Sejak usia muda Maya tidak pernah benar-benar menerima kasih sayang, karena rendah bakatnya dalam sihir, tidak banyak dukungan dari keluarganya dan bahkan selama petualangannya dia menghadapi banyak kesulitan.
Hanya ketika dia menjadi terkenal dia mendapat perhatian, jadi menurutnya itu bukan cinta dan dia tidak pernah menerimanya, maka dari itu dia tidak pernah punya kesempatan untuk memberikan cintanya kepada siapapun dan itu terus terpendam di dalam hatinya .
Dan ketika aku muncul di kehidupannya yang sepenuhnya mencintai dan mengaguminya, dia tidak bisa menahan apa yang disebut cinta di dalam dirinya.
Ini tidak buruk karena memungkinkan aku untuk menjadikannya milikku sepenuhnya, satu-satunya masalah ialah apakah dia bersedia berbagi cinta dengan wanita lain.
Jika tidak maka aku harus menghadapi banyak masalah di masa depan.
Pada saat itulah peringatan untuk pertempuran dimulai.
Tepat ketika Agares kembali untuk fokus pada ujian yang berlangsung, sebuah suara terdengar.
"Persyaratan ujian akan diberitahukan mulai sekarang, harap fokus"
Suaranya tidak emosional seolah-olah itu ialah Al yang terprogram.
"Karena kontestan ingin melakukan ujian beserta 2 peserta lainnya, program telah memilih ujian yang cocok untuk dilakukan"
"Setiap musuh yang dipanggil akan memiliki kekuatan yang setara dengan peserta, dalam hal ini semua musuh akan memiliki kekuatan Warrior Tingkat Tinggi"
"Setiap babak selanjutnya musuh yang dihadapi akan bertambah sulit"
"Akan ada jeda 5 menit di setiap babak, jika gagal, ujian akan dianggap gagal"
"Menurut perhitungan program, tingkat kelangsungan hidupmu saat ini ialah 0,0001%, mengetahui hal ini, apakah kamu masih ingin melanjutkannya???"
Mendengar semua informasi, senyum cemooh secara tidak sadar muncul di bibirku.
"Ya"
"Kalau begitu aku berharap yang terbaik untukmu"
Setelah itu lokasi aku berdiri mulai berubah dan aku berdiri di tanah tandus, sepanjang aku melihat tidak ada apapun selain tanah datar dan tandus, lalu aku berbalik dan melihat kedua saudara perempuanku tergeletak di tanah, lalu aku melihat statusku.
NAMA : Agares Pendragon
JENIS KELAMIN : Laki-laki
USIA : 12 Tahun
RAS : Manusia
BAKAT : 9/10 (kamu ada peningkatan)
KEKUATAN : Warrior Tingkat Tinggi
JULUKAN : Penguasa Kekosongan, Pengintip, Kolektor yandere, Tuan muda, Master tamparan.
JUMLAH POIN : 300.000
PENAMPILAN : 9/10 (Kamu bisa hidup hanya dengan mengandalkan penampilan)
CATATAN : Garis Darah Tersembunyi (terkunci)
MITRA YANG DITAKLUKKAN : Tidak Ada
Menarik! gelarku di kehidupan sebelumnya akhirnya muncul kembali, apalagi aku mendapatkan gelar baru saat bermain-main dengan Teresia, tawa kecil muncul di bibirku.
Lalu aku pergi ke arah kedua saudara perempuanku yang sekarang memandangku dengan tatapan rumit.
Lalu aku menempatkan item penghalang yang diberikan kepadaku oleh tuanku, aku menempatkan item itu dekat dengan kedua saudara perempuanku dan aku mengaktifkannya dan penghalang tak kasat mata mengelilingi mereka, penghalang ini bisa menahan serangan seorang Grandmaster Tingkat Tinggi.
Melihat bahwa mereka aman di dalamnya, aku menghela nafas.
"Ujian akan dimulai 10 detik lagi, harap persiapkan dirimu"
Mendengar itu aku menyalurkan Mana di pedangku dan aku berdiri di depan kedua saudara perempuanku.
Segera setelah itu seorang pria mulai berbentuk di hadapanku.
Dia seorang pria tampan berusia 30 tahunan, sebuah tato di pipi kirinya yang bergambarkan seekor ular.
Tangannya memegang sebuah tombak berwarna hitam.
