Tindakanku membuat ibuku tersenyum kecil dan dia akhirnya tertawa dan air mata mengalir di pipinya
"Bu, kamu baik-baik saja, kenapa kamu menangis, apakah aku melakukan kesalahan?"
Aku menanggapinya dengan ketakutan seperti yang dilakukan anak kecil yang tidak bersalah, tetapi aku terkejut setelah itu, ibuku malah tertawa terbahak-bahak
"HA...HAHAHA..."
Bersamaan dengan itu dia akhirnya menarikku ke pelukannya dan aku mencium aroma mawar, setelah tertawa beberapa saat ibuku menatapku dengan senyum main-main.
"Agares kecil, ibu senang karena kamu berusaha menghibur ibu"
"A-aaku hanya menyemangatimu bu, karena kamu terlihat sangat sedih "
Setelah itu aku dan ibuku terus berbicara selama beberapa waktu, dan setelah beberapa menit dia menanyakan alasan mengapa aku ingin bertemu dengannya dan aku mengungkapkan kepadanya keinginanku untuk keluar mencari udara segar yang langsung dia setujui.
Jadi setelah beberapa menit, aku berada di luar mansion dengan beberapa penjaga dan pelayanku Tasya menemaniku berpakaian seperti orang biasa, kali ini aku memutuskan untuk menggunakan penyamaran.
Ini pertama kalinya aku keluar dan melihat dunia luar, jalanan dipenuhi manusia, elf, beastmen, dan beberapa iblis sesekali terlihat, saat itulah aku melihat ras yang berbeda-beda, aku sekali lagi diingatkan bahwa saat ini aku tidak berada di bumi.
Sebagai kota utama dari seorang pangkat duke, kota ini sangat besar, ukurannya mungkin sebesar pulau jawa, kota ini memiliki distrik bangsawan yang menampilkan keanggunan yang tiada duanya.
Bangunan di kota ini menyerupai zaman modern, dunia Megicula tidak ketinggalan dalam hal kemajuan teknologi, meskipun tidak ada mobil, telepon, pesawat dan dll, dunia ini memang berkembang dengan baik.
Di kota ini sepanjang jalan bersih dan tertata rapi, disini terdapat cafe, taman hiburan dan masih banyak lagi, belum lagi senyum bahagia di wajah masyarakatnya.
Menutupi kepalaku dengan tudung, aku bersama pengawalku mulai berjalan-jalan dan secara tidak sengaja mencapai sebuah toko yang penuh dengan banyak pemuda berdiri di pintu masuk, ada beberapa keturunan bangsawan di sana.
Mereka seperti sekawanan ayam yang berdiri di sana untuk melihat idola mereka atau semacamnya, aku bertanya dengan polos.
" Tasya, apa yang terjadi disana?, kenapa banyak orang berkumpul disana??"
"Oh itu, itu hanya toko pedang"
"Toko pedang, lalu kenapa ada banyak orang di luar?"
Aku bertanya dengan polos
"Konon kabarnya pemiliknya adalah seorang wanita yang sangat cantik, sehingga banyak pria yang datang berkunjung ke sini"
"Kenapa mereka datang ke sini karena wanita cantik?" mata polosku langsung menatap mata Tasya.
Pertanyaanku membuat Tasya sedikit bingung untuk menjawabnya.
"Tuan muda akan mengerti saat anda sudah dewasa"
"Oh, kalau begitu ayo masuk ke dalam toko, aku sangat ingin melihat apa yang spesial dari toko itu"
Memimpin pengawalku, kami mendorong kerumunan dan memasuki toko, masuk ke dalamnya, aku kagum pada bagaimana toko itu jauh berbeda dari kesanku dari luar, interiornya didekorasi dengan baik dengan berbagai jenis pedang yang menempel di dinding.
Tokonya hanya satu lantai, tapi areanya sangat luas, dan di area konter terdapat seorang wanita yang duduk dengan tenang.
