Perjalanan menuju Lembah Kegelapan tidaklah mudah. Jalan setapak yang curam, hutan yang gelap, serta makhluk-makhluk liar yang menjaga perbatasan lembah membuat rombongan Tianlong harus ekstra waspada. Lingxue, meski masih lemah, berusaha menjadi pemandu.
"Lembah ini pernah menjadi bagian dari kerajaanku," ujar Lingxue saat mereka berhenti di sebuah tebing untuk beristirahat. "Namun setelah aku pergi, banyak yang berubah. Mereka yang tinggal di sini adalah makhluk yang hanya tunduk pada kekuatan absolut."
Tianlong memandang Lingxue dengan khawatir. "Apa kau yakin mereka akan membantumu?"
Lingxue tersenyum samar. "Aku tidak tahu. Tapi aku harus mencoba."
---
Pertemuan dengan Penjaga Lembah
Setelah perjalanan selama tiga hari, mereka akhirnya tiba di pintu masuk Lembah Kegelapan. Pintu itu berupa gerbang batu besar yang dipenuhi ukiran menyeramkan. Lingxue berjalan mendekati gerbang, diikuti oleh Tianlong dan rombongan.
Tiba-tiba, sebuah suara menggelegar memecah kesunyian.
"Siapa yang berani menginjakkan kaki di tanah terlarang ini?"
Dari balik bayangan gerbang, muncul sosok besar dengan tubuh menyerupai manusia, tetapi memiliki tanduk dan kulit hitam pekat. Ia adalah Guangyan, penjaga Lembah Kegelapan.
Lingxue melangkah maju. "Aku adalah Lingxue, pewaris tahta kegelapan. Aku datang untuk meminta hakku kembali."
Guangyan memandang Lingxue dengan sorot mata tajam. "Lingxue? Nama itu sudah lama tidak disebutkan di sini. Apa buktinya bahwa kau adalah pewaris sah?"
Lingxue mengangkat tangannya, dan sebuah aura hitam pekat melingkari tubuhnya. Ukiran pada gerbang batu mulai bersinar, dan tanah di sekitar mereka bergetar. Guangyan terkejut, lalu berlutut.
"Yang Mulia… maafkan keraguanku," ucapnya.
---
Rencana Penyatuan Pasukan
Di dalam lembah, Lingxue membawa Tianlong dan rombongan ke sebuah aula besar. Di sana, ia memanggil para pemimpin kegelapan yang masih setia padanya.
"Dengar aku!" Lingxue berbicara dengan suara penuh wibawa. "Kerajaan kita telah dihancurkan oleh pengkhianatan dan kekejaman. Tapi sekarang, aku kembali. Aku membutuhkan kekuatan kalian untuk melawan musuh yang mengancam dunia ini."
Salah satu pemimpin, seorang wanita iblis bernama Meilan, maju ke depan. "Lingxue, kami menghormatimu. Tapi mengapa kau membawa manusia ke sini? Apa kau telah melupakan prinsip kita?"
Lingxue menatap Meilan dengan tajam. "Tianlong bukan manusia biasa. Dia adalah sekutuku, seseorang yang akan membantuku mengembalikan keseimbangan antara cahaya dan kegelapan."
Meilan tampak ragu, tetapi akhirnya mengangguk.
"Kami akan mendukungmu, Yang Mulia. Tapi kau harus membuktikan kekuatanmu sekali lagi."
---
Ujian Lingxue
Sebagai bagian dari tradisi lembah, Lingxue harus melewati ujian untuk mendapatkan kepercayaan penuh. Ujian itu melibatkan pertarungan melawan bayangan masa lalu—musuh terbesar yang pernah dihadapinya.
Lingxue masuk ke sebuah ruang gelap, sementara Tianlong dan yang lain menunggu di luar. Di dalam, Lingxue menghadapi bayangan yang menyerupai ibunya, Ratu Iblis, yang mencemoohnya.
"Kau lemah, Lingxue," kata bayangan itu. "Kau terlalu terikat pada perasaanmu terhadap manusia itu. Kau tidak pantas memimpin."
Lingxue menggertakkan giginya. "Aku tahu siapa diriku. Aku adalah gabungan kegelapan dan cahaya, dan itulah yang membuatku kuat!"
Dengan keyakinan itu, Lingxue berhasil mengalahkan bayangan dan keluar dari ruang ujian dengan tubuh yang penuh luka, tetapi dengan mata yang bersinar penuh tekad.
---
Serangan Pengkhianat
Di tengah persiapan pasukan, terjadi serangan mendadak dari kelompok yang dipimpin oleh Kaiguang, mantan jenderal kegelapan yang merasa Lingxue tidak pantas memimpin.
Pasukan Tianlong dan Lingxue bertarung mati-matian untuk melawan mereka. Lingxue menunjukkan kekuatannya dengan mengendalikan bayangan untuk melindungi para prajurit. Tianlong, di sisi lain, menggunakan pedang surgawinya untuk memimpin serangan balik.
Di tengah pertempuran, Lingxue terluka parah saat melindungi Tianlong dari serangan Kaiguang.
"Lingxue!" teriak Tianlong sambil menangkap tubuhnya.
"Aku tidak apa-apa," bisik Lingxue. "Tapi kita harus menghentikan ini sekarang."
Dengan kekuatan terakhirnya, Lingxue menciptakan ledakan energi besar yang mengalahkan Kaiguang dan pasukannya.
---
Penyatuan Cahaya dan Kegelapan
Setelah kemenangan itu, Lingxue dan Tianlong memutuskan untuk menyatukan pasukan kegelapan dan manusia untuk melawan ancaman yang lebih besar.
"Kita tidak bisa terus hidup dalam perpecahan," kata Tianlong kepada para pemimpin kegelapan. "Hanya dengan bersatu kita bisa menghadapi musuh yang sebenarnya."
Lingxue mendukungnya. "Aku adalah bukti bahwa cahaya dan kegelapan bisa hidup berdampingan. Dan aku percaya, dengan kerja sama, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik."
Para pemimpin akhirnya setuju, meskipun dengan hati-hati.
---