"Entah ini ingatan atau penglihatan kita akan melalui ini bersama iyakan?" Ucap Nessie tersenyum ke arah Lloyd.
"Haha, seperti biasa ucapanmu itu sangat manis sampai-sampai aku merasa kamu terkadang terlihat imut."
Ucapnya membalas senyuman Nessie sembari meregangkan tubuhnya. "Bagaimana jika kita langsung mulai saja?" Tanya Lloyd.
"Ayolah, kita hancur kan mereka semua dengan sesuatu di sana itu."
Saat Lloyd melihat sesuatu yang di tunjuk Nessie, Ia baru menyadari kalau jauh di belakang terdapat tembok yang menjulang tinggi ke langit.
'Padahal tadi aku liat ke sana tapi kok tadi aku gak lihat hal macam itu.' Pikirnya kebingungan.
Lloyd mencoba tak memikirkannya dan menoleh kearah Nessie sembari menganggukkan kepalanya.
"Mulai?" Tanya Lloyd. "Kan dari tadi kau udah bilang?" Nessie balik bertanya.
"Ayo!" Ucapnya sambil belari melesat menuju pasukan yang ada di hadapan mereka.
Mereka berlari dengan sangat cepat menembus angin. Dua puluh meter sebelum mereka mencapai pasukan itu mereka serentak melompat sangat tinggi.
"Bersiap mereka datang!!!" Teriak orang yang ada di bagian depan pasukan.
Semua orang yang ada di bawah mereka kemudian bersiap dan segera menembak keduanya dengan senapan serbu.
"Siap!!! Tembak!!!" Komandan pasukan yang mengenakan pakaian ketat berwarna hitam itu segera memerintahkan pasukan menembak.
Menyadari tembakan datang ke arahnya dan Nessie, Lloyd segera menyuruh Nessie melapisi tubuhnya dengan sisik.
Sementara Lloyd masa depan yang sudah bisa mengendalikan energi The Essence dengan baik mempercepat seluruh tubuh dan otaknya hingga membuat segala hal di sekitarnya melambat.
'Apa ini? Kenapa aku merasa seperti terhenti di atas sini dan kenapa semua peluru itu melambat?'
Meski banyak pertanyaan muncul di kepalanya Lloyd langsung menjawab semuanya dengan satu kata.
'Ini masa depan!!!' Pikirnya sembari menggunakan peluru di hadapannya sebagai pijakannya.
Lloyd segera masuk kedalam formasi tubuh dengan kecepatan tinggi menghantam semua yang ada di hadapannya layaknya asteroid yang menabrak bumi.
Boom*
Sebuah lubang besar tercipta karena tabrakan yang Lloyd hasilkan dengan kecepatan suara.
Tak lama dari itu Nessie ikut menghantam tanah, tapi berbeda dengan Lloyd yang menciptakan kawah besar Nessie menghasilkan gelombang kejut yang merusak sel di otak.
"Wow, aku tak tahu aku bisa melakukan itu!" Nessie merasa sangat bersemangat karena mendapat kekuatan baru.
"Oi!! Gelombang itu mengenai ku!!" Seru Lloyd dengan nada kesal.
Mendengar Lloyd memanggilnya, Nessie segera melirik ke arah Lloyd dengan ragu dan melihat Lloyd yang mengeluarkan darah dari dalam topengnya.
"Maaf!!!" Nessie langsung meminta maaf, Lloyd hanya bisa menghela nafas yang mengeluarkan api penyembuh di matanya dan melanjutkan penyerangannya.
"Regu petarung jarak dekat!!! Serang mereka!!!" Hampir ke seluruh an pasukan itu adalah seorang petarung jarak dekat.
Mereka semua langsung menyerbu Lloyd dan Nessie dan di bantu dengan para penembak yang membantu dari jauh.
Lloyd terus menusuk, menebas, dan menangkis tanpa henti membunuh puluhan atau bahkan ratusan nyawa.
Sementara Nessie memukul dengan menggunakan medan listrik yang dihasilkan sisik nya yang di masukkan ke dalam sarung tangannya.
Mereka berdua tanpa henti terus membunuh semua orang yang dapat di jangkaunya membuat sisa pasukan itu ketakutan.
"Tenanglah mereka hanya berdua!!! Kita masih punya Gamma!!!" Teriak Komandan berusaha membangkitkan kembali semangat pasukan.
Komandan itu segera memerintahkan seseorang dari sebuah alat untuk mengirim Gamma.
"Baik, dia akan sampai dalm enam detik." Ucap seseorang dari alat itu.
Setelah membabat habis pasukan di sana, Lloyd dan Nessie kembali bersama.
Mereka merasa kalau itu semua terlalu mudah dan bersiap untuk kemungkinan yang akan terjadi.
"Wah, ini cukup mengerikan, Kawan." Suara lembut seorang pria datang dari arah belakang.
Lloyd langsung menusukkan tombaknya tanpa membalikkan badan, Lloyd merasa telah menusuk sesuatu dan saat ia menoleh.