Dia mengenakan gaun one piece yang menutupi seluruh tubuhnya, kerudung yang menutupi wajahnya, rambut peraknya seperti salju tergerai di punggungnya, dia sedang duduk di konter membaca sebuah buku.
Meskipun menutupi wajahnya, matanya yang seperti Phoenix dan aura abadinya memancarkan suasana yang aneh, seolah-olah dia bukan milik dunia ini, melihatnya aku langsung mengaktifkan mata kekacauanku.
NAMA : Maya Bienveillance
JENIS KELAMIN : Perempuan
USIA : 101 Tahun
RAS : Manusia
BAKAT : 10/10
KEKUATAN : Saint Tingkat Menengah
JULUKAN : Mantan Putri Perang, Permaisuri Pedang
CINTA : 0%
DESKRIPSI : Sedang mencari seorang murid > merasa sedikit putus asa karena dia belum menemukan murid yang pantas mewarisi ilmunya
KESULITAN : S+(dia adalah wanita dengan kekuatan yang tidak dapat kamu bayangkan, banyak pria mencoba merayunya namun gagal, jika Kamu ingin menaklukkannya kamu harus bekerja keras)
Melihat datanya aku tersenyum
'Aku akhirnya menemukan seseorang yang bisa mengajariku bertarung'
Maya Bienveillance atau lebih dikenal sebagai permaisuri pedang, memiliki ketenaran dan kekuatan yang luar biasa, mungkin banyak wanita di dunia ini yang memiliki kekuatan mengerikan seperti dirinya, namun keahliannya dalam menggunakan pedang, mungkin tidak ada yang lebih baik darinya.
Kisahnya sangat terkenal, dia terlahir sebagai rakyat biasa yang memiliki bakat berpedang, dan ketenarannya terdengar di seluruh dunia, dengan pedangnya dia berhasil menaklukkan musuh-musuhnya.
Aku mulai memeriksa setiap pedang di toko dengan penuh kekaguman, sebagai seseorang yang pernah hidup di bumi sangat langka untuk melihat pedang sungguhan, namun di dunia Megicula sangatlah umum, meskipun aku baru pertama kalinya melihatnya, aku bisa tahu bahwa pedang-pedang ini memiliki kualitas yang luar biasa.
"Wow, pedang ini luar biasa", aku menunjuk ke arah pedang bermata dua yang memiliki warna putih dan terdapat motif rumit di sekitar ujung pedang tersebut..
Aku memegang pedang itu dan suara muncul di kepalaku
"HEI BOCAH, JANGAN SEMBARANGAN MEMEGANGKU"
Suara itu membuatku terkejut dan aku mengaktifkan mata kekacauanku
NAMA : Vanatis
JULUKAN : Pembunuhan Dewa, Pedang terkutuk
USIA : 100.000 tahun
DESKRIPSI : Pedang yang digunakan oleh manusia saat memberontak melawan Dewa, pedang ini memiliki kekuatan energi kekacauan
"Tasya, aku menginginkan pedang ini" aku memegang pedang itu dengan penuh tekad, suara pedang itu terus-menerus muncul di kepalaku, namun aku tidak menghiraukannya.
Sebuah mata memperhatikanku, saat aku menengok siapa itu, ternyata wanita yang duduk di konter, dia menatapku dengan tatapan intens.
+10 kasih sayang
+12 kasih sayang
+10 kasih sayang
Secara mengejutkan wanita yang duduk di konter memberiku poin kasih sayang, meskipun aku berniat menjadikannya guruku, namun sebelum aku bermaksud menarik perhatiannya, dia sudah tertarik denganku.
"Apa kamu berniat memegang pedang menjadi jalan hidupmu?" Ucap Maya sambil menatap Agares dengan tatapan tajam.
"Ya" Aku berkata sambil memberinya senyuman polos.
+20 kasih sayang
"Kenapa kamu ingin menggunakan pedang?"
