Chereads / The Miracle In Madness / Chapter 12 - Red Star Circus

Chapter 12 - Red Star Circus

Tak!

Arshen yang sedang berada di dalam kereta kuda merasakan guncangan yang membuat tasnya jatuh dengan buku dan benda benda miliknya keluar berserakan.

Melihat hal ini dia segera mengambil dan merapikannya kembali barang barangnya yang terjatuh.

"Hmm.."

Mata Arshen tersorot ke sebuah tiket pertunjukan sirkus bernama Red Star Circus yang tergeletak.

Setelah berfikir beberapa saat Arshen membuka jendela kereta dan berkata.

"Pak! Bisakah kita mengubah arahnya ke alun alun kota?"

"Hah..? Ah!, ya itu bukan masalah, aku bisa membawamu ke alun alun sekarang, tapi biayanya tidak akan berkurang, tetap satu silver!, apakah tidak masalah?"

"Ya!, Tidak apa apa".

"Baiklah!"

Kereta kuda itu melambatkan kecepatan kudanya dan berbalik arah dari yang menuju ke selatan sekarang menuju Greycloud Avenue yang ada di barat laut.

Tak! Tak!

Tiba di depan di alun alun kota Arshen segera turun dari kereta kudanya dan membayar biaya ongkosnya.

"Terimakasih tuan" kata kusir kereta kuda sambil memacu kudanya untuk kembali bergerak.

Arshen segera menoleh ke kerumunan orang di depan tenda besar berwarna merah putih.

Di sana cukup ramai dengan kerumunan orang orang yang seperti semut yang tengah masuk ke sarangnya.

"Sepertinya masih belum di mulai, masih ada beberapa menit lagi" kata Arshen sambil melihat ke arloji miliknya.

Arshen segera mengikuti kerumunan orang orang yang mengantri untuk menonton pertunjukan.

...

Arshen akhirnya mendapatkan gilirannya untuk melihat pertunjukan.

"Fiuhh..., apa sirkus ini cukup terkenal?, kenapa antriannya cukup panjang?"

Arshen yang sedang berpikir di kejutkan dengan suara musik sirkus dan tawa badut dari pertunjukan sirkus.

Arshen yang melihat berbagai pertunjukan itu merasakan perasaan nostalgia sekaligus takjub dengan berbagai pertunjukan yang dia lihat, tetapi ada perasaan itu semakin lama semakin aneh, seolah dia pernah menjadi pesulap itu padahal sebenarnya tidak, atau mungkin sebaliknya.

Sungguh perasaan yang aneh.

Setelah melihat beberapa pertunjukan, Arshen hanya mengabaikan perasaan aneh itu, dan duduk dengan diam di kursinya. Hingga akhirnya dia mendapati pesulap telah naik ke atas panggung.

Berbeda dari kru sirkus lainnya pesulap itu mengenakan topeng tersenyum dengan mata kiri yang terlihat menangis sementara yang lain terbuka lebar dengan ceria, dia juga mengenakan tuksedo hitam serta jubah merah yang menutupi punggungnya.

Para penonton yang melihat pesulap itu berjalan memasuki arena sirkus langsung bersorak sorai dengan kedatangannya.

Pesulap itu menunduk seolah memberi salam, kemudian dia menunjukan beberapa trik sulapnya yang membuat penonton takjub.

Akan tetapi di saat para penonton bersorak gembira dengan pertunjukan yang di bawakan si pesulap, Arshen hanya tersenyum dalam diam sambil menonton sang pesulap yang sedang menunjukan berbagai trik sulap miliknya.

Jujur saja ini membosankan, kebanyakan aku memang sudah mengetahui trik triknya, tapi aku harus menghargai sebagai mantan pesulap.

Hingga di penghujung acara, pesulap itu berjalan kembali ke tengah arena dan berkata.

"Eh.. ehem.., hadirin hadirin sekalian! Saksikanlah kali ini aku akan menunjukan pertunjukan terakhirku yang paling hebat..!!"

