Chereads / Reinkarnasi Di Dunia Game / Chapter 8 - Alter Ego Agares

Chapter 8 - Alter Ego Agares

POV : Sudut Pandang Orang Ketiga

Senyum lembut muncul di bibir Siska saat melihat kebingungan yang dialami oleh Agares karena tiba-tiba di panggil ke sini.

Dia dengan senang hati menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh cucunya.

Meskipun Siska sangat jarang bertemu dengan Agares, dia juga sangat menyayangi Agares dengan sepenuh hati seperti cucu-cucunya yang lain.

Tak lama setelah itu muncul papan catur besar di depan Agares, dan dia bisa menggerakkan bidak catur tersebut menggunakan pikiran.

"Karena Agares cucuku, pertandingan ini akan di pimpin oleh Minerva" ucap Siska.

"Baiklah"

"Pertandingan mulai"

"Tunggu" ucap Agares dan lalu dia menatap neneknya dengan tatapan serius.

"Nenek, bila aku menang, aku ingin mendapatkan hadiah"

"Baiklah sayang, aku akan memberimu hadiah" ucap Liliana sambil tersenyum menawan dan dia tidak bisa menahan diri untuk mencium pipi Agares.

Lalu Agares dengan tatapan serius namun memberi kesan yang lucu, matanya yang polos menatap Siska dengan intens seolah-olah dia juga menginginkan sebuah hadiah darinya.

Siska tertawa dan tiba-tiba muncul dihadapan Agares dan memberikan kecupan di keningnya.

"Tenang saja sayang, aku juga akan memberimu hadiah"

Senyum lucu muncul di bibir Agares dan lalu dia menganggukan kepalanya sebagai tanda ke Minerva untuk memulai pertandingan.

"Pertandingan mulai"

Raisa melakukan gerakan pertama, dan setelah itu giliran Agares yang menggerakkan bidaknya, semua orang di ruangan itu berkonsentrasi pada permainan.

Permainan itu berlangsung selama 20 menit, sebelum Agares melakukan gerakan penutupan.

"Sekakmat"

Kesunyian...

Semua orang memasang wajah tidak percaya, terutama Raisa, dia tidak mengerti kenapa dia mengalami kekalahan.

"Ba-bagaimana mungkin?"

"Gerakanmu terlalu sempurna"

Jawaban Agares membuat semua orang terkejut, semua orang melihat ke arahnya, menunggu untuk melanjutkan penjelasannya.

"Setiap gerakanmu seolah-olah sudah ditentukan sebelumnya, tidak ada keunikan di dalamnya, sehingga membuat celah dan membiarkanku untuk memprediksi pergerakanmu"

"Maka dari itulah kamu kalah"

Hening beberapa saat sebelum terdengar suara tepuk tangan, semua orang menoleh ke arah Riska yang bertepuk tangan sambil tersenyum.

"Luar biasa, itu benar-benar permainan yang luar biasa"

"Liliana, aku kalah dalam pertandingan ini"

Setelah dia mengatakan hal tersebut, orang lain juga mulai bertepuk tangan bersamanya, mereka semua mengagumi penampilan Agares

Liliana muncul disamping Agares dan mengacak-acak rambutnya.

"Sayang, kamu membuatku bangga"

"Hehehe, nenek jangan lupa hadiahnya"

"Tenang saja, aku akan mengirimkannya secepat mungkin"

"Sayang, aku tidak menyangka kamu sangat mahir bermain catur" ucap Siska yang tiba-tiba sudah memeluk Agares dengan erat.

Lalu setelah itu Raisa berjalan mendatangi Agares, dia menjabat tangannya dan Agares membalasnya, rona merah karena malu muncul di wajah Raisa.

"Namaku Raisa Alberona, nama kamu siapa?"

"Agares Pendragon"

"Aku akan mengingat kamu, dan kamu harus mengingatku, lalu suatu saat kita bertanding lagi, dan lain kali aku akan menang?"

Setelah itu dia berlari ke belakang Riska, meskipun dia menutupi wajahnya menggunakan tangannya, seseorang akan tahu bahwa saat ini wajah Raisa memerah karena malu.

Setelah itu Agares keluar dari ruangan tersebut, dan pertemuan kembali dilanjutkan, mereka para Saint kebanyakan membahas tentang bahaya yang mengancam seluruh dunia.