"Agar aku bisa melindungi keluargaku dan menghancurkan musuh-musuh yang menyakiti keluargaku" dengan ekspresi penuh tekad, aku mengatakannya.
Jawabanku pasti mengejutkannya, karena dia mengangkat alisnya, dan pada saat yang sama beberapa poin kasih sayangku bertambah.
+250 kasih sayang
Setelah beberapa detik, Maya meletakkan buku yang berada di tangannya dan menatapku dalam-dalam, ketika dia melakukannya, aku dapat melihat bahwa ekspresi dinginnya segera digantikan dengan keterkejutan.
Matanya melebar dan aura disekelilingnya mulai berfluktuasi secara tidak wajar, seolah dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Keterkejutan Maya juga sebelumnya dialami oleh Tasya, Tasya menatap Agares dengan sangat terkejut saat dia menunggu Agares untuk bangun, hal ini terjadi keesokan paginya setelah Agares memakan Pil Fondasi, namun Tasya dengan cerdik bisa kembali bersifat biasa, seolah-olah tidak terjadi apapun.
Saat Maya menatap Agares dengan terkejut, para penjaga di sekitarku mulai mengelilingiku untuk melindungiku.
'Apa yang terjadi??, kenapa dia sangat terkejut?'
Yang tidak diketahui oleh Agares, seseorang diakui genius bila membangkitkan inti Mana sebelum berusia 10 tahun, namun para anak genius tersebut tidak memiliki tingkat kekuatan warrior level rendah.
Namun Agares tidak hanya membangkitkan inti Mana-nya, dia juga memiliki kekuatan warrior level rendah, itu hal yang seharusnya tidak mungkin terjadi, mengingat umurnya belum sampai 10 tahun.
Satu-satunya alasan Agares tidak mengetahui hal itu, karena dia tidak tahu bedanya, sebagai mantan manusia biasa yang hidup di bumi, hal yang wajar bila dia tidak mengetahui hal itu.
jadi pada dasarnya, apa yang dilihat Maya adalah sesuatu yang mustahil, reaksinya sangat wajar setelah melihat Agares.
Setelah beberapa waktu dia kembali tenang, pada akhirnya dia adalah seorang Saint, dia telah melihat banyak hal yang orang lain belum lihat, sehingga dia dapat mengontrol dirinya dengan cepat.
Mengambil napas dalam-dalam, dia menatap anak laki-laki di depannya, anak laki-laki itu terlihat berusia 8 tahun, memiliki mata merah dan rambut hitam, wajah imutnya sekarang menunjukkan kebingungan bukannya rasa takut.
'Sepertinya aku menemukan calon penerusku'
Dia menyeringai memikirkan bagaimana dia akan membual tentang muridnya kepada teman-temannya yang selalu memamerkan murid-murid mereka hingga sering kali membuatnya kesal.
"Nak, apakah kamu ingin belajar cara menggunakan pedang?"
"Iya aku ingin, dan bisakah kamu mengajariku menjadi sehebat putra pedang atau putri pedang?" aku bertanya dengan penuh harap.
"Aku bisa mengajarimu untuk menjadi lebih baik dari mereka"
"Tuan muda, jangan dengarkan wanita ini, kami tidak tahu siapa dia"
Tasya berdiri di depanku dan pada saat yang sama para penjaga lainnya menghunus pedangnya untuk bersiap berperang.
"Ohhh, apakah kamu putra dari Duchess Arcana??"
Aku mengangguk pada pertanyaannya
"Bagus kalau begitu kamu boleh pergi sekarang, aku akan menemuimu nanti"
Para penjaga jelas-jelas marah dengan ucapannya dan ketika pertempuran akan segera terjadi, aku melompat ke depan mereka dan memblokirnya.
"Tuan Muda!!!"
"Tuan muda menjauhlah, wanita ini mungkin berbahaya"
Para penjaga mencoba membujukku untuk menjauh dari Maya.
