Chereads / System Koplak / Chapter 9 - Bab 9

Chapter 9 - Bab 9

Ketika pembunuh bayaran itu menyadari bahwa Lucky telah mengetahuinya, dia segera meluncurkan serangan dengan gerakan yang mematikan. Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia berusaha menghabisi Lucky dalam sekejap. Lucky merasakan aura berbahaya dari lawannya, dan meskipun dia tahu bahwa orang itu tampak lebih kuat, dia tidak akan mundur tanpa perlawanan.

Dengan refleks yang terlatih, Lucky mengangkat Dual Cross Hammer-nya tepat waktu, menahan serangan pertama yang datang. Benturan keras antara palu dan senjata pembunuh itu menggetarkan tangan Lucky, tetapi dia tetap berdiri teguh. Dalam momen itu, dia menyadari bahwa meskipun lawannya lebih kuat, dia memiliki keunggulan lain — keberanian dan tekad yang tidak akan pernah padam.

Lucky memanfaatkan kesempatan itu untuk melancarkan serangan balasan. Dia mengayunkan palu dengan kekuatan penuh, mencoba memukul lawannya dan memanfaatkan setiap gerakan yang dia pelajari dari teknik Great Breaker. Meskipun pembunuh itu berusaha menghindar, Lucky berhasil mendaratkan beberapa serangan yang cukup memengaruhi pergerakan lawannya.

Pertarungan berlangsung intens, dengan Lucky berusaha keras untuk menahan serangan-serangan mematikan dari pembunuh itu. Dia tahu bahwa dia harus tetap fokus dan tidak membiarkan rasa takut menguasainya. Setiap kali dia terkena serangan, dia mengingat semua yang telah dia perjuangkan dan mengapa dia harus bertahan.

Dengan keberanian yang berkobar, Lucky mulai menemukan ritme dalam pertarungan. Dia tidak hanya bertahan, tetapi juga mulai mendapatkan peluang untuk menyerang balik. Meskipun pembunuh itu lebih kuat secara fisik, Lucky menggunakan kecerdasannya dan keterampilan bertarungnya untuk mengalihkan perhatian lawan dan menciptakan celah.

Akhirnya, setelah pertarungan yang melelahkan, Lucky berhasil menahan pembunuh itu dengan gerakan yang cerdas dan strategis. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mengakhiri pertempuran. Dengan seluruh tenaga yang tersisa, Lucky mengayunkan Dual Cross Hammer-nya dengan kekuatan terbesar yang dia miliki, menargetkan titik lemah lawannya.

Dengan satu serangan yang tepat, Lucky berhasil membuat pembunuh itu terjatuh dan tidak berdaya. Kini, dia berdiri di atasnya, napasnya terengah-engah, tetapi hatinya penuh dengan kemenangan. Dia telah membuktikan bahwa dengan tekad dan keberanian, bahkan ancaman yang paling menakutkan pun bisa dihadapi.

Lucky tahu bahwa ini bukan akhir dari masalahnya, tetapi dia siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Tak lama setelah pertarungan berakhir, Hendric tiba di tempat itu dengan langkah cepat. Melihat keadaan Lucky yang masih berdiri di atas pembunuh yang tak berdaya, dia segera menghampiri dan menanyakan dengan cemas, "Apakah kamu baik-baik saja, Lucky?"

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Lucky, meskipun napasnya masih terengah-engah akibat pertarungan yang baru saja terjadi. Dia merasa lega melihat Hendric, temannya yang selalu siap membantu.

Hendric, yang dikenal sebagai seorang Warrior bintang 5, segera mengambil alih situasi. Dia menatap pembunuh bayaran yang tergeletak di tanah dengan tatapan tajam. "Siapa yang menyuruhmu?" tanyanya tegas, suaranya penuh wibawa. Dia tahu bahwa informasi ini sangat penting untuk melindungi Lucky dan mengatasi ancaman yang mungkin masih ada.

Pembunuh itu, meskipun dalam keadaan lemah, berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutan. Namun, Hendric tidak memberi kesempatan untuk berlama-lama. "Berbicara! Siapa di balik semua ini?" tekan Hendric lagi, dengan suara yang semakin menakutkan.

Setelah beberapa saat penuh ketegangan, pembunuh itu akhirnya mengalah. "Aku... aku disewa oleh pemilik toko senjata lain," katanya dengan suara serak. "Mereka merasa terancam oleh keberadaanmu, Lucky. Mereka ingin menghilangkanmu dari persaingan."

Mendengar itu, Lucky merasakan kemarahan membara di dalam dirinya. Dia tidak menyangka bahwa perjuangannya untuk sukses telah membuatnya menjadi target. "Siapa mereka?" tanyanya, ingin tahu lebih lanjut.

Pembunuh itu menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu pasti, mereka hanya memberiku nama... Dewa Mechanic," ucapnya dengan pelan.

Hendric dan Lucky saling memandang, menyadari bahwa mereka harus waspada. Dewa Mechanic bukan hanya pesaing, tetapi sekarang juga menjadi ancaman nyata bagi keselamatan Lucky. Hendric, dengan tegas, berkata, "Kita harus segera mengambil tindakan sebelum hal ini menjadi lebih buruk."