"Tada, ini indah bukan?" Ucap pria itu dengan halus.
Pria berambut hitam panjang yang hanya mengenakan celana panjang loreng itu sedang menahan serangan Lloyd dengan mayat salah satu pasukan.
"Boleh, aku tahu nama kalian?" Setelah pria itu mengatakan hal tersebut Lloyd dan Nessie segera berpindah ke sampingnya.
Pria itu sangat tersentak saat melihat kecepatan keudanya yang melebihi ekspetasinya dan langsung berusaha menghindar.
"Lambat." Lloyd dan Nessie langsung menendang pria itu dari dua arah membuatnya terdorong mundur.
"Hei, aku bahkan tak berniat menyerang duluan loh." Ucap si Pria berusaha menahan serangan keduanya menggunakan tangannya.
Terlihat di tubuh pria itu terdapat sebuah jalur berwarna emas yang merupakan energi kinetik dari serangan Lloyd dan Nessie.
"Saatnya serius." Tak lama setelah pria itu mengatakan hal tersebut sebuah ledakan cahaya keluar dari kedua tangannya.
Shing*
Amat terang seketika membutakan mata Lloyd, tapi tidak dengan Nessie yang masih sempat melindungi matanya.
"Sial, penglihatan ku, Nessie kau baik-baik saja?" Gerutunya sembari memanggil Nessie.
"Ya, aku baik-baik saja, tapi tempat macam apa ini?" Ketegangan dapat terasa dalam suara Nessie yang samar.
"Apa maksudmu?" Tanya Lloyd dengan Khawatir. "Sebaiknya kau lihat sendiri." Jawab Nessie.
Sekembalinya penglihatan Lloyd, ia mendapati pakaian yang di kenakan nya berubah bersamaan dengan tombaknya yang menghilang.
Sembari mengangkat pelan kepalanya, Lloyd bertanya-tanya di benaknya apakah ini memanglah kenyataan yang dimaksud Erys.
Saat matanya telah mencapai sesuatu yang Nessie maksud, alangkah terkejutnya Lloyd mendapati gedung-gedung menjulang tinggi menyentuh langit malam yang di selimuti bintang-bintang dan cahaya sang rembulan.
'Ini gila, aku bahkan tidak bisa membayangkan berapa kesusahannya mereka membangun semua ini, maksudku ayolah, ini melebihi segala hal yang bisa aku bayangkan jika berada di planet ini.'
Lloyd terus berargumen dengan pikirannya sendiri ketika melihat pemandangan luar biasa di hadapannya.
Ia kemudian memutar kepalanya dengan cepat menuju Nessie, tatapan yang layaknya seorang anak kecil terpancar dari matanya.
"Bukankah ini keren, Nessie." Antusiasme dapat dirasakan dengan jelas dari sekedar suaranya.
"Kurasa." Nessie tampak ragu menjawab perkataan Lloyd.
Tatapan mata Lloyd yang dipenuhi semangat bertemu dengan tatapan mata Nessie yang nampak agak suram.
"Ada apa, Nessie." Spontan pertanyaan itu keluar dari mulut Lloyd menghilangkan senyuman di wajahnya.
Mengerutkan sedikit alisnya, Nessie menghirup nafas panjang dan berkata dengan nada samar.
"Aku takut."
Satu kalimat terucap keluar dari mulut Nessie dan langsung masuk kedalam telinga Lloyd yang bingung dengan maksudnya.
Dengan tergesa-gesa, Ia mengulang kembali pertanyaannya. "Ada apa?!"
Terlihat tangan hitam mulai meraba-raba tubuh Nessie diiringi tawa puas banyak pria.
Setelah melihat hal tersebut, suara dengingan keras terdengar merusak fokus Lloyd. Secara insting dia menutup matanya mencoba menahan rasa sakit di kepalanya.
Sekitar tujuh belas detik suara itu perlahan menghilang bersamaan dengan Lloyd yang segera membuka matanya, hanya untuk mendapati dirinya yang telah berpindah tempat tanpa Nessie.
"Apa lagi ini?" Dapat terdengar dengan jelas kekesalan di perkataannya.
Koridor bernuansa mewah dengan perabotan mahal terpajang rapi mengelilingi setiap sisi tempat itu.
Matanya berputar mengelilingi setiap sudut tempat itu. Dan berhenti tepat di sebuah pintu kayu dengan ukiran jam pasir yang indah.
'Sialan, sebaiknya aku cepat keluar dari sini.' Di benaknya Lloyd masih memikirkan perkataan Nessie sebelumnya.
Tanpa membuang banyak waktu Lloyd melangkah dengan cepat mendekati pintu itu, lalu meraih gagang pintu itu dan menariknya membuat celah dimana dia bisa masuk kedalamnya.
Dia langsung memasuki ruangan itu meski tak tahu ancaman apa yang akan dihadapinya.
Di sana Lloyd melihat empat orang yang mengenakan jas lab juga topeng. Ke empat orang itu mengeluarkan aura yang sangat mengintimidasi.