Tiba-tiba dunia mengalami kesunyian, orang-orang berhenti bergerak, mereka seperti patung, Agares juga termasuk diantaranya, kecuali 2 orang yang masih bisa bergerak dan mereka saling memandang dengan tatapan serius.
"Apa tujuanmu sebenarnya mendekati tuan muda?"
Tasya berdiri di depan Agares sambil menghunuskan pedangnya, dia sekarang memiliki pupil mata berwarna emas, bajunya sekarang menjadi baju besi berwarna hitam dan sebuah lambang mawar putih berada di bagian dada kirinya.
"Kesatria Mawar Putih" sebuah kerutan muncul di alisnya, Maya dengan tenang menarik pedangnya yang berwarna perak dan memancarkan udara dingin yang mengerikan.
"Aku tidak bermaksud jahat kepada tuan mudamu, aku hanya ingin menjadikannya muridku, tidak lebih dari itu"
Keheningan terjadi selama sekitar sepuluh menit.
"Baiklah aku akan mempercayaimu untuk kali ini saja, namun bila aku melihatmu membahayakan tuan muda, aku tidak segan-segan membunuhmu"
"Tenang saja, aku tidak ada maksud lain"
Tak lama setelah itu, dunia kembali normal, dan Tasya sudah kembali di samping Agares, tempat dia berdiri sebelumnya.
Dan setelah itu para prajurit disekitar Agares menyerang Maya, melihat ini Tasya memandang dengan tatapan tidak tertarik, dia hanya bergerak bila Agares dalam bahaya, untuk para prajurit disekitarnya dia tidak peduli keselamatan mereka.
'Kalian sekelompok idiot, apa yang kalian lakukan' Agares mengerutkan keningnya dengan kesal, dia menganggap tindakan para prajuritnya sangatlah gegabah.
"Hentikan" meskipun suaraku agak kekanak-kanakan, namun bercampur dominasi yang seharusnya tidak dimiliki oleh anak berusia 8 tahun.
Para prajurit langsung menghentikan langkah mereka, lalu aku berbalik ke arah Maya dan meminta maaf padanya.
"Saya minta maaf karena menyebabkan keributan"
Setelah aku mengatakan itu dia berjalan ke arahku dan mengacak-acak rambutku
"Jangan khawatir, aku memaklumi tindakan para prajuritmu"
Aku bisa merasakan dia tidak marah sama sekali, bahkan dia tersenyum lembut kepadaku.
Setelah ngobrol sebentar denganku, aku dan Tasya bersama pengawalku keluar toko tersebut.
"Tuan muda, selanjutnya anda ingin pergi ke mana?"
Melihat ke arah area tertentu sambil tersenyum dan aku menjawab
"Ikuti aku"
Saat ini aku sedang berjalan-jalan dengan gembira di kota sambil bersenandung, yah rasa senangku karena mendapatkan seorang guru yang memiliki kekuatan Saint, Saint puncak kekuatan di dunia Megicula, bisa dibilang dia salah satu orang terkuat di dunia ini.
Saat ini aku sedang berjalan melalui daerah yang kurang populer di kota ini.
Aaa
"Tuan Muda, jika anda lapar kita bisa pergi ke toko terkenal terdekat"
Tasya dengan cemas mencoba menghalangiku untuk pergi ke tempat makan yang sangat sederhana, tetapi aku bersikeras untuk mengikuti keputusanku.
"Tasya jangan khawatir, aku hanya ingin mencicipi makanan rakyat jelata"
Mengatakan demikian, aku memasuki toko tersebut, dan hal pertama yang kulihat banyak pria di dalam yang sedang memakan makanan mereka seolah olah hidup mereka bergantung padanya.
Semuanya punya satu kesamaan, mereka seperti orang kelaparan yang berfokus untuk makan, berjalan masuk ke dalam aku mencari tempat duduk sambil menatap ke dapur.
