Empat hari telah berlalu, sejak makan siang bersama adik perempuanku, selama itu aku terus menghabiskan waktuku bersama adikku.
Tanpa kusadari rasa cinta adikku meningkatkan dengan cepat.
NAMA : Layla Pendragon
JENIS KELAMIN : Perempuan
USIA : 6 Tahun
RAS : Manusia
BAKAT : 9/10
KEKUATAN : -
JULUKAN : -
CINTA : 89% (cinta saudara)
DESKRIPSI : Ingin dekat dengan kakak laki-lakinya, tetapi tidak tahu caranya. (Sedikit meremehkanmu karena sisi lemahmu, ingin bermain dengan kakak laki-lakinya)
KESULITAN : B+ (dia masih anak-anak, jika kamu memainkan trikmu dengan benar, dia akan menjadi milikmu)
Akhir-akhir ini, sebuah rumor mulai menyebar bahwa aku telah berubah, setelah itu ibuku mengunjungiku, dia mengkhawatirkan tentang perubahan sikapku, namun aku berhasil membujuknya untuk tidak khawatirkanku, dan aku menyakinkannya bahwa aku akan berusaha berubah menjadi lebih baik lagi.
Saat aku mengutarakan tekadku untuk menjadi lebih baik lagi, ibuku berlinang air mata dan memelukku dengan erat.
Saat ini aku sedang duduk di perpustakaan membaca berbagai buku sambil merencanakan hal-hal yang harus aku lakukan untuk masa depanku.
Aku akan memikirkan masa depanku dengan sungguh-sungguh, karena di kehidupan sebelumnya bisa dikatakan bahwa aku telah gagal.
Suara Tasya membuyarkan lamunanku
"Tuan muda, Nona tertua meminta kehadiran anda ke ruangannya"
"Baik"
'Kakak perempuan, apa yang ingin dia inginkan dariku' aku bertanya-tanya keinginan kakakku kepadaku.
[Ding!]
[Misi khusus : selesaikan masalah anda dengan kakak perempuan anda]
[Berhasil : Mendapatkan item langka dari sistem]
[Gagal : Impoten]
'Woi sistem, apa-apa ini?'
Aku berteriak marah ke sistem, namun sistem tidak memberiku penjelasan lain, Tasya yang memimpin jalan untukku, tidak mengetahui bahwa tuan mudanya sedang mengalami beban pikiran yang rumit.
Berjalan menuju lokasi kakak perempuanku, aku mulai membuat beberapa rencana yang bisa membuat hubungan kita agak membaik.
Saat aku sedang merenung dalam pikiranku, aku dibawa ke area dimana kakak perempuanku berada, memasuki ruangan aku disambut dengan pemandangan kakakku yang sedang menikmati tehnya, sementara itu sinar matahari menyinarinya yang membuatnya tampak mempesona.
Saat aku masuk, dia melihat ke arahku, Agares yang sebelumnya mungkin akan tertunduk dan memalingkan muka, tetapi aku menatap langsung ke matanya dan dengan percaya diri berjalan ke dalam ruangan.
Sikapku sedikit mengejutkannya, dia telah mendengar tentang hal-hal yang telah aku lakukan beberapa hari ini dan ingin melihat sendiri apakah aku telah berubah.
'Sepertinya rumor itu benar'
Sementara kakak perempuanku sedang menatapku dengan tatapan menarik dan merenung, aku duduk di sebelahnya dan mulai meminum tehku, untuk sesaat keheningan yang aneh menyelimuti kami, karena ketegangan mulai membuat para pelayan merasa tidak nyaman, kakak perempuanku memecahkan keheningan
"Bagaimana tubuhmu?, apakah sekarang kamu baik-baik saja?"
"Ya, sekarang aku sudah pulih dan baik-baik saja"
"Baguslah kalau begitu"
Lagi-lagi terjadi keheningan diantara kami, karena ketegangan akan meningkat lagi, aku menyarankan sesuatu yang menarik
"Bagaimana kalau kita bermain catur?"
