Bab 8: Pertemuan dengan Masa Lalu
Setelah berhasil keluar dari kuil yang telah menjadi medan pertempuran, Aiko, Mikoto, dan Ryo berdiri di sebuah padang rumput yang luas, jauh dari ancaman bayangan yang sempat mengejar mereka. Di kejauhan, matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan warna oranye kemerahan yang menenangkan. Namun, meskipun pemandangan itu indah, hati Aiko masih dipenuhi oleh banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Sosok misterius yang telah membantu mereka berdiri di depan mereka, berpakaian jubah panjang berwarna putih dengan pola magis yang berkilauan. Meskipun wajahnya masih samar, aura kekuatan yang dipancarkannya sangat terasa, dan Aiko merasa seolah-olah sosok ini memiliki hubungan erat dengan dirinya.
"Siapa kamu?" Aiko akhirnya mengumpulkan keberanian untuk bertanya. "Kenapa kamu membantuku?"
Sosok itu mengalihkan pandangannya ke Aiko, dan seolah-olah ada kedalaman dalam tatapannya yang tidak bisa dijelaskan. "Aku adalah penjaga yang ditugaskan untuk melindungi dan membimbingmu, Aiko. Aku tahu perjalananmu belum berakhir. Kamu memiliki takdir yang jauh lebih besar daripada yang kamu bayangkan."
"Apa maksudmu?" tanya Aiko dengan cemas. "Kenapa aku? Kenapa aku bisa memiliki kekuatan seperti itu?"
Mikoto dan Ryo saling bertukar pandang, seolah-olah mereka juga ingin tahu lebih banyak, tetapi tetap memberi ruang bagi Aiko untuk bertanya. Mikoto, yang biasanya penuh semangat dan kepercayaan diri, kini terlihat lebih tenang, seolah dia tahu bahwa saat ini bukanlah waktu untuk terburu-buru.
Sosok misterius itu menghela napas, dan untuk pertama kalinya, dia melepas topi jubahnya. Di bawahnya, wajah seorang wanita muda dengan rambut panjang berwarna putih bersih dan mata berkilau biru cerah muncul. Ada sesuatu yang sangat familiar dari penampilan wanita ini, seolah-olah Aiko sudah pernah melihatnya sebelumnya. Namun, dia tidak bisa mengingat kapan atau di mana.
"Aiko, aku tahu ini akan sangat membingungkan bagi dirimu," wanita itu berkata, suaranya tenang dan penuh kehangatan. "Aku adalah Sera, salah satu penjaga dari garis keturunan penyihir kuno. Kamu, Aiko, adalah keturunan dari salah satu penyihir terbesar yang pernah ada. Mungkin ini sulit untuk kamu terima, tapi kekuatan yang kamu miliki adalah warisan dari leluhurmu, dan kamu terpilih untuk membawa perubahan besar."
Aiko memandang Sera dengan bingung. "Penyihir? Keturunan penyihir? Apa yang kamu maksud? Aku... aku hanya seorang gadis biasa. Aku tidak tahu apa-apa tentang sihir atau kekuatan-kekuatan ini."
Sera mengangguk perlahan. "Memang, dalam kehidupan sebelumnya, kamu adalah seorang laki-laki biasa. Namun, kekuatan magis dalam darahmu membawamu kembali ke dunia ini dalam bentuk yang berbeda. Transisi ini adalah bagian dari takdirmu yang lebih besar—takdir untuk menyelamatkan dunia ini dari kehancuran yang disebabkan oleh kekuatan kegelapan yang semakin kuat."
Ryo menatap Sera dengan mata waspada. "Jadi, Aiko bukan hanya gadis biasa? Dia—"
"Aiko adalah warisan dari seorang penyihir kuno yang memiliki kekuatan luar biasa," Sera menyelesaikan kalimat Ryo. "Namun, ingatlah, kekuatan itu juga membawa tanggung jawab yang besar. Ada banyak kekuatan gelap yang mengincarnya, dan itu adalah alasan mengapa mereka mengejarmu. Mereka tahu siapa kamu sebenarnya, dan mereka tahu kamu bisa menghancurkan mereka jika kekuatanmu berkembang sepenuhnya."
