Setelah pertempuran sengit melawan Azazel di Pura Besakih, Arya dan Rangda tahu bahwa mereka tidak bisa menghadapi kegelapan sendirian. Bali adalah jantung spiritual yang terhubung dengan energi mistis, tetapi ancaman dari iblis Barat terlalu besar untuk dilawan hanya dengan kekuatan mereka berdua.
Rangda, sebagai penjaga dimensi yang bijaksana, menyarankan langkah berikutnya: meminta bantuan entitas lain di Bali yang juga memiliki tanggung jawab menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib. Salah satu sekutu terpenting adalah Barong, makhluk mistis yang menjadi simbol kebaikan dan pelindung harmoni.
Mencari Barong
Perjalanan menuju tempat Barong tidak mudah. Rangda menjelaskan bahwa Barong tinggal di sebuah tempat yang hanya dapat diakses oleh mereka yang dianggap layak. Tempat itu tersembunyi di hutan lebat dekat Ubud, di mana suara alam terasa seperti bisikan para leluhur.
"Barong tidak akan mudah memberikan bantuannya," kata Rangda saat mereka memasuki hutan. "Ia membutuhkan alasan yang kuat untuk turun tangan. Kita harus membuktikan bahwa ancaman ini tidak hanya untuk Bali, tetapi untuk keseimbangan dunia."
Hutan itu gelap meskipun matahari masih bersinar di langit. Pepohonan menjulang tinggi, dan setiap langkah mereka diiringi oleh suara ranting yang patah dan burung-burung yang terbang ketakutan. Namun, semakin dalam mereka masuk, semakin mereka merasakan energi yang berbeda.
Di tengah hutan, mereka menemukan sebuah panggung batu besar yang dikelilingi oleh patung-patung kuno. Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, dan dari balik kabut, Barong muncul. Tubuhnya yang besar dan berbulu bersinar dengan cahaya keemasan, sementara matanya yang tajam menatap langsung ke Arya.
"Apa yang membawamu ke sini, manusia?" suara Barong bergema, dalam dan penuh wibawa.
Arya, meskipun merasa kecil di hadapan Barong, mencoba berbicara dengan tegas. "Kegelapan dari Barat telah datang ke Bali. Mereka ingin menghancurkan keseimbangan dunia. Kami membutuhkan bantuanmu."
Barong mengamati Arya dengan cermat, lalu menoleh ke Rangda. "Kau membawa manusia ini ke sini? Apa dia tahu apa yang dia hadapi?"
"Dia tahu," jawab Rangda. "Dan dia telah membuktikan keberaniannya. Tetapi pertempuran ini lebih besar dari kami. Kami membutuhkanmu."
Barong terdiam sejenak sebelum menjawab. "Jika ancaman itu benar, maka seluruh Nusantara berada dalam bahaya. Namun, sebelum aku membantu, manusia ini harus membuktikan bahwa ia benar-benar layak menjadi pelindung."
Ujian Barong
Barong memutuskan untuk menguji Arya dengan menempatkannya di dalam ruang gaib bernama Cakra Harmoni, tempat di mana jiwa Arya akan dihadapkan pada ketakutan dan keraguan terdalamnya.
Ketika Arya memasuki ruang itu, ia menemukan dirinya berada di dunia yang gelap dan sunyi. Tidak ada suara, tidak ada cahaya—hanya bayangan yang bergerak di kejauhan. Tiba-tiba, bayangan itu berubah menjadi sosok-sosok dari masa lalunya: keluarganya, teman-temannya, dan bahkan dirinya sendiri.
"Kenapa kau ada di sini, Arya?" tanya salah satu bayangan, yang menyerupai dirinya sendiri. "Apa yang kau cari? Apakah kau pikir kau cukup kuat untuk melawan iblis-iblis itu?"
Arya terdiam, tetapi ia merasakan amarah dan ketakutan dalam dirinya. Bayangan-bayangan itu terus mengejeknya, membuatnya merasa kecil dan tidak berdaya. Namun, di tengah-tengah kegelapan, ia mendengar suara Rangda yang bergema.
"Ingat siapa dirimu, Arya. Ingat apa yang kau perjuangkan."
Dengan sekuat tenaga, Arya memusatkan pikirannya pada tujuan utamanya: melindungi Bali dan orang-orang yang ia cintai. Ketika ia membuka matanya, cahaya yang kuat muncul dari tubuhnya, mengusir bayangan-bayangan itu.
Ketika Arya kembali ke dunia nyata, Barong menatapnya dengan tatapan puas. "Kau telah membuktikan dirimu, manusia. Aku akan membantumu. Tetapi kau harus tahu bahwa pertempuran ini hanya akan menjadi lebih sulit."
Aliansi Terbentuk
Dengan bantuan Barong, Arya dan Rangda merasa lebih siap untuk menghadapi kegelapan. Barong membawa mereka ke sebuah tempat suci yang tersembunyi, di mana mereka dapat mempersiapkan strategi untuk melawan iblis-iblis Barat yang tersisa.
Namun, di tempat itu, mereka menerima kabar buruk. Lilith, salah satu iblis terkuat, telah mengambil alih sebuah pura di dekat Gunung Agung. Jika pura itu jatuh sepenuhnya ke tangan Lilith, energi spiritual Bali akan melemah secara drastis.
"Kita harus bergerak cepat," kata Rangda. "Jika tidak, keseimbangan akan hancur."
Arya merasa gugup, tetapi dengan Barong di sisinya, ia tahu bahwa mereka memiliki peluang untuk melawan.
(Bersambung...)