Saranku mengejutkannya, tetapi setelah memikirkannya dia mengangguk
"Baik, aku punya waktu untuk saat ini"
Setelah beberapa waktu, para pelayan telah mengatur segalanya dan kami memulai permainan kami.
Saat permainan kami dimulai, aku memulai rencanaku
'Kak, aku tahu kamu menganggap aku yang bertanggung jawab atas kematian ayah, dan kamu membenciku karena hal itu"
Aku melakukan gerakan pertama pada bidak caturku dan secara bersamaan mengungkapkan kata-kataku yang membuat dia tersentak ketika mendengarnya, dan bidak ditangannya hampir jatuh.
"Kau tak perlu menyangkalnya, itu benar bahwa kematian ayah karena aku, tapi kau tidak berhak untuk menyalahkanku, kau tidak ada disana, kau tidak melihat dan juga tidak mengalami apa yang terjadi padaku, namun kamu tidak perlu khawatir karena aku tidak akan menyalahkanmu"
TAKK
Aku menempatkan bidak caturku ke posisi ofensif.
"Setelah kematian ayah aku lari dan bersembunyi seperti pengecut, tetapi mulai sekarang aku akan berubah"
TAKK
Kakak perempuanku mengerakkan bidak caturnya, namun aku bisa melihat ekspresinya mulai berubah.
"Kakak, aku tahu kematian ayah sangat membuatmu terpukul, dan aku tahu kamu menyembunyikan rasa sakit di balik penampilan luarmu itu"
TAKK
Meskipun aku terus berbicara, aku tidak berhenti mengerakkan bidakku, kakak perempuanku berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan ekspresi dinginnya.
"Jadi izinkan aku untuk meringankan bebanmu kak, aku berjanji akan berdiri bersamamu dan mendukungmu, dan kamu bisa menjadi dirimu sendiri saat bersamaku"
TAKK
Kakak perempuanku mengerakkan bidaknya dengan tangan gemetar.
"Aku tahu kamu menganggap itu tanggung jawabmu untuk tetap kuat, tapi jangan lupa aku adalah adikmu dan berikan sebagian bebanmu kepadaku"
TAKK
Aku tidak berhenti menggerakkan bidakku, dan tubuh kakakku mulai gemetar
"Kak, kita adalah keluarga, jadi tolong berikan bebanmu kepadaku, dan aku akan selalu berada bersamamu kak, aku cinta kamu kak"
TAKK
Dengan susah payah kakakku menggerakkan bidaknya
TAKK
Aku melakukan gerakan terakhir
"Skakmat"
Aku berdiri dan berjalan menuju kakakku yang sedang duduk yang sekarang air matanya mengalir, aku berjalan mendekatinya dan menariknya ke dalam pelukanku.
Meski aku lebih pendek darinya, aku masih bisa memeluknya dan menyandarkan kepalanya ke dadaku karena dia sedang duduk.
Dia mencengkeram bajuku dan mulai menangis tersedu-sedu, tubuhnya menggigil dan dia mengeluarkan semua kesedihan yang dia hadapi selama ini.
Rasa sakitnya, penderitaannya, kemarahannya, keengganannya, semuanya keluar hari ini dengan air matanya.
Aku memeluknya sambil mengelus punggungnya, sebuah notifikasi membuatku terkejut.
+30.000 kasih sayang
Aku tidak menyangka dia akan bereaksi seperti itu, tapi kalau dipikir-pikir, itu normal saja.
Dia menjalani hidupnya dengan menekan rasa sakitnya, itu pasti sangat menyakitkan, aku sebagai adiknya akan melakukan yang terbaik untuk mendukungnya.
