Lingxue berdiri di depan rombongan Tianlong, wajahnya dingin, tapi matanya menyimpan rasa sakit yang tak terkatakan. Para prajurit yang tersisa menatapnya dengan campuran rasa takut dan kagum. Tianlong melangkah maju, namun langkahnya ragu-ragu.
"Lingxue…" Tianlong memanggil namanya, suaranya penuh kebingungan. "Kau kembali."
Lingxue mengangguk tanpa ekspresi. "Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu."
Tianlong terdiam, berusaha memahami perasaannya sendiri. Dia merasa lega melihat Lingxue kembali, tapi ada juga rasa bersalah yang menghantui pikirannya.
Lanmei, yang berdiri di belakang Tianlong, segera berbicara dengan nada sinis. "Tentu saja dia kembali. Bagaimana kita tahu bahwa dia bukan dalang di balik semua ini?"
Yingfei segera membalas dengan nada tajam. "Lanmei, cukup! Kau tidak tahu apa-apa tentang apa yang sudah dia lakukan untuk kita!"
Lingxue melirik Lanmei sebentar, tapi memilih untuk tidak menanggapi. Sebaliknya, dia berbalik, memandang prajurit yang tersisa.
"Kita harus keluar dari lembah ini sebelum mereka mengirim lebih banyak pasukan," kata Lingxue dengan nada tegas.
Tianlong mengangguk, meskipun masih ada keraguan di dalam hatinya.
---
Jejak yang Tersisa
Saat mereka melanjutkan perjalanan, Lingxue berjalan di depan rombongan, menjaga jarak dari Tianlong dan yang lainnya. Yingfei sesekali mencoba mendekatinya, tetapi Lingxue selalu menjawab dengan singkat, seolah-olah ingin menjaga jarak dari semua orang.
Namun, bahaya segera menghampiri lagi. Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara gemuruh dari atas tebing. Sebuah longsoran batu besar meluncur ke arah mereka, memisahkan kelompok menjadi dua.
Lingxue dan Tianlong terjebak di sisi yang sama, sementara yang lain terlempar ke sisi yang berbeda.
"Tianlong! Hati-hati!" teriak Yingfei dari kejauhan.
Lingxue segera mendorong Tianlong ke tempat aman, tapi dia sendiri hampir terjebak di bawah batu besar. Tianlong, tanpa berpikir panjang, menarik Lingxue keluar tepat waktu.
"Lingxue!" seru Tianlong. "Kau tidak bisa terus-menerus mengorbankan dirimu untukku!"
Lingxue menatapnya dengan dingin. "Aku tidak melakukannya untukmu. Aku melakukannya karena itu tugasku."
Tianlong tertegun. Kata-kata Lingxue terasa seperti pisau yang menusuk hatinya.
---
Di sisi lain, Lanmei melihat situasi ini sebagai peluang. Dia mendekati Yingfei dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Yingfei," katanya, "tidakkah kau merasa aneh bahwa Lingxue selalu ada di saat yang tepat? Bukankah mungkin dia adalah mata-mata yang dikirim oleh Selir Meiyue?"
Yingfei memelototi Lanmei. "Itu omong kosong! Lingxue telah menyelamatkan nyawa kita berkali-kali. Kau hanya iri karena Tianlong lebih peduli padanya daripada padamu."
Lanmei pura-pura tersinggung, tapi di dalam hatinya, dia semakin bertekad untuk memisahkan Lingxue dari Tianlong.
---
Rahasia yang Terungkap
Sementara itu, Lingxue dan Tianlong melanjutkan perjalanan mereka untuk menemukan jalan kembali ke rombongan. Di tengah malam, mereka beristirahat di sebuah gua kecil.
Tianlong akhirnya memutuskan untuk berbicara.
"Lingxue," katanya pelan, "kenapa kau menjauh dariku?"
Lingxue menatapnya sebentar sebelum menjawab. "Karena aku tahu kau tidak pernah benar-benar percaya padaku."
