Malam hari...
Arshen membuka matanya, rambutnya berantakan begitu juga dengan pakaiannya, Arshen bangkit dari ranjang dan menoleh ke jendela, dia melihat badai salju sedang terjadi dan buru buru menutup gorden.
Arshen menatap jam yang menunjukan pukul 7:20, dia segera mengambil pena dan buku yang terbuat dari kulit kambing dari tas kulitnya untuk menulis sesuatu.
Arshen duduk di kursi malas sambil menunggu air yang dia panaskan mendidih dan mulai menulis sesuatu di buku.
"Senin 21 Desember 1051, banyak hal terjadi selama ini tapi aku aku menyingkatnya saja".
"Aku tiba tiba terbangun di hutan Elden dengan sesuatu yang baru di dalam diriku"
"Aku bertemu seseorang dari Daylight Order, dan aku telah di tipu oleh mereka"
"Aku juga bertemu Mr. Broughstone lagi, tidak aku seharusnya memanggilnya Mr. Sigrid Barnovelt sekarang"
Coret... Arshen mencoret beberapa kata dalam bukunya.
"Dia telah naik ke Pathway 7, aku tak tahu kekuatan seperti apa yang dia dapat dari itu, tapi itu pasti sesuatu yang luar biasa".
"Dia tampaknya sedang di awasi oleh sebuah organisasi rahasia, karena itu dia tiba tiba menghilang".
Di akhir dia menuliskan empat kata dalam bahasa Eldritch dan Serapian.
"Servedius", "Archivis", "Arshen", "World"
Arshen berhenti menulis dan memasukan buku dan penanya ke tas kulit miliknya kembali.
Arshen menoleh ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 7:28, Arshen membuka pintu kamarnya dan pergi bersiap untuk makan malam, Arshen yang sedang berjalan melewati pintu pintu kamar yang menuju tangga tiba tiba merasakan sesuatu yang aneh.
Kenapa aku tiba tiba merasa ada yang aneh, atau mungkin itu cuma perasaanku saja.
Menghirauran perasaan itu Arshen pergi ke resepsionis.
"Permisi, dimanakah ruang makannya"
"Oh, itu ada di lorong di sebelah tangga kau bisa memesan makanan kepada Mrs. Dorothy" resepsionis menjawab dengan senyuman.
"Terimakasih" Arshen menganggukkan kepalanya dan berjalan ke lorong di samping tangga"
Tap..
Arshen sampai di depan sebuah ruangan dengan beberapa orang di dalamnya dan dia juga melihat seorang wanita yang tampak dewasa, berbadan besar, dan dengan celemek yang dia kenakan menyandarkan tangannya di meja sambil memainkan rambut hitam panjangnya.
"Permisi, Mrs. Dorothy aku pesan sepotong roti tawar, segelas air putih, dan sebuah bubur spesial" Kata Arshen kepada seorang wanita tua berbadan cukup besar yang sedang menggunakan celemek dan menyandarkan tangannya di meja.
"Hmm, apa kau dari luar kota tuan?, ini pertama kalinya aku melihatmu di sini" Dorothy melirik pria bermantel coklat panjang dengan mata abu abu kehitaman di depan mejanya.
"Ya, aku baru sampai disini siang ini, tapi karena kelelahan aku tertidur sampai malam"
"Aduh kasihan sekali kau pasti sangat kelelahan, apa kau dari kota yang jauh tuan..."
"Ya, aku berasal dari Persepolis di utara tapi karena berbagai alasan aku mengembara sampai disini" Arshen menjawab dengan senyuman pahit.
Jangan tanya aku alasannya, karena aku juga tak tahu apa alasan aku ada disini.
"Wah, kau juga dari Persepolis?, itu mengejutkan aku juga berasal dari sana, dulu aku adalah anak dari pemilik restoran ternama tapi setelah bangkrut ayahku meninggal dan ibuku membawaku kesini lalu..." Dorothy bercerita dengan riang sambil menekuk punggung tangan kirinya dan meletakannya di pinggang dengan jari telunjuk tangan kanannya yang di goyang goyangkan.
Bisakah anda berhenti bercerita Mrs. Dorothy, aku bahkan tidak peduli dengan semua ceritamu itu, aku mau makananku sekarang, sekarang..!!
Arshen mengedutkan alisnya sambil menahan senyuman pahit di wajahnya yang tampak sedikit pucat.
"Lalu aku berakhir menjadi koki di sini"
Apa kau sudah selesai Arshen mengerutkan pelipisnya dan masih menahan senyuman di wajahnya.
Krwuk... Arshen tersenyum dan berkata.