Aiko merasa hatinya berat. Semua yang baru saja dia dengar terasa seperti beban yang terlalu berat untuk ditanggung. "Tapi... aku tidak tahu apa-apa. Aku bahkan belum sepenuhnya mengerti kekuatanku sendiri. Bagaimana aku bisa mengalahkan mereka?"
Sera melangkah maju, meletakkan tangan di bahu Aiko. "Kekuatanmu datang dari dalam dirimu, Aiko. Tetapi kamu harus belajar mengendalikannya. Itulah sebabnya aku di sini. Untuk membimbingmu. Agar kamu bisa memahami kekuatanmu dan menjadikannya sebagai alat untuk melindungi dunia ini."
Mikoto yang biasanya tidak banyak berbicara, akhirnya berkata, "Tapi apakah kita harus menghadapi lebih banyak ancaman seperti yang kita temui di kuil itu? Apakah ada lebih banyak makhluk seperti mereka?"
Sera mengangguk. "Ya, bayangan yang menyerang kalian adalah bagian dari kelompok yang lebih besar—Kelompok Anak-anak Kegelapan. Mereka dipimpin oleh entitas yang lebih kuat, yang dikenal sebagai Abyss. Abyss adalah kekuatan kegelapan yang ingin menguasai dunia ini dan menghancurkan keseimbangan yang ada. Mereka tahu tentang Aiko, dan mereka akan melakukan segala cara untuk menghancurkannya sebelum dia mencapai potensi penuhnya."
"Lalu, apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya Ryo dengan serius.
Sera memandang mereka semua dengan penuh perhatian. "Kamu harus pergi ke tempat-tempat tertentu untuk menemukan artefak yang dapat membantu Aiko mengendalikan kekuatan sihirnya. Tempat-tempat ini adalah tempat yang penuh dengan sejarah kuno dan kunci untuk membangkitkan kekuatan sejati Aiko. Itu adalah perjalanan yang berbahaya, tetapi kalian tidak bisa melakukannya sendirian. Kalian membutuhkan lebih banyak informasi, dan itu hanya bisa ditemukan di tempat-tempat tertentu."
Aiko merasa semakin tertekan. "Jadi, kami harus bepergian untuk mencari artefak? Dan apa yang harus kami hadapi di sana?"
Sera mengangguk dengan serius. "Kalian akan menghadapi banyak tantangan. Tempat-tempat itu terlindungi oleh makhluk dan jebakan yang sangat kuat. Namun, jika Aiko bisa menguasai kekuatan dalam dirinya, dia akan mampu menghadapi apapun. Ini adalah langkah pertama menuju pencapaian takdirnya."
Aiko menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Ini adalah awal dari perjalanan yang sangat berat, dan dia tahu bahwa tantangan yang menantinya jauh lebih besar dari yang dia bayangkan. Namun, satu hal yang pasti—dia tidak bisa mundur lagi.
"Kita harus melakukannya, kan?" Aiko bertanya, suara sedikit bergetar namun penuh tekad. "Aku tidak bisa membiarkan dunia ini jatuh ke tangan kegelapan. Aku akan belajar mengendalikan kekuatanku."
Sera tersenyum dengan penuh kebanggaan. "Itulah yang aku harapkan darimu, Aiko. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira. Sekarang, persiapkan dirimu. Petualangan yang sebenarnya baru saja dimulai."
Dengan tekad yang semakin bulat, Aiko menatap langit yang gelap dan penuh bintang. Meski banyak ketidakpastian yang menghadang, dia tahu bahwa perjalanan ini akan membawanya pada penemuan tentang dirinya yang lebih dalam. Dunia ini, dengan segala keajaibannya, masih banyak yang harus diungkapkan. Dan dia akan siap menghadapinya, apapun yang terjadi.