POV : Agares

Karena lelah, saat aku memasuki kamar khusus untukku langsung tertidur.

Keesokan harinya setelah pesta, aku dan keluargaku berangkat untuk kembali ke rumah kami, aku menerima hadiah dari Raja dan Teresia.

Saat ini kami sedang berdiri di dekat kapal dan bersiap untuk meninggalkan ibukota, raja dan ratu datang untuk mengantarkan kepergian kami

"Selamat jalan, kalau ada masalah cepat kabari kami" ucap Gray

"Iya, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku"

Aku berdiri di sana memandang mereka berdua, dan lalu aku menatap mata ratu secara langsung, aku merasakan tubuhku menjadi dingin sejenak.

Kami mengucapkan selamat tinggal dan naik ke kapal kami, aku benar-benar tidak ingin tinggal lebih lama lagi dengan ratu.

Aku bisa merasakan bahwa ratu seperti badai yang tenang hanya sesaat.

Aku menduga hal ini karena menemukan lebih dari 10 alat perekam berada di kamarku, dan itu tersembunyi di sudut yang berbeda-beda, aku tidak mungkin menemukannya bila belum membangkitkan inti Mana.

Dan aku bisa merasakan sebuah aliran Mana yang mirip milik ratu berada di alat perekam tersebut, hanya orang idiot bila tidak memahami maksud hal tersebut.

Namun aku menyimpan rahasia ini untuk diriku sendiri, hal yang aku perlukan saat ini ialah kekuatan.

Aku mengambil napas dalam-dalam dan membersihkan pikiranku yang tidak perlu, lalu aku memasuki kapal terbang.

***

Di tengah malam yang sunyi, saat ini Agares sedang menikmati hutan di atas kapal terbangnya, baru satu hari perjalanan mereka sekeluarga meninggalkan ibukota kerajaan Claudius, Agares dilanda kecemasan atas keselamatannya di masa depan.

Itu terjadi karena dia tidak bisa memprediksi apa yang akan dilakukan oleh ratu kepada dirinya.

Tiba-tiba terdapat lingkaran sihir di bawah kakinya, dan setelah itu dia tidak sadarkan diri.

Di dalam gua terdapat ruangan penelitian yang canggih, banyak anak berusia 10 - 15 tahun di dalam tabung kaca dengan keadaan tidak sadarkan diri, anak-anak tersebut terdiri dari berbagai ras.

Dan seorang pria berkacamata memakai baju setelan putih sedang menyusun berbagai cairan aneh, saat ini dia sibuk dengan dirinya sendiri, namun tiba-tiba seorang pria yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh baju besi perak menghampirinya, dia ialah Allegri Malice, salah satu dari anggota tujuh raja kematian.

"Bagaimana hasilnya?"

"Masih gagal, namun tidak lama lagi aku akan berhasil menyempurnakannya, hehehe" senyum menjijikan muncul di bibir pria berkacamata tersebut.

Pria berkacamata juga memiliki identitas yang istimewa, di masa lalu dia seorang pahlawan yang sangat terkenal, namun karena insiden yang tidak jelas dia tiba-tiba menghilang.

Nama pria berkacamata itu ialah Rey Zwart, seorang pahlawan legendaris di masa lalu yang berhasil mengalahkan Demon Lord, rumor mengatakan bahwa prestasinya sangat luar biasa, dia menyelamatkan dunia Megicula dari bencana yang di sebabkan oleh negara iblis yang secara membabi buta menyerang kerajaan manusia dan kerajaan milik ras lain yang berada di alam Lidya, peristiwa ini terjadi 500 tahun yang lalu.

"Allegri, aku memintamu menculik putri Teresia, namun kenapa kamu malah menculik putri Mira yang tidak berguna untuk rencana kita, cih dasar tidak berguna"

Allegri mengerutkan keningnya dengan tidak senang dan berkata "Sangat susah untuk menculik putri Teresia, karena dia dikelilingi oleh pengawal cakap dan kuat"

***

Agares saat ini terbangun dari tidurnya, dan dia bingung dengan lokasi sekitar yang asing bagi dirinya, dia melihat kiri dan kanan dengan linglung.

'Apa yang terjadi? Berada dimana aku?' berbagai macam pikiran negatif muncul di kepalanya saat dia melihat keadaannya yang terlilit rantai dan terkurung jeruji besi, meskipun dia berusaha menghilangkan pikiran negatif tersebut, namun tetap tidak bisa menghilangkannya.

