"Sudahlah, kita pikirkan itu nanti, sekarang ayo kita makan terlebih dahulu. Ini enak loh." Masih dengan mukut yang penuh Itterom mencairkan suasana tegang itu.
Setelah semuanya duduk dan mulai melahap makan malam itu.
Nessie sedikit canggung saat melihat Lloyd dengan mata kosong menatap makanan dihadapannya tanpa menyentuhnya sedikitpun.
Saat semua melihat Lloyd yang diam saja. Lloyd sedang mengalami konflik batin.
'Bagaimana ini, aku harus apa? Kemana aku harus pergi? Kenapa semua orang selalu menipuku? Dan apakah aku benar-benar ada karena aku menginginkannya?'
Dia terus menerus bertanya-tanya dengan dirinya sendiri tentang arti keberadaannya. Namun, tak lama kemudian dunia dalam pikirannya berubah menjadi sebuah ruangan dan sebuah meja dengan tiga kursi.
Mata Lloyd menyusuri setiap sudut tempat itu dan terhenti di meja yang ada dihadapannya.
Terdapat simbol pusaran berwarna hijau menyala di atas meja itu, satu-satunya penerangan ditempat itu adalah sebuah cahaya yang berputar layaknya lubang hitam.
Ia kemudian menoleh ke atas, tampak langit berbintang dengan seorang wanita sedang duduk menatap dirinya sembari menampakkan senyuman lembut.
"Indah, bukankah begitu?" Sebuah suara muncul dari arah meja bersamaan dengan dua siluet yang terduduk bersebelahan di meja itu.
Lloyd tak menjawab dan hanya menatap keduanya dengan tatapan lesu, Vyzus tau betul apa yang di rasakan Lloyd setelah mengetahui alasan hidupnya.
Sementara itu Vyz merasa kebingungan dengan apa yang terjadi dan bertanya-tanya di benaknya kenapa ayahnya ada dua.
"Ayah?" Vyz tampak ragu saat memanggil kedua orang itu, mendengar Vyz memanggil keduanya langsung menoleh membuatnya semakin bingung.
Terdiam sesaat Vyzus kemudian menyadari rasa bingung Vyz lalu menjelaskannya secara singkat kenapa Lloyd bisa sama dengannya.
"Lloyd punya DNA yang sama dengan ku, Lloyd, Frez dan Ignis. Begitupula ingatan ku yang ada disini, itu semua tak lain hanyalah tempelan yang telah dibuat khusus untuk dia."
Vyz menggangguk paham lalu bertanya. "Jadi apakah semua ingatan yang terhalang kabut itu hanyalah kebohongan belaka untuk termasuk ingatan ayah yang sebenarnya?"
"... Kurasa tidak, karena ingatan itu adalah ingatan Vyzus sebenarnya meskipun ada yang di rombak sedikit seperti aku adalah kepribadian Lloyd dan Ignis adalah kepribadian pertama yang paling tersiksa dalam eksperimen Phoenix."
Ungkap Vyzus sembari menoleh ke arah Lloyd yang sudah duduk. Vyzus tersenyum halus dengan mata sayunya melirik wanita yang ada di langit itu.
"Dan kenapa ayah bisa tahu sampai sejauh itu? Bukannya ayah juga hanyalah ingatan yang di ciptakan untuknya? Dan terakhir kenapa ingatanku juga seperti ada kelainan?"
Vyz kembali bertanya pada Vyzus. "Hmm... Iya karena 'Vyzus' itu sendiri yang bilang di awal pembuatan ingatan ayah. Kalau soal Ingatanmu, itu sedikit rumit karena energi yang kamu dapatkan menguatkan otakmu, jadi ingatanmu tak sengaja menyatu dengan ingatan acak."
"Begitu ya. Ingatan saat aku menerima ajakan ke Orion bersamamu untuk eksperimen yang tiba-tiba berubah menjadi saat kita minum kopi di taman bersama Frez."
Setelah Vyz mengatakan hal tersebut Lloyd merasa semakin muak. Namun, ia tetap di memendamnya dalam-dalam.