Saat ini ada seorang lelaki tua yang bergerak dengan cekatan di dapur dengan mengenakan seragam chef, meskipun dia terlihat tua dengan rambut putih dan keriput, cara tubuhnya bergerak dengan energi saat menangani bahan-bahan dengan bijak, aku menggunakan mata kekacauanku untuk melihat statusnya
NAMA : Minerva Blanco
JENIS KELAMIN : Perempuan
USIA : 105 Tahun
RAS : High Elf
BAKAT : 10/10
KEKUATAN : Saint Tingkat Menengah
JULUKAN : Mantan Putri Perang, Permaisuri Kematian, Wanita Gila, Saint Kegilaan
CINTA : 0%
DESKRIPSI : Sangat suka memasak dan berpetualang menjelajahi dunia > menginginkan pria yang bisa mengalahkannya > suka makan makanan eksotis yang berbeda
KESULITAN : S+(dia adalah wanita dengan kekuatan yang tidak masuk akal, banyak pria mencoba menantangnya untuk menjadikannya istrinya, namun mereka gagal, jika Kamu ingin menaklukkannya kamu harus bekerja keras)
'Apa-apaan ini, bukannya dia seorang pria, kenapa di statusnya seorang wanita, apakah ini identitasnya yang sesungguhnya'
Agares mengalami kekacauan di kepalanya, pria dihadapannya seharusnya Rifle Greenwood yang memiliki hobi berkeliling dunia sambil menyebarkan cita rasa masakannya yang membuat orang ketagihan.
Sekitar 10 menit kemudian aku bisa menenangkan diriku, dan aku bisa beradaptasi di situasi ini.
Pertama-tama alasanku datang ke sini adalah untuk membuatnya mengajariku cara memasak.
Menjadi juru masak yang baik dan memecahkan sebuah misteri tersembunyi yang tidak aku pecahkan saat aku memainkan game Megicula.
Tahap pertama untuk memecahkan misteri ini dengan belajar memasak darinya, dan jika Rifle puas dengan hasil masakan kita, dia akan memberikan sebuah kunci yang masih menjadi misteri.
Setelah memesan pesanan, kami menunggu makanan untuk diantarkan, Tasya terlihat waspada dan untuk para penjaga mereka terlihat gugup, lagipula kami saat ini berada di toko sederhana yang tanpa ada bukti bahwa makanannya akan higienis.
10 menit kemudian, makanan kami disajikan, itu makanan sederhana dengan roti dan sup, mengambil sup itu aku menyendoknya sedikit dan memasukkannya ke dalam mulutku.
Hem!, mataku melebar, banyak rasa yang meledak di mulutku dan aku harus berhati hati agar lidahku tidak tergigit.
'Enak, rasanya enak sekali, aku harus dapat belajar memasak darinya!'
Melihat tuan muda mereka memakan makanan itu dengan kebahagian murni, yang lain mengumpulkan keberanian mereka dan mencicipinya.
"Luar biasa!"
"Apa ini?, kok bisa enak sekali"
"Ini lebih enak daripada koki di mansion kita!"
Tasya dan para penjaga segera ditaklukkan oleh makanan itu, setelah makan siang yang nikmat, aku berdiri dan berjalan menuju dapur.
"Kakek, apakah kamu yang membuat makanan ini?"
Aku berdiri di depan Rifle(Minerva) dengan mata berseri-seri dan tatapan kagum, tindakanku menarik perhatian banyak orang.
Rifle(Minerva) berbalik ke arahku, matanya yang bertanya-tanya menatapku
"Iya, itu aku, kenapa kamu ingin tahu nak?"
Jawabannya membuatku gembira dan aku berseru
"Kalau begitu, bisakah kamu mengajariku cara memasak??"
