Chereads / Monarch Of Sollitude / Chapter 11 - The Start (Final)

Chapter 11 - The Start (Final)

Nessie tertidur tenang di samping Lloyd dan menggunakan baju Lloyd sebagai selimut bersama Vyz yang duduk di dekatnya. Emosi dalam benak Lloyd saling tercampur aduk layaknya air keruh.

Di satu sisi dia merasa senang karena mendapat sedikit informasi tentang masa lalunya. Namun, di sisi lain dia juga merasa kesal karena penglihatan itu.

Tiba-tiba terbesit di benak Lloyd mengapa Erys mempunyai informasi itu. Tanpa basa basi Lloyd menanyakannya.

"Erys~ aku ingin tanya sesuatu." Sembari membalikkan badan Lloyd tersenyum tipis menatap Erys yang merasa canggung.

"Apakah itu tentang sisik pemberianku?"

Lloyd mengangguk pelan dan membalas. "Iya~." Dengan nada menyebalkan.

"Aku mendapatkannya dari pria berambut keunguan. Namanya Pietryu." Erys langsung mengungkap nama yang memberikannya informasi itu.

"Yah, itu hanya penglihatan bukan kejadian aslinya jadi mungkin masa depan berubah, dan itu juga secara harfiah bukanlah kenyataan lebih ke hal yang tidak diinginkan."

Dia menjelaskannya secara singkat, Erys hanya bisa tertunduk lesu merangkul kedua kakinya.

"Aku minta ma-." Saat hampir menyelesaikan perkataannya, Lloyd menutup mulut Erys menggunakan jari telunjuknya.

"Ayolah, ini bukan salah mu juga toh kita yang memilih untuk mengambilnya." Kata Lloyd mengulurkan tangan dan tanpa ragu menepuk lembut kepala Erys.

Dia tak merespon dan hanya menurunkan pandangannya. "Terima kasih, karena sudah memberikannya padaku, setidaknya aku jadi menemukan alasan untuk terus maju."

Walau Erys tak memperlihatkannya secara langsung, Lloyd tahu Erys tersenyum tipis.

'Aku tidak mau menyalahkannya karena telah melakukan apa yang di perintahkan.'

Di dalam benak nya Lloyd kembali mencari segala kemungkinan yang ada.

'Kenapa ke empat orang itu memintaku membunuh mereka? Kenapa pula aku harus menemukan siapa mereka? Kenapa aku ini disebut sebagai subjek? Dan apakah ini semua terhubung dengan Frez yang ada di galaxy andromeda?'

Rentetan pertanyaan mengalir melewati otaknya. Ketika termenung Lloyd akhirnya sadar setelah Erys meraih tangan Lloyd yang ada dikepalanya.

"Ah, maaf aku tak sengaja." Dia dengan panik segera menarik tangannya. Namun, ditahan oleh Erys yang menggenggam kuat tangan besarnya.

Tangan Erys begitu lembut jari jemarinya terasa sangat halus dan ekspresi bahagianya terpampang dengan jelas.

Perlahan dia mencondongkan tubuhnya kedepan, mendekatkan wajahnya ke telinga Lloyd lalu berbisik dengan suaranya yang lembut.

"Bolehkah aku ikut bersama kalian?"

Perkataan Erys sedikit mengejutkan karena Lloyd tak menyangka wanita di hadapannya itu adalah jenis orang yang akan terus merasa bersalah jika berbuat kesalahan.

'Jadi begitu, sejak awal kau tidak pernah berniat buruk. Kau hanya tak biasa menunjukkan kebaikanmu.'

Saat Lloyd akan menjawab. Nessie memotong dan berkata dengan tegas. "Tidak."

Membuat Erys dan yang lainnya terkejut tak terkecuali Lloyd yang segera memeluk Nessie yang masih tidak mengenakan pakaian itu.

"Hei, kau kenapa?" Nessie bersikap layaknya tak pernah terjadi apa-apa, ekspresinya menunjukkan kebenaran dalam perkataannya.

Memperhatikan dengan seksama wajah Nessie yang menunjukkan ekspresi bingung. Lloyd baru menyadari jejak energi The Essence di kepala Nessie.

Dia segera memutar kepalanya dan dengan tajam matanya melesat menuju seseorang yang ada di belakangnya.

Saat kepalanya terhenti dan matanya bertemu dengan orang itu. Dia tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di wajahnya.

"Vyz! Terima kasih."

Vyz hanya mengacungkan jempol kemudian membaringkan tubuhnya untuk tidur. Vyz langsung tertidur lelap saat Lloyd mengelus kepalanya.

"Oi, ada apa? Kau seperti akan menangis saja." Nessie masih kebingungan mengejek Lloyd.

"Ya, aku memang menangis tapi itu di dalam hatiku. Maaf dan terima kasih Nessie." Suaranya terdengar gemetar membuat Nessie khawatir.