"Apa yang kamu pikirkan, Lloyd." Vyzus peka dengan kondisi Lloyd dan segera bertanya dengan lembut.
Lloyd akhirnya angkat suara, sembari tersenyum lebar Lloyd menjawab Vyzus. "Kenapa aku tidak mati saja, oh iya! Aku kan abadi haha."
Vyzus dan Vyz terkejut dengan pernyataan Lloyd yang terdengar sangat frustasi.
Tapi mereka memakluminya karena menganggap itu adalah reaksi normal ketika menghadapi suatu kebenaran yang besar.
"Lloyd... Apakah kamu menganggap semua hubungan mu sekarang hanyalah sebuah kebohongan? Perasaanmu pada Nessie, apakah itu hanyalah sebuah omong kosong belaka? Apa kau masih menganggap itu semua hanyalah skenario untuk membuatmu tetap waras sampai akhir? Sadarlah perasaanmu itulah satu-satunya keaslian hidupmu, buatlah kebahagiaanmu sendiri, Lloyd!!."
Vyzus berusaha menyemangati Lloyd dengan mengingat kan semua emosi yang dirasakannya pada saat Dirinya berada di planet ini.
Setelah mendengar kata-kata penyemangat Vyzus, terlintas dibenaknya sesuatu yang menarik, Lloyd kemudian tersenyum lalu mengangkat kepalanya ke langit diatasnya.
"Hehe~. Kau pikir aku sebodoh itu sampai-sampai akan percaya begitu saja dengan perkataanmu? Bukannya kau bilang sebelumnya kalau kau salah satu peneliti dan aku adalah subjeknya? Lalu kenapa kau mengatakan hal yang begitu manis di depan wajahku? Dasar pembohong."
Setelah puas mengejek Vyzus Lloyd kemudian menatap rendah dirinya sendiri, Vyzus yang mendengar perkataan Lloyd menghilangkan senyumannya tampak khawatir. Lloyd kemudian melanjutkan.
"Apa itu? Kau sedih? Atau kau hanya berpura-pura agar aku merasa bersalah? Dasar bodoh." Meski di ejek terus menerus Vyzus tak membalas Lloyd dengan fisik maupun verbal.
Ia hanya menerima penghinaan Lloyd yang sedang kacau. Sementara itu Vyz hanya bisa terdiam melihat kedua orang yang dianggap nya sebagai ayah saling bertengkar.
Melirik ke arah Vyz, Lloyd tersenyum lalu berdiri dan tangannya berusaha meraih Vyz. Vyz nampak ketakutan saat Lloyd akan menyentuhnya membuatnya reflek menoleh ke arah Vyzus tapi ia hanya membiarkannya tanpa berbuat apa-apa.
Dengan lembut Lloyd mengelus kepala Vyz dan tersenyum kepadanya. "Ini percakapan orang dewasa, nak kamu itu tidak seharusnya mendengarkan semua ini meski kamu itu seorang jenius."
Lloyd kemudian menggunakan energi UnLogical untuk memberikan efek mengantuk pada Vyz membuatnya tertidur dalam sekejap.
Setelahnya Lloyd membuat kasur yang biasa Vyz gunakan di dekatnya lalu memindahkan tubuhnya dengan cara mengangkat tubuhnya.
Ia kemudian kembali duduk ke kursinya bersamaan dengan kursi Vyz yang menghilang menyisakan Lloyd dan Vyzus yang saling berhadapan.
Suasana diantara mereka begitu suram sehingga dapat menutupi wajah masing-masing dari lawan bicaranya.
"Lihat, kau sedari awal adalah orang ba-." Sebelum Vyzus menyelesaikan kalimatnya Lloyd menyela.
"Diam kau. Bajingan! Aku menyayangi Vyz karena ingatanmu dan juga ini adalah sifat bawaan mu. Rasa kasih ini hanyalah sebuah sisa dari ingatanmu."
Dia menatap tajam Vyzus seperti akan membunuhnya saat itu juga. Vyzus juga hanya bisa menghela nafas menerima perlakuan Lloyd yang sangat kasar.
