Chereads / Penyihir yang Terlahir Kembali / Chapter 17 - Bab 17: Akhir dari Permulaan

Chapter 17 - Bab 17: Akhir dari Permulaan

Bab 17: Akhir dari Permulaan

Suara gemuruh pertempuran terdengar keras di medan yang bergejolak. Aiko, Mikoto, dan Ryo mengerahkan seluruh kemampuan mereka, berjuang dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan penjaga dimensi waktu yang kuat. Namun, meskipun mereka bertiga bersatu dengan kekuatan yang luar biasa, penjaga itu sepertinya tidak tergoyahkan.

Penjaga itu tersenyum dingin saat menyaksikan serangan mereka yang terus menerus dilancarkan. "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku dengan kekuatan yang tidak stabil? Dengan keputusan yang datang dari ketidakpastian?" Suaranya bergaung dalam ruang yang hampa, menyebabkan tanah dan udara bergetar.

Aiko merasa kelelahan mulai merayap di tubuhnya. Setiap serangan yang dilancarkan dengan sihir yang murni dan kekuatan penyihirnya, terasa semakin berat. Meskipun kekuatan sihirnya kini jauh lebih besar dari sebelumnya, sepertinya penjaga itu masih mampu menghadapinya dengan mudah. Di sisi lain, Mikoto dan Ryo terlihat semakin kesulitan menghadapi serangan balasan penjaga yang tak terhitung jumlahnya.

"Mikoto… Ryo… kita harus menemukan cara lain," kata Aiko dengan napas terengah-engah. "Kekuatan kita saja tidak cukup. Kita harus bekerja lebih cerdas."

Mikoto menatap Aiko, matanya yang cerah menandakan dia sudah menyadari hal yang sama. "Kita tidak bisa terus bertarung seperti ini. Kita perlu menemukan titik lemah penjaga itu."

Ryo, yang meskipun terluka, tetap berdiri tegak, mengangguk. "Ada sesuatu yang aneh dalam cara penjaga ini bertarung. Dia tidak pernah menunjukkan rasa takut. Mungkin… dia takut pada sesuatu yang lebih besar. Kita harus mencari tahu apa itu."

Aiko berpikir keras. Penjaga ini tampak terlalu kuat untuk mereka hadapi dengan kekuatan langsung. Namun, ada sesuatu yang berbeda di dalam dirinya, sebuah kekuatan yang muncul ketika dia memilih jalan yang lebih gelap. Kekuatan ini tidak hanya berkaitan dengan sihir atau kemampuan fisik, tetapi juga dengan pengorbanan—sebuah harga yang harus dibayar untuk kekuatan besar.

"Jika kita ingin menang," kata Aiko, "kita harus menembus pertahanan penjaga itu dengan kekuatan yang datang dari pilihan kita. Bukan hanya kekuatan sihir atau kekuatan fisik—tapi kekuatan dari hati kita."

Mikoto dan Ryo saling bertukar pandang, seolah menyadari apa yang dimaksud oleh Aiko. Mereka telah melalui begitu banyak ujian bersama, dan sekarang saatnya untuk mengandalkan ikatan yang telah mereka bangun.

Aiko merasakan kekuatan yang lebih dalam, jauh dari kekuatan penyihir biasa. Dia merasa seperti ada energi yang mengalir dalam dirinya, sebuah energi yang sudah lama terkunci, menunggu saat yang tepat untuk dibangkitkan. Ini bukan hanya tentang sihir atau perubahan fisik—ini adalah kekuatan yang berasal dari keteguhan hati mereka, dari kepercayaan mereka satu sama lain.

Dengan tangan terulur, Aiko menarik kekuatan itu, memusatkan semua perasaan dan harapan yang dia miliki. Cahaya berkilau muncul dari tubuhnya, lebih terang dari sebelumnya. Dia mengubah dirinya kembali menjadi gadis penyihir, tetapi kali ini, ada perbedaan. Cahaya itu meluas, menyelimuti tubuhnya dan kemudian memancar ke arah Mikoto dan Ryo.

"Ini dia," kata Aiko dengan suara tegas. "Kita akan bertarung bersama, tidak hanya dengan kekuatan kita, tetapi dengan kekuatan yang lebih besar. Ini adalah pertarungan hati."

Mikoto dan Ryo merasakan energi itu mengalir ke dalam diri mereka, dan dalam sekejap, mereka merasa kekuatan yang lebih besar mengalir melalui tubuh mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah saat yang paling krusial—di sini, di saat-saat terakhir, mereka harus mengandalkan ikatan mereka.

Aiko melangkah maju, dan untuk pertama kalinya, dia merasakan kekuatan yang lebih dari cukup untuk menghadapi penjaga itu. Cahaya yang bersinar terang menyelubungi tubuhnya, dan dia memimpin serangan besar yang menyatukan kekuatan mereka bertiga.

"Sekarang!" seru Aiko.

Dengan serentak, Mikoto dan Ryo melompat bersama, serangan gabungan mereka tepat sasaran. Cahaya yang terarah pada penjaga itu membentuk pusaran besar yang melanda semua yang ada di sekitarnya. Penjaga itu mencoba untuk melawan, namun kali ini, serangan mereka tidak bisa dihentikan. Penjaga itu terhuyung mundur, tubuhnya bergetar hebat, seakan segala kekuatannya sedang terkuras habis.

"Tidak mungkin!" penjaga itu berteriak. "Kalian… mengalahkan aku?"

Dengan sekejap, energi gelap yang mengelilingi penjaga itu mulai memudar, dan tubuhnya terpecah menjadi cahaya yang menghilang ke udara. Namun, sebelum dia sepenuhnya hilang, dia meninggalkan satu kalimat terakhir.

"Takdir kalian… masih belum selesai…"

Aiko, Mikoto, dan Ryo terdiam, merasakan ketegangan yang mulai mereda. Mereka tahu bahwa pertempuran ini belum berakhir sepenuhnya, namun mereka telah berhasil melewati ujian pertama. Mereka menang, namun di dalam hati mereka, Aiko merasakan sesuatu yang lebih besar menanti mereka—suatu takdir yang belum mereka pahami sepenuhnya.

Aiko menatap langit yang kini cerah, sebuah perasaan campur aduk menghantui dirinya. Kemenangan ini hanyalah permulaan dari perjalanan panjang yang akan mereka jalani bersama.

"Ini bukan akhir," kata Aiko, matanya menatap jauh ke depan. "Ini baru permulaan."

Mikoto dan Ryo berdiri di sampingnya, siap untuk melangkah ke depan bersama. Mereka tahu, apapun yang akan datang, mereka akan menghadapinya bersama.

Dengan langkah mantap, mereka melanjutkan perjalanan mereka—perjalanan yang penuh dengan takdir, pengorbanan, dan kekuatan yang akan mengubah dunia selamanya.