"Aku…" Tianlong terdiam. "Aku hanya bingung. Kau… Kau berbeda dari orang lain. Kekuatanmu, asal usulmu… Semua itu sulit untuk kupahami."
Lingxue menghela napas. "Aku tidak pernah meminta untuk dimengerti. Tapi aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu, Tianlong. Bahkan jika itu berarti aku harus melawan dunia."
Tianlong merasa hatinya tersentuh oleh ketulusan Lingxue. Namun, sebelum dia bisa mengatakan apa-apa,
Di sisi lain, Lanmei memanfaatkan kesempatan untuk menyebarkan fitnah tentang Lingxue di antara para prajurit. Dia mengatakan bahwa Lingxue adalah Ratu Kegelapan yang sebenarnya berencana mengkhianati Tianlong dan mengambil alih kerajaan.
Ketika Lingxue dan Tianlong akhirnya kembali ke rombongan, suasana terasa tegang. Beberapa prajurit mulai memandang Lingxue dengan curiga, dan bahkan Yingfei tampak sedikit ragu.
"Lingxue," kata seorang prajurit dengan nada tajam, "apakah benar kau adalah penguasa kegelapan? Apakah benar kau memiliki hubungan dengan iblis?"
Lingxue menatapnya tanpa ekspresi. "Aku tidak akan menyangkal siapa diriku. Tapi aku tidak pernah mengkhianati kalian, dan aku tidak akan melakukannya."
Lanmei segera menambahkan. "Tapi bagaimana kami bisa percaya padamu? Kau mungkin saja sedang menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan kami."
Lingxue tetap diam, meskipun hatinya terasa sakit. Dia tahu bahwa pembelaan apa pun tidak akan mengubah pandangan mereka yang sudah dipengaruhi oleh Lanmei.
---
Tianlong akhirnya angkat bicara.
"Cukup!" serunya. "Aku tahu siapa Lingxue, dan aku percaya padanya. Dia telah menyelamatkan kita berkali-kali, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun meragukan kesetiaannya lagi."
Lanmei tampak terkejut, tapi dia tidak menyerah. "Tianlong, kau terlalu percaya padanya! Kau tidak tahu apa yang dia sembunyikan!"
"Dan kau terlalu iri!" balas Tianlong. "Jika kau benar-benar peduli padaku, kau akan berhenti mencoba memfitnah orang yang telah menyelamatkan kita."
Lanmei terdiam, wajahnya merah karena marah dan malu.
Lingxue, meskipun merasa tersentuh oleh pembelaan Tianlong, tahu bahwa situasi ini tidak akan mudah diperbaiki.
---
Langkah Menuju Masa Depan
Setelah malam yang penuh ketegangan, Lingxue memutuskan untuk berbicara dengan Tianlong secara pribadi.
"Tianlong," katanya pelan, "kau tidak perlu membelaku. Aku tahu tempatku tidak di sini."
"Tapi aku ingin kau tetap di sini," jawab Tianlong tegas.
Lingxue menatapnya dengan mata yang penuh emosi. "Jika aku tetap di sini, itu hanya akan membuatmu dalam bahaya. Dunia tidak akan menerima kita, Tianlong. Aku adalah simbol kegelapan, sementara kau adalah pewaris cahaya."
"Aku tidak peduli apa kata dunia," kata Tianlong dengan suara penuh keyakinan. "Aku hanya peduli padamu, Lingxue."
Lingxue merasa air mata menggenang di matanya, tapi dia segera menunduk, menyembunyikan perasaannya.
"Kita lihat saja apa yang akan terjadi," katanya pelan, sebelum pergi meninggalkan Tianlong sendirian di bawah sinar bulan.
---
Apakah Lingxue dan Tianlong akan berhasil melawan dunia yang menentang mereka? Dan bagaimana mereka akan menghadapi ancaman dari Selir Meiyue dan Erlang?