Namun tetap tak bisa mengintimidasi Lloyd yang sudah berada di kondisi tanpa moralnya. Tatapannya yang awalnya di penuhi amarah berubah menjadi kosong tanpa jiwa.
"Hallo, tuan-." Sebelum orang itu menyelesaikan kalimatnya Lloyd memotong perkataannya. "Diam, ayo kita selesaikan ini dengan cepat."
Meskipun kondisi tanpa moral itu membuatnya tak memiliki rasa kepedulian, tapi dengan pikiran teguh Lloyd kondisi itu menjadikannya berguna.
Terlihat dengan jelas gestur tubuh tak senang dengan perkataan Lloyd. Namun, mereka memakluminya karena mengetahui keinginan Lloyd.
"Okelah, dia sudah cukup." Salah satu orang itu angkat bicara.
Dia terlihat seperti gadis berusia tujuh belas tahun dengan rambut hitam yang dalam.
"Kami adalah ilmuwan dan kau adalah subjeknya." Kata gadis itu dengan lembut memberikan kesan kepedulian.
"Aku akan terima saja ucapanmu, aku tak peduli, sekarang kembalikan aku." Suasananya semakin intens sampai seorang pria yang berada di tengah menjentikan jarinya.
"Tenanglah, akan ku jelaskan dengan singkat." Perkataan Pria yang memiliki rambut hitam kemerahan seperti Lloyd itu segera mencairkan suasana.
"Kalau begitu cepat." Masih dengan kekhawatirannya terhadap Nessie, dia menyuruh pria itu untuk mempercepat penjelasannya.
"Baiklah, baiklah. Jadi begini, kau harus menemukan jawaban tentang siapa dirimu yang sebenarnya dan kau juga harus mengetahui siapa saja kami, kalau memungkinkan bunuh saja."
"Itu saja? Kalau begitu cepat kembalikan aku." Pria itu tertawa kecil saat melihat prilaku Lloyd yang layaknya seorang anak kecil.
Pria itu kembali menjentikkan jarinya membuat pandanga Lloyd menjadi gelap gulita. Perlahan kelopak matanya terbuka membiarkan cahaya masuk ke dalam matanya yang cerah.
Dan saat dia membuka keseluruhan matanya, orang pertama yang dia lihat adalah Nessie yang gemaetar sedang terduduk menangis diatasnya.
Ketika Nessie menyadari dirinya telah terbangun. Nessie langsung menenggelamkan wajahnya ke dalam dada Lloyd.
"Maaf, maafkan aku!!" Perkataannya sama sekali tak terdengar oleh Lloyd karena terlalu kecil ditambah suaranya yang serak.
Sembari mendekap Nessie ke dalam pelukannya, Lloyd kurang lebih tahu apa yang ingin dikatakan Nessie.
Terlintas di benaknya pertanyaan yang ditanyakannya di dunia pikiran. "Nessie, apakah ada salah satu penglihatanmu, dimana kamu mengalami sesuatu saat sendiri?"
"Iya." Suara Nessie sangat kecil dan juga terdengar sedikit gagap saat mengatakannya.
"Apakah itu pemerkosaan?" Lloyd mencoba meyakinkan pemikirannya.
"Iya." Kata Nessie dengan suara gemetar yang semakin memudar.
Terdengar helaan nafas panjang, . "Tidak apa-apa Nessie, bagaimana kalau kita melakukannya sekarang juga untuk menghilangkan ingatan itu?"
Walau perkataan Lloyd terdengar konyol tapi itu dapat membuat Nessie sedikit merasa lebih baik.
"Mau kami tinggal pergi?" Jeanne, Ery dan Vyz yang sedari awal mendengar percakapan keduanya segera mengambil inisiatif.
Namun Lloyd tak membiarkannya dan meminta semuanya untuk tetap berada di dekat Nessie yang sedang terpuruk.
Nessie meloloskan diri dari pelukan Lloyd lalu bangun untuk membuka bajunya, terlihat bentuk tubuh sempurna yang telah terlatih sejak dini.
'Aku tidak habis pikir, Nessie yang sekuat itu bisa-bisanya di perkosa oleh banyak orang.'
Lloyd mengasumsikan semua tangan yang meraba Nessie adalah pelakunya dan Lloyd akan memburu satu persatu orang yang ada di penglihatan Nessie.
Saat Nessie akan melepaskan roknya juga Lloyd menahannya lalu menarik tubuh Nessie dan kembali memeluk juga membelai kepalanya.
Isakan Nessie sudah tak terdengar lagi menandakan ketakukannya yang perlahan menghilang.
"Apakah kamu sudah merasa baikan?" Dengan senyuman Lembut Lloyd bertanya.
"Iya, setidaknya." Nessie tampak kelelahan dan kemudian tertidur di pelukan Lloyd.
"Ahh, Nessie ku harap kamu baik-baik saja." Semuanya serentak berkata hal yang sama meskipun ada sedikit kekecewaan di wajah Jeanne dan Erys.