Clang

Sebuah suara rantai berderit menarik perhatiannya, dan lalu dia melihat seseorang yang dia kenal, dia ialah putri Mira, sepupunya yang memiliki usia 8 tahun seperti dirinya.

Bisa dilihat bahwa mata Mira memerah, mungkin itu karena dia habis menangis, dan tubuhnya menggigil karena ketakutan.

Saat Mira menyadari kehadirannya, dia terkejut dan air mata jatuh dari pipinya, dia berusaha berdiri menghampirinya, namun rantai yang mengikatnya menghalanginya.

(Sepertinya kau dalam masalah) suara muncul di dalam kepala Agares.

'Diam, ini bukan urusanmu'

(Cih, kau benar-benar anak yang menyebalkan)

'Berisik'

(Cih)

Agares memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh keluarganya, satu bulan yang lalu tiba-tiba muncul sebuah alter ego di dalam dirinya, dan akhir-akhir ini alter ego tersebut terus-menerus menganggu suasana hatinya.

Crack...

Suara pintu besi dibuka dan masuklah seorang pria berkacamata memakai baju setelan putih dan dia memegang sebuah jarum suntik.

Agares belum sempat berucap apapun, namun jarum suntik sudah menyuntikkan sebuah cairan berwarna ungu di pundak kirinya, setelah itu pria tersebut pergi meninggalkan Agares, tak lama teriakan Agares bergema di penjara.

Setengah jam kemudian teriakan itu berhenti dan Agares tak sadarkan diri, dan tak berselang lama Agares sadar kembali, namun aura yang dipancarkan sangat berbeda dari sebelumnya, Agares yang sekarang memancarkan aura yang sangat berbahaya dan mematikan.

Clang clang clang...

Besi yang mengikat kaki dan tangannya dengan mudah dia hancurkan, dan setelah itu dia keluar dari penjara besi dan datang ke tempat Mira di penjara, dengan lambaian tangan pintu besi tempat penjara Mira hancur, lalu dia dengan mudah menghancurkan rantai besi yang mengikat Mira.

Mira yang melihat kejadian tersebut, menatap Agares dengan tatapan terkejut dan linglung sesaat.

Lalu setelah itu Agares juga membebaskan tahanan lainnya.

"Terima kasih sepupu" ucap Mira saat tersadar dari linglungnya.

Agares hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Satu persatu para tahanan dia bebaskan dan setelah itu dia mengumpulkan mereka semua dilingkaran sihir yang besar untuk menampung mereka semua, kecuali Mira yang saat ini berdiri diluar lingkaran sihir.

"Lingkaran sihir ini akan membawa kalian semua keluar dari sini"

"Terima kasih" banyak orang berterima kasih kepadanya.

Lalu lingkaran sihir menyala dan orang-orang yang didalam lingkaran sihir menghilang.

"Mira, lingkaran sihir ini akan langsung mengirim kamu ke istana Claudius" ucap Agares saat dia menjentikkan jarinya dan muncul lingkaran sihir di bawah kaki Mira.

"Lalu bagaimana denganmu sepupu?"

"Ada sesuatu hal yang harus aku lakukan"

"Sepupu, kuharap kau berhati-hati"

"Baik"

Lalu Mira menghilang ditempat tersebut dan hanya tinggal Agares seorang.

Boom...

Ledakan terjadi di ruangan laboratorium, Rey yang sebelumnya sedang membedah tubuh anak ras iblis untuk eksperimen, namun tiba-tiba dia terhempas dan menabrak tabung kaca, Tera dengan gerakan cepat muncul dihadapan Rey yang baru saja terhempas dari pukulannya, dia memegang kepala Rey dan menggunakan sihir pencarian jiwa untuk melihat ingatannya, setelah melihat ingatannya Tera membanting kepala Rey ke tembok bermaksud membunuhnya, namun Rey sebagai mantan pahlawan dengan segala pengalamannya dengan sigap melarikan diri dari cengkraman Tera.

Allegri yang saat ini menuju ke arah penjara mendengar suara ledakan dari arah laboratorium, Allegri yang bermaksud kembali ke laboratorium di serang dengan tebasan pedang mengarah punggungnya, Allegri berusaha menghindari serangan itu, namun masih mengenai pundaknya.