Semua penonton bersorak dan berteriak dengan gembira setelah mendengarnya, tetapi para kru sirkus yang ada di sana terlihat memasang raut kebingungan.

Hmm.., kenapa raut wajah mereka seperti itu?.

Arshen yang menyadari raut wajah para kru sirkus di pinggir arena segera menyadari kejanggalan dan memiliki firasat buruk.

Arshen yang merasakan firasat buruk itu segera berdiri dan menuju pintu keluar.

"Dan pertunjukan ini adalah..."

Tampak raut wajah para penonton yang penasaran dengan pertunjukan apa yang akan di bawakan si pesulap.

"Ritual The Clown..!!" Teriak pesulap melanjutkan dengan lantang.

"HAHAHAHAHA...!!" Tawa pesulap itu menggema di seluruh ruangan itu, membuat beberapa penonton bingung karena dia tiba tiba tertawa, tetapi bersamaan dengan tawanya seluruh tenda sirkus tiba tiba di kelilingi oleh lingkaran lingkaran merah transparan yang menyebar ke segala penjuru, lingkaran merah itu membentuk sangkar besar dan menutup akses keluar.

Para penonton yang melihat sangkar transparan itu hanya terus bersorak tanpa menyadari keanehan di sekeliling mereka, dan menganggap semua itu bagian dari pertunjukan.

S**t...

Umpat Arshen yang bulu kuduknya merinding, seolah menyadari bahwa apa yang sedang terjadi itu bukan sekedar pertunjukan sulap dan mencoba untuk berdiri dan berlari ke pintu keluar.

...

Di dalam katedral gereja malam terlihat seorang pendeta yang mengenakan kain untuk menutupi matanya dan mengatupkan kedua tangannya seraya berdoa.

Di sisi lain di bangku gereja, terlihat seorang pria berdasi hitam dengan pakaian double brested dan topeng gagak duduk sambil memandangi sang pendeta.

"Apakah ada kemajuan?" Tanya sang pendeta.

"Sedikit, jejak terakhirnya berakhir di kota ini, aku berasumsi kemungkinan dia berada di hutan Elden"

Hah..., Mendengar hal ini sangat pendeta menghela nafas dan berdiri dari duduknya untuk menatap sang pria bertopeng gagak yang duduk di belakangnya.

"Perintahkan seluruh gagak untuk melacak seluruh jejak Daylight Order yang tertinggal di kota ini!"

"Baik, sesuai keinginanmu"

Pria bertopeng gagak segera menunduk dan berjalan menuju pintu keluar.

Tapi baru beberapa langkah dia berjalan, dia tiba tiba menghentikan langkahnya dan menyentuh topeng gagaknya.

"Oho, sepertinya masih ada orang gila yang berani melakukan ritual di sekitar sini"

"Segera bereskan!"

"Fufu.., sesuai keinginan anda" jawabnya dengan menunduk.

Setelah keluar dari katedral, kabut abu abu tiba tiba muncul dari ruang di sekitar pria bertopeng gagak, kabut itu keluar dari ruang kosong yang berubah menjadi riak air tak berbentuk.

Pemandangan itu tampak tak disadari orang orang yang berjalan melewati pria itu.

Kabut itu perlahan menutup tubuhnya yang di mulai dari kepala hingga kakinya.

Whoss...

Pria itu menghilang dari tempatnya seolah dia telah di telan tirai kabut tak berbentuk yang menutupi seluruh tubuhnya,

...

Sementara pesulap terus tertawa, garis garis cahaya merah transparan mulai terlihat memanjang dari bawah kaki sang pesulap yang berada di tengah arena, garis cahaya merah itu membentuk octagon yang mengelilingi pesulap.

Tak berhenti disitu cahaya merah transparan itu terus memanjang dan membentuk berbagai simbol simbol aneh.