Kakakku terus menangis selama kurang lebih 5 menit, setelah dia selesai menangis, kami diam dalam posisi yang sama selama kurang lebih 10 menit, akulah yang pertama kali berbicara
"Apakah kamu baik-baik saja"
Tidak ada respon, tapi aku merasakan anggukan kecil di dadaku, setelah keheningan terjadi, aku menunduk ke arah kakakku dan apa yang kulihat membuatku terkejut.
Dia menundukkan kepalanya, matanya terpejam dan seluruh wajahnya merah karena malu seperti tomat, bibirnya mengerucut dia terlihat sangat menggemaskan sehingga aku ingin mencubitnya.
Lalu dia mendongak ke arahku, matanya kabur, penampilan kakakku menyebabkan detak jantungku semakin cepat, namun aku berhasil mengendalikan diri.
Mencoba sedikit menggodanya, aku mencondongkan tubuhku ke depan dan memberikan ciuman di keningnya, dan aku berbisik di telinganya
"Kak, kamu sekarang terlihat sangat manis"
Dan setelah itu, dia mendorongku menjauh dan lari dariku, aku berbalik ke pintu dan melihat beberapa pelayan terkejut tidak tahu mengapa nona tertua mereka berlari.
Sambil tersenyum aku berdiri dan mulai berjalan, menuju kamar kakak perempuanku.
POV : Vina
Aku berlari dan terus berlari, aku terus melarikan diri dari adikku, tanpa memperdulikan para pelayan yang terkejut, aku berlari ke kamarku.
Aku memberi perintah pada pelayan agar tidak ada seorang pun yang boleh memasuki kamarku, aku berlari memasuki kamar dan melompat ke tempat tidurku.
"Arhhhh, Vina, apa yang kamu lakukan, kenapa kamu menangis di depan adikmu, dia akan menganggapmu cengeng!!"
Berbaring di tempat tidurku, aku melihat ke arah langit-langit, menarik napas dalam-dalam, aku mencoba mengendalikan emosiku, tetapi kemudian aku menyentuh dahiku dan kata-kata adik laki-lakiku memasuki pikiranku.
'Kak, kamu sekarang terlihat sangat manis'
Mengingat kata-kata itu wajahku mulai memanas, bagaimana dia bisa mengucapkan kata-kata seperti itu!!
Aku memejamkan mata dan mulai mengingat apa yang sebenarnya terjadi, aku pernah mendengar rumor, kalau akhir-akhir ini sifat adikku mulai berubah.
Penasaran tentang hal itu, aku mengundangnya untuk minum teh bersamaku, aku mengira dia akan seperti biasanya, sebagai adik sudah sewajarnya takut pada kakak perempuannya.
Tapi yang mengejutkanku, dia tidak menunjukkan hal itu, tidak seperti dia biasanya, dia menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi, untuk sesaat aku mengira dia adalah orang lain.
Tapi kemudian saat aku melihat rambut hitam dan mata merahnya seperti milik ayah, aku membuang anggapan itu, setiap kali aku melihatnya, gambaran ayah selalu terlintas di pikiranku.
Aku selalu menindasnya karena kematian ayahku, aku merasa kalau bukan karena dia maka ayahku masih hidup, dia akan pulang sambil menepuk-nepuk kepalaku dan bermain denganku seperti biasanya.
Tapi aku tahu itu hanya mimpi dan aku hanya melampiaskan kemarahanku kepadanya untuk menghilangkan rasa sakit dan rasa frustasiku, sejujurnya aku ingin menemuinya dan meminta maaf atas segalanya.
Tapi aku tidak bisa melakukannya, aku pikir hari ini akan sama seperti biasanya, tapi tiba-tiba dia mengajak bermain permainan catur, tanpa berpikir panjang aku menyetujuinya.
Tapi aku tak menyangka kalau dia akan menggunakan permainan itu untuk memunculkan ketakutan dan rasa sakit yang aku sembunyikan, setiap kata yang dia ucapkan telah menarik titik dasar hatiku dan sebelum aku menyadarinya, aku menangis dalam pelukannya.
