Chereads / The Rise of Guangxue Kingdom" / Chapter 11 - bab 11 Redemption and Forgiveness

Chapter 11 - bab 11 Redemption and Forgiveness

Setelah pertempuran besar melawan Meiyue dan Erlang, Tianlong memimpin pasukan kembali ke lembah tempat mereka bermarkas sementara. Lingxue, meski masih lemah, mulai memulihkan kekuatannya dengan bantuan Yingfei dan beberapa prajurit yang setia. Namun, ketenangan ini hanya sementara. Bayangan ancaman Erlang yang kabur dan sumpah balas dendamnya menghantui pikiran semua orang.

---

Peringatan dari Dunia Lain

Suatu malam, Lingxue bermimpi. Ia berdiri di tengah padang yang penuh kabut, dan di depannya muncul sosok tinggi berjubah putih. Wajahnya bercahaya, namun matanya memancarkan kedalaman yang tak terjelaskan.

"Lingxue," suara sosok itu bergema, seperti ribuan suara berbicara serempak.

"Siapa kau?" tanya Lingxue, suaranya terdengar tegas meski hatinya gemetar.

"Aku adalah penjaga takdir, saksi atas kekacauan yang akan datang," jawab sosok itu. "Erlang bukanlah musuh terakhir yang akan kau hadapi. Kekacauan yang lebih besar sedang menanti, dan darah dari masa lalumu akan terungkap."

Lingxue terkejut. "Apa maksudmu dengan darah dari masa lalu?"

Namun, sebelum sosok itu menjawab, ia perlahan menghilang, meninggalkan Lingxue dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

---

Rencana Baru

Saat pagi tiba, Lingxue menceritakan mimpinya kepada Tianlong dan Yingfei. Tianlong mendengarkan dengan serius, meskipun keraguan sempat melintas di benaknya.

"Jika mimpimu benar, kita harus bersiap untuk menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar," kata Tianlong. "Kita perlu membangun kekuatan kita, dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan menyatukan lebih banyak kerajaan di bawah aliansi kita."

Lingxue mengangguk, meski hatinya masih berat. Ia tahu bahwa rintangan ke depan bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga kebencian yang mendalam antara manusia dan dunia kegelapan.

"Kita butuh strategi," tambah Yingfei. "Dan mungkin sekutu baru."

---

Perjalanan ke Kerajaan Cahaya

Tianlong mengusulkan untuk mengunjungi Kerajaan Cahaya, tempat di mana ayah Lingxue, Raja Guangshen, pernah memerintah. Namun, Kerajaan Cahaya telah lama memutus hubungan dengan dunia kegelapan setelah perpecahan besar antara Guangshen dan Ratu Iblis, ibu Lingxue.

"Kau yakin ini ide yang bagus?" tanya Yingfei skeptis.

Lingxue mengangguk. "Aku harus menghadapi masa laluku. Jika ada sedikit harapan untuk menyatukan kegelapan dan cahaya, aku harus mencoba."

---

Konflik di Tengah Jalan

Perjalanan menuju Kerajaan Cahaya tidaklah mudah. Pasukan mereka menghadapi serangan mendadak dari sisa-sisa pasukan Erlang yang masih setia kepadanya. Salah satu serangan terjadi di malam hari, saat pasukan tengah beristirahat di sebuah hutan.

"Tianlong! Serangan dari timur!" teriak seorang prajurit, membangunkan seluruh perkemahan.

Tianlong segera mengambil pedangnya, memimpin perlawanan. Lingxue, meski masih belum sepenuhnya pulih, menggunakan kekuatannya untuk melindungi prajurit yang terluka.

Di tengah kekacauan, Yingfei menghadapi seorang jenderal dari pihak musuh yang memiliki kekuatan misterius. Pertarungan antara keduanya begitu sengit, dengan kekuatan sihir yang menghancurkan pepohonan di sekitar mereka.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Lingxue atau Tianlong!" seru Yingfei sambil melancarkan serangan terakhir yang mengalahkan musuhnya.

Namun, serangan itu menyisakan banyak korban di pihak mereka, membuat Tianlong dan Lingxue merasa bersalah atas keputusan mereka untuk terus maju.

---

Tiba di Gerbang Kerajaan Cahaya

Setelah berminggu-minggu perjalanan, mereka akhirnya tiba di gerbang Kerajaan Cahaya. Namun, pasukan penjaga menolak untuk membiarkan mereka masuk.

"Dunia kegelapan tidak diterima di sini," kata salah satu penjaga dengan nada dingin, sambil menatap Lingxue dengan tatapan penuh kebencian.

Lingxue maju ke depan, mengangkat tangannya untuk menunjukkan lambang keluarga Guangshen yang ada di tangannya. "Aku adalah Lingxue, putri Raja Guangshen dan Ratu Iblis. Aku menuntut untuk bertemu dengan penguasa Kerajaan Cahaya."

Penjaga terkejut mendengar pengakuan Lingxue, tetapi mereka tetap ragu untuk membiarkan rombongan itu masuk. Akhirnya, setelah perdebatan sengit, salah satu penasihat kerajaan datang dan mengenali Lingxue.

"Putri Lingxue… Ayahmu pernah bercerita tentangmu," katanya pelan. "Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masa lalu. Kerajaan ini berada dalam bahaya besar, dan kehadiranmu hanya akan memperburuk situasi."

---

Ketegangan di Istana

Setelah banyak tekanan, Lingxue dan Tianlong akhirnya diizinkan masuk ke istana. Namun, kehadiran Lingxue memicu ketegangan besar di antara para bangsawan Kerajaan Cahaya. Banyak yang memandangnya sebagai ancaman, sementara yang lain melihatnya sebagai harapan.

Di sisi lain, Tianlong merasa tidak nyaman dengan suasana ini. Dia memperhatikan bahwa Lingxue mulai dijauhi oleh beberapa sekutunya sendiri, termasuk beberapa prajurit manusia yang masih takut akan kekuatan kegelapannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanya Tianlong pada Lingxue di suatu malam.

Lingxue menatapnya dengan mata penuh kesedihan. "Aku tidak tahu. Tapi aku tidak akan mundur. Jika aku harus menghadapi kebencian mereka untuk menyatukan dunia, maka aku akan melakukannya."

Tianlong menggenggam tangannya. "Kita akan melakukannya bersama."

---