Melompat ke belakang untuk menjaga jarak dari musuhnya, Allegri menatap Tasya yang tiba-tiba muncul, dengan waspada dia mengedarkan seluruh Mana'nya di sekitar tubuhnya.

"Suatu kehormatan bagiku untuk bisa berjumpa dengan wanita secantik anda dan memiliki kekuatan yang sangat menakjubkan" Allegri agak membungkukan badannya seolah-olah sedang menyambut wanita cantik.

"Aku tidak ingin membicarakan hal kosong denganmu" dengan gerakan cepat Tasya menebaskan pedangnya bertujuan memberikan serangan fatal kepada Allegri.

Namun itu tidak berhasil karena Allegri memiliki reflek yang sangat menakjubkan, serangan mematikan Tasya berkali-kali dia hindari.

Boom

Ledakan terus bergema di laboratorium, seluruh tubuh Rey berlumuran darah, Rey yang mengetahui bahwa dia bukanlah lawan dari Tera, dia berusaha melarikan diri, namun bukan tugas mudah untuk melarikan diri dari Tera.

Pukulan demi pukulan yang dilontarkan oleh Tera memporak porandakan laboratorium tersebut.

"Argh" Rey berteriak marah dan matanya memerah, pembulu darah dan otot-ototnya menonjol, kulitnya menjadi kemerahan, Mana di sekitar dengan gila-gilaan masuk kedalam tubuhnya.

Boom...

Ledakan terjadi disekitar areanya, sebuah sayap seperti kelelawar muncul di punggungnya.

"Bajingan ini, tiba-tiba Mana'nya meningkat" ucap Tera dengan wajah tidak senang, Tera yang sebelumnya bertarung dengan tangan kosong mengeluarkan tombaknya yang berwarna hitam legam.

Sebuah gumpalan merah seperti darah muncul dihadapan Rey, gumpalan itu berubah bentuk menjadi pedang merah yang mengeluarkan niat membunuh, sejak Rey mengalami perubahan wujud, tekanan yang dia pancarkan berbeda dari sebelumnya, sekarang tekanan yang dia pancarkan sangatlah berbahaya.

Clang..

Tabrakan tombak hitam legam dan pedang merah darah terjadi dan menghasilkan ledakan yang menakjubkan, gua itu perlahan-lahan seperti mau runtuh.

Tera mengerutkan keningnya melihat kejadian itu, dia mengkhawatirkan keselamatan Agares, lalu dia menggunakan sihir telepati untuk menghubungi Tasya.

'Tasya, aku merasakan keberadaan tuan muda di sekitar tempatmu, cepat selamatkan dia dan bawa dia keluar dari tempat ini'

'Maaf Tera, saya tidak bisa, saya melawan musuh yang sangat kuat"

Mendengar jawaban Tasya, meningkatkan rasa cemas Tera, dia menghadapi lawan yang merepotkan, untuk mengalahkannya tidaklah mustahil, namun dia khawatir gua ini tidak sanggup menahan serangannya.

Pertarungan Allegri dan Tasya mengalami jalan buntu, serangan Tasya terus menerus dihindari atau berhasil ditangkis oleh Allegri.

Agares yang saat ini berada di penjara mendengar ledakan keras, dan tiba-tiba muncul rantai berwarna emas dari bawah tanah mengikat badannya, namun saat rantai mengenai badannya langsung meleleh.

(Cih, trik rendahan) Agares mendengus dengan jijik, dia melompat ke udara dan meraih kekosongan memunculkan sebuah pedang bermata dua berwarna putih dan terdapat motif rumit di sekitar ujung pedang tersebut.

Pedang Vanatis muncul di tangannya, lalu dia menebaskan pedangnya secara horizontal yang membelah bidang sekitarnya.

"Argh" suara teriakan terdengar dan darah terbang di udara, seorang pria muncul dari kekosongan dengan luka diperutnya yang masih mengalir dengan darah, pria itu menatap Agares dengan marah dan niat membunuh.

Baju besinya yang berwarna hitam terpotong oleh tebasan Agares, pria itu memiliki rambut hitam dan pupil mata berwarna emas, Agares mengerutkan keningnya dengan waspada.

(Apa yang terjadi? Kenapa ras menyebalkan ini bisa berada di sini?)