Lucky mengangguk, merasa keputusan untuk melindungi toko dan cita-citanya semakin mendesak. Bersama Hendric, mereka bertekad untuk menghadapi ancaman ini dan memastikan bahwa usaha dan impian Lucky tidak akan dirusak oleh siapapun. Dengan semangat yang baru, mereka merencanakan langkah selanjutnya untuk menghadapi situasi ini dengan bijak dan strategis.

Keesokan harinya, Araint datang menemui Lucky dengan wajah serius. Dia langsung membahas kejadian yang menimpa Lucky kemarin. "Lucky, sepertinya ada beberapa orang yang ingin membuat masalah dengan kita," ucap Araint, nada suaranya menunjukkan kekhawatiran.

Lucky mendengarkan dengan seksama, merasa jantungnya berdegup kencang. "Siapa yang terlibat?" tanyanya, ingin mengetahui lebih lanjut tentang ancaman yang mungkin datang.

"Menurut informasi yang aku dapatkan, salah satu toko yang berusaha menjatuhkan kita adalah Toko Dagang HongFeng," jawab Araint. "Mereka merasa terancam oleh keberhasilanmu dan ingin mengambil kembali pangsa pasar yang telah hilang."

Lucky merasa marah dan frustrasi. Dia telah berjuang keras untuk membangun tokonya, dan kini ada pihak-pihak yang berusaha merusaknya. "Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya, berusaha mencari solusi.

Araint berpikir sejenak sebelum menjawab. "Kita tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Kita harus menunjukkan bahwa kita tidak takut dan siap untuk melawan. Pertama, kita perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang mereka. Siapa saja yang terlibat dan apa rencana mereka."

Lucky mengangguk, merasakan semangat juang di dalam dirinya. "Baik, kita akan mencari tahu lebih banyak tentang Toko Dagang HongFeng. Jika mereka ingin bermain kotor, kita juga harus bersiap untuk melawan."

Araint tersenyum, merasa senang melihat semangat Lucky. "Aku akan meminta bantuan beberapa teman di sekitar untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Kita perlu tahu seberapa besar ancaman mereka dan apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi toko kita."

Araint memberikan sebuah botol kecil kepada Lucky dengan penuh harapan. "Ini adalah Pil Spiritual level 1 tingkat tinggi. Dengan ini, kamu bisa meningkatkan basis kultivasi mu," jelasnya dengan semangat.

Lucky mengamati botol itu, yang terbuat dari tanah liat dan terlihat sangat jadul. "Apa ini?" tanyanya, sedikit ragu. "Bukankah jika menggunakan botol kaca, kita bisa menyimpan pil lebih lama dan meningkatkan kualitas pil?"

Araint terlihat bingung. "Botol kaca? Apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya sebelumnya," jawabnya, masih berusaha memahami penjelasan Lucky.

Lucky menyadari bahwa Araint mungkin tidak familiar dengan teknologi atau material yang lebih modern. "Botol kaca adalah wadah yang terbuat dari kaca, biasanya lebih tahan lama dan bisa menjaga kualitas isi di dalamnya," jelas Lucky. "Jika kita menggunakan botol kaca, kita bisa mencegah kontaminasi dan menjaga pil tetap dalam kondisi terbaik lebih lama."

Meskipun Araint tidak sepenuhnya mengerti, dia menghargai pemikiran Lucky. "Mungkin itu ide yang bagus, Lucky. Tapi saat ini, kita harus fokus pada pil ini. Ini bisa sangat membantu untuk meningkatkan kekuatanmu," ucapnya, berusaha meyakinkan Lucky.

Lucky mengangguk, menyadari bahwa terlepas dari bentuk botolnya, isi di dalamnya tetap berharga. "Baiklah, aku akan mencobanya. Terima kasih, Araint. Ini bisa menjadi langkah awal untuk menghadapi tantangan yang ada."

Lucky menyadari bahwa untuk membuat botol kaca, dia perlu memahami proses dan bahan-bahan yang diperlukan. Dia mulai mencari cara untuk meneliti pembuatan botol kaca di dunia tempat dia tinggal, meskipun pengetahuan tentang teknologi dan bahan mungkin berbeda dari yang dia kenal sebelumnya.

Pertama, Lucky mencari tahu tentang jenis-jenis pasir yang bisa digunakan sebagai bahan dasar kaca. Dia ingat bahwa kaca biasanya terbuat dari pasir silika berkualitas tinggi. Lucky juga ingin mengetahui apakah ada sumber daya lain yang bisa digunakan untuk menciptakan kaca, seperti batu kapur atau soda ash, yang sering digunakan dalam proses pembuatan kaca.

Setelah mendapatkan informasi tentang bahan-bahan tersebut, Lucky mencari lokasi di mana dia bisa menemukan pasir silika dan bahan lainnya. Dia bertanya kepada penduduk setempat, mengunjungi pasar, dan mencari tahu apakah ada pengrajin atau alkemis yang memiliki pengetahuan tentang pembuatan kaca.

Lucky juga mulai menggambar sketsa tentang bentuk dan desain botol kaca yang dia inginkan. Dia membayangkan botol yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki estetika yang menarik, sehingga bisa menjadi simbol kekuatan dan ketahanan.

Selama penelitiannya, Lucky mengingat bahwa dia tidak sendirian. Dia bisa meminta bantuan dari teman-temannya, seperti Araint, untuk mencari informasi lebih lanjut dan bahkan mungkin membantu dalam proses pembuatannya. Bersama-sama, mereka bisa melakukan pencarian bahan dan belajar tentang teknik pembuatan kaca.