Ketika aku sedang terguncang dalam emosiku, aku mendengar ketukan di pintuku dan kemudian terdengar suara dari siapa aku melarikan diri.
"Kakak, bolehkah aku masuk"
Keheningan....
"Kakak, bisakah kamu membuka pintunya"
Keheningan....
'Mengapa dia datang ke sini!!, apa dia datang ke sini untuk mengolok-olokku'
Sementara aku berpikir, aku berjalan menuju pintu dengan ragu-ragu.
'Apakah aku harus membukanya atau tidak, aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghadapinya'
"Huh...kakak, jika kamu marah padaku, maka aku minta maaf"
"Apapun yang aku katakan saat itu adalah dari hatiku, aku tidak ingin kamu kesakitan dan kesepian"
Aku menggigit bibirku mendengar perkataannya, hatiku merasakan kebahagiaan dan rasa penyesalan, menyesal karena memperlakukan dia secara tidak adil.
"Kak, kamu gak usah malu karena menangis, hal itu tidak mengubah fakta bahwa kamu kakak perempuan kebanggaanku, dan aku akan selalu mencintaimu"
"Aku akan menunggumu besok di ruangan yang sama, ayo bermain catur lagi, atau kamu takut kalah dariku?"
Keheningan....
"Aku akan menunggumu kak"
Aku mendengar suara langkah kakinya meninggalkan pintu kamarku, sementara itu aku duduk bersandar di depan pintu.
Air mata jatuh di wajahku, kali ini bukan karena kesedihan tapi karena kebahagiaan.
"Besok aku akan menemui si bodoh Agares"
POV : Agares
Aku menuju kamarku dengan senang, aku yakin rencanaku berjalan lebih baik dari yang kukira, akhirnya aku bisa memperbaiki hubunganku dan kakak perempuanku.
[Ding!]
[Berhasil menyelesaikan misi khusus]
[Selamat!!! tuan rumah mendapat hadiah spesial berupa tubuh yang sempurna!!]
*Nama : Tubuh Sempurna
Peringkat : SSS
Deskripsi : Tubuh sempurna adalah tubuh yang menghasilkan Mana paling murni, sehingga stamina anda hampir tidak ada habisnya.
Kegunaan : kekuatan yang dihasilkan akan lebih kuat dari level yang sama. Kapasitas air mani anda tidak terbatas. Tubuh anda bisa membuat wanita mana pun akan basah karena terangsang.
Kekurangan : Butuh waktu 10 tahun agar tubuh anda bisa dibentuk dengan sempurna, dan selama itu anda tidak boleh kehilangan keperjakaan anda. Hanya dapat melepaskan keperjakaan atau berhubungan seks setelah berusia 18 tahun.
Pemberitahuan itu membuatku terkejut dan senyuman muncul di bibirku, lalu aku sampai di kamarku, dan ketika aku membuka pintu kamarku, di dalamnya aku melihat seorang gadis berambut hitam berusia enam tahun berdiri menatapku sambil cemberut.
Awalnya aku terkejut, namun setelah berpikir sebentar aku mengerti alasannya, ketika aku sudah dekat dengannya, dia melompat ke pelukanku dan mulai memukuli dadaku.
"Wuuu, kakak kamu hari ini tidak datang untuk bermain denganku, aku sudah menunggu lama namun kamu tidak datang"
Dia menatapku dengan wajah cemberut untuk mengungkapkan kemarahannya, sambil tersenyum aku mencubit pipinya.
"Layla maafkan aku, aku ada keperluan dengan kakak perempuan"
Setelah sedikit memanjakannya, dia akhirnya mulai tersenyum, untuk menembusnya aku menyarankan sesuatu.
"Bagaimana kalau kamu hari ini tidur disini saja bersamaku"
Saranku mengejutkannya dan dia mulai tersipu dan membuang muka.
