Chereads / The Ascension of Anemo / Chapter 1 - Cataclysm / Prolog

The Ascension of Anemo

Sequiora
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Cataclysm / Prolog

Perang pun pecah, di bawah langit yang suram, dua aliansi berdiri di ambang kehancuran. Di barat, Aliansi Timor memancarkan keagungan dengan bendera-bendera keemasan yang berkibar di atas pasukan mereka. Mereka adalah pelindung dunia lama, menjaga tradisi dan kepercayaan kuno. Para ksatria berbaju zirah cemerlang, para penyihir dengan tongkat bercahaya, dan para imam yang membawa doa-doa penuh harapan adalah wajah dari keyakinan mereka bahwa dunia harus tetap berada dalam harmoni.

Namun, di seberang medan perang, Aliansi Kaitsu berdiri kokoh. Mereka menolak tunduk pada masa lalu, menginginkan kebebasan untuk menciptakan dunia baru tanpa batasan tradisi. Pasukan mereka terdiri dari makhluk-makhluk buas, penjinak bayangan, dan para pemimpin yang telah bersumpah untuk meruntuhkan setiap tembok yang membatasi kebebasan. Bendera hitam mereka, dihiasi simbol bulan sabit berdarah, melambangkan kehendak untuk menghancurkan apa yang disebut dunia lama.

"Serang mereka!!" seru Pemimpin Aliansi Timor, suaranya menggema seperti genderang perang.

Bola api raksasa melesat menuju pasukan Kaitsu.

"Tahan bola itu! Jangan biarkan menyentuh kita!" seru penyihir-penyihir Kaitsu yang segera membentuk perisai magis. Dengan kekuatan gabungan, bola api itu berhasil dipadamkan dan dibelokkan. Namun, arah belokan yang salah mengarah ke Camp A, tempat tim medis dan pasukan cadangan Kaitsu berada.

"Ne bosh no tiar!! run!!"( Ada bola raksasa yang datang ke arah kita!! kabur!! )

"Sos nea ti mati! ro te archon jela selamat.."( Kita akan mati! ya tuhan, selamatkan kami.. ) 

Jeritan panik dan doa memecah udara. Bola itu menghantam tanah, menciptakan ledakan besar yang mengguncang bumi. Sulfur di dalam bola tersebut menyulut api, menyapu bersih Camp A dalam sekejap.

Sementara itu, di medan perang.

Di medan perang, Pemimpin Kaitsu menatap asap hitam yang membumbung ke langit.

"Lipa no tiar bosh te Camp A?" ( Apakah pasukan di Camp A terkena bola itu? )

Seorang prajurit menjawab lirih, "Sis ti mati, Kapten." (Mereka sudah mati, Kapten.)

Amarah meletup di dada sang pemimpin. Dia mengangkat tangannya, memberi perintah terakhir dengan suara bergetar penuh dendam.

"Konosis temo tila.. Camp A no ris ma uli!!" ( Ini tidak bisa dibiarkan.. Kita harus membalas apa yang sudah terjadi pada Camp A!!)

Namun, jauh di lubuk hati, dia tahu. Pasukannya tidak akan mampu mengalahkan Timor. Pilihan terakhir adalah Genesis, senjata terakhir yang telah lama disegel.

"Ya archon.. li pak sins uta wa sor, ila dosa dan raga wi keluarkan, don mei na unmei si wa hancur.. Timor ke RAK" ( Ya tuhan.. kali ini aku menggunakan kekuatanmu, seluruh dosa dan raga kukeluarkan, masa lalu dan masa depan akan hancur, Aliansi Timor.. datanglah ke neraka! )

Genesis pun digunakan begitu saja oleh Pemimpin Aliansi Kaitsu dengan tujuan menghancurkan Aliansi Timor. Namun, penggunaan Genesis ini adalah pilihan yang sangat tidak tepat untuk Aliansi Kaitsu, karena Aliansi Kaitsu memiliki catatan dosa pada Heavenly Imperion, dosa ini terbentuk dikarenakan Pemimpin Aliansi Kaitsu yang pertama tidak mematuhi peraturan yang dibentuk oleh Archon ke-2, Namun hal tersebut tidak membuat Aliansi Kaitsu pergi ke neraka, dan hanya diberikan peringatan yaitu dosa.

Tak lama dari itu, langit berubah lebih gelap. Awan hitam tebal berkumpul, petir menyambar liar.

Tiba-tiba, Sebuah petir dahsyat turun, langsung menyambar Pemimpin Kaitsu. Peperangan pun yang tadinya sangat sengit dan seperti tak dapat dihentikan tiba-tiba berhenti, seluruh pasukan melihat kearah Pemimipin Aliansi Kaitsu yang terkena sambaran petir, yang ternyata disampingnya ada sosok melayang muncul. Tubuhnya seperti asap pekat, dengan sayap besar dan aura megah. Itu adalah Archon ke-3, manifestasi keadilan Heavenly Imperion.

