Setelah menutup gerbang di puncak Gunung Agung, Arya merasakan perubahan yang tak terlukiskan. Dunia di sekitarnya terasa lebih hidup, namun juga lebih berat. Sejak gerbang ditutup, ia merasakan ada sesuatu yang mengawasinya, sesuatu yang kuat dan misterius.
Perjalanannya berikutnya membawanya ke Bali bagian timur, menuju Desa Seraya. Desa ini terkenal dengan suasana alamnya yang damai, namun menyimpan cerita-cerita tentang kekuatan-kekuatan mistis. Penduduk desa kerap berbicara tentang khodam "jin pelindung" yang konon memilih pemiliknya berdasarkan keberanian dan hati yang murni.
Sesampainya di desa, Arya bertemu Ki Lurah, seorang penjaga spiritual yang tampak tahu lebih banyak dari sekadar cerita rakyat. Wajahnya penuh kebijaksanaan, tetapi sorot matanya menyimpan rahasia yang mendalam.
"Arya," kata Ki Lurah, "kau telah menyentuh kekuatan yang lebih besar dari yang kau kira. Gerbang yang kau tutup telah membangkitkan sesuatu. Kau akan segera menemui khodammu, makhluk dari dimensi lain yang akan menjadi mitramu. Namun, ini adalah kehormatan sekaligus beban."
Arya memandang Ki Lurah dengan kebingungan. "Khodam? Apa itu? Dan kenapa saya harus menemukannya?"
Ki Lurah tersenyum tipis. "Khodam adalah jin pelindung. Mereka memilih manusia tertentu untuk dilindungi, tetapi juga untuk berbagi tugas menjaga keseimbangan dunia. Kau telah memanggil perhatian salah satu yang terkuat di antara mereka. Di balik tirai dunia ini, ada entitas yang menunggu : Rangda, Raja Jin Bali."
Nama itu membuat Arya tertegun. Rangda adalah sosok yang selalu digambarkan sebagai antagonis dalam legenda Bali. Namun, Ki Lurah melanjutkan, "Jangan biarkan kisah-kisah rakyat mengaburkan pemahamanmu. Rangda bukan sekadar simbol kejahatan; ia adalah penjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib. Kau harus bertemu dengannya."
Ki Lurah menunjuk ke sebuah hutan lebat tak jauh dari desa. "Rangda menunggumu di sana. Tapi hati-hati, hutan itu dihuni makhluk-makhluk gaib lainnya. Keberanianmu akan diuji."
Arya mengangguk dan berterima kasih pada Ki Lurah. Setelah mempersiapkan diri, ia memasuki hutan. Suasana di dalamnya terasa aneh, desiran angin seperti bisikan, dan setiap langkahnya membuat keheningan terasa semakin berat.
Setelah beberapa waktu berjalan, ia tiba di sebuah clearing, tempat terbuka yang dikelilingi pepohonan raksasa. Di tengahnya, sebuah altar batu berdiri megah, dipenuhi ukiran pola kain poleng hitam-putih. Saat Arya mendekati altar, tiba-tiba energi kuat menyelimuti dirinya. Udara menjadi dingin, dan bayangan hitam muncul dari balik altar, melayang seperti asap pekat.
Bayangan itu mulai memadat, membentuk sosok tinggi besar dengan rambut terurai panjang dan mata merah menyala. Wajahnya menyerupai topeng Rangda yang Arya temukan sebelumnya, tetapi kali ini ia hidup, penuh aura kekuatan yang menggetarkan.
"Kau memanggilku, anak manusia," kata sosok itu dengan suara berat dan menggelegar.
Arya mencoba menenangkan diri. "Anda... Anda Rangda?"
Sosok itu tersenyum, memperlihatkan gigi-giginya yang tajam. "Benar. Aku adalah Rangda, Raja Jin Bali. Aku penjaga dunia gaib, dan aku tahu kenapa kau datang ke sini. Kau telah menyentuh kekuatan yang melampaui dirimu sendiri."
Arya menelan ludah. "Kenapa Anda memilih saya? Saya hanya seorang manusia biasa."
Rangda mendekat, matanya menatap langsung ke dalam jiwa Arya. "Kau memiliki potensi yang tidak dimiliki manusia biasa. Gerbang yang kau tutup di Gunung Agung telah menarik perhatianku. Kau adalah penyeimbang baru antara dunia manusia dan dunia gaib. Aku akan menjadi khodammu, tetapi kau harus membuktikan dirimu pantas."
"Bagaimana caranya?" tanya Arya, mencoba menenangkan rasa takutnya.
Rangda mengangkat tangannya, dan dunia di sekitar mereka berubah. Hutan menjadi gelap, dan suara gemuruh memenuhi udara. Makhluk-makhluk gaib bermunculan dari kegelapan, siap menyerang.
"Ini adalah ujianmu," kata Rangda. "Tunjukkan bahwa kau mampu menghadapi kegelapan, karena sebagai penyeimbang, kau harus berdiri di tengah dua dunia tanpa gentar."
Arya mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan dirinya. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, ia menghadapi makhluk-makhluk itu, menggunakan semua yang telah ia pelajari selama perjalanannya. Ia menyadari bahwa setiap gerakannya diperhatikan oleh Rangda, yang berdiri diam di tengah kegelapan, menilai setiap langkahnya.
Ketika Arya berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu, Rangda mengangguk puas. "Kau telah membuktikan dirimu. Mulai saat ini, aku adalah khodammu. Aku akan membantumu, tetapi kau harus ingat, kekuatan ini adalah tanggung jawab besar."
Dengan kehadiran Rangda di sisinya, Arya kini memiliki sekutu dari dunia gaib yang tak tertandingi. Namun, ia juga menyadari bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan tantangan yang lebih besar menanti di depannya.
(Bersambung...)