rombongan menjadi tegang. Tianlong merasakan kehampaan yang aneh, seperti kehilangan sesuatu yang berharga, meskipun dia belum bisa mengungkapkan perasaannya dengan jelas. Lanmei, di sisi lain, terus mendekatinya dengan perhatian yang tampaknya tulus.
Namun, Yingfei, yang telah memperhatikan dari jauh, mulai merasakan kejanggalan dalam sikap Lanmei. Baginya, Lingxue telah membuktikan dirinya berkali-kali, dan Yingfei merasa ada sesuatu yang salah dengan cara Lanmei memengaruhi Tianlong.
---
Rencana Selir Meiyue
Di istana Tianming, Selir Meiyue menerima kabar dari pemburu bayangan yang telah dikirimnya ke lembah. Mereka melaporkan bahwa Lingxue telah melarikan diri, meninggalkan Tianlong dan rombongannya.
"Bagus," kata Meiyue dengan senyum licik. "Sekarang, kita hanya perlu menyebarkan berita bahwa Lingxue adalah seorang pengkhianat yang bersekutu dengan iblis. Jika rakyat percaya, maka Tianlong tidak akan pernah diterima lagi di kerajaan."
Erlang, yang mendengarkan dari sisi lain ruangan, menambahkan, "Kita juga harus memastikan bahwa Tianlong tidak menemukan jalan keluar dari lembah itu. Dengan begitu, tahta akan tetap milikku."
Selir Meiyue mengangguk. "Kita kirim pasukan bayangan untuk mengepung mereka. Jangan beri mereka kesempatan untuk kembali."
---
Di Tengah Kegelapan
Lingxue berjalan sendirian di hutan yang gelap, pikirannya dipenuhi kebencian dan rasa sakit. Dia tidak hanya merasa dikhianati oleh Tianlong, tetapi juga oleh dirinya sendiri, karena membiarkan perasaan tumbuh terhadap seorang manusia yang mungkin tidak akan pernah benar-benar menerimanya.
Ketika dia sedang termenung, suara langkah kaki mendekat.
"Ratu Kegelapan, apakah kau kehilangan arah?"
Lingxue menghunus pedangnya dan melihat seorang pria dengan pakaian hitam yang pernah menemuinya sebelumnya. Pria itu tersenyum licik.
"Kau lagi," kata Lingxue tajam.
"Namaku adalah Guo Yi," jawab pria itu. "Aku seorang pemburu bayangan, tapi aku juga pernah menjadi pengikut ayahmu."
Mata Lingxue menyipit. "Ayahku? Raja Cahaya? Jangan mengungkit nama itu di depanku."
Guo Yi tertawa kecil. "Kau salah. Aku tidak berbicara tentang Raja Cahaya, tetapi ibumu, Ratu Iblis. Kau adalah putri dari dua dunia, Lingxue. Kau adalah simbol kekuatan yang sempurna, tetapi juga kutukan bagi mereka yang tidak mengerti posisimu."
"Untuk apa kau datang ke sini?" tanya Lingxue, mengarahkan pedangnya ke leher Guo Yi.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu, bahwa kau tidak pernah diterima di dunia manusia. Tempatmu adalah di antara kami, para iblis dan makhluk kegelapan."
Lingxue terdiam, hatinya bergolak mendengar kata-kata Guo Yi.
---
Tianlong yang Bimbang
Sementara itu, Tianlong tidak bisa memfokuskan pikirannya. Setiap langkah yang dia ambil terasa berat, seperti ada yang hilang.
"Apakah kau memikirkan dia?" tanya Lanmei suatu malam, saat mereka beristirahat.
Tianlong memandang Lanmei. "Aku hanya merasa bahwa aku telah salah. Lingxue telah menyelamatkanku berkali-kali, dan aku tidak bisa melupakan itu."
Lanmei menundukkan wajahnya, menyembunyikan ekspresi iri. "Tianlong, aku tidak ingin melihatmu terluka. Lingxue adalah sosok yang berbahaya. Jika kau terlalu mempercayainya, dia bisa menghancurkanmu."
Yingfei, yang mendengarkan dari kejauhan, tidak bisa menahan diri lagi. Dia maju dan berkata, "Cukup, Lanmei. Kau tidak tahu apa yang telah Lingxue lakukan untuk kita. Jika bukan karena dia, kita semua sudah mati."
Lanmei terkejut dengan keberanian Yingfei. "Kau membelanya? Padahal dia telah pergi meninggalkan kita!"
"Dia pergi karena kau!" balas Yingfei tajam. "Kata-katamu meracuni pikiran Tianlong. Jika kau benar-benar peduli padanya, kau tidak akan mencoba memisahkannya dari orang yang telah menyelamatkan nyawanya."
Tianlong terdiam, menyadari kebenaran dari kata-kata Yingfei.
---
Pertemuan yang Tak Terduga
Lingxue akhirnya menemukan sebuah gua yang dipenuhi cahaya biru, seolah-olah gua itu adalah tempat perlindungan dari kegelapan. Di dalamnya, dia menemukan sebuah altar kuno dengan lambang gabungan matahari dan bulan—simbol Raja Cahaya dan Ratu Iblis.
Tiba-tiba, sebuah suara lembut terdengar. "Lingxue, putriku, mengapa kau ragu pada dirimu sendiri?"
Lingxue berbalik dan melihat bayangan ibunya, Ratu Iblis, muncul dari cahaya biru itu.
"Ibu?" bisik Lingxue, matanya melebar.
"Ya, anakku. Kau adalah gabungan dari dua dunia. Kekuatanmu tidak untuk menghancurkan, tetapi untuk menyatukan. Tapi kau harus percaya pada dirimu sendiri sebelum orang lain bisa mempercayaimu."
Lingxue merasa air mata mengalir di pipinya. "Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Tianlong—dia membenciku."
"Dia tidak membencimu, anakku. Hanya saja manusia sulit memahami sesuatu yang berbeda dari mereka. Jika kau ingin memenangkan kepercayaannya, buktikan bahwa kau bukan ancaman, tetapi harapan."
Lingxue mengangguk pelan. "Aku akan melindunginya, meski itu berarti aku harus mengorbankan diriku sendiri."
---
Kebangkitan Kekuatan Baru
Di tengah perjalanan, rombongan Tianlong diserang oleh pasukan bayangan yang dikirim oleh Selir Meiyue. Pasukan itu tidak hanya kuat, tetapi juga licik, menggunakan ilusi untuk memecah belah rombongan.
Tianlong berjuang mati-matian untuk melindungi prajuritnya, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Ketika semuanya tampak hilang, suara ledakan keras terdengar, dan bayangan-bayangan itu tersapu oleh badai energi hitam dan putih yang muncul entah dari mana.
Saat debu menghilang, Tianlong melihat Lingxue berdiri di depan mereka, matanya bercahaya dengan kekuatan luar biasa.
"Lingxue..." bisik Tianlong, terkejut sekaligus lega.
Lingxue menatapnya dengan tegas. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu, Tianlong. Bahkan jika itu berarti aku harus melawan dunia."