Chereads / System Koplak / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

Lucky berdiri tegak, mengumpulkan semua energi yang ada dalam tubuhnya. Dia merasakan detak jantungnya berdegup kencang, dan semua fokusnya tertuju pada Monkey Glasses yang melompat-lompat dengan cepat, menunggu momen untuk menyerang.

Dengan seruan yang penuh semangat, Lucky mengayunkan Dual Cross Hammer-nya, menciptakan gelombang tekanan yang mengarah ke arah Monkey Glasses. "Great Breaker!" teriaknya dengan suara yang menggelegar. Seketika, energi dari tekniknya memancar keluar, membentuk aura yang mengelilingi dirinya.

Monkey Glasses, yang awalnya tampak percaya diri, kini mulai merasakan ancaman dari serangan tersebut. Ia melompat ke samping, berusaha menghindari serangan yang mematikan. Namun, Lucky sudah mempersiapkan langkah berikutnya. Dengan gerakan cepat, dia menjejakkan kakinya dan mengayunkan hammer-nya dengan kekuatan penuh.

Sebuah ledakan besar terjadi saat hammer menabrak tanah, menciptakan gelombang kejut yang membuat Monkey Glasses terhuyung. "Sekarang!" Lucky berteriak, memanfaatkan momen itu untuk melancarkan serangan berikutnya. Dia melompat ke udara, hammer-nya bersinar dengan cahaya yang intens, siap untuk memberikan serangan pamungkas.

"Great Breaker – Final Smash!" Lucky mengayunkan hammer-nya dengan kekuatan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya. Serangan itu langsung mengenai Monkey Glasses, mengirim monster tersebut terbang jauh ke belakang. Suara benturan yang menggelegar mengguncang hutan, dan tanah bergetar di bawah kaki Lucky.

Monkey Glasses terjatuh, mengerang kesakitan. Lucky tidak memberikan kesempatan untuk pulih. Dengan sigap, dia mendekati monster itu, bersiap untuk mengakhiri pertarungan. Namun, tepat saat dia hendak memberikan serangan terakhir, Monkey Glasses mengeluarkan suara aneh, seolah meminta belas kasihan.

Di tengah kebingungan, Lucky teringat akan nasihat dari gurunya: "Setiap makhluk memiliki alasan untuk berjuang. Terkadang, kita harus melihat lebih dalam dari sekadar kekuatan." Dia berhenti sejenak, mempertimbangkan pilihan yang ada.

"Apakah kau memiliki alasan untuk bertarung?" Lucky bertanya, meletakkan hammer-nya di sampingnya. Monkey Glasses, meskipun masih terbaring, tampak memperlihatkan ekspresi yang lebih tenang.

Setelah beberapa detik, sepertinya ada pemahaman di antara mereka. Lucky pun merasa bahwa, mungkin, ada cara lain untuk menyelesaikan konflik ini tanpa harus mengorbankan nyawa. Dia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua kepada monster itu.

Ketika Lucky merasa lega dan berpikir bahwa dia telah mengubah musuh menjadi teman, tiba-tiba, Monkey Glasses menunjukkan wajah licik. Dalam sekejap, monster itu menggerakkan kakinya dengan cepat dan menendang Lucky dengan keras.

"Hey, kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja?" teriak Monkey Glasses sambil tertawa mengejek. Lucky terhuyung mundur, terkejut oleh serangan mendadak itu. Belum sempat dia mengatur napas, Monkey Glasses mulai memukul-mukul pantatnya, seolah-olah menggoda Lucky untuk menyerang lagi.

"Lihat, aku lebih cepat dari yang kau kira!" lanjutnya, dengan ekspresi puas di wajahnya. Lucky, meskipun terkejut, tidak bisa menahan tawa ketika melihat tingkah laku konyol monster itu. "Kau benar-benar monster yang aneh," gumam Lucky, mencoba mengumpulkan kembali fokusnya.

Menyadari bahwa dia telah terperdaya, Lucky segera bangkit dan bersiap untuk melawan kembali. "Kau memang licik, tapi aku tidak akan memberimu kesempatan kedua!" serunya, mengangkat hammer-nya sekali lagi dengan semangat.

Monkey Glasses berhenti bercanda dan bersiap untuk melawan. "Ayo, tunjukkan apa yang kau punya!" tantangnya, dengan tatapan menantang. Lucky tidak ingin terjebak dalam permainan lagi. Dia mengatur strategi dan mengambil langkah maju, bersiap untuk memberikan serangan yang lebih serius.

Dengan gerakan cepat, Lucky melancarkan serangan bertubi-tubi, tetapi kali ini dia lebih berhati-hati. Dia menghindari jebakan-jebakan licik dari Monkey Glasses dan berusaha untuk memanfaatkan kecepatan dan tekniknya.

Monkey Glasses berusaha menghindar, tetapi Lucky sudah siap dengan teknik Great Breaker-nya. "Sekarang, saatnya!" teriak Lucky, melancarkan serangan terarah ke arah Monkey Glasses.

Dua kekuatan bertabrakan, dan ledakan energi terjadi di tengah hutan. Lucky menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya, bertekad untuk tidak lagi membiarkan dirinya terperdaya oleh tipu daya monster itu.

Momen itu menjadi pertarungan yang mendebarkan, di mana konyol dan serius berpadu, dan Lucky berjuang untuk mengatasi tantangan yang muncul tanpa henti.