Salah satu kru sirkus yang seorang badut menyadari kejanggalan itu, dan dia segera berlari ke arah pesulap yang sedang tertawa gila di tengah panggung untuk menghentikannya.

"Hei.., apa yang kau lakukan..."

Tetapi sesaat setelah dia menginjakan kakinya di dalam lingkaran merah bersimbol octagon dan simbol aneh lainnya.

Bang...!!

Tubuh badut itu meledak dengan bagian tubuhnya yang berserakan dan cairan merah pekat terciprat kemana mana.

"HAAHAHAHA...!! Dasar bodoh!! HAHAHAHAH..!!" teriak pesulap yang bercampur dengan tawanya ketika melihat badut yang berlari ke arahnya meledak.

Hal ini membuat para penonton menjadi terdiam dan berpikir kembali dengan apa yang mereka lihat, seluruh ruangan itu menjadi hening dan hanya terdengar suara tawa badut itu yang menggema dengan garis garis merah di bawahnya yang terus tergambar.

Hingga salah satu wanita berteriak dengan histeris.

"Hyaaaaaa...!!"

Seketika kepanikan menyebar dari seluruh tribun penonton.

Beberapa berteriak "penyihir!", beberapa berteriak dia "orang sesat!", beberapa berteriak dengan ketakutan dan tubuhnya yang gemetar, beberapa memanggil manggil gereja dan polisi untuk segera datang, beberapa tetap diam di tempatnya sambil mengulang ulang doa sambil memeluk anak mereka, sementara di sisi lain ada juga yang mencoba berlari ke pintu keluar dengan ketakutan.

Suasana sirkus yang tadinya ramai dengan tawa bahagia sekarang benar benar kacau, dengan di penuhi suara kepanikan, ketakutan, dan teriakan histeris yang memakan telinga.

"Ibu..!!, Ayah..!! Kakak, siapapun, pembunuh..!!"

Berbagai teriakan ketakutan dari para penonton yang tadinya penuh tawa menggema di seluruh tempat itu.

Arshen yang menyadari hal ini lebih dulu dengan cepat menuju pintu keluar dengan memasang ekspresi tegang dan berkeringat dingin.

"Cepatlah! Ini tidak baik, aku harus cepat keluar"

Arshen yang telah sampai di depan pintu keluar, mencoba untuk berlari sekuat tenaga untuk segera keluar.

Brak..!!

Sebuah dinding tak terlihat membuat Arshen terpental dan terjatuh ke tanah.

Orang orang yang ikut berlari ke pintu keluar juga terpental kebelakang, beberapa gemetar, beberapa nafasnya menjadi berantakan.

Melihat tidak ada lagi pintu keluar, ketakutan yang mendalam terukir di dalam raut wajah semua orang, baik mereka anak anak, remaja, orang dewasa, bahkan pria paruh baya pun gemetar ketakutan ketika menghadapi kematian.

"Tidak..!!, tidak..!!, Seseorang..!!, siapapun di sini ada pembunuhan disini!, hei!, tolong kami!!!" Teriak mereka sambil memukul mukul dinding yang tak terlihat di pintu keluar.

Tetapi setelah berteriak hingga puluhan kali, teriakan mereka yang sedang ketakutan tak di dengar sama sekali, orang orang di luar tenda hanya lalu lalang tanpa bisa mendengar atau menyadari teriakan dan ekspresi penuh ketakutan di wajah mereka, seolah mereka telah di isolasi dari dunia luar sepenuhnya.

Aku tidak bisa terus seperti ini, aku tidak boleh panik, aku harus berfikir secara rasional untuk keluar dari empat ini.

Arshen menoleh ke arah pesulap gila di tengah lapangan sirkus yang berdiri di atas cahaya merah yang terus bergerak memanjang membentuk berbagai simbol simbol.

S**t, ayolah pikirkan sesuatu...!!

Pikir Arshen yang berfikir keras untuk memecahkan masalah di depannya .