Dia memutarkan tombaknya dan tiba-tiba dia melemparkan tombak itu ke arahku.
'Apa!'
Aku dengan tergesa-gesa berusaha menghindar serangan tombak itu, namun sebuah tangan dari sihir tanah memegang bahu dan kakiku, akhirnya bagian perutku yang tak berdaya terkena tombak tersebut.
"Cough"
Aku terhempaskan ke belakang dan sebuah darah segar tersemprot dari bibirku, darah juga mengalir dari perutku akibat tombak tersebut.
'Orang ini memiliki pergerakan tidak terduga'
Untungnya aku melapisi perutku dengan Mana'ku, makanya luka di perutku tidak terlalu dalam.
''Hoh, menarik. kamu masih sanggup berdiri setelah menerima serangan tombakku, kuakui kamu anak paling jenius yang pernah aku temui"
"Terima kasih atas kata-katanya" lalu aku memposisikan pedangku untuk siap menyerang,
"Aku suka sorot matamu nak, yang penuh hasrat untuk menang"
Aku mendekatinya dengan cepat lalu menebas pria itu menggunakan teknik pedangku 'Illusion', ini salah satu teknik yang aku kuasai.
Zrak....
Aku menebaskan pedangku mengarah perut pria itu, namun dia berhasil menghindari seranganku.
Bret...
Tetapi yang tidak pria itu duga bahwa jantungnya robek terluka terkena tebasanku.
'Apa yang terjadi? aku sangat yakin berhasil menghindarinya' batin pria itu.
Crack!...
Setelah itu seluruh tubuh pria itu retak dan tak lama kemudian tubuh pria itu hancur menjadi debu.
"Nak, jangan sia-siakan bakatmu" kata-kata terakhir pria itu.
'Huh, pria yang menarik'
Setelah itu aku berbalik menghadap kedua saudara perempuanku dan memberi mereka senyum lebar yang saat ini sedang tertegun.
***
Suasana keheningan terjadi di dalam ruangan yang menonton ujian yang Agares lakukan, mereka terkejut saat melihat pertarungan pertama Agares di dunia ilahi, di dalam ruangan itu terdapat sebuah layar besar yang memunculkan apa yang terjadi di dalam dunia ilahi.
Mereka telah melihat ketika Agares memasang penghalang dan seorang ksatria dari dunia ilahi yang memiliki kekuatan Warrior Tingkat Tinggi dengan mudah di kalahkan oleh Agares, melihat ini semua orang di ruangan itu tercengang, kecuali Arcana dan Siska.
"Aku tidak menyangka bahwa Agares seorang pendekar pedang Warrior Tingkat Tinggi!"
Gray yang pertama kali berbicara memecahkan kesunyian di ruangan itu, setelah itu diskusi panas pecah di antara orang-orang yang berkumpul di ruangan itu.
"Apakah kamu tahu tentang ini?"
Gray berbicara kepada Arcana dengan nada serius, Arcana menghela nafas dan menjawab.
"Ya, Agares sebenarnya sudah berhasil membentuk inti Mana pada usia 8 tahun, bersamaan dengan itu dia diangkat menjadi murid pribadi Permaisuri Pedang"
Setiap kata yang diucapkan oleh Arcana membuat kejutan besar bagi orang-orang di ruangan itu, saat Arcana berbicara, Gray terdiam seolah-olah sedang berpikir keras.
"Begitu ya!, itu sebabnya aku selalu merasakan perasaan yang berbeda darinya, aku tidak menyangka bahwa ada bakat yang luar biasa di kerajaan kita"
Gray berbicara dengan rasa kebahagiaan dan kesedihan, senang karena kerajaannya memiliki bakat seperti itu, dan sedih karena ada kemungkinan bakat seperti itu tidak akan selamat dari ujian tersebut.
Siska sebenarnya agak terkejut dengan menampilkan Agares yang dia tunjukkan, dia sudah mengetahui bahwa Agares menjadi murid dari Maya, namun dia tidak menyangka bahwa keterampilannya dalam bertarung setinggi ini.
Ketika mereka berbicara 5 menit telah berlalu dan ronde ke 2 dimulai, Agares melihat ke arah seorang pria memakai pakaian kimono, rambut dan matanya berwarna hitam seperti jurang tiada akhir.
Pria itu memiliki pedang di tangannya yang berwarna perak, aura dingin terpancar dari pedang tersebut.