"Hei, kau tidak apa-apa? Ini tidak seperti dirimu yang biasanya." Kekhawatiran Nessie terlihat jelas saat Lloyd tak merespon perkataannya.

"Sisie. Kamu tahu. Kalau tadi kamu tiba-tiba pingsan karena merasa terlalu malu saat ingin berhubungan intim dengan Lloyd."

Jeanne dalam sekejap membaca situasi dan membuat alasan dengan spontan. Dan saat mendengarnya Nessie langsung tersentak tak bisa berkata-kata.

Dengan wajah tak percaya, Nessie mengangkat satu jarinya dan menunjuk dirinya sendiri.

"Aku? Aku?!" Masih merasa tak percaya Nessie segera mendorong jatuh Lloyd membuatnya terbaring di teras.

Dia dengan cepat berusaha membuka celana Lloyd dan terus berkicau. "Ayo lakukan sekarang, aku akan mengandung anak mu. Aku pasti bisa melakukannya."

Saat Nessie sibuk membuka celananya, Lloyd melihat lehernya yang terbuka lebar tanpa penjagaan, tak lama kemudian dia menggigit leher Nessie dengan kuat.

Ketika Lloyd menggigitnya, Nessie tak bisa menahannya dan langsung menjauhkannya.

Sembari menjilat bibirnya, Lloyd berkata dengan nada mengejek. "Kenapa? Kamu mau pingsan lagi?"

Lloyd sebisa mungkin untuk terlihat natural dan tetap berusaha untuk menutupi trauma nya.

'Tapi tunggu! Kalau di katakan secara langsung juga dia hanya akan berkata 'kau pikir aku selemah itu'.'

Lloyd tertawa kecil saat memikirkan jawaban Nessie. Dia kemudian menangkap tubuh Nessei dan memeluknya dengan erat tak ingin melepaskannya.

"Kau ini kenapa sih? Tingkah mu menjadi aneh lagi!" Nessie kembali bertanya-tanya dengan prilaku Lloyd yang tak seperti biasanya.

"Dasar bodoh. Sekarang aku akan menjawab pertanyaan mu." Kata Lloyd sambil mengubah sisik miliknya yang Nessie kenakan menjadi ukuran yang sesuai.

"Eh? Apa maksudmu?! Kamu akan menjawab apa?" Mencubit pipi Lloyd, Nessie masih tidak paham dengan apa yang ingin di sampaikan olehnya.

Dia memasang senyuman lembut, merendahkan suaranya dan meraih bagian belakang kepala Nessie. "Aku rasa, aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu, Nessie."

"Apa?!" Sebelum dapat Bereaksi Lloyd dalam sekejap mendorong kepala Nessie mendekat dengan wajahnya.

Bibir Lloyd bertemu dengan milik Nessie, gigi mereka berbenturan dan lidah mereka saling bertukar sapa.

"Mmm!!!" Nessie nampak terkejut dan mencoba melepaskan diri. Namun, Lloyd tak membiarkannya dan menciumnya dengan lebih keras.

Nessie akhirnya menyerah melepaskan diri dan membiarkan Lloyd melakukan apa yang dia inginkan tanpa bisa melawan.

Telah berlalu beberapa jam setelah ciuman pertama itu, mereka berempat sedang berjalan di jalan setapak menuju perbatasan.

Sore hari yang cerah dengan angin sepoi-sepoi danĀ matahari senja yang menemani perjalanan mereka.

Jeanne akan mengantar sampai ke perbatasan. Sementara Erys sekedar menemani mereka semua.

Lloyd dan Nessie mengenakan pakaian yang biasa Lloyd kenakan. Kemeja putih polos dengan celana levis hitam.

Mereka juga memakai jubah untuk perjalanan jarak jauh. Tampak Nessie yang canggung berada di dekat Lloyd setelah kejadian tadi pagi.

"Hei, hei~ ada apa ini kau malu setelah ku cium tapi tidak malu saat ingin berhubungan badan. Kau memang orang aneh, sayang~."

Ia terus menerus mengejek Nessie di sepanjang perjalanan. Nessie hanya bisa menutupi wajahnya yang merona dengan jubahnya.

"Hentikan! Aku tahu ini memang aneh tapi setelah merasakannya secara langsung, itu terasa sangat memalukan."

Ungkapan Nessie membuat Lloyd tersenyum nakal. Lloyd kemudian memeluknya dari belakang sambil mencocokkan langkahnya dengan langkah Nessie.

"H-hei, hati-hati. Kita bisa jatuh." Keduanya sejoli itu bermesraan layakanya anak-anak yang sedang bermain bersama.

Melirik ke arah mereka, Jeanne tersenyum tipis saat memikirkan perpisahan mereka.