Alden sangat kesal karena di ganggu tidur oleh Allegri, dan rasa kesalnya bertambah saat sampai disini langsung terkena tebasan seorang anak yang seharusnya tidak menjadi masalah baginya, namun saat dia bertatap muka dengan anak laki-laki berusia 8 tahun tersebut, nalurinya memberitahu bahwa anak ini sangat berbahaya.

'Apa-apaan anak ini' Alden meraih udara kosong dan muncul sebuah pedang ganda yang terhubung dengan rantai emas.

Clang...

Tabrakan pedang mereka berdua menghasilkan ruang retak di sekitar mereka, dimensi terkoyak, pedang ganda Alden menyerap Mana di sekitarnya dan Mana tersebut masuk ke dalam tubuhnya, hal ini membuat Alden tidak akan pernah kehabisan Mana, dengan gaya bertarungnya seperti itu, membuat Agares lama kelamaan terdesak, Mana miliknya menipis sedangkan Mana Alden tidak terbatas.

Agares tiba-tiba menusukkan pedangnya ke perutnya sendiri, Alden terkejut dengan tingkah lakunya yang aneh.

Boom...

Ledakan Mana terjadi di sekitar Agares, atmosfer dan udara mengalami kekacauan, Mana dengan gila-gilaan masuk ke dalam tubuh Agares.

'Hey, apa yang kamu lakukan?' Agares terkejut yang saat ini melihat hal tersebut di dunia batin.

(Kau diam saja dan lihatlah cara bertarungku dengan benar)

Alden memiliki tatapan tegang saat melihat Mana milik Agares yang mendadak meroket.

'Apa yang terjadi? Kenapa bocah ini Mana-nya meroket tidak masuk akal'

Di sebuah istana megah dikelilingi oleh lava, seorang pria tampan berambut perak dan pupil matanya merah duduk di singgasana berlapis emas, meskipun sorot matanya menatap ke depan, namun dia tidak melihat di depannya, melainkan melihat pertarungan antara Alden dan Agares, pria ini memiliki kekuatan mata yang bisa menembus dimensi, tatapannya menajam saat dia melihat Mana dengan gila-gilaan masuk ke dalam tubuh Agares, lalu ia menjentikkan jarinya dan muncullah tiga lingkaran sihir sebesar manusia dihadapannya.

Di gua tempat terjadinya pertarungan itu, tiba-tiba tekanan yang sangat dahsyat mengguncang tempat tersebut, tekanan ini membuat Tera dan Tasya mengeluarkan keringat dingin, Agares mendengus tidak senang, tiga tangan raksasa berwarna hitam muncul dari langit, masing-masing tangan raksasa meraih Rey, Allegri dan Alden, lalu tangan raksasa menghilang dari udara kosong bersama Rey dan lainnya.

Mereka bertiga muncul kembali di hadapan pria yang duduk singgasana emas dan mereka bertiga langsung bersujud dihadapan pria tersebut.

"Tuan Valacy, maafkan ketidakmampuan saya karena tidak bisa menyelesaikan tugas dari anda" ucap Rey dengan gemetar ketakutan.

"Tuan, saya juga meminta maaf karena tidak menyelesaikan tugas dengan benar" ucap Allegri dengan kepala tertunduk dan keringat dingin membasahi tubuhnya.

Alden diam tak bersuara, namun dia juga menundukkan kepalanya.

"Aku memanggil kalian dengan paksa karena hal merepotkan akan terjadi bila pertarungan berlanjut terlalu lama"

"Alden, bagaimana menurutmu anak yang bertarung denganmu"

"Saya memiliki firasat akan kalah"

Rey dan Allegri yang di sampingnya bingung mendengar hal itu, karena mereka berdua tidak mengingat bahwa ada anak yang mereka culik memiliki kekuatan yang bisa menyaingi Alden.

Valacy menjentikkan jarinya, dan muncullah gambar pertarungan Alden dan Agares.

"Anak ini? Bagaimana bisa sekuat itu?" ucap Rey dengan tampilan terkejut.

Allegri tidak berbicara, namun memiliki wajah terkejut yang tidak bisa di sembunyikan.

"Hahaha" Valacy tertawa terbahak-bahak dan senyum senang muncul di bibirnya.

Rey, Allegri dan Alden terkejut melihat hal tersebut, tuan mereka bertiga ialah dewa iblis, dia sangat jarang menunjukkan ekspresinya selain wajah dingin.