'Di setiap babaknya akan semakin menarik'
Senyuman muncul di bibir Agares, lalu dia memposisikan pedangnya untuk pertarungan selanjutnya.
Wusshh...
Pria itu dalam sekejap sudah berada di depan Agares.
Swoosh...
Dia mengayunkan pedangnya dengan cepat.
Cring...
Agares dengan refleknya berhasil menangkis serangan pedang itu, namun darah menetes dari pergelangan tangannya.
Pedang mereka berdua terus menenus bertabrakan yang menghasilkan warna perak dan putih beradu.
Cring... Cring... Cring...
Intensitas pertarungan mereka meningkat, serangan demi serangan di luncurkan oleh pria itu.
Yang membuat Agares harus bersikap defensif, Agares dengan sabar menunggu pria itu lengah.
Dan penantiannya terbayar, saat dia melihat pria di depannya lengah sesaat, tanpa menyia-nyiakan hal itu, Agares melompat ke arah pria itu sambil mengayunkan pedangnya yang sudah di lapisi oleh Mana'nya yang mengandung sihir api.
Pedang Agares langsung berubah warna dari putih menjadi biru.
Api biru salah satu jenis api yang mengandung panas dan dingin, ini jenis api unik yang diajarkan oleh Maya.
Zrak....
Agares menebaskan pedangnya secara vertikal.
Boom...
Tebasan itu membuat area sekitar porak-poranda.
Debu berterbangan, saat area sekitar sudah terlihat kembali, terlihat bahwa pria itu mengalami luka bagian perutnya, luka itu memanjang sampai sekitar dadanya.
Gedebug...
Pria itu jatuh berlutut sambil menggunakan pedangnya untuk berpijak.
"Hehe, anak baik, aku tidak menyangka akan dikalahkan telak oleh keturunanku"
Crack....
Setelah itu tubuh pria tersebut retak dan pecah menghilang menjadi debu.
"Agares"
"Kakak"
Terdengar teriakan berasal dari belakangnya, saat Agares menengok ke belakang, dia melihat kedua saudara perempuannya yang saat ini menatapnya dengan tatapan khawatir dan sedih.
Setelah itu, Agares duduk di lantai untuk beristirahat.
Tak terasa 5 menit berlalu dan babak 3 dimulai.
Seorang pria muncul di hadapannya, dia memakai pakaian serba hitam dan pedang berwarna emas berada ditangannya.
"Nak, bersiaplah, aku akan melawanmu dengan segenap kekuatanku"
Cling....
Pedang emasnya bersinar dengan indah dan pria itu memposisikan pedangnya agak kebawah.
Seringai muncul dibibir Agares, namun tatapan matanya serius dan fokus.
Jgeeer...
Sebuah petir mengelilingi tubuh pria itu dan dia dengan gerakan cepat sudah sampai di depan Agares, pria itu menebaskan pedangnya secara vertikal.
Crashhh!
Agares berusaha menahan tebasan itu dengan pedangnya, dia memegang pedangnya dengan kedua tangannya dalam posisi tubuhnya agak rendah untuk dapat menahan serangan itu, namun dia masih tidak sanggup menahannya.
Ouch!....
Agares terhempas ke belakang dan menabrak penghalang yang mengelilingi kedua saudara perempuannya, setelah itu tubuhnya kembali memantul ke depan.
Ini salah satu fungsi penghalang itu, yang memiliki kekuatan untuk memantulkan serangan yang datang ke arahnya.
Agares menggunakan pedangnya untuk menghentikan tubuhnya agar tidak terhempas kembali.
Crashh!...
Bahkan Agares tidak diberikan waktu sejenak, pria itu kembali meluncurkan serangannya kepada Agares, tebasan itu mengarah bagian ulu hati Agares, serangan itu sangat cepat hingga dia tidak sempat untuk menangkisnya.
Akh...
Darah bercucuran di udara dan tubuh Agares terbang bebas di langit, saat Agares terhempas ke udara, pria itu tanpa memberikan nafas menebaskan pedangnya kembali ke tubuh Agares.
Booommm...
Sebuah lubang besar tercipta di tanah akibat serangan tersebut, lubang itu cukup dalam sekitar 10 meter.
'Uhuk...uhuk...uhuk'
Agares mengalami batuk darah dan luka yang dialaminya sangat parah.
"Agares"
"Kakak"
Agares mendengar suara kedua saudara perempuannya berteriak memanggilnya, namun dia tidak berdaya untuk menjawabnya.
