Chereads / Terdampar di Dunia Kultivasi / Chapter 7 - Bab 6: Penemuan yang Mengubah Segalanya

Chapter 7 - Bab 6: Penemuan yang Mengubah Segalanya

Yue Lin langsung menyerang lebih dulu, menggunakan pedangnya yang dipenuhi aura Qi hijau. Pedangnya melesat sangat cepat seperti kilat, memaksa penjaga itu mundur beberapa langkah.

Sementara itu, Raven mencoba memusatkan Qi-nya, seperti yang diajarkan Yue Lin sebelumnya. Ia merasakan Qi liar bergerak dalam tubuhnya, sulit dikendalikan tetapi penuh kekuatan. Dengan konsentrasi penuh, ia mengarahkan energi itu ke pisau kecilnya.

Pisau itu mulai bersinar biru terang, sama seperti saat di hutan. Dengan tekad, Raven melesat ke depan dan menyerang penjaga itu. Serangan itu menghantam langsung ke pusat tubuh Qi hitam, menciptakan ledakan cahaya biru yang membelah kegelapan.

Penjaga itu pun berteriak sebelum tubuhnya hancur menjadi asap.

"Kau melakukannya!" seru Yue Lin, matanya berbinar kagum.

Raven terengah-engah, merasakan efek samping dari serangan itu. Tapi ia tersenyum kecil. "Aku rasa aku mulai mengerti cara menggunakan Qi-ku."

Dengan penjaga tak terlihat yang telah dikalahkan, mereka melanjutkan perjalanan ke ruang bawah tanah. Di sana, mereka menemukan rak-rak penuh dengan gulungan kuno dan kristal bercahaya yang menyimpan pengetahuan dari masa lalu.

Yue Lin segera mulai mencari, sementara Raven menjaga pintu.

"Kita tidak punya banyak waktu," kata Yue Lin sambil membuka beberapa gulungan. "Cari sesuatu yang berbicara tentang tubuh kosong atau artefak seperti yang kau temukan."

Saat Yue Lin membaca gulungan, Raven merasakan kehadiran lain mendekat. Ia menggenggam pisaunya, bersiap menghadapi bahaya baru.

Yue Lin membuka gulungan yang dihiasi dengan simbol-simbol kuno, sementara Raven tetap berjaga di pintu. Di gulungan itu, ia menemukan sebuah catatan yang membuat alisnya berkerut.

"Raven," panggil Yue Lin dengan suara rendah tapi tegas.

"Ada apa?" Raven menoleh tanpa menurunkan kewaspadaannya.

"Aku menemukan sesuatu. Catatan ini berbicara tentang 'Tubuh Kosong Langit', sebuah kondisi langka yang hanya dimiliki oleh mereka yang datang dari dunia lain atau yang terlahir tanpa Qi bawaan."

Raven mendekat, membaca catatan itu bersama Yue Lin.

Tubuh Kosong Langit

"Pemilik tubuh ini memiliki kapasitas yang tidak terbatas untuk menyerap Qi dari alam, tetapi tubuhnya akan sulit mengendalikannya. Dengan pelatihan yang tepat, mereka dapat melampaui batas kultivasi biasa dan bahkan menantang hukum dunia ini. Namun, tubuh ini juga rentan terhadap kehancuran jika Qi tidak seimbang."

Yue Lin menghela napas panjang. "Ini menjelaskan kenapa kau bisa menyerap Qi dengan cepat, tapi juga kenapa kau kesulitan mengendalikannya."

Raven mengangguk pelan, merasa sedikit tercerahkan. "Jadi, ini semacam berkah sekaligus kutukan?"

"Bisa dibilang begitu. Tapi ada sesuatu yang lebih menarik di sini." Yue Lin menunjuk bagian lain dari gulungan itu.

Kunci Tubuh Kosong

"Ada metode untuk menyempurnakan kendali atas tubuh kosong, yaitu dengan menyatu dengan artefak tertentu yang dirancang untuk menyeimbangkan aliran Qi. Artefak ini dikenal sebagai Inti Langit, dan diyakini tersembunyi di dalam reruntuhan Kerajaan Qi Kuno."

Raven terdiam. Artefak lain? Rasanya semua yang terjadi di dunia ini selalu berputar di sekitar benda-benda kuno.

"Kau berpikir untuk mencarinya?" tanya Yue Lin.