Hmm.., dia tadi bilang ini adalah ritual The Clown?, dan melihat keabnormalan ini sepertinya ini salah satu ritual Commoner, dan cahaya merah yang membentuk simbol simbol aneh d bawah kakinya kemungkinan akan terus bergerak hingga ritualnya berakhir, tapi masalahnya orang yang mendekati cahaya merah itu akan meledak, lebih buruk lagi aku juga masih belum tahu apa syarat ritualnya, kondisi terburuknya semua orang di sini akan menjadi cairan merah untuk ritual bajingan itu.

Bang...!!, seorang wanita secara tiba tiba meledak dan berubah menjadi cipratan cairan merah.

Orang orang yang melihatnya menjadi semakin panik dengan teriakan histerisnya yang memekakkan telinga.

Sial, apakah semakin lama ritual itu berjalan, akan membuat kami meledak satu persatu?, ini gawat..!! Gawat!! Gawat!!.

Salah satu penonton yang panik mengeluarkan revolver miliknya dan menodongkannya ke si pesulap dengan tangan yang gemetar.

Sang pesulap yang melihatnya hanya terdiam di tempatnya seolah mengejek pria itu.

"Mati kau dasar iblis bajingan!!"

Dorr!!, peluru panas keluar dari muncong revolver yang di tembakan.

Tembakan itu mengarah tepat di dada kiri si pesulap yang berdiri diam di tengah arena sirkus.

Bang..!!, tubuh pria itu meledak sama seperti badut dan wanita sebelumnya, dengan disertai cairan merah pekat yang tersebar kemana mana orang orang yang berada di dekatnya menjadi sangat panik dan ketakutan.

Suasana disana di penuhi tangisan dengan air mata dan ingus yang memenuhi wajah, teriakan ketakutan dan kepanikan agar di selamatkan menggema di udara, beberapa orang bahkan tidak peduli ketika mereka menginjak injak seseorang hingga tak tak sadarkan diri, walau mereka berusaha berteriak sekuat tenaga, tak satupun orang di luar tenda sirkus yang mendengar teriakan mereka, seolah mereka telah berpindah ke dimensi yang berbeda.

Beberapa orang yang sudah sangat puis asa berlari di pertigaan orang gila untuk mencoba menyerang sang pesulap.

Tetapi sama seperti sang badut sebelumnya, mereka semua berakhir meledak seketika.

"Hahaha!! Terima saja nasib kalian dan duduk diam di sana dan jadilah bagian dari ritualku, haha!!, hahahaha!!"

Arshen yang terus berfikir dengan gemetaran di kejutkan dengan dengan suara tembakan dan ledakan orang orang yang mencoba menyerang sang pesulap.

Walau beberapa orang masih terus berteriak ketakutan, tetapi beberapa dari mereka hanya terduduk lemas tanpa bisa berbuat apapun.

Beberapa orang yang tak bisa diam dalam keputusasaan, mencoba berbagai usaha untuk menghentikan si pesulap, tetapi setiap hal yang mereka lakukan tak membuahkan hasil dan malah berujung pada kematian.

Arshen yang juga ketakutan dengan situasinya saat ini, mencoba sekuat tenaga untuk terus berfikir dengan rasional agar tidak panik dan melakukan hal bodoh.

Kemudian untuk sesaat Arshen melihat seorang anak kecil melemparkan boneka kain miliknya ke sang pesulap, tetapi boneka itu tak mengenainya dan hanya mendarat di garis merah transparan yang membentuk simbol simbol aneh.

"Tidak..!!" Teriak sang ibu sambil meraih anaknya dan langsung memeluknya.

Ketika semua orang termasuk sang ibu dari anak itu berfikir anaknya akan meledak, mereka di kejutkan bahwa anak itu baik baik saja setelah beberapa saat.

Garis cahaya merah yang membentuk simbol simbol di tanah menabrak boneka kain dan berhenti bergerak, pesulap yang melihat hal itu langsung menghentikan tawanya dan menatap boneka kain yang menghentikan ritualnya.

Sang pesulap segera melemparkan tongkat sulapnya untuk menyingkirkan boneka kain agar ritualnya berjalan kembali.

Melihat hal ini Arshen langsung berfikir kalau masih ada harapan, dan segera menyimpulkan.

Kontak fisik ke cahaya merah itu akan membuat seseorang meledak, melempar sebuah benda atau apapun yang mengenai ke sang pesulap juga akan mengakibatkan tubuh meledak, tetapi jika tak mengenai pesulap kau akan baik baik saja, cahaya merah yang membentuk simbol simbol itu kemungkinan adalah timer yang akan membuat semua orang disini meledak dari waktu ke waktu hingga selesai, ini seperti bom waktu sebelum semua orang disini mati, aku bisa menghentikan cahaya merah itu dengan menimpanya dengan benda benda lain, dan yang terakhir kemungkinan pesulap itu tidak bisa bergerak selama ritual berlangsung, kalau begitu ada kemungkinan ritual akan hancur jika aku bisa membuat dia bergerak, tapi bagaimana caraku melakukannya.!?

Setelah menyadari beberapa hal, Arshen segera memastikan teorinya.

"Semuanya tenanglah..!!" Teriak Arshen.

Orang orang yang panik dan ketakutan menghiraukan teriakan Arshen dan fokus untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. tetapi beberapa orang yang tak jauh dari Arshen segera menoleh dengan air mata yang membasahi wajah mereka.

Bagus, tidak perlu semuanya beberapa saja sudah cukup.

"Dengar..!!!, pesulap itu sekarang tidak bisa bergerak karena sedang melakukan sebuah ritual, tetapi meski begitu kita juga tidak bisa menyerangnya atau kita juga akan meledak..!!, Tapi..!!, kita bisa menghentikan cahaya merah di bawah kakinya dengan benda benda di sekitar seperti boneka gadis kecil tadi agar berhenti menggambar simbol simbol aneh, ini mungkin dapat menghentikan ritualnya..!!, aku ingin kita bekerja sama untuk melakukannya"

Arshen segera mencopot mantel coklatnya dan melemparkannya ke dalam susunan garis cahaya merah yang bergerak gerak.

Setelah cahaya itu menabrak mantel coklat milik Arshen, cahaya itu tak bisa melewati mantel Arshen dan berhenti bergerak.

"Lihatlah..!!, kita masih bisa bertahan..!!, setidaknya karena tempat ini tak jauh dari katedral kita masih punya harapan pihak gereja akan membantu..!"

Meski di tutupi oleh topeng, sang pesulap tampak mengeraskan genggamannya ketika mendengar ucapan Arshen yang memotivasi orang orang.

Itu benar, dia tak bisa bergerak!, ini berarti masih ada harapan.., Pikir Arshen.

Beberapa orang yang mendengar penjelasan Arshen segera ikut membantu dia dengan melepas pakaian dan benda benda mereka seperti syal, mantel berbulu, topi dan berbagai benda lainnya.

Beberapa orang yang panik dan takut, hanya menatap Arshen dan orang orang yang berusaha menghentikan ritual sang pesulap.

Di saat raut wajah orang orang di penuhi harapan, sang pesulap tersenyum dari balik topengnya.

"Sungguh usaha yang sia sia".

Dia mengeluarkan sebuah cincin logam yang tampak sederhana dari sakunya, pesulap itu dengan cepat memasangkannya di jari kelingking miliknya, seketika gambar senyum di topengnya seolah berubah menjadi seringai kejam yang menggetarkan jiwa.

Bergetar...! Bergetar...!

pakaian dan benda benda yang digunakan untuk menghalangi garis cahaya merah ritual, tiba tiba bergetar hebat.

Seluruh benda disana tiba tiba melayang di udara dan membuat cahaya merah melanjutkan membentuk simbol simbol anehnya.