Mungkin sesekali mereka bisa melihat wajah tuan mereka melembut saat bersama putri kesayangannya.

Sebagai dewa iblis yang menguasai dunia Siji, dia juga salah satu pilar utama kekuatan alam neraka, Valacy Beelzebub memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, seseorang yang bisa mengimbangi kekuatannya hanya salah satu dewa iblis lainnya.

4 tahun kemudian~~~~~

POV : Agares

Sudah 4 tahun sejak insiden penculikan yang menimpaku, kejadian itu membuat seluruh keluargaku tegang dan khawatir dengan keselamatanku, bahwa kedua nenekku dan tuanku selama 1 tahun selalu berada di sekitarku, mereka selalu waspada dengan keadaan di sekitarku.

Selama insiden tersebut Tera dan Tasya mengalami luka serius, bahkan mereka berdua harus mengalami pemulihan penuh selama 2 bulan.

Kedua nenekku dan tuanku bersatu mencari pelaku sebenarnya dalam insiden tersebut, sayangnya mereka tidak menemukan petunjuk apapun.

Saat ini aku berumur 12 tahun dan sedang memeriksa dokumen tentang pangkat seorang duke.

Setahun yang lalu aku bertanya pada ibuku, apakah aku bisa membantunya dalam pekerjaannya, awalnya dia tidak setuju tetapi kemudian dia menyetujuinya.

Lagipula aku telah mendapat gelar jenius dalam pelajaran, guruku tidak bisa berhenti memuji betapa pintarnya aku, mengesampingkan bualan guruku tentangku, setelah aku mengambil bagian dalam pekerjaannya, ibuku memiliki waktu yang dia habiskan untuk pekerjaannya berkurang.

Kami sering menghabiskan lebih banyak waktu bersama sebagai sebuah keluarga, dan kami semua menjadi lebih dekat, beberapa tahun ini adalah tahun yang gila dan banyak hal telah terjadi.

Pertama-tama Reina telah membangunkan garis darahnya yang mengejutkan orang-orang di rumah, sambil menatap dokumen itu, aku melihat ke arah gadis yang berdiri di sampingku.

Dia saat ini berusia 14 tahun, seorang gadis berusia 10 tahun dengan rambut merah dan pupil mata berwarna emas dalam kostum pelayan memiliki tatapan penuh pengabdian kepada Agares

dia memiliki rambut merah yang diikat ekor kuda dan mata berwarna emas, yang berbeda dari dia adalah sepasang sayap berwarna putih muncul di punggungnya, itu memberinya tampilan yang lucu.

Wajahnya meskipun masih belum dewasa sudah terlihat kecantikannya, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa dia akan menjadi sangat cantik di masa depan, tidak seperti dia beberapa tahun yang lalu, gadis itu saat ini berdiri dengan bangga dan anggun.

Dia mengenakan seragam pelayan, dadanya yang rata memiliki tanda tonjolan kecil, matanya setiap kali dia menatapku penuh cinta dan kepatuhan, secara keseluruhan dia telah berubah.

NAMA : Reina

JENIS KELAMIN : Perempuan

USIA : 14 Tahun

RAS : Manusia(Malaikat Penyembuhan)

BAKAT : 8/10

KEKUATAN : Warrior Tingkat Rendah

JULUKAN : Penguntit, Malaikat Cinta

CINTA : 145%

DESKRIPSI : dia mengabdikan seluruh hidupnya kepadamu - berlatih lebih keras dari siapa pun untuk menjadi layak bagi anda

KESULITAN : Tidak ada kesulitan untukmu, kamu sudah menaklukkannya dengan cara tertentu.

CATATAN : Garis Darah Terbangun

Saat dia proses membangkitkan garis darahnya, dia mengalami keadaan kritis dan peluangnya untuk bertahan hidup sangat kecil, lalu aku membeli sebuah mutiara cahaya di sistem untuk membantunya.

Tindakanku menggunakan harta yang tak ternilai untuk membantunya dan berdiri di sampingnya saat sedang mengalami kritis memberiku banyak kasih sayang darinya.

Cintanya padaku bertambah tak peduli apa pun yang kulakukan, sedangkan untuk gelarnya, aku berpura-pura seolah-olah aku tidak melihatnya.