Malam di lembah semakin mencekam. Setelah rahasia Lingxue terbongkar, Tianlong terjaga sepanjang malam, memikirkan kata-kata yang baru saja didengarnya. Kekuatan luar biasa yang dimiliki Lingxue membuatnya kagum, tetapi juga sedikit curiga.
Di sisi lain, Lingxue merasa gelisah. Meski Tianlong mengaku akan tetap mempercayainya, dia tahu bahwa kepercayaan itu rapuh. Lingxue tidak pernah mengira dirinya, yang biasa dianggap sebagai ancaman di kalangan dewa dan iblis, akan begitu peduli pada pendapat seorang manusia.
---
Dugaan Pengkhianatan
Saat matahari terbit, rombongan mereka melanjutkan perjalanan menembus lembah. Namun, keadaan semakin sulit. Hutan di lembah itu penuh jebakan alam yang berbahaya—tanah berpasir yang dapat menenggelamkan, tanaman merambat yang bisa menghancurkan tulang, dan suara-suara bisikan misterius yang terus mengusik pikiran para prajurit.
"Ada sesuatu yang aneh di tempat ini," kata Yingfei, yang berjalan di samping Lingxue.
Lingxue mengangguk. "Ini adalah wilayah di mana kekuatan kegelapan mendominasi. Banyak makhluk di sini yang akan menguji ketahanan mental kita."
Tiba-tiba, salah satu prajurit menjerit. Dia berlari dengan wajah ketakutan, seolah-olah melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh yang lain.
"Berhenti!" perintah Tianlong. Namun, prajurit itu terus berlari dan akhirnya terjebak dalam jebakan tanaman merambat yang melilit tubuhnya hingga lenyap ke dalam tanah.
Semua orang terdiam, ngeri melihat kejadian itu.
"Ini tidak bisa dibiarkan," gumam Tianlong. Dia memandang Lingxue. "Kau tahu tempat ini. Apa yang harus kita lakukan?"
Lingxue menarik napas dalam-dalam. "Kita harus bergerak cepat. Jika kita berhenti terlalu lama, kekuatan lembah ini akan semakin menghancurkan kita."
---
Kedatangan Teman Lama
Saat mereka melanjutkan perjalanan, suara derap langkah kuda terdengar mendekat. Semua orang bersiap, mengira itu adalah musuh. Namun, yang muncul adalah seorang wanita berperawakan anggun dengan rambut panjang terurai. Dia mengenakan jubah perak yang memantulkan cahaya matahari.
"Tianlong!" panggil wanita itu dengan senyum hangat.
Tianlong terkejut. "Lanmei? Apa yang kau lakukan di sini?"
Lanmei, putri seorang bangsawan dan sahabat masa kecil Tianlong, turun dari kudanya. Dia memandang rombongan itu dengan tatapan penuh perhatian sebelum akhirnya menatap Lingxue.
"Apakah ini pengawal barumu?" tanya Lanmei dengan nada ramah.
Tianlong ragu sejenak sebelum menjawab. "Dia adalah Kesatria Lingxue. Kami sedang dalam misi."
Lanmei tersenyum kepada Lingxue, tetapi Lingxue merasakan sesuatu yang aneh dalam tatapan wanita itu.
"Saya mendengar kabar bahwa Anda telah dinyatakan hilang," kata Lanmei kepada Tianlong. "Ayah saya mengirim saya untuk mencarimu."
Lingxue tetap diam, tetapi hatinya merasa tidak nyaman. Kehadiran Lanmei seperti ancaman yang tidak terlihat.
---
Kejahatan di Balik Bayangan
Di sisi lain lembah, di istana Tianming, Selir Meiyue sedang menyusun rencana baru. Kabar bahwa Tianlong dan Lingxue masih hidup telah sampai padanya melalui mata-mata.
"Kita tidak bisa membiarkan mereka kembali ke istana," kata Meiyue kepada Erlang.
Erlang mengangguk. "Aku akan mengirim pemburu bayangan untuk menghabisi mereka di lembah."
