rendah

JULUKAN : Ratu, Ratu es, kecantikan...dll

CINTA : 120% (perasaan masih belum teridentifikasi)

DESKRIPSI : Tubuhnya sepenuhnya menginginkanmu, rasionalitasnya terhadapmu menghilang seiring berjalannya waktu

KESULITAN : Tidak ada kesulitan sama sekali.

'Apa-apaan ini? apa yang terjadi, kenapa perasaannya seperti ini'

'Hai sistem, apa yang sebenarnya terjadi, apa mata kekacauanku mengalami kerusakan??'

[Tidak ada kerusakan pada mata anda, data ini sudah benar]

'Tidak ada kerusakan?, lalu kenapa poin cintanya sangat tinggi?, cinta seseorang tidak akan muncul begitu saja'

Agares berteriak di dalam pikirannya, dia mengalami kekacauan mental di dalam pikirannya.

[Jika tuan rumah ingin mengetahui informasinya dengan lengkap, anda dapat membelinya dari sistem]

'Beli, aku akan segera membeli, berikan padaku'

[Informasinya seharga 10.000 poin, apakah anda yakin ingin membelinya?]

'Ya!, bagaimana uang bisa dibandingkan dengan hidupku'

[Ding!...]

[Proses sedang dilakukan]

[Alasan meningkatnya perasaan pada anda karena garis darah anda]

'Garis darahku?, maksudmu garis darahku mempengaruhinya, bagaimana mungkin?'

[Garis darah tuan rumah memiliki hubungan tertentu dengan Ratu Mikasa, oleh karena itu perasaan cinta mulai terbentuk]

[Karena garis darah anda belum terbangun, rasa sayang ratu masih belum maksimal]

[Saat ini di mata ratu, anda adalah makhluk paling sempurna, satu-satunya orang yang cocok untuknya]

[Setelah tuan rumah membangunkan garis darah anda, dia akan tunduk pada anda, menjadikan keberadaannya hanya untuk anda]

'Ini gila'

'Sial!!, garis darahku sekuat ini kah!?'

'Jenis garis darah apa yang aku miliki, hubungan apa yang aku miliki dengan garis darah Ratu, sistem dapatkah anda memberi tahu saya'

[Disarankan untuk tidak mempelajari garis darah anda sebelum membangunkannya, karena dapat menyebabkan anda tidak dapat membangunkannya sama sekali]

Aku mempunyai pertanyaan yang tak terhitung jumlahnya untuk ditanyakan, tetapi tidak ada jawaban, rasanya benar-benar menyesakkan, ketika aku sedang memikirkan beberapa rencana dalam pikiranku, keluargaku dan yang lain sudah mulai berinteraksi satu sama lain.

"Adikku, kamu terlihat lebih baik sekarang" kata Raja

"Ya, aku baru saja pulih dan sekarang aku merasa jauh lebih baik"

"Sepertinya keponakanku baik-baik saja"

Dengan itu Raja berjalan ke arah kami dan menepuk kepala kami masing-masing, Nora tersenyum, Elda dengan malu-malu mengangguk dan ketika dia sampai di depanku, aku memandangnya dan tersenyum.

Itu sedikit mengejutkannya, karena biasanya ketika dia mendekatiku, aku selalu menundukkan kepalaku dan bertingkah ketakutan, tapi saat ini dia bisa melihat perbedaan di mataku, seolah-olah anak laki-laki itu telah menjadi orang yang berbeda.

"Sepertinya Agares kecil sudah banyak berubah"

Mendengar kata-kata Raja, Arcana tersenyum

"Iya, dia sudah banyak berubah"

Entah mengapa raja merasakan sedikit bahaya dari anak laki-laki itu, seolah-olah anak laki-laki itu akan mengambil sesuatu yang penting darinya, nalurinya selalu menjadi sumber hidupnya.

'Huh apa yang aku pikirkan....sepertinya aku butuh beristirahat dari pekerjaanku'

Dengan itu yang lain mulai berbicara satu sama lain, ratu mendekat dan berbicara dengan kami semua sambil menunjukkan reaksi dan tindakan normal di hadapanku.

Kami semua berbincang sebentar sebelum masing-masing dari kami diantar ke kamar masing-masing, baru besok upacaranya akan dimulai dan sepertinya Teresia dan yang lainnya sedang sibuk dengan hal tersebut.