Tangan sedingin es memegang leher Agares dan cengkeraman itu sangat kuat sampai membuatnya tidak bisa bernafas.
"Nak, jangan salahkan aku bila kamu mati"
Agares terlihat tidak berdaya dan semua orang yang menyaksikan pertarungan itu tegang.
Namun tiba-tiba senyum cemooh muncul di bibir Agares, Mana berwarna putih mengelilinginya dan sinar cahaya yang sangat menyilaukan, sesaat membutakan orang-orang di sekitarnya.
Saat sinar cahaya menghilang, Agares tiba-tiba memiliki penampilan yang sangat berbeda, rambut hitamnya menjadi berwarna perak, pupil matanya merah menjadi biru, aura ganas menyelimuti tubuhnya, bila tidak melihatnya secara langsung orang lain tidak akan mengenali wujud Agares saat ini.
Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu sangat terkejut dengan perubahan Agares.
Agares memegang tangan pria itu yang mencengkram lehernya, dia mencengkram dengan kuat hingga tangan pria itu patah, bunyi tulang patah terdengar.
"Argh.." teriakan muncul dibibir pria itu, saat cengkeraman di lehernya lepas Agares menendang dada pria itu hingga membuatnya tersungkur di tanah.
Agares bergerak sangat cepat dan menginjak perut pria itu.
Tangisan kesakitan pria itu terdengar, Agares menusukan pedangnya ke leher pria itu, lalu pria itu menghilang menjadi partikel debu.
Istana Claudius ~~~
"Apa yang terjadi? kenapa tiba-tiba rambut Agares menjadi perak"
Salah satu orang di ruangan itu akhirnya berbicara, memecah kesunyian yang mencekam.
"Bukan hanya itu, Agares pergerakannya lebih cepat dari pada sebelumnya"
Siska yang memiliki pengalaman besar dalam pertarungan menjelaskan situasinya.
"Mungkin cucuku memakai teknik khusus hingga merubah warna rambut dan matanya"
"Kecepatannya tidak tanpa alasan bertambah, tapi aku yakin ini akan membebani tubuh cucuku"
"Aku tidak menyangka akan memiliki seorang cucu pejuang sejati, setiap gerakannya terkoordinasi dan terencana, bahkan gerakan paling sederhana sekalipun bisa mematikan"
Meskipun Siska sangat khawatir dengan keselamatan Agares, dia juga sangat bangga dengan penampilannya, sementara yang lainnya juga memuji kinerja Agares.
Arcana berlinang air mata dan cemas saat melihat putranya yang terluka dan berdarah.
Tap..tap..tap..
Langkah kaki terdengar, lalu seorang pria berusia 30 tahun yang memiliki sebuah luka di mata kirinya muncul di hadapan Agares, baju besi berwarna emas mengelilingi tubuhnya, pria itu berambut coklat dan mata hitam, dia memancarkan aura kematian, sebuah pedang berwarna merah darah berada di tangannya.
Jleb...
Pria itu tiba-tiba menusukkan pedangnya ke pahanya sendiri, ini membuat orang-orang yang melihat hal ini terkejut dan bingung, kecuali Agares, dia mengerutkan keningnya dengan jijik.
"Teknik Berserker kah" ucap Agares dengan tatapan tidak peduli.
Wusshhh...
Seperti angin yang berhembus pria itu dengan cepat sudah berada di belakang Agares.
Agares dengan tenang menghindari tebasan pedang pria itu, serangan pria itu tidak berhenti di situ, dia terus-menerus menebaskan pedangnya dengan gerakan sangat cepat, serangannya sangat mematikan dan fatal.
Namun serangan bertubi-tubi pria itu tidak menggores Agares sama sekali, dan Agares menghindari serangan itu dengan gerakan sederhana.
Semua orang yang melihat itu sangat terkejut, mereka tidak menyangka serangan cepat dan bertubi-tubi dari pria itu tidak melukai Agares sama sekali, bahkan mereka bisa melihat bahwa Agares sangat tenang menghadapi serangan itu.
Tiba-tiba sebuah luka bermunculan di tubuh pria itu, darah membasahi baju besinya.
"Hoh, akhirnya efek samping teknik itu kelihatan"
Teknik Berserker ialah sebuah teknik yang mengorbankan kewarasan untuk mendapatkan kekuatan yang luar biasa, namun bila teknik ini digunakan secara berlebihan akan merusak organ tubuh sang pengguna teknik ini.