"Tapi itu belum cukup," lanjut Meiyue. "Kita harus menghancurkan reputasi mereka. Buat rakyat percaya bahwa mereka telah bersekongkol dengan kegelapan."
Erlang tersenyum sinis. "Jika begitu, mari kita sebarkan kabar bahwa Lingxue adalah seorang iblis. Rakyat akan percaya, dan mereka akan memaksa Tianlong untuk mengkhianatinya."
---
Kesalahpahaman yang Memecah
Lanmei mulai menunjukkan perhatian yang lebih kepada Tianlong selama perjalanan. Dia sering berbicara dengannya tentang masa kecil mereka, membuat Tianlong terlihat lebih santai di dekatnya.
Namun, sikap ini membuat Lingxue merasa terpinggirkan. Dia tidak tahu apakah dia merasa marah karena Lanmei mencuri perhatian Tianlong, atau karena dia sendiri mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap pangeran itu.
Satu malam, Lingxue memutuskan untuk berjaga di luar tenda, membiarkan Lanmei duduk bersama Tianlong di dekat api unggun. Namun, percakapan mereka terdengar hingga ke tempat Lingxue berdiri.
"Lingxue itu... aneh," kata Lanmei dengan nada pelan. "Apa kau benar-benar bisa mempercayainya, Tianlong? Dia bahkan tidak seperti kita."
Tianlong terdiam. Lingxue menahan napas, berharap Tianlong akan membelanya.
"Aku... tidak tahu," jawab Tianlong akhirnya. "Tapi sejauh ini, dia telah menyelamatkan nyawaku lebih dari sekali. Aku percaya pada tindakannya, meskipun aku tidak mengerti siapa dia sebenarnya."
Kata-kata itu membuat Lingxue merasa terluka. Meski Tianlong tidak sepenuhnya meragukannya, keraguan itu tetap ada.
---
Perpecahan di Lembah
Beberapa hari kemudian, rombongan mereka diserang oleh sekelompok makhluk kegelapan. Lingxue, seperti biasa, melompat ke depan untuk melindungi Tianlong. Namun, kali ini dia tidak sengaja menggunakan kekuatan penuhnya, memperlihatkan wujud aslinya—mata merah, sayap hitam, dan aura yang mengerikan.
"Lingxue!" teriak Tianlong.
Namun, sebelum Tianlong bisa mengatakan apa-apa, Lanmei maju dan berteriak, "Dia iblis! Dia memimpin makhluk-makhluk ini untuk menyerang kita!"
Semua prajurit terdiam, bingung melihat apa yang terjadi. Lingxue memandang Tianlong, berharap dia akan membelanya.
Tianlong menatapnya dengan campuran emosi—kebingungan, ketakutan, dan rasa percaya yang mulai goyah.
Lingxue merasa hatinya hancur. Tanpa berkata apa-apa, dia berbalik dan melarikan diri ke dalam kegelapan lembah.
---
Kesepian di Kegelapan
Lingxue berlari hingga dia tidak lagi bisa mendengar suara rombongan. Dia merasa dikhianati oleh Tianlong, meskipun dia tahu bahwa keadaannya tidak sepenuhnya salah.
Saat dia duduk di bawah pohon besar, seorang pria dengan pakaian hitam muncul dari bayangan.
"Kau tidak seharusnya di sini sendirian, Ratu Kegelapan," kata pria itu dengan nada menghina.
Lingxue menoleh. "Siapa kau?"
"Aku adalah salah satu pemburu yang dikirim untuk membunuhmu dan pangeran itu. Tapi aku lebih tertarik padamu," jawab pria itu.
Lingxue menghunus pedangnya. "Jika kau ingin mati, datanglah."
Pria itu tertawa kecil sebelum menghilang ke dalam bayangan. "Kita akan bertemu lagi, Ratu. Sampai saat itu, pikirkan di mana tempatmu sebenarnya—di dunia manusia atau dunia kegelapan."
Lingxue merasa pikirannya semakin kacau.
---
Ketegangan meningkat antara Lingxue dan Tianlong. Bisakah hubungan mereka dipulihkan? Dan siapakah pria misterius itu? Bahaya semakin mendekat dari segala arah.