'Ini masih lebih baik daripada kesepian selamanya.' Jeanne berdebat dengan benaknya, di satu sisi ia merasa senang. Namun, di sisi lain ia juga merasa sedih akan berpisah dengan anak semata wayangnya.

Setelah jalan sekitar enam belas kilometer dari kejauhan terlihat sebuah kabin kayu yang indah berdiri sendiri di luasnya padang rumput itu.

"Itu dia! Suamiku!!" Setelah menunjuk ke siluet seorang pria Jeanne langsung berlari ke arahnya diikuti ketiga orang itu di belakangnya.

Siluet pria itu menyadari kehadiran mereka dan segera melambaikan tangan ke arah Jeanne. "Jeanne!!! Apa kabar?"

Jeanne langsung melompat ke arah pria itu dan mengungkapkan rasa senangnya bisa bertemu lagi. "Apakah kamu tidak lelah dengan penjagaan ini?"

"Hah, hah, ibu tunggu kami." Nessie tampak kelelahan mengejar Jeanne dengan menggendong Lloyd yang menjahilinya.

Lloyd dan yang lain akhirnya dapat mengejar Jeanne. Saat Lloyd melihat dengan jelas wujud dari siluet pria itu.

Pria dengan wajah tampan, tubuh tinggi, berambut coklat yang mengenakan celana panjang dengan jubah coklat tipis.

Senyuman lembut terpampang di wajahnya memberikan kesan hangat. Matanya kemudian menyusuri ke tiga orang di belakang Jeanne.

Dan terhenti di wajah seorang pria yang tak di kenalnya. Meski senyumannya terlihat menyambut Lloyd tapi matanya menunjukkan rasa bingung luar biasa saat melihat pria itu di gendong anaknya.

"Sayang. Dia siapa?" Pria itu menunjuk Lloyd yang masih di gendong Nessie.

Lloyd kemudian turun sembari menepuk kepala Nessie. "Anak pintar."

"Dia suami Nessie. Mereka baru menikah satu minggu yang lalu." Ungkap Jeanne.

"Begitu ya? Sepertinya aku memang sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah." Pria itu kemudian mendekati Lloyd seraya mengenalkan diri.

"Kamu suami anakku, benar? Namaku Itterom." Itterom berkata dengan senyuman di wajah tapi mengeluarkan energi The Essence yang menerpa Lloyd layaknya ombak.

'The Essence? Tidak nama itu terlalu ribet mungkin aku akan menyebutnya UnLogic saja ke orang lain.' Lloyd tak ingin ambil pusing dan membalas energi Itterom dengan kekuatan yang setara sambil menjaga senyuman.

"?" Itterom tampak menyadari sesuatu tapi tak mengatakannya secara langsung.

Lloyd dan Itterom masih beradu energi UnLogic tanpa ada yang menyadari terutama. Nessie yang menganggap keduanya sedang berbagi pikiran.

"Umm... Ayah, Lloyd. Kalian sedang apa?" Ekspresi bingung Nessie membuat Lloyd dan Itterom tertawa.

"Hahaha. Kamu benar." Itterom mendekati Lloyd dan mengulurkan tangan mengajaknya berjabat tangan.

Lloyd menerima jabat tangan Itterom. Tangan kasar Itterom menandakan dirinya telah melalui banyak pertempuran.

Itterom melangkah mendekati Lloyd dan berbisik dengan nada bicara rendah."Kamu juga bisa menggunakannya. Iyakan?"

"Apakah maksudmu UnLogic?" Lloyd tahu perkataannya kasar. Namun, dirinya tak punya pilihan selain memancing emosi Itterom untuk mendapatkan informasi.

Bukannya marah dia malah tersenyum sambil meraih pundak Lloyd dengan lembut dan memberikan nasihat. "Kamu sangat kuat. Aku percaya kamu bisa menjaganya."

Setelah melirik ke arah Nessie, dia kemudian menundukkan kepalanya. "Maaf ayah. Aku sudah tidak sopan."

"Tidak apa-apa karena aku memang orang yang mudah dicurigai."

Lloyd merasa kalau dirinya tak boleh mencurigai seseorang dengan sembarangan lagi. Tapi dia juga ingin tahu kenapa Itterom dapat merasakan UnLogic.

Setelah menghirup nafas panjang menandakan dirinya telah memutuskan sesuatu. Api putih mencuat dari matanya bersamaan dengan Itterom yang juga mengeluarkan cahaya samar berwarna biru.

"Tolong bantu aku. Ayah!!!" Perkataan Lloyd membuat semua orang termasuk Nessie merasa kebingungan karena suami dan ayahnya tiba-tiba akan bertarung.

"Sebenarnya apa yang terjadi?!" Teriakan frustasi Nessie memulai pertarungan diantara keduanya.