"K-kalau begitu aku akan tidur di sini"
Saat berkata begitu dia melarikan diri, sambil menggelengkan kepala, aku berbaring di kasurku.
Sekitar 10 menit kemudian sebuah ketukan terdengar di pintuku dan seorang gadis kecil masuk ke dalam.
Rambut hitamnya dibiarkan tergerai, dia mengenakan piyama merah muda yang lucu, dan tatapan gugupnya ke arahku adalah pemandangan yang cukup indah.
Layla saat ini tampak seperti peri, yang tidak bisa tersentuh oleh dunia fana yang akan membangkitkan perasaan protektif dari siapa pun.
"Ka-kakak jangan terlalu banyak menatapku, itu memalukan"
"Apa yang bisa aku lakukan jika adik perempuanku terlihat manis seperti peri"
Kata-kataku membuat wajahnya memerah saat dia menundukkan kepala dan cemberut.
Berjalan menuju adik perempuanku, aku menggendongnya dengan gaya tuan putri dan membawanya ke tempat tidurku, tindakanku menambah rasa malunya saat dia menundukkan kepalanya dan memegangi bajuku.
Sangat memuaskan saat menggoda adik perempuanku, dan melihat reaksinya yang membuatku ketagihan.
Sesampainya di tempat tidurku, aku membaringkannya dengan ringan di tempat tidur, namun dia menolak melepaskanku karena malu, setelah beberapa menit dia bisa santai dan melepaskanku, meskipun dia masih berdiam diri karena rasa malunya.
Aku mulai bercanda dan berbicara dengannya untuk meredakan suasana dan itu berhasil ketika dia mulai terlihat rileks, dan kami terus bermain dan berbicara selama sekitar 2 jam sebelum Layla mulai merasa mengantuk.
Melihat hal itu aku berkata kepadanya bahwa kami dapat beristirahat malam ini sekarang, dan dia mengangguk dan kami tertidur, awalnya dia merasa malu tidur denganku, dia berbaring di tempat tidurku dan tidak tahu harus berbuat apa.
Aku mendekatinya dan menariknya ke dalam pelukanku.
"Arnghg"
Teriakan kagetnya sungguh lucu, saat ini tubuhnya sedang berbaring di sampingku dan kepalanya berada di dadaku, sambil tersenyum aku memberikan kecupan di kepalanya.
Tindakanku pasti membuatnya sesaat linglung, aku bisa melihat dari ekspresinya dan sebuah notifikasi muncul di kepalaku.
+250 kasih sayang
Aku menepuk punggungnya untuk menenangkannya dan aku berbisik
"Jangan khawatir, tidur saja, kakakmu selalu ada untukmu"
Mendengar kata-kataku dia mengangguk malu-malu dan menutup matanya untuk tidur.
+250 kasih sayang
'Ummm..manis sekali adikku ini'
Perlahan-lahan menidurkannya dengan menepuk punggungnya, dan aku pun tertidur.
***
Sudah seminggu sejak aku pertama kali bermain catur dengan kakak perempuanku.
"Kak, skakmat"
Kataku sambil memberikan senyuman polos pada kakakku yang kecewa yang duduk di hadapanku, senyumanku menambah kemarahannya karena kalah.
"Bagaimana kamu bisa selalu menang melawanku, akulah yang lebih tua di sini"
Kakakku mengangkat tangannya dan berteriak dengan marah, seminggu ini dia telah bertanding catur denganku, namun sampai sekarang dia belum mengalahkanku.
"Kamu tahu apa artinya ini kan?"
"Ya, ya aku tahu, jadi apa yang harus aku lakukan?"
Jawabannya menambah senyumku, ketika aku dan kakakku sudah bermain untuk yang ke 2 kalinya, aku memintanya sebuah taruhan, yang kalah akan melakukan satu hal yang diinginkan pemenang.