"Kalau itu bisa membuatku lebih kuat dan mengendalikan tubuh ini, aku tidak punya pilihan lain," jawab Raven dengan tegas.

Saat mereka berdua sibuk membaca gulungan, suara langkah kaki terdengar dari lorong. Raven langsung berjongkok di balik rak, memberi isyarat kepada Yue Lin untuk diam.

Beberapa detik kemudian, sekelompok kultivator berpakaian hitam memasuki ruangan. Mereka membawa lambang Sekte Qi Langit di jubah mereka.

"Ini pasti mereka yang masuk tanpa izin," kata salah satu dari mereka dengan suara dingin. "Cari mereka. Jangan biarkan siapa pun keluar hidup-hidup."

Raven dan Yue Lin saling bertukar pandang. Mereka tidak punya waktu untuk melawan.

"Kita harus pergi sekarang," bisik Yue Lin.

"Tunggu." Raven melihat sekeliling dan mendapatkan ide. Ia menarik sebuah kristal bercahaya dari rak. Kristal itu tampak memancarkan Qi yang kuat.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Yue Lin.

"Mengalihkan perhatian." Raven melempar kristal itu ke sisi ruangan yang berlawanan. Saat kristal itu menghantam lantai, ledakan cahaya memenuhi ruangan, membuat para kultivator hitam itu kebingungan.

"Lari!" seru Raven, menarik Yue Lin keluar dari ruangan.

Mereka berlari melalui lorong-lorong gelap menara, sementara suara langkah kaki musuh semakin mendekat. Yue Lin mengaktifkan jimat lain, menciptakan penghalang sementara di belakang mereka.

"Tunggu! Aku melihat pintu keluar," kata Yue Lin sambil menunjuk ke arah cahaya di ujung lorong.

Mereka bergegas menuju pintu itu, tetapi sebelum mereka bisa keluar, seorang kultivator hitam muncul di depan mereka, memblokir jalan dengan pedang yang memancarkan aura Qi biru.

"Berani sekali kalian menyusup ke Menara Qi Abadi," kata pria itu dengan senyum dingin.

Raven menatap pria itu dengan tajam. "Kalau kau ingin menangkap kami, kau harus melewati aku dulu."

Pria itu tertawa. "Seorang kultivator baru sepertimu? Aku akan menghabisimu dalam satu serangan."

Raven memegang pisaunya erat, Qi dalam tubuhnya mulai bergerak liar lagi. Tapi kali ini, ia mencoba sesuatu yang baru—ia membiarkan Qi itu mengalir bebas ke seluruh tubuhnya, tanpa mencoba mengendalikannya sepenuhnya.

Saat pria itu menyerang, Raven bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan bahkan dirinya sendiri. Ia menghindari pedang pria itu dengan lompatan akrobatik, lalu meluncurkan serangan balik yang menghantam pertahanan pria itu dengan kekuatan luar biasa.

Pria itu terhuyung mundur, matanya melebar karena terkejut. "Apa... apa kau?"

Raven tidak menjawab. Ia hanya menyerang lagi, menggunakan kombinasi refleks militernya dan kekuatan Qi liar yang mengalir dalam tubuhnya. Dalam beberapa serangan, pria itu terjatuh, tidak mampu melawan.

"Kita harus pergi sebelum lebih banyak yang datang," kata Yue Lin, menarik Raven keluar melalui pintu.

Mereka akhirnya berhasil keluar dari Menara Qi Abadi dan kembali ke jalan-jalan Kota Naga Langit. Raven terengah-engah, tubuhnya terasa berat setelah menggunakan Qi dengan cara yang tidak biasa.

"Kau benar-benar berbeda," kata Yue Lin, kagum. "Aku belum pernah melihat seseorang bertarung seperti itu."

"Insting militernya membantuku," jawab Raven singkat.

"Tapi ini baru permulaan," lanjut Yue Lin. "Jika kita ingin menemukan Inti Langit, kita harus bersiap menghadapi sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada ini."

Raven mengangguk, matanya penuh tekad. "Aku sudah siap. Apa pun yang diperlukan, aku akan melakukannya."

Di kejauhan, Menara Qi Abadi berdiri megah, seolah mengawasi perjalanan mereka yang baru saja dimulai. Rahasia dunia ini masih banyak yang tersembunyi, tetapi Raven bertekad untuk mengungkap semuanya dan menemukan tempatnya di dunia kultivasi ini.