"Tuan Muda, apa yang kamu lakukan, kamu tidak boleh seenaknya meminta orang asing untuk mengajarimu "
Tasya tiba di sampingku dan berbisik
"Tasya jangan khawatir, aku hanya ingin dia mengajariku memasak, makanannya lebih enak daripada yang dibuat koki di rumah "
Sementara Tasya dan aku sedang berdiskusi, Rifle(Minerva) berbicara
"Nak, kenapa kamu ingin belajar memasak"
"Karena aku ingin membuatkan makanan yang enak untuk ibuku "
"Untuk ibumu?" Rifle(Minerva) mengangkat alisnya
Aku mengangguk dan melanjutkannya
"Ibuku selalu bekerja keras dan dia pasti lelah, jadi aku ingin membuatkan makanan enak untuknya "
Aku dengan polosnya menjelaskan ambisiku
"Tuan Muda..." Tasya dengan mata berkaca-kaca menatapku, dia menatapku dengan tatapan lembut.
Jawabanku membuat Rifle(Minerva) linglung sejenak
"Nak, bukankah menurutmu memasak atau menjadi seorang koki itu tidak bagus?"
Aku menggelengkan kepalaku
"Bagiku apapun yang bisa membahagiakan keluargaku dan membuat mereka tersenyum adalah hal yang luar biasa bagiku"
Jawabanku membuatnya terkejut, tetapi setelah itu dia tertawa terbahak-bahak
"HA...HA...HAHAHA"
"Bagus, bagus, aku suka jawabanmu nak, baiklah, aku akan mengajarimu memasak "
Aku tersenyum bahagia mendengar jawabannya
"Jika kamu ingin belajar memasak, sebaiknya kamu besok pagi sudah berada di sini jam 8 pagi"
Aku mengangguk dan dengan senang hati mulai pulang ke rumah.
Tanpa disadari oleh Agares, seorang wanita berambut abu-abu sedang menatapnya dari jauh, dia memiliki telinga runcing, namun tidak sepanjang telinga milik ras Elf, dia memakai gaun bangsawan berwarna putih, dan wanita ini memiliki mata yang bisa melihat jarak sejauh 2 kilometer, hal itulah yang membuat Tasya dan Rifle(Minerva) tidak bisa mengetahui keberadaannya.
Wanita itu sedang berada di taman bunga dan menikmati secangkir teh, dia duduk sendiri, tatapan matanya tidak pernah sedikitpun lepas dari Agares.
***
Misi Khusus : Kembali ke bumi untuk menyelamatkan seseorang yang penting bagi anda
Berhasil : Mendapatkan item langka
Gagal : Masa hidup akan berkurang
Tiba-tiba pemberitahuan tersebut muncul di kepala Agares saat dia baru sampai di kamarnya, lingkaran sihir muncul di kakinya.
Pemandangan langit cerah muncul di hadapan Agares, dia saat ini berdiri di atas gedung yang tinggi, dan angin menerpa ke wajahnya membuat dia terbangun dari linglungnya.
"Apakah saat ini aku sudah berada di bumi"
[Benar, ini kota Gotham tempat kelahiran tuan rumah sebelum reinkarnasi ke dunia Megicula]
"Hai sistem, kamu bilang bahwa aku harus menyelamatkan seseorang yang penting bagiku, siapakah itu?"
[...]
Agares kesal karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, lalu dia berjalan menuju pintu untuk keluar dari gedung tersebut.
Dia kemudian masuk ke dalam lift untuk turun, dilayar lift terlihat bahwa dia saat ini berada di lantai 24.
Lift berhenti turun saat di layar menunjuk lantai 18, lalu pintu lift terbuka dan masuklah seorang wanita cantik berambut hitam panjang, dia sekitar berusia 20 tahunan, dia memakai celana jeans dan baju lengan panjang yang menonjolkan kecantikannya.
Jantung Agares berdetak kencang saat melihat wanita tersebut, karena dia mengenal betul siapa wanita cantik tersebut.
