Dengan bahan-bahan yang berhasil diperoleh dari pasar, Lucky kembali ke bengkelnya dengan semangat yang menggebu. Suasana di dalam bengkel terasa berbeda, seolah-olah ada energi baru yang mengalir. System Koplak sudah tidak sabar untuk melihat apa yang akan dilakukan Lucky selanjutnya.
"Bagus, Lucky! Sekarang saatnya menunjukkan kemampuanmu. Mulailah dengan merencanakan apa yang ingin kamu buat," kata System Koplak, suaranya penuh semangat.
"Aku berpikir untuk membuat pedang pertama. Pedang adalah senjata yang klasik dan banyak diminati oleh para petualang," jawab Lucky, membayangkan bentuk pedang yang ingin dia buat.
Dia mulai mengatur semua peralatan yang dibutuhkan: palu, landasan, dan tentunya bahan-bahan logam yang baru saja dibelinya. Lucky mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Dia tahu bahwa ini adalah langkah pertama yang penting.
"Baiklah, langkah pertama adalah memanaskan logam," ucapnya, lalu menyalakan api di tungku. Api menyala dengan cerah, dan Lucky memasukkan potongan logam ke dalamnya. Dia menunggu dengan sabar hingga logam tersebut memanas dan berubah warna.
Setelah beberapa saat, dia menggenggam palu dan bersiap untuk mulai memukul logam yang telah lunak. Dengan setiap pukulan, dia merasa lebih percaya diri. "Kamu bisa melakukannya, Lucky! Ingat, konsentrasi adalah kunci!" dorong System Koplak.
Setelah beberapa menit bekerja keras, pedang mulai mengambil bentuknya. Lucky terus memukul dan membentuk logam, mengalirkan seluruh fokus dan energi ke dalam setiap pukulan. Dia bisa merasakan hubungan antara dirinya dan logam, seolah-olah dia sedang memberi kehidupan pada senjata yang dia buat.
"Jangan lupa untuk memberi sentuhan akhir, Lucky! Pedang itu harus memiliki karakter," kata System Koplak, mengingatkan.
"Aku tahu. Aku akan menambahkan ukiran di pegangan dan sedikit detail pada bilahnya," jawab Lucky dengan semangat.
Setelah merasa puas dengan bentuk pedang, Lucky mulai menambahkan detail dengan hati-hati. Dia menggambar pola-pola yang indah di sepanjang bilah dan pegangan, memastikan bahwa setiap goresan mencerminkan dedikasi dan kreativitasnya.
Setelah menyelesaikan semua tahap, Lucky mengamati hasil kerjanya. Pedang itu berkilau di bawah cahaya bengkel, dan dia merasa bangga. "Aku berhasil, Kakek! Ini adalah pedang pertamaku!" serunya dengan antusias.
"Hebat, Lucky! Kamu benar-benar menunjukkan bakatmu! Sekarang, saatnya untuk mengujinya!" balas System Koplak, dengan nada menggoda.
"Uji? Bagaimana cara mengujinya?" tanya Lucky, sedikit bingung.
"Kamu bisa mencoba memotong sesuatu atau bahkan menguji ketajaman pedang itu. Atau, jika kamu berani, ajak beberapa monster latihan di luar!" saran System Koplak.
Lucky berpikir sejenak. "Baiklah, aku akan mencoba memotong beberapa bahan kayu di luar. Jika berhasil, aku akan merasa lebih yakin untuk membuat senjata lainnya."
System Koplak yang mengamati dengan seksama kemudian berbicara. "Hmm, cukup bagus untuk pemula, tetapi kualitasnya masih jauh dari kata sempurna. Jika kamu ingin meningkatkan kualitas pedang ini, ada cara yang bisa kamu lakukan."
"Apa itu, Kakek?" tanya Lucky, merasa penasaran.
"Aku bisa membantumu meningkatkan kualitas pedangmu, tapi ada syaratnya. Kamu harus menyelesaikan misi tertentu untukku. Misinya tidak terlalu sulit, tetapi kamu harus bersedia mengambil risiko," kata System Koplak, suaranya penuh misteri.
"Apa misinya?" tanya Lucky, merasa bersemangat.
Lucky mengernyitkan dahi mendengar misi yang diberikan oleh System Koplak. "Kakek, misi ini terdengar sangat aneh! Kenapa harus memukul pantat seorang wanita bangsawan? Ini tidak masuk akal!" keluhnya, merasa bingung dan sedikit kesal.
System Koplak hanya tertawa kecil. "Aku tahu ini terdengar aneh, tetapi ini adalah cara untuk menguji keberanian dan ketangkasanmu. Wanita bangsawan itu adalah putri dari keluarga terpandang di kota. Dia sering terlihat di pasar atau di taman kerajaan."
"Apakah ada alasan khusus kenapa aku harus melakukan hal ini?" tanya Lucky, masih merasa skeptis.