Meskipun terluka serangan yang dilancarkan oleh pria itu tidak berhenti, dia masih menghujani Agares dengan tebasan pedangnya.
Namun entah apa yang terjadi, serangannya selalu berhasil di hindari, seolah-olah Agares bisa memprediksi arah serangan tersebut.
Semakin lama pertarungan itu berlangsung, semakin banyak luka yang dimiliki oleh pria itu, namun pria itu tidak memperdulikan lukanya, dia tetap menyerang Agares dengan agresif.
"Membosankan" ucap Agares sambil mengayunkan pedangnya dengan gerakan pelan.
Tak lama setelah itu sebuah badai dahsyat menghantam pria itu
Boooomm...
Serangan itu membuat udara bergetar dan awan menjadi mendung, tempat pertarungan itu sejauh 500 meter porak-poranda akibat serangan tersebut, partikel cahaya terbang ke udara menandakan pria itu telah kalah.
Crack...
Sebuah celah di ruang kekosongan muncul, masa hitam seperti mulut binatang raksasa melahap tubuh Agares, dan setelah itu Agares menghilang.
"Agares!"
"Kakak"
Vina dan Layla menjerit histeris, saat melihat Agares menghilangkan di hadapan mereka berdua, dan Arcana jatuh ke tanah tak berdaya saat melihat putranya menghilang.
Siska mengeluarkan niat membunuh yang mengguncang seluruh kerajaan Claudius, orang berkekuatan lemah di sekitar ibukota jatuh pingsan saat terkena aura membunuh itu.
Namun tiba-tiba pedang berwarna emas muncul dan pedang itu dengan sendirinya menyerang masa hitam yang melahap tubuh Agares.
Jleb...
Pedang itu menembus masa hitam tersebut.
"Hahaha, sangat menarik, bahkan kamu tertarik pada anak ini" suara kuno terdengar di udara kosong.
Crack....
Masa hitam hancur, lalu Agares jatuh dari retakan itu dengan keadaan tak sadarkan diri.
Saat Agares di alam batin, dan tidak mengetahui cara untuk kembali ke tubuh aslinya, banyak pemberitaan dari sistem muncul di kepalanya.
[Ding!!!....]
[Kriteria misi selesai]
[Bahkan saat menghadapi kesusahan kamu terus melangkah maju, kamu tetap berpegang pada cita-citamu, garis darahmu mengakui tekad dan tujuanmu]
[Misi khusus selesai:
>Garis Darah : Pahlawan Tersembunyi
>Kesulitan : SSS
>Deskripsi : Pahlawan tidak dilahirkan tetapi dibuat, pilihan anda untuk menyelamatkan keluarga anda telah dirasakan oleh garis darah anda, jadi ikutilah kata hati anda
•Bantu dan selamatkan kedua saudara perempuanmu dalam membangkitkan garis darah mereka
>Hadiah : Kebangkitan garis darah tersembunyi anda
>Garis darah terbangun
"Apa yang terjadi? kenapa tiba-tiba aku berhasil menyelesaikan misi dari sistem" lalu tak lama kemudian sebuah ingatan muncul di benaknya, adegan dia menyelamatkan kedua saudara perempuannya.
"Sudah sekian lama aku tidak merasakan pertarungan, akhirnya aku bisa merasakannya setelah menunggu bertahun-tahun lamanya" sebuah suara terdengar yang tidak asing bagi Agares, karena suara itu berasal alter egonya.
Dia dan alter egonya memiliki penampilan sama persis, kecuali warna rambut dan matanya berbeda dengan dirinya.
Alter egonya memiliki rambut berwarna perak dan mata berwarna biru, saat ini alter egonya sedang duduk di singgasana seperti saat pertama kali mereka bertemu.
"Agares, pelajari baik-baik caraku bertarung, atau kamu akan selamanya tertinggal olehku dalam segi kekuatan, akibatnya aku bisa mengambil alih tubuhmu sesuka hatiku" seringai cemooh muncul di bibirnya.
Wajah Agares terdistorsi kemarahan saat mendengar perkataan alter egonya, dia memadatkan Mana'nya untuk membentuk sebuah pedang, dia menerjang alter egonya yang saat ini dengan tenang duduk di singgasananya.