Wanita itu ialah Alice, teman masa kecilnya dan cinta pertamanya, sebelum Agares meninggal dia menjadi kekasih Alice.
"Hai adik kecil, kenapa kamu di lift sendiri, di mana orang tua kamu?"
Alice dengan lembut bertanya sambil berjongkok agar ketinggiannya sejajar dengan Agares.
"Aaaku sedang tersesat kak?"
Agares berhasil menenangkan dirinya dan menjawab pertanyaan tersebut, namun pandangannya selalu fokus kepada Alice dan sesekali dia terlihat linglung.
Alice menemani Agares sampai lantai 1, dia bermaksud menghubungi pihak keamanan gedung tersebut, namun saat baru sampai di lantai 5, pintu lift terbuka dan seorang pria berusia 30 tahunan masuk, pria itu tampan dan gagah.
Pria itu tersenyum senang saat melihat Alice, dia menghampiri Alice dengan antusias dan berusaha memegang tangan Alice, namun dengan cepat Alice menampar tangan pria tersebut.
"Pak Anto, tolong jaga prilaku anda" ucap Alice sambil mengerutkan keningnya.
"Alice, kenapa kamu sangat dingin kepada tunangan kamu" ucap Anto dengan senyum ceroboh.
"Pak Anto, saya sudah pernah bilang bahwa saya tidak menyetujui hal itu, hanya orang tua saya yang setuju, tetapi saya tidak"
Tapi Anto tidak memperdulikan perkataan Alice, dan dia berusaha memegang tangan Alice dengan paksa.
Melihat hal itu Agares mengerutkan keningnya, dengan kesal dia memfokuskan Mana di tangannya dan berucap 'Fire Bolt'.
Sebuah api berbentuk bola basket terbang di udara di atas tangan Agares, dengan marah dia melemparkan bola itu ke tangan Anto.
"Aaaaaa panas, kenapa bisa ada api di sini" Anto dengan panik berusaha mematikan api tersebut, namun api tidak bisa padam sampai membuat tangannya melepuh karena terbakar.
Lalu dia duduk di tepi lift sambil bernafas dengan kasar.
Alice menatap Agares dengan terkejut, lalu tiba-tiba matanya meneteskan air mata.
"Kamu....." Dia berlari dan memeluk Agares dengan erat.
Agares bingung dan terkejut dengan tindakan Alice
'Apa dia mengenaliku, tapi itu tidak mungkin, aku saat ini dalam wujud anak-anak'
Alice memeluk Agares sampai mereka di lantai 1, dan dia tidak berkata apa-apa, saat pintu terbuka Alice langsung berlari bersama Agares dan mereka masuk mobil Alice.
Sesampai di apartemen yang sangat mewah, Alice dengan gembira menyuruh Agares untuk duduk dan dia menyiapkan sebuah makanan.
30 menit kemudian makanan sudah siap, itu masakan sederhana namun memiliki rasa yang luar biasa.
"Berapa lama kamu akan tinggal di bumi?"
Perkataan Alice membuat Agares sangat terkejut.
"Hehehe, seseorang memberitahuku bahwa kamu akan kembali, meskipun kamu tidak akan lama berada di sini" ucapannya terdengar sedih di akhir kalimat.
Pikiran Agares mengalami kekacauan, dia bingung dengan perkembangan ini.
Agares menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.
"Alice, aku senang bisa kembali ke bumi dan melihatmu"
"He'em" Alice dengan lembut memeluk Agares, seolah-olah dia tidak mau melepaskannya.
[Dalam Hitungan ke 3 Tuan rumah akan kembali ke dunia Megicula]
'Hah'
"Alice, aku tidak tahu apakah bisa kembali ke bumi kembali, namun aku akan berusaha menemukan jalan tersebut dan menjemputmu]
[1....2....3]
Sinar cahaya muncul di tubuh Agares dan dia kembali ke dunia Megicula.