"Kabarnya, dia menyukai tantangan dan sering meminta orang untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa. Jika kamu berhasil, dia mungkin akan memberimu informasi berharga atau bahkan hadiah yang bisa membantumu dalam perjalanan menjadi Blacksmith," jelas System Koplak.
Lucky menghela napas, masih ragu dengan misi yang aneh ini. "Baiklah, jika aku harus melakukannya, aku akan mencari wanita bangsawan itu. Tapi, bagaimana jika dia marah atau melaporkanku?"
"Jangan khawatir, Lucky. Kamu hanya perlu melakukannya sekali dan cepat. Pastikan kamu tidak membuat masalah lebih besar. Ini hanya untuk menguji keberanianmu," kata System Koplak dengan nada meyakinkan.
"Aku akan mencobanya, meskipun ini sangat aneh," kata Lucky dengan ragu. "Di mana aku bisa menemukan dia?"
"Biasanya, dia suka berjalan-jalan di taman kerajaan setiap sore. Jika kamu pergi sekarang, mungkin kamu akan menemukannya di sana. Ingat, lakukan dengan cepat dan jangan berlama-lama! Ini adalah kesempatanmu untuk mendapatkan informasi penting!" saran System Koplak.
Dengan tekad yang campur aduk antara rasa cemas dan penasaran, Lucky bergegas menuju taman kerajaan. Dia tahu bahwa ini mungkin akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, meskipun dia berharap bisa menyelesaikannya dengan baik.
Ketika Lucky tiba di taman kerajaan, matanya langsung tertuju pada seorang wanita yang mencolok perhatian. Wanita itu mengenakan gaun merah yang terbuat dari kain halus, menyatu sempurna dengan lekuk tubuhnya yang anggun. Gaun tersebut memiliki potongan yang cukup rendah di bagian dada, menonjolkan keindahan lehernya yang ramping dan kulitnya yang bersinar.
Lengan gaun itu transparan, memberikan kesan elegan sekaligus menggoda. Di bagian bawah, gaun tersebut mengalir dengan indah, menyapu tanah setiap kali wanita itu bergerak. Rambutnya yang panjang dan berkilau terurai bebas, dengan beberapa helai yang dikepang dan dihias dengan bunga kecil yang menambah kesan anggun. Wajahnya cantik dengan mata besar berwarna cokelat yang memancarkan pesona, dan senyum manis yang terlihat ramah namun misterius.
Di sekelilingnya, terdapat beberapa pengawal yang menjaga jarak, tetapi mereka tetap waspada, siap melindungi sang wanita bangsawan dari segala ancaman. Meskipun dikelilingi oleh pengawal, aura percaya diri dan karisma wanita itu tetap bersinar, membuat setiap orang yang melintasi taman tidak bisa menahan diri untuk tidak memandangnya.
Lucky merasa sedikit gugup melihat wanita yang begitu menawan dan berani itu. Dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan, meskipun misi yang diberikan sangat aneh. Dengan hati-hati, ia mendekati wanita tersebut, berusaha mengumpulkan keberanian untuk melakukan apa yang harus ia lakukan.
Mendengar bisikan-bisikan di sekitarnya, Lucky terkejut ketika mengetahui bahwa wanita yang menawannya itu adalah seorang selir kerajaan bernama Claudia. Rasa ragu mulai menggerogoti pikirannya. "Dasar system sialan! Bukankah ini mustahil?" gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri.
Ia memandangi Claudia yang terlihat anggun dan percaya diri di tengah kerumunan, dikelilingi oleh pengawal yang ketat. "Melakukan hal ini di depan umum sama saja dengan bunuh diri," pikir Lucky, merasakan jantungnya berdebar kencang.
Kekhawatiran tentang konsekuensi dari misi yang aneh ini membuatnya merasa tertekan. Jika sampai ketahuan, dia bisa saja ditangkap atau bahkan dihukum berat. Lucky mengingat semua cerita yang ia dengar tentang selir-selir kerajaan yang sangat dilindungi dan betapa amarah mereka bisa menimbulkan bencana bagi siapa saja yang melanggar batas.
Namun, di sisi lain, ia juga mengingat tujuan dari misinya—untuk mendapatkan informasi berharga dan meningkatkan kualitas pedangnya. "Tapi jika aku tidak melakukannya, aku tidak akan pernah tahu apa yang bisa kudapatkan," pikirnya, berusaha mencari alasan untuk memberanikan diri.
Dengan nafsu yang bergejolak dan rasa takut yang menyelimuti, Lucky berusaha mengumpulkan keberanian. Ia tahu bahwa ini adalah saat yang menentukan. Dia harus memutuskan apakah akan melanjutkan misi ini atau mundur dan menghindari risiko tersebut. Dalam hatinya, ia berdoa agar segala sesuatunya berjalan lancar.