Alter egonya tidak merespon serangan Agares, namun saat pedang itu hampir mengenai alter egonya, tarikan gravitasi yang sangat kuat menghantam Agares, dia terjatuh di lantai dan tidak bisa berdiri, seluruh tulang Agares berderit seperti mau hancur.
Dunia ilahi~~~
Saat Agares tak sadarkan diri, Mana ungu dan merah tua mulai mengelilingi tubuhnya, semua luka di sekujur tubuhnya secara perlahan sembuh dengan sendirinya.
Secara perlahan rambut Agares kembali menjadi hitam, lalu pedang berwarna emas tersebut masuk ke dalam tubuhnya dan menghilang.
Pada saat yang sama di istana Claudius, semua orang melihat saat Agares tak sadarkan tiba-tiba Mana ungu dan merah tua mengelilinginya dan seluruh dunia bergetar seakan-akan menantikan kelahiran ini.
"Apa yang terjadi?"
Arcana bertanya, meskipun dia mempunyai tebakan kasar.
"Kebangkitan garis darah"
Siska berbicara, sambil tersenyum lembut kepada Arcana.
"Aku tidak menyangka akan menyaksikan jenius sejati, apalagi dia ialah cucuku sendiri"
"Arcana, kamu patut bangga telah melahirkan anak-anak yang luar biasa seperti ini"
"Iya ibu" Arcana berlinang air mata sambil mengungkapkan senyum senang.
Pada saat yang sama tidak ada yang memperhatikannya, ratu terdiam membeku, saat Agares membangkitkan garis darahnya, ratu merasakan bahwa garis darahnya mendidih dan sesuatu dalam dirinya menjadi aktif.
Obsesi kuat yang dia miliki menjadi semakin kuat, keraguan yang dia miliki lenyap, sesuatu dalam garis darahnya memompa lebih banyak perasaan ke dalam dirinya.
Pada saat yang sama di seluruh dunia, beberapa wanita yang telah membangkitkan garis darah mereka, merasakan garis darah mereka mengaum, seolah-olah ada sesuatu yang dinanti akhirnya muncul.
Pada saat yang sama Mana yang mengelilingi tubuh Agares naik ke langit, dan membentuk gambar seorang pria yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama seperti Agares, namun pria itu memiliki rambut perak mencapai punggungnya dan mata biru, sebuah pedang berwarna emas di tangan kanannya.
Begitu wujud pria itu sudah sempurna, dia melambaikan pedangnya menyebabkan sebuah petir ungu menerjang kekosongan dan memanjang hingga sejauh tak terhingga.
***
Ribuan mil jauhnya di area bawah tanah ada seekor naga tertidur, warnanya benar-benar hitam dan tergeletak di sana tanpa bergerak sama sekali, tidak ada aura darinya seolah-olah dia sudah mati.
Naga itu perlahan membuka matanya yang sudah bertahun-tahun tidak terbuka, merasakan aura familiar dari Mana yang sudah ribuan tahun tidak dia rasakan, sedikit rasa takut melewati matanya yang sombong.
Di lain tempat yang jauh dari keberadaan naga itu, terdapat rumah besar di dalam hutan zaitun, seorang elf duduk di kursinya, ia tampak tua dan kurus seolah-olah elf itu sedang menuju kematian, tetapi aura di sekelilingnya mengatakan sebaliknya.
Merasakan aura familiar itu, dia membuka matanya, ingatan elf itu sepertinya telah berkelana jauh ke masa lalu untuk mengingat sesuatu.
Di suatu tempat yang dikelilingi oleh salju, ada rumah sederhana yang dihuni seorang gadis, dia tampak berusia sekitar 16 tahun.
Dia memiliki rambut hitam dengan sedikit warna merah jambu di belakangnya, penampilannya sangat imut dan dia menderita heterochromia, salah satu matanya berwarna merah dan yang lainnya berwarna emas.
Tapi bukan itu yang paling aneh dari dirinya, aura disekelilingnya sering berubah, terkadang dia memancarkan aura seorang gadis yang ceria dan di lain waktu aura dewasa dari seseorang yang telah hidup lebih dari satu milenium datang darinya.
Dia mengalihkan pandangannya ke arah tertentu, matanya menebus kekosongan dan tiba di lokasi Agares berada, dan lalu dia tersenyum.
"Sepertinya masa depan tidak akan terlalu membosankan"
Setelah itu dia berjalan ke arah suatu tempat.