Rostalin menurunkan birnya dan meletakannya di meja dengan cukup keras.
Dug! Birnya sedikit terciprat keluar dan membasahi meja.
"Oh Moriarty kah, apa kau sudah menemukan sebuah petunjuk?"
Nafas berbau alkohol yang kuat tercium di hidung Arshen Astaga madam!
Arshen menurunkan topinya untuk menyembunyikan tangannya yang sedang mencubit hidungnya karena tak tahan dengan bau alkohol.
Arshen melepaskan jepitan jari di hidungnya, meletakan topinya di meja, dan menjawab Rostalin dengan senyuman sambil menahan bau alkohol yang ada di sekitarnya.
"Ya!, tapi aku masih perlu beberapa informasi lagi untuk memastikan beberapa hal"
Rostalin terkekeh dan meminum seteguk birnya.
"Ahh..., kau memang detektif yang hebat, jadi informasi apa yang kau perlukan"
"Aku ingin kita menyelidiki langsung ke suatu tempat"
"Tempat seperti apa itu?"
Arshen menyerahkan buku catatannya yang berisi tulisan yang telah dia susun dengan berbagai informasi, deduksi, dan spekulasinya tentang pencuri malam.
"Aku perlu menyelidiki pabrik batu bara, dan aku juga perlu tahu apakah nada yang dia mainkan selalu sama atau berbeda, karena ini mungkin bisa menjadi petunjuk"
"Hoo..." Rostalin membuka dan melirik buku catatan yang di berikan Arshen dengan wajahnya yang memerah karena mabuk.
"Kalau begitu ayo kita lakukan sekarang juga" Rostalin mengembalikan buku itu kepada Arshen dan berdiri dari kursinya, meninggalkan birnya yang masih tersisa setengah gelas.
Arshen yang menerima bukunya kembali langsung bergegas mengikuti Rostalin dari belakang, dan tak lupa dia juga mengambil dan memasang topi tingginya.
Tap...
Arshen berdiri di depan sebuah pabrik batu bara milik Under Earth Company, sebuah pabrik yang berada di ujung timur Dove Street.
Di sekitar tempat itu salju masih turun dengan awan mendung yang menutupi matahari. Asap kelabu keluar dari cerobong yang membumbung tinggi di udara.
Seorang pria dengan mantel coklat panjang dan topi tinggi terlihat berdiri di depan sebuah pabrik batu bara bersama seorang wanita berambut panjang dengan pakaian hitam yang tampak tak kedinginan meski memakai pakaian tipis yang memperlihatkan bagian leher hingga dada dan pergelangan tangannya.
Arshen yang sedang memegangi topinya berkata. "Apa kita akan langsung masuk?"
"Ya, memangnya apa lagi?" Jawab Rostalin.
Mereka berdua memasuki gerbang pabrik dan kesan pertama yang menyeruak adalah gelap, berasap, dan penuh dengan suara keras. Asap tebal dengan aroma menyengat dari debu batu bara dan asap mesin membuat napas terasa berat.
Tak lama setelah memasuki pabrik itu Arshen melihat seorang penjaga yang sedang berjalan di dalam pabrik dengan pakaian yang terlihat kotor.
Rostalin yang juga menyadarinya, melirik ke arah penjaga yang sedang lewat dan berkata sambil menoleh ke araah Arshen di belakangnya.
"Tunggu sebentar"
Dia mendekat ke arah penjaga disana, dan mengatakan sesuatu yang membuat penjaga itu terlihat terkejut dan langsung melunakan ekspresi mereka menjadi ramah.
Tak lama kemudian Rostalin berbalik dan memanggil Arshen dengan melambaikan tangannya.
Begitu saja?, apa mereka kenalannya?, atau mungkin Rostalin sebenarnya punya suatu rahasia, apapun itu baguslah, setidaknya ini akan selesai dengan cepat"
Arshen mendekat dan mengikuti mereka yang terlihat akan menunjukan jalan kepada seseorang.
Tap...
Setelah beberapa menit berjalan mereka akhirnya melihat seorang pria paruh baya dengan kumis tebal dan janggut yang memakai topi tinggi dan memegang tongkat di tangannya, tengah berdiri sambil memperhatikan para pekerja.
"Direktur!" Teriak Salah satu penjaga yang menunjukan jalan.
Rostalin tersenyum dan berjalan maju menghampirinya.
"Pak tua Reynold!, Bagaimana kabarmu pak tua?, tampaknya kau masih cukup sehat untuk orang tua yang bekerja di tempat seperti ini" kata Rostalin dengan terkekeh.
Reynold yang mendengar suara familiar dari belakang, segera menoleh dan langsung memasang ekspresi senangnya saat melihat Rostalin.
"Haha, itu semua karena dewa selalu memberkatiku, lalu apa yang membuatmu menemuiku, Ketua?"
Ketua?, apa yang membuat seorang pria tua memanggil Rostalin sebagai ketua?. Arshen mengedutkan alisnya dan memikirkan banyak hal mengenai Rostalin tetapi dia hanya diam dan menahan pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.
Rostalin menoleh ke arah Arshen dan berkata.