"Maaf, Mrs. Dorothy bisakah kau menyiapkan pesananku"
"Ah, maaf aku terlalu senang karena bertemu seseorang dari kampung halaman yang sama jadi aku melupakan itu, sebentar aku ambilkan dulu kau bisa mencari tempat duduk dahulu"
Akhirnya..., memang tidak peduli di manapun wanita adalah ras yang menakutkan, puji tuhan. Arshen terkekeh dan bernafas lega.
"Baiklah, tidak masalah" Arshen berbalik dan menoleh ke meja kosong yang berada di paling ujung kanan dan duduk disana.
...
Beberapa menit berlalu dan Mrs. Dorothy kembali dari dapur sambil membawa nampan yang berisi semangkok bubur, sebatang roti panjang, gelas dan teko air.
Dia menoleh dari kanan ke kiri untuk menemukan pria yang tadi memesan makanan.
Pandangan Dorothy tertuju pada ujung paling kanan barisan meja tempat seorang pria bermantel coklat panjang duduk dengan lesu.
"Ini pesananmu tuan, maaf jika sudah menunggu lama itu karena aku sedikit menghangatkannya lagi, karena malam ini sedang ada badai salju dan suhu semakin dingin, aku biasanya tak seperti ini tapi ini khusus untukmu karena berasal dari Persepolis, aku menambahkan sedikit lebih banyak porsi untukmu" Dorothy berbicara sambil meletakan makanan dan minuman yang dia bawa di depan Arshen.
"Haha, sepertinya aku sedang beruntung hari ini" Arshen terkekeh sambil memandang makanan dengan perut laparnya.
"Baiklah kau pasti sudah sangat kelaparan, silahkan nikmati makanannya tuan a.."
"Arshen, Arshen Rosselvelt" kata Arshen sambil melahap roti tawar yang lembut dan hangat.
"Silahkan menikmati Mr. Rosselvelt" Dorothy berbalik dan berjalan ke mejanya, meletakan baki yang dia bawa di bawah meja.
Arshen memakan roti dengan lahap dan seolah sudah lama sejak dia pertama kali makan.
Ini enak sekali rasa manis di rotinya sangat terasa, bagaimana dengan buburnya.
Arshen memakan sesuap bubur berwarna hijau yang tersaji di depannya dengan uap hangat yang keluar darinya.
Hmm.., ini enak sekali rasanya begitu renyah dan gurih teksturnya sangat kental dan lembut di lidah, dan ada rasa manis dari kacangnya, ini adalah makanan terenak yang kumakan selama aku sampai di dunia ini, tunggu bagaimana jika aku mencampurkannya dengan roti.
Arshen mengolesi rotinya dengan bubur kacang di mangkok dan memakannnya bersamaan.
Rasanya benar benar seperti masakan surga, semengerikan apapun sifat seorang wanita, masakan mereka selalu enak di lidah, ini seperti aku berada di surga saja. Arshen meneteskan setetes air mata dan lanjut memakannya sampai habis.
"Yang terbaik dari semuanya adalah semua ini dapat ku makan 2 kali jika aku menginap di penginapan ini hanya untuk satu hari, satu perak dua pearlku jadi terasa sepadan"
Arshen kembali ke kamarnya dan lanjut tidur.
...
Hari Selasa, pagi hari.
Arshen terbangun dengan rambut berantakan dan melihat ke jendela yang mengeluarkan cahaya terik matahari.
"Sudah pagi?, baiklah aku harus mencari uang hari ini atau aku tak akan bertahan lebih dari sehari lagi"
Arshen menatap jam dinding yang menunjukan pukul 07:15, sambil memakai mantel coklat panjangnya dan sarung tangan hitam bermotif bintang yang tergeletak di meja dekat ranjangnya.
Arshen berjalan keluar dari pintu dan turun melalui tangga, menyapa seorang wanita paruh baya dengan tubuh besar dengan pakaian tebal sambil membawa tas keranjang dengan bahan bahan mentah dan rempah rempah dapur.
"Hoam..., oh..., Selamat pagi Mrs. Dorothy, apakah kau baru kembali dari berbelanja?"
Wanita itu menoleh ke arah Arshen dan tersenyum seperti seorang ibu yang melihat anaknya.
"Oh, Mr. Rosselvelt, ya aku baru kembal dari membeli bahan bahan makanan, beberapa stock telah habis dan pelayan sedang sibuk jadi aku harus membeli beberapa sendiri, Apa kau mau sarapan lebih awal Mr. Rosselvelt"
"Tidak, aku harus pergi keluar saat ini, tapi aku akan kembali pada jam 9, aku akan sangat menantikan masakanmu, Mrs. Dorothy" kata Arshen sambil berjalan mendekat.