"Sepertinya, dia sudah menggunakan Genesisnya", Ujar Pemimpin Timor sambil memandangi sosok itu dari kejauhan.

Pemimpin Aliansi Timor sepertinya sadar, bahwa Pemimpin Aliansi Kaitsu telah menggunakan Genesis, dan ia teringat jika Aliansi Kaitsu memiliki dosa yang masih tercatat pada Heavenly Imperion.

Sebelum situasi mereda, serangan mendadak muncul dari arah tak terduga. Solar beam menghantam Archon ke-3, tetapi berhasil diserapnya dengan mudah. Pelakunya muncul perlahan dari bayang-bayang, sesosok entitas misterius berbentuk manusia dengan jubah hitam, aura gelap, dan mata merah menyala. Mahkota emas di kepalanya mengisyaratkan kekuatan yang melampaui dunia fana.

"Sesungguhnya, siapapun yang menyentuh dunia ini tanpa izin dariku, maka ia akan musnah dihadapanku", Ucap Sang Archon dengan suara bergema seperti gemuruh petir.

"Hahaha! apa yang sedang kau bicarakan ha? ucapan itu seharusnya diucapkan oleh Aetherion, bukanlah makhluk sampah seperti dirimu!", Ujar Entitas Tidak Diketahui.

Tanpa ragu, dia mengangkat tongkatnya, melepaskan badai petir yang menghantam seluruh medan perang. Pasukan kedua belah pihak lari ketakutan.

"Hahaha! Sangat mudah sekali mengendalikan planet yang satu ini! mengapa Aetherion mau merekrut dewa dewa seperti kalian untuk memimpin dunia yang hebat ini"

"Aether seharusnya menyesal tidak menjadikanku dewa penerusnya, dia seharusnya sedang menangis! karena melihat dunianya dipimpin oleh dewa sepertimu! menyedihkan sekali.."

Archon ke-3 tidak dapat tinggal diam. Dengan pedangnya yang memancarkan cahaya surgawi, ia menyerang entitas itu. Dalam satu gerakan cepat, ia menciptakan Deathseal, lingkaran magis yang memerangkap entitas tersebut. Segel itu berputar cepat, menciptakan portal kehampaan.

"Kamu tidak layak berada di dunia ini. Hilanglah untuk selamanya.", Ucap Sang Archon dengan nada Marah.

Namun, hal yang tidak terduga pun terjadi, disaat Entitas tersebut sedang terikat di Deathseal, tiba tiba Sang Archon di serang dari belakang yang membuatnya terjatuh ke tanah, yang membuat Deathseal tersebut terbatal, Ia berusaha untuk bangun namun tidak bisa, yang ternyata dirinya di tahan oleh sebuah kekuatan yang tidak diketahui kekuatan apa.

Kekuatan tersebut ternyata berasal dari Entitas itu sendiri yang sudah menaruh Clone yang sudah di siapkan oleh dirinya sebelum dirinya memunculkan diri, dirinya yang asli ternyata bersembunyi di Unknown Dimension, dan dirinya yang palsu lah yang memunculkan dirinya sejak awal.

"HAHAHA! Bodohnya kau, dewa kecil! Kini kekuatanmu adalah milikku!"

"Sekarang, ucapkan permintaan terakhirmu sebelum kuserap seluruh kekuatanmu.." , Ucap Entitas Tidak Diketahui

Sang Archon mengetahui bahwa dirinya sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi kecuali mengucapkan permintaan, dirinya tidak dapat berkutik lagi dikarenakan kekuatan yang tidak diketahui yang menahan dirinya, dirinya hanya bisa pasrah dan mengucapkan kata kata terakhir.

"Biarkan aku menepati janji sebagai seorang dewa, Penerus"

"Kamu juga sudah berjanji kepada Yang mulia Aetherion untuk tidak melenyapkan kehidupan di dunia ini"

Entitas tersebut menuruti permintaan Sang Archon dan membiarkan Sang Archon menciptakan penerusnya menggunakan satu jari, yang sebenarnya satu jari saja sudah beresiko untuk Entitas tersebut, namun Sang Archon sepertinya sudah tidak ingin menjadi Archon lagi dan membutuhkan seorang penerus.

Akhir dari Prologue.

  1. Genesis adalah suatu orb yang diberikan kepada setiap pemimpin kerajaan oleh sang pencipta, benda ini digunakan untuk memanggil dewa (archon) dan dipakai di keadaan yang super penting saja, jika Genesis ini disalahgunakan, maka pengguna beserta pengikutnya akan di hukum di neraka.
  2. Heavenly Imperion adalah surga yang di ciptakan oleh para Dewa terdahulu, tempat ini bersifat kekal dan dipenuhi oleh malaikat dan manusia yang beriman.
  3. Archon adalah sebutan yang di ciptakan oleh para manusia untuk menunjukkan entitas Dewa.