"Maafkan aku. Kau tidak salah, karena aku hanyalah ingatan yang telah di rombak menjadi lebih baik dalam membimbing mu. Layaknya seorang ayah pada anaknya."
Katanya sembari menundukkan kepalanya menandakan ketulusan hatinya. Namun, Lloyd dengan suara yang nampak menahan diri berkata.
"Aku masih tak bisa mempercayai mu, tapi bisakah kau membuktikannya padaku dengan tindakan."
Setelah berkata seperti itu, Lloyd menggigit bibirnya sendiri sampai berdarah menunjukkan emosinya yang sangat besar sedang berusaha ditutupinya.
Mendengar dirinya diberi kesempatan untuk membuktikan diri. Vyzus sangat terharu hingga menangis sekaligus meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam.
"Aku akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkan nya. Tapi bolehkah aku tanya sesuatu."
"Apa?"
Vyzus kembali menundukkan kepalanya. "Kenapa kau memberiku kesempatan ini? Bukankah kamu membenciku?"
Termenung beberapa detik Lloyd menjawab dengan santai. "Sepertinya kau memang orang bodoh. Kau sudah bilang kalau kau hanyalah ingatan dan membunuh sebuah ingatan adalah tindakan yang sama sekali tak ada gunanya. Jadi seperti yang kau ucapkan tadi bimbinglah aku dengan segala yang kau punya!"
Merasa dirinya dipercaya, Membuat Vyzus berterima kasih dan menaruh seluruh rasa kepercayaannya pada Lloyd.
"Baiklah, aku akan selalu membimbing mu dan juga aku akan segera keluar dari tubuh ini bersama Vyz, untuk membantu mu secara langsung."
'hehe~ Ini lebih baik dari apa yang ku pikirkan, dasar bajingan. Kau kira aku akan memaafkan mu semudah itu.'
Lloyd telah menyiapkan seluruh rencana ini sejak menggunakan UnLogical pada Vyz, agar membuat Vyzus setidaknya patuh pada nya. Namun, hasilnya jauh lebih baik daripada yang dibayangkannya.
Semua hal yang dikatakannya hanyalah akting agar mendapatkan simpati dan kepercayaan dari Vyzus membuatnya patuh pada perkataan Lloyd.
Ia yang telah muak di tipu, membalas semua orang dengan balas menipu mereka. Mereka kemudian kembali ke dunia nyata dengan Lloyd yang mengeluarkan Vyzus dan Vyz dari tubuhnya.
Lloyd terduduk di sudut ruangan tanpa mengenakan celana sementara Vyz dan Vyzus mengenakan seluruh baju yang mereka kenakan dalam ingatannya.
"Kalian tidurlah bersama mereka sana, Aku akan tidur disini." Kata Lloyd menunjuk ke arah kasur lantai di samping Nessie, Jeanne dan Erys.
"Baiklah, selamat malam." Vyzus yang menggendong Vyz akhirnya menidurkan putri angkatnya itu bersama dengannya.
Lloyd kemudian keluar rumah sembari merubah kulitnya menjadi celana dengan energi UnLogical dan menyembuhkannya kembali.
Diluar dia bertemu dengan Itterom yang duduk di lantai, ia sedang berjaga sendirian. Lloyd kemudian menyapa Itterom dengan senyuman terpampang diwajahnya.
"Hai, ayah. Boleh aku duduk di sebelahmu?" Ia dengan sopan meminta izin.
"Oh, boleh saja." Itterom menoleh ke belakang, melihat Lloyd tersenyum seperti orang yang mengalami hal membahagiakan.
"Ada apa ini, aku sepertinya senang sekali Lloyd. Coba ceritakan padaku."
"Haha, aku hanya telah menetapkan tujuanku yaitu untuk mengikuti skenario mereka dan secara perlahan aku akan 'merusak' mereka."
Lloyd kemudian duduk disamping Itterom sambil melanjutkan perkataannya.
"Dan sekarang namaku bukan Lloyd. Namaku adalah Efialtis." Kata Lloyd sembari tersenyum menyeramkan.