"Baiklah, sampai nanti Mr. Rosselvelt"
"Ya Sampai Nanti, Mrs. Dorothy" Arshen menundukkan badannya dan berjalan keluar dari penginapan.
Klak.., pintu penginapan tertutup kembali dan Arshen berjalan di atas jalanan yang ditutupi salju putih bersih, di atasnya kabut tembus pandang berwarna abu abu kehitaman menutupi langit dengan udara dingin yang berhembus melewatinya.
Tap..tap...
"Udara disini tak bagus, kira kira pekerjaan apa yang harus aku lakukan jika ingin mendapatkan uang" Arshen berpikir sambil berjalan hingga tak terasa dia telah meninggalkan Oak Street yang merupakan lokasi penginapannya sebelumnya.
"Minggir, jangan menghalangi jalan Lord..!" sebuah teriakan dari seorang kusir dari kereta kuda yang di tarik dua kuda coklat terdengar di telinga hampir semua orang di sana.
Orang orang menepi dan saling berbisik.
"Hmm, sepertinya dia semacam bangsawan di dunia ini, hidupnya pasti sangat makmur dan dia pasti punya banyak uang"
Arshen berjalan keluar dari kerumunan menghiraukan orang orang yang berhenti dan berbisik di pinggir jalan.
Tap...
Arshen sampai di sebuah bar bernama Eaglewood, dia membuka pintu dan mendapati suasana orang orang yang sedang mabuk dan suara ramai dari ruangan lain di dalam bar itu.
Arshen mendekati bartender melihat menu yang ada di sana dengan wajah muram.
Ini..., sepertinya lain kali saja aku begitu miskin saat ini, semua ini sangat mahal.
"Beri aku segelas" kata Arshen sambil menunjuk minuman yang paling murah dan hanya berharga setengah pearl.
"Baik" bartender menuangkan bir bening ke dalam gelas dan menyajikannya ke depan Arsen.
Gluk... Arshen langsung menenggak bir itu dan menghabiskan setengah minuman di gelasnya, sebelum dia tiba tiba terkekeh dan berkata.
"Hei tuan, apa kau punya saran untuk mendapatkan uang dengan cepat" Arshen yang sedikit mabuk bertanya dengan kepala yang berputar putar.
Sang bartender yang sedang mengelap gelas menjawab.
"Jika kau ingin uang kau bisa mencoba pergi ke ruangan di sebelah, di sana ada beberapa permainan yang bisa membuatmu mendapatkan uang"
Arshen menoleh ke ruang di sebelah dan mendengarkan berbagai suara dari dalam ruangan itu dan terkekeh.
"Hmm.., judi ya, mari kita lihat lihat sebentar" Arshen meneguk seluruh minumannya yang tersisa dan berjalan ke ruangan di sebelahnya, memutar kenop di pintunya dan berjalan masuk.
Suara riang orang orang yang berjudi terdengar di kepala Arshen.
Arshen berjalan dan mengamati berbagai permainan disana sambil menahan rasa mabuknya.
Hmm permainan kartu, ini menarik tapi aku tidak ingin berjudi di kondisi keuanganku sekarang.
Arshen dengan mantel coklat panjangnya berjalan keluar dari ruangan itu dan kembali ke meja bartender.
"Ini menarik tapi tidak untuk sekarang, aku tahu batasanku terimakasih"
Arshen berjalan keluar ke pintu keluar dan seolah melihat sesuatu, diamenoleh ke sebuah papan yang ada di tembok bagian kiri bar itu.
Hmp.., apa itu Arshen penasaran dan mendekatinya, di depannya sebuah papan kayu dengan berbagai kertas yang di tempel dengan paku.
"Hei tuan benda apa ini" Arshen bertanya sambil menolehkan wajahnya ke bartender yang masih mengelap beberapa gelas.
"Itu papan misi, disana ada berbagai penjahat buronan yang dapat kau tangkap baik hidup atau mati, setelah itu dapat kau serahkan untuk mendapatkan bountynya, tapi beberapa juga ada semacam misi pengawalan"
"Kau dapat membawanya kepadaku untuk menjalankan beberapa misi seperti penyelidikan, pencarian, atau pengawalan, tapi aku sarankan kau berpikir ulang, beberapa misi misi di sana sangat berbahaya, bahkan jika kau mati karena misi tidak ada atau kau di tipu kami tak akan bertanggung jawab" kata bartender menjelaskan pada Arshen.
Mata Arshen bergerak kesana kemari membaca berbagai kertas dengan angka bounty di papan.