Dengan ketepatan yang luar biasa, Lucky berhasil menemukan celah dalam pertahanan Monkey Glasses. Dia mengayunkan palunya dari samping dengan kekuatan penuh, dan seketika palu itu menghantam monster tersebut. Suara benturan yang keras menggema di seluruh hutan, dan Monkey Glasses terhuyung, mengeluarkan darah yang berwarna putih seperti kristal.

Lucky tertegun sejenak, memperhatikan darah yang mengalir dari luka di sisi tubuh monster itu. "Hemm, sepertinya ini bahan yang sangat bagus untuk membuat botol kaca," gumamnya sambil tersenyum lebar, meskipun wajahnya tampak menyeramkan.

Dia mendekati genangan darah kristal itu, merasakan energinya yang unik. "Bisa jadi ini adalah sesuatu yang berharga," pikirnya. Lucky membayangkan berbagai kemungkinan dari darah tersebut—botol-botol kaca indah yang bisa digunakan untuk menyimpan ramuan atau bahkan barang-barang magis.

Namun, senyuman Lucky tidak dapat menghapus rasa sakit yang dialami oleh Monkey Glasses. Monster itu, meskipun terluka, berusaha untuk bangkit kembali, matanya menatap Lucky dengan kemarahan dan rasa sakit. "Kau pikir ini akan membuatku menyerah?!" teriaknya, berusaha untuk mempertahankan posisinya.

Lucky menyadari bahwa meskipun dia melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan dari situasi ini, dia juga harus tetap waspada. "Kau mungkin bisa bertahan, tapi aku tidak akan membiarkanmu mengganggu orang lain lagi," katanya dengan tegas, bersiap untuk menyerang kembali jika diperlukan.

Dengan kedua belah kaki yang siap, Lucky mengangkat palunya tinggi-tinggi, bersiap untuk memberikan serangan berikutnya. Dia tahu bahwa setiap keputusan yang diambilnya sekarang bisa menentukan akhir dari pertarungan ini.

"Sekarang, apakah kau akan menyerah, atau kita akan melanjutkan pertarungan ini?" Lucky bertanya, menantang monster itu untuk mengambil keputusan. Dalam hati, dia berharap bahwa ada cara untuk menyelesaikan konflik ini tanpa lebih banyak kekerasan, tetapi dia juga tidak akan ragu untuk melindungi dirinya.

Pertarungan yang sengit itu berlanjut tanpa henti, dengan Lucky menggunakan semua kekuatannya untuk mengalahkan Monkey Glasses. Setiap ayunan palu yang dilakukannya terasa semakin kuat, dan dia memanfaatkan momen-momen kecil untuk menyerang dengan cepat.

Dengan gerakan yang lincah, Lucky memukul monster itu dengan beruntun, seolah-olah dia sedang mengolah ayam geprek. Setiap kali palunya menghantam, suara dentuman keras menggema, dan darah kristal terus mengalir dari tubuh Monkey Glasses. Lucky tidak memberikan kesempatan pada monster itu untuk bangkit kembali.

"Ini untuk semua orang yang kau ganggu!" teriak Lucky, memberikan pukulan terakhir yang sangat kuat. Palunya menghantam dengan kekuatan maksimum, dan seketika itu juga, Monkey Glasses terjatuh ke tanah, tidak bergerak lagi.

Setelah beberapa detik, suasana hutan menjadi tenang. Lucky menghela napas, merasakan campuran kelegaan dan kemenangan. Dia telah berhasil mengalahkan monster yang mengganggu dan melindungi dirinya sendiri. Meskipun dia merasa sedikit bersalah melihat monster itu terbaring tak berdaya, dia tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambil untuk menjaga keselamatan.

Dengan darah kristal yang masih mengalir di sekelilingnya, Lucky memutuskan untuk mengumpulkan sedikit sebagai bahan untuk eksperimen dan kerajinan. "Ini mungkin bisa menjadi sesuatu yang luar biasa," pikirnya, sambil mengamati dengan seksama.

Setelah menghabiskan waktu untuk mengolah darah kristal dari monster itu, Lucky akhirnya berhasil menciptakan botol kaca yang indah dan berkilau. Dia merasa bangga dengan pencapaiannya dan tidak sabar untuk menunjukkan hasil kerjanya kepada Araint.

Ketika Araint melihat botol kaca itu, matanya berbinar-binar. "Wow, Lucky! Ini luar biasa!" serunya dengan penuh kekaguman. Dia mengamati botol itu dari berbagai sudut, memperhatikan detail dan keindahan yang ada.

Namun, ketika Araint mulai menilai nilai dari botol tersebut, dia mengerutkan dahi dan berkata, "Aku rasa botol ini lebih berharga dari sebuah pil spiritual level 2." Lucky terkejut mendengar pernyataan itu. "Apa? Serius? Berapa harganya?" tanyanya, tidak percaya.

Araint menjawab, "Jika kita jual, bisa mencapai 1000 koin per botol!" Lucky hampir tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "1000 koin? Itu sangat banyak!" teriaknya, wajahnya dipenuhi rasa takjub dan kebahagiaan.

"Dengan jumlah itu, aku bisa membeli banyak hal dan bahkan memperkuat diriku lebih jauh!" Lucky mulai membayangkan semua kemungkinan yang bisa dia capai dengan koin sebanyak itu.

Araint tersenyum lebar, "Ini adalah pencapaian yang hebat, Lucky. Kau harus bangga dengan dirimu sendiri. Tidak hanya kau berhasil mengalahkan monster itu, tetapi juga menciptakan sesuatu yang berharga dari darahnya."

"Terima kasih, Araint! Aku tidak akan berhenti di sini. Ini baru permulaan!" serunya, penuh semangat.