"Mr. Zodiac Moriarty apa kau akan terus berdiri diam di sana?, bukankah ada yang ingin kau selidiki disini?"
Ah!, Arshen terbangun dari lamunannya dan langsung mendekat ke arah Reynold dan Rostalin.
"Zodiac Moriarty" Arshen mengulurkan tangannya dan menunduk untuk memperkenalkan dirinya.
Reynold memindahkan tongkatnya ke tangan kirinya dan menjabat tangan Arshen.
"Reynold Edward" jawab Reynold memperkenalkan dirinya.
"Jadi ada keperluan apa anda kesini?"
"Tentang itu, a...kami sedang menyelidiki sesuatu dan itu berhubungan dengan pabrik ini, apa anda mengizinkan kami untuk bertanya mengenai beberapa hal?"
"Apa itu tentang pencuri malam?"
"Ya, apa kau tahu sesuatu yang membuat dia tertarik untuk mencuri di tempat yang kotor, berbau, dan tidak ramah lingkungan ini?" Kata Rostalin menyela pembicaraan Arshen.
Reynold terdiam dan menatap kedua penjaga yang mengantar Arshen dan Rostalin seolah menyuruhnya untuk pergi.
Para penjaga itu hanya mengangguk dan mengerti apa yang di maksud Reynold dan segera berbalik meninggalkan mereka.
Reynold yang melihat kepergian mereka melanjutkan dengan menjawab pertanyaan Arshen.
"Baiklah..., ehem..!, itu mungkin karena kami tak sengaja menemukan sebongkah mineral langka yang tercampur dengan batu bara"
"Mineral langka?" Arshen dan Rostalin secara bersamaan bertanya karena tertarik.
Mineral langka di pabrik batu bara? Apa itu terbawa dari tambang?. Pikir Arshen.
"Ya! Namanya Riyeld, mineral itu terkadang di temukan tercampur dengan batu bara atau mineral mineral lain, mineral itu memiliki bentuk kubus alami dengan permukaan transparan yang kerasnya hampir sama seperti berlian, mineral ini termasuk mineral langka dan biasanya di jadikan koleksi atau perhiasan mahal karena sulitnya untuk melelehkan mineral ini"
Arshen segera menunduk dengan mencubit pangkal hidungnya dan segera memikirkan sesuatu.
Hmm.., arloji tua, kotak perhiasan, mineral langka, ini terlalu abstrak seperti pencuri pada umumnya tapi..., tunggu...
"Apa mineral ini punya keunikan lain?" Tanya Arshen.
"Keunikan?, hmm..., ah! Untuk keunikannya sepertinya tidak ada, tapi memang sempat ada rumor diantara para penambang yang menemukan batu itu"
"Rumor seperti apa?" Tanya Arshen.
"Katanya mineral itu terkadang mengeluarkan suara suara aneh di malam hari"
Suara!?
"Kapan mineral itu di temukan dan apa mineral itu masih ada di sini?" Tanya Rostalin sambil menyilangkan tangannya.
"Itu di temukan pada pertengahan November kemarin, dan mineral itu telah di ambil oleh pemimpin perusahan dua hari yang lalu"
"Siapa pemimpin perusahaan ini?" Tanya Arshen.
"Ah, itu adalah Viscount, Viscount Beethoven"
"Beethoven...!!" Arshen cukup terkejut hingga isi pikirannya keluar karena mendengar nama yang familiar.
"Ya, apa ada masalah?" Tanya Reynold.
"Haha..., bukan apa apa aku hanya teringat sesuatu, karena aku sudah mendapat jawabannya berarti aku tak perlu menyelidiki lebih jauh lagi, kalau begitu selamat tinggal Mr. Reynold"
Rostalin yang melihatnya juga segera mengikuti Arshen dari belakang.
"Jaga kesehatanmu pak tua" kata Rostalin sambil membelakangi Reynold.
Reynold hanya terdiam melihat kepergian Rostalin dan menghela nafas untuk melanjutkan pekerjaannya dalam mengawasi para pekerja pabrik yang sedang bekerja.
Tap...
Arshen menginjakan kakinya di jalanan berbatu, dia mengeluarkan buku catatannya untuk menatapnya dengan serius dan membolak baliknya sambil memikirkan banyak hal.
Kalau seperti ini, apa tujuan pencuri itu adalah mineral bernama Riyeld itu?, dan ada rumor mineral itu terkadang mengeluarkan suara suara aneh di malam hari, ini pasti ada hubungannya dengan pencuri malam yang memainkan senar satu nada!. Kalau begitu semua pencuriannya pasti berhubungan dengan mineral Riyeld itu, dan kenapa dia mencuri kotak perhiasan mungkin untuk mengambil cincin zamrud yang memiliki kandungan Riyeld di dalamnya, begitu pula dengan arloji tua itu. Dan kenapa dia menyelamatkan perampok itu kemungkinan dia tahu tentang penemuan mineral itu di pabrik ini, ya...! Kalau seperti ini target selanjutnya pencuri itu adalah Viscount Beethoven.
Arshen terlihat tersenyum dan terkekeh sesekali.