Matanya berhenti bergerak ketika melihat kertas dengan bounty paling besar, kertas itu di tempel tepat di tengah papan dengan sketsa cat minyak wajah seorang pria bertopi tinggi dengan kacamata berlensa di mata kanannya, bibirnya memberikan senyuman yang menawan, dengan kerutan di pipi dan yang paling mencolok adalah rambut pirang yang di sisir ke belakang.
Dari penampilannya dia terlihat sedikit lebih tua dari Arshen dengan ekspresi dingin di wajahnya
Dialo Kruger, hidup atau mati, 25.000 pound,
"Heheh.., dia pasti orang yang sangat jahat hingga di hadiahi dengan bounty sebesar itu" Arshen terkekeh dengan setengah mabuk
"Tidak juga, dia adalah seorang bangsawan yang mencoba membentuk membentuk sebuah organisasi sesat yang memuja dewa jahat, tapi salah satu anggotanya ternyata adalah mata mata kerajaan yang berhasil menyusup dan setelahnya seluruh anggotanya berhasil di eksekusi kecuali Dialo yang berhasil melarikan diri saat itu. Kudengar dia membawa sebuah benda yang sangat penting yang berbahaya" Jawab seorang wanita berambut hitam panjang dengan pakaian hitam dan penutup mata di mata kirinya yang duduk tak jauh dari Arshen.
"Benda apa itu"
"Siapa yang tahu hanya informasi itu yang di berikan oleh pembuat misinya" katanya sambil mengangkat segelas besar bir.
"Siapa yang membuat misi ini, apakah kerajaan?" Arshen berbalik dan bertanya kepada wanita itu.
Wanita itu menyesap bir di gelasnya dan menyangkal pendapat Arshen.
"Tidak, jika kerajaan yang membuatnya mereka akan meletakkannya di papan pengumuman di tengah kota, yang membuat misi ini adalah Viscount Beethoven, itu karena Dialo membunuh adiknya dan menggunakan identitasnya untuk menyembunyikan dirinya dari pengejaran kerajaan"
"Ya, aku sempat dengar rumor adik Viscount saat itu di bunuh dengan di mutilasi dengan kejam" kata seorang pria tak di kenal di bar itu
Beberapa orang terkekeh setelah mendengarnya.
"Ya ya, orang orang sesat memang menakutkan, kudengar mereka sering menggunakan ritual yang menggunakan daging dan darah, haha.." beberapa orang terkekeh dan tertawa membuat bar menjadi lebih berisik
"Aku penasaran seperti apakah ekspresi Viscount saat melihat bangkai adiknya yang sudah di kuliti oleh Dialo, hahaha"
"Hahaha, mungkin dia hampir mati karena marah", Bar yang tadinya sunyi kini menjadi lebih berisik dengan segala suara tawa dan candaan.
Arshen menghiraukan suara canda dan tawa di belakangnya dan berbalik ke papan misi.
Setelah beberapa saat membaca berbagai misi disana, Arshen tertarik ke sebuah kertas misi yang berada di ujung bawah papan, yang berisi sebuah misi penyelidikan bernilai 10 pound.
Hmm..., penyelidikan?, sepertinya kemampuan detektifku dapat aku gunakan disini.
Arshen menarik kertas itu dari papan misi dan menyerahkannya ke bartender.
Bartender itu meliriknya sesaat dan menatap Arshen dengan serius.
"Apa kau benar benar akan mengambil misi ini Tuan?" Bartender itu memastikan sambil menatap Arshen yang sedikit mabuk.
"Ya, tentu" Arshen menjawab sambil kembali duduk di kursi di depan meja.
"Baiklah" bartender itu mengambil sebuah nota dari balik meja dan meletakkannya di meja.
"Siapa namamu?, kau dapat menggunakan nama palsu untuk menyamarkan identitasmu"
Arshen berpikir sejenak dan tersenyum dengan memiringkan wajahnya.
"Zodiac Moriarty"
Bartender itu lanjut menulis di kertas dengan penanya.
"Baik ambilah ini Mr. Zodiac Moriarty, kau bisa pergi ke alamat ini untuk melakukan misinya"
Bartender itu menyerahkan selembar kertas nota yang berisi sebuah alamat.
"Siapa namamu tuan?" Arshen bertanya.
Bartender terkekeh sambil meletakan gelas di tangannya ke meja.
"Leroy Greycloud"
"Baiklah, Mr. Leroy sampai jumpa lagi"
Arshen berjalan keluar dari bar dan memasuki jalanan dengan salju putih, di pinggir jalan tak jauh dari bar terdapat papan nama yang bertuliskan Greycloud Avenue.