Karena aku terus menang, dia harus melakukan apa yang kuinginkan, aku tidak meminta sesuatu yang besar, aku memintanya untuk melakukan hal-hal kecil.
"Kak, bagaimana kalau kamu memijatku"
Memberiku tatapan kesal, dia berdiri dan berjalan ke belakangku, lalu memberiku pijatan yang amatiran, rasanya tidak terlalu nyaman, namun membuat kakak perempuanku yang sombong melakukan sesuatu yang kuinginkan, menjadi kesenangan tersendiri.
Setelah puas menggoda kakakku, aku berjalan menuju ke kamarku, ada sesuatu yang penting yang harus aku lakukan hari ini, memasuki kamarku dan memberi perintah kepada pelayan agar tidak ada yang boleh memasuki kamarku, aku membuka toko di sistemku
Item: Pil Fondasi
Deskripsi: Pil legendaris yang diciptakan oleh suku Althea, dikatakan dapat membuat tubuh lebih kuat dan menciptakan fondasi tubuh yang tak tergoyahkan
Biaya: 30.000
Ini adalah sesuatu yang aku rencanakan untuk dibeli sekarang, di dunia Megicula, seseorang dapat memulai jalan kekuatan setelah mencapai usia 10 tahun, di usia tersebut sebuah inti Mana tercipta di dalam tubuh.
Tapi terkadang ada orang-orang yang inti Mana-nya terbentuk lebih awal dari usia semestinya, mereka adalah sekelompok orang yang dikatakan genius dan memiliki hubungan baik dengan Mana, dan orang tersebut dicintai oleh Dewa.
Meskipun aku mungkin bukan seorang genius, aku memiliki cheat yang bernama sistem, setelah itu aku melihat statusku.
NAMA : Agares Pendragon
JENIS KELAMIN : Laki-laki
USIA : 8 Tahun
RAS : Manusia
BAKAT : 7/10 (tidak sebanding bila dibandingkan dengan kedua saudarimu)
KEKUATAN : -
JULUKAN : -
JUMLAH POIN : 54.000
PENAMPILAN : 9/10 (Kamu bisa hidup hanya dengan mengandalkan penampilan)
CATATAN : Garis Darah Tersembunyi (terkunci)
MITRA YANG DITAKLUKKAN : Tidak Ada
54.000 adalah poin yang kuperoleh dalam 2 minggu terakhir ini, dan dengan itu aku akan mengambil langkah pertama dari rencana yang aku susun secara matang.
"Sistem aku ingin membeli Pil Fondasi"
[Permintaan diterima]
Sebuah pil berwarna emas muncul di tanganku, tanpa ragu-ragu aku memasukkan pil itu ke mulutku.
'Umm, rasanya lumayan, kayak buah anggur'
[Saya menyarankan agar tuan rumah untuk tidur, karena efeknya akan terjadi saat anda tidur]
"Baiklah"
Aku pergi tidur dan menantikan perubahan yang terjadi pada diriku.
Aku terbangun setelah beberapa jam tidur dan aku langsung bisa membedakannya, aku bisa menjatuhkan partikel tertentu yang melayang di udara.
'Ini pasti Mana'
Menutup mataku, aku mencoba fokus ke dalam tubuhku dan di area perutku terdapat sebuah benda berbentuk kerucut, inilah yang bernama inti Mana, benda itu mengambang di dalam perutku.
"Aku tidak menyangka bentuknya akan seperti itu"
Inti sangat penting bagi seseorang yang ingin mengembangkan kekuatannya, pada dasarnya terbentuk sendiri saat kita berusia 10 tahun, namun dengan bantuan Pil Fondasi aku berhasil membentuk inti Mana sebelum waktunya.
Melatih mengontrol Mana membutuhkan pengawasan yang cermat, karena akan sangat berbahaya bagi kita atau sekitarnya.
