Chereads / Monarch Of Sollitude / Chapter 9 - The Start (2)

Chapter 9 - The Start (2)

"Seperti biasa kau tidak bisa ditebak, Lloyd." Jeanne akhirnya menyadari maksud Lloyd.

"Kalau begitu kami akan langsung pergi saja, ya ibu! Ayo Nessie." Izin Lloyd sembari memanggil Nessie.

Nada bicara Lloyd berubah drastis membuat Nessie kebingungan tapi tidak dengan Jeanne yang sudah memahami maksud Lloyd.

Tapi tak lama kemudian Nessie segera mendekati nya. "B-baiklah." Ucapnya sembari mendekati Lloyd.

"Baiklah, baiklah. Aku akan mengantar kalian berdua ke perbatasan. Aku juga ingin melihat suamiku."

Ucap Jeanne seraya menghela nafas panjang, tahu Lloyd dan Nessie kemungkinan besar pergi dan tak akan kembali.

"Bukankah kamu terlalu menutupinya?" Tiba-tiba sebuah suara yang familier terdengar dari arah belakang Lloyd.

"Iya bukan urusanmu." Balas Lloyd ketus.

Saat ia menoleh ke arah sumber suara itu Lloyd melihat Erys yang sedang terduduk di ujung teras melihat ke arah nya.

"Ahh, kasar sekali." Balas Erys dengan suaranya yang menggoda.

Jeanne yang ada di belakang Lloyd kemudian bergerak dan sudah berada di samping Erys.

"Erys sayang! apa kabarmu?" Jeanne dengan hangat menyambut Erys dan menepuk kepalanya membuatnya terlihat sangat senang.

'Mereka pasti saling kenal sih.' Pikir Lloyd sembari ikut mendekati nya bersama Nessie.

"Jadi, apa yang kamu mau dariku, kita pernah janji untuk tidak saling mengganggu iyakan? Erys."

Ucap Lloyd sembari memasang senyuman hangat di wajahnya.

Setelah berada di dekat Erys lalu duduk di sampingnya, mereka saling berhadapan dan Erys berkata dengan nada lembut.

"Aku hanya ingin memberikan sesuatu padamu dan juga Nessie ku sayang."

"Apa itu?" Nessie yang berada di seberang Lloyd menjadi antusias setelah mendengarnya.

Lloyd yang mendengarnya juga menjadi antusias tapi di saat yang sama curiga dengan hal tersebut.

"Ini bukan hal yang aneh kok, ini sekedar hadiah pernikahan kalian dan mungkin ini juga hadiah terakhirku untuk kalian."

Erys tahu betul Lloyd tidak akan percaya padanya karena kebiasaan buruknya yang menjadi kan semuanya ada dalam kendalinya.

Ia kemudian mengulurkan tangannya dengan dua buah sisik miliknya sendiri untuk diberikan pada masing-masing dari mereka.

Lloyd sedikit terkejut melihat pemberian Erys dan langsung menanyakan nya.

"Kenapa kamu memberi kami hal seperti ini?" Tanya Lloyd penasaran.

Menanggapi pertanyaan Lloyd, Erys terlihat berpikir lalu menjawab dengan santai.

"Karena aku adalah tipe orang yang akan melakukan apapun hanya demi diriku sendiri."

"Hmm... begitukah?" Dengan wajah senang yang menatap langit Lloyd membalas.

Melihat Lloyd yang membalasnya tanpa kembali menghakiminya, ia menyadari jika Nessie memang tepat berada di sisi nya.

"Kenapa kalian malah diam begitu, kalau begitu aku akan langsung ambil saja ya."

Saat semuanya diam, Nessie tanpa ada rasa curiga apapun meraih sisik itu. "Akh, apa ini?!"

Beberapa senti sebelum jari Nessie menyentuh sisik itu, Sebuah percikan listrik berwarna putih mencuat keluar diantara jari dan sisik itu.

"Oi?! Kau kenapa?... oi!" Perlahan suara Lloyd menghilang bersamaan dengan Kesadaran Nessie yang memudar.

"Apa itu?!" Jeanne ikut tersentak saat melihat percikan itu.

"Tidak apa-apa, aku telah memberikan kenyataan pada Nessie. Maafkan aku tapi ini diperlukan." Balas Erys pada pertanyaan Jeanne.

"Kau!! apa yang kau lakukan padanya?!" Lloyd meninggikan suara nya, merasa sangat kesal dengan apa yang baru saja terjadi.

Lloyd segera menoleh ke arah Erys dengan perasaan marah yang meluap-luap. Saat melihat wajah Erys, Lloyd menjadi terpaku diam.

Erys tersenyum pahit melihat keadaan Nessie itu dan disitulah Lloyd maksud Erys.

"Sialan!! Vyz!" Teriaknya memanggil Vyz sambil menutup sebagian wajahnya dengan tangan kirinya.

Vyz langsung keluar dari leher Lloyd. "Ya, ayah aku akan memeriksanya segera."

Vyz langsung meraih kepala Nessie yang sedang terbaring di sana. Vyz menggunakan energi nya pada Nessie.

Beberapa menit kemudian Vyz langsung memberi tahu kondisi Nessie.

"Dia akan baik-baik saja, dia hanya tertidur dan sama sekali tidak ada luka fisik ataupun mental."

Ucap Vyz dengan masih menempelkan tangannya di mata Nessie.

"Yah, setidaknya kita sudah memastikan keadaannya sekarang." Balas Lloyd dengan tenang.

Setelah menenangkan diri Lloyd kembali bertanya. "Jadi, apa maksudmu dengan 'kenyataan' tadi?"

Erys tetap terkejut melihat pengendalian diri Lloyd yang sudah sangat baik.

"Kenapa kau tidak marah?" Ia mencoba memastikan emosi Lloyd yang sebenarnya.

Mendengar pertanyaan itu, Lloyd sekedar menjawabnya. "Mungkin karena aku mulai menjadi manusia karena Nessie."

Tak bisa di pungkiri, meski Lloyd tak tahu perasaan apa yang dirasakannya pada Nessie. Ia tetap bertanggung jawab dengan janjinya.

"Kalau begitu, ambil ini pikiranmu akan terhubung langsung dengan Nessie, tapi-"

Sebelum Erys menyelesaikan perkataannya Lloyd dengan santainya menjabat tangan Erys yang terdapat sisik.

Lloyd ikut pingsan di samping Nessie. Kedua orang yang melihat tingkah Lloyd hanya bisa menghela nafas, sementara Vyz merasa amat kesal.

"Kau!!!" Energi The Essence telah mengalir mengitari seluruh tubuh Vyz yang bersiap membunuh Erys.

Tapi Jeanne tak membