"Huh..!"
Semua orang yang melihatnya tercengang, beberapa orang bahkan tiba tiba menjadi gila, karena merasa mustahil untuk melawan, sementara yang lain terus berusaha melemparkan benda benda di sekitar mereka secara membabi buta.
Bang..!!, Bang..!!
Satu persatu orang orang mulai meledak seperti kembang api yang memberikan bekas noda merah di tempatnya, anak anak hanya bisa memeluk orang tua mereka dengan erat, sementara yang lain berusaha menghentikan pesulap atau mencari jalan keluar dengan ekspresi putus asa yang terlukis di wajah mereka.
"Ti..tidak mungkin, apa tidak ada jalan lain lagi?, kenapa polisi dan gereja tak segera menolong kita?" Kata salah seorang pria yang terduduk lemas, gemetar, dan berkeringat dingin hingga mengompol di celananya.
Bang...!!, orang itu seketika meledak di tempat.
"HAAHAAHAHA...!!, semua yang kalian lakukan hanyalah kesia-siaan, kalian semua sudah di takdirkan menjadi tumbal daging agar aku bisa menjadi The Clown!!, Hari ini tidak akan ada yang bisa menghentikan ku untuk menaiki Pathway! HAHAHAH.!!"
Sang pesulap itu kembali mengeluarkan tawa jahatnya yang menggema di kala orang orang sedang berputus asa, dengan euforia yang tak tertahankan, dia seolah membuat seringai menakutkan dari balik topengnya.
Bang..!!, seseorang kembali meledak dan menjadi genangan darah setiap kali sebuah simbol yang di bentuk garis merah di selesaikan.
Beberapa orang yang sudah benar benar putus asa hanya bisa terduduk lemas dengan tatapan kosong, seolah tidak ada lagi harapan bagi mereka untuk di selamatkan.
Arshen yang juga mengalami hal yang sama mulai berfikir berbagai hal negatif.
...apa ini akhirnya? Sial! Sial! Sial.., kenapa kegilaan ini tak bisa membiarkanku beristirahat sebentar saja, apakah tidak ada jalan keluar lain?.
Ucap Arshen yang mengumpat dalam hati sambil menggertakan giginya..
Cling..!
Arloji dengan motif mata reptil terjatuh ke tanah dengan menampilkan raut wajah Arshen yang bercampur antara takut, putus asa, dan kesal.
...
Di luar tenda sirkus orang orang masih lalu lalang di luar dengan dua badut yang menjaga pintu keluar tanpa menyadari apa yang sedang terjadi di dalam tenda.
Tirai kabut tak berbentuk tiba tiba muncul dari ruang kosong yang tepat berada di depan kdua badut yng menjaga pintu keluar.
Dari kabut itu sedikit demi sedikit membentuk kaki manusia yang mengenakan sepatu hitam bertali dan perlahan membentuk seluruh tubuhnya yang mengenakan pakaian double brested dengan topeng gagak.
Kedua badut itu tampak tak menyadari kedatangan pria bertopeng gagak itu, begitu pula dengan orang orang di sekitarnya.
"Hohh.., sepertinya dia memakai artefak penyegelan dengan efek membutakan persepsi, apa dia pikir hanya dengan ini bisa lepas dari kami?"
Pria itu terkekeh dan segera mengeluarkan liontin berbentuk lambang pedang hitam dari sakunya dan menatap lurus ke arah sangkar transparan di depannya.
Dengan menghiraukan orang orang di sekitar yang seolah tak bisa melihatnya, dia mengulurkan tangannya yang menggenggam liontin berbentuk pedang hitam itu.
"Lie!"
Sebuah kata dalam bahasa Eldritch terdengar dari mulut pria itu.
Liontin di tangannya bergetar hebat seolah sedang di terpa badai.
Semua orang yang berjalan lalu lalang di sekitarnya meleleh, seperti cat air yang luntur dan menyisakan pria itu yang berdiri seorang diri di depan penghalang transparan di depannya.
Hmpff.. dia menarik nafasnya, mengepalkan tangan yang tengah memegang liontin dan meninju ke penghalang transparan di depannya.
Brak...
Dia dengan cepat melancarkan tinju mentah itu menghantam dinding udara transparan yang ada di depannya.
Dinding tak terlihat di depannya perlahan mulai retak seperti kaca, dari retakan itu keluar cahaya merah transparan yang perlahan meregenerasi retakannya.
Melihat hal ini dia menggertakan gigi miliknya dari balik topeng, tak berhenti di sana, dia dengan kuat terus melancarkan tinjuan demi tinjuan dari tangan kanannya yang menggenggam liontin.
Crakk...!!
Retakan demi retakan yang dia buat membuat dinding transparan di depannya pecah seperti kaca, pecahan itu membentuk sebuah lubang besar yang cukup untuknya masuk.
...
Beberapa waktu lalu dalam sirkus Arshen mencoba untuk menunda ritual sang pesulap, tetapi sang pesulap berhasil menggagalkan usahanya dengan menggunakan cincin yang dapat membuat benda benda yang menghalangi ritualnya melayang dan mengempaskannya dari garis cahaya merah yang membentuk berbagai simbol di bawah kakinya.
Arshen yang berada dalam keputusasaan menatap liontin bermotif mata reptil yang terjatuh ke tanah.
Dia mengambil liontin itu dan menelan seteguk ludahnya.
Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan saat ini.
Salah satu sisi lain dalam diriku terus membuatku berpikir untuk menyerah saja dalam kematian, tetapi sisi yang lainnya terus membuatku untuk mencoba segala hal.
Walau... walau sisi ini begitu putus asa dan tak berdaya dia terus memberiku dorongan untuk terus memikirkan jalan keluar.
Ini adalah perasaan aneh yang terus aku rasakan semenjak penyatuanku, sebuah perasaan janggal yang membuatku terus membuatku menanyakan identitasku sendiri.
...tapi, tapi aku tahu betul bahwa aku tak akan pernah bisa bertahan jika tak mau berusaha lebih.
Tap...
Arshen menegakkan kakinya kembali tapi raut wajahnya memperlihatkan ekspresi penuh akan tekanan dan ketakutan, nafasnya terenga engah tidak beraturan, seperti baru saja selesai lari maraton.
"Hanya sedikit lagi..."
"Benar benar hanya sebentar saja..."
"Aku hanya perlu bertahan sebentar..., ya hanya sebentar lagi..."
Arshen berdiri dari duduknya dan mulai berfikir kembali di tengah jeritan dan suara ledakan manusia di sekitarnya.
Saat ini ada dua cara yang mungkin bisa membuatku selamat, cara pertama adalah terus berusaha menghentikan dia menggambar simbol simbol itu dengan terus melempar benda benda hingga orang orang seperti The Hat turun tangan.
Sementara cara kedua adalah bertaruh ke arloji ini, arloji aneh yang membuatku seolah enggan untuk melepaskannya, padahal aku tahu benda ini adalah benda berbahya, tetapi ini hanyalah kemungkinan, dan aku juga tidak tahu apa efek dari arloji ini nanti, ini mungkin akan membuat situasi lebih berbahaya atau sebaliknya,
Gluk.., Arshen menelan ludahnya karena ragu dan tangannya bergetar sambil menggenggam arloji miliknya.
Bang..!! Satu demi satu tubuh manusia meledak bagai pertunjukan kembang api yang memukau.
Garis yang membentuk simbol aneh tiba tiba berhenti dan mulai bergeser untuk menggambar sebuah lingkaran.
"Bagus, sekarang tinggal langkah terakhir!Hahahah..., inilah akhirnya!!, dan aku akan menjadi The Clown"
Dengan menggigit bibirnya hingga berdarah Arshen segera melemparkan arlojinya ke udara.
"Jangan harap..!!"
Swoshh...
Arloji yang tengah mengambang di udara itu tiba tiba memperlihatkan selaput mata berwarna putih yang berkedip dan menutup jarum dan pupil mata yang mulai bergerak gerak.
Saat akan terjatuh ke tanah karena gravitasi, jarum panjang dan pendek di dalam arloji mulai berputar hingga menyatu menjadi satu dan kembali berputar secara berlawanan arah jarum jam dengan cepat.
Sang pesulap yang mendengar suara Arshen menoleh ke arah arloji yang sedang melayang di udara.
Layaknya ilusi, mata dalam motif arloji itu mulai membengkak dan mengembang seiring jarum di dalamnya berputar,, hingga akhirnya mata di dalam arloji itu seolah menjadi mata ular sungguhan dengan pupil merah yang di atasnya terdapat jarum jam yang terus berputar berlawanan arah.
Dalam pupil yang seperti ilusi itu tergambar penampilan sang pesulap yang mengenakan tuksedo hitam dan topeng miliknya.
Cling...
Arloji itu menyentuh tanah tepat di atas susunan simbol simbol aneh, tetapi tidak ada yang tejadi saat itu.
"Pfftt... hahaha...!!, sungguh usaha yang sia sia, ini adalah akhirnya aku akan menjadi The Clown dan kalian akan menjadi genangan darah"
Crakk...!!
Di saat orang orang ketakutan dengan apa yang akan terjadi jika ritual itu berakhir, sebuah suara kaca pecah terdengar di udara.
Bersamaan dengan suara itu pandangan semua orang menjadi gelap dan berat, rasa kantuk yang tak tertahankan membuat tubuh mereka melemas dan tertidur seketika.
Sang pesulap yang berdiri di tengah arena sirkus menjadi berkeringat dingin, garis garis merah yang membentuk simbol simbol aneh mulai melambat dan sebuah ilusi jarum jam mulai terbentuk.
Jarum jam itu mulai berputar berlawanan arah, bersamaan dengan jarum itu yang berputar berlawanan arah, garis garis yang membentuk simbol simbol juga mulai bergerak mundur dan mulai menghapus susunan ritual sang pesulap.
"Tch...!, Black Hat bajingan..!!" Decak sang pesulap sambil menatap pria bertopeng gagak dan berdasi hitam yang tengah berjalan ke arena sirkus dengan liontin pedang hitam di tangan kanannya.