"Aku membutuhkan seorang guru yang bisa membimbingku dibidang ini"
Aku bangun dari tempat tidurku untuk makan siang bersama adik perempuanku, dan seperti biasanya aku mendapatkan poin kasih sayang, dan pergi menemui ibuku untuk mendapatkan izin pergi ke luar mansion.
Memasuki kantor ibuku, aku melihatnya dengan sibuk pekerjaannya, sejak ayahku meninggal, dia harus menghadapi semua tekanan dari pangkat seorang duke.
Jika bukan karena dia adalah seorang pejuang yang kuat, dia pasti sudah lama tidak kuat.
Ibuku memiliki latar belakang yang sangat mengesankan, dia satu-satunya putri dari kaisar sebelumnya dan adik perempuan dari kaisar saat ini, dia dikatakan memiliki bakat luar biasa dalam ilmu pedang, dan dia telah bergabung dengan militer untuk menciptakan brigade sendiri dan mencapai prestasi yang luar biasa.
Dan begitulah perjumpaan kedua orang tuaku, ayahku adalah seorang panglima, walaupun tidak memiliki banyak kekuatan, dia dikatakan genius dalam memimpin tentara.
Saat aku sedang merenungkan tentang latar belakang keluargaku, ibuku mengangkat kepalanya dari tumpukan dokumen.
Melihat anaknya yang satu-satunya memiliki pupil mata berwarna merah di rumah, dia tersenyum manis dan mengajaknya untuk duduk dipangkuannya.
Aku dengan patuh menurutinya, aku berlari ke arahnya dan duduk di pangkuannya, menggunakan payudaranya sebagai bantal untuk kepalaku.
Arcana memandang ke arah anaknya yang memiliki warna rambut dan pupil mata yang sama seperti suaminya, awalnya dia sangat mengkhawatirkan kepribadian introvert yang mulai terbentuk sejak kematian suaminya.
Dia takut anak laki-lakinya tidak bisa keluar dari kepribadian tersebut, namun akhir-akhir ini kepribadian anak laki-lakinya berubah menjadi lebih baik.
Dia telah menerima laporan tentang apa yang terjadi minggu-minggu ini, dia terkejut dan bahagia karena anak laki-lakinya yang menjadi kekhawatirannya selama ini, dia sendiri tahu bahwa keluarganya mengalami keretakan sejak kematian suaminya.
Tapi dia tidak punya waktu untuk mengurusnya, banyak masalah bermunculan sejak kematian suaminya, untungnya anak laki-lakinya berhasil menyatukan keluarga ini lagi.
Dia sangat lega ketika mendengar bahwa anak-anaknya sudah mulai bermain satu sama lain lagi, mengelus rambut hitamnya yang duduk di pangkuannya, tatapannya yang begitu polos membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mencubit pipinya.
'Huh, aku benar-benar perlu menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anakku'
Saat sedang duduk di pangkuan ibuku, aku memandangnya, dia menatapku dengan berbagai emosi dan pikiran, meskipun aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, aku kira-kira bisa menebak apa yang dia pikirkan.
Jadi aku menoleh ke arah ibuku dan berkata
"Ibu, apa kamu memikirkan masalah yang serius"
Arcana ditarik keluar dari monolognya oleh suara anaknya, dan tatapan khawatir anaknya membuat dia merasa tersentuh.
"Tidak, aku baik-baik saja, hanya saja ibumu ini merasa sedikit mengantuk, itu saja, kamu tidak perlu khawatir"
"Ibu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan kami, kami tahu alasan ibu tidak punya waktu untuk kami, itu karena ibu sibuk dan kami tidak akan membencimu karena hal itu"
"Kami akan mencintaimu apa pun yang terjadi"
Mengatakan demikian, aku memberinya ciuman di pipi dan mulai menepuk kepalanya seperti orang dewasa yang menghibur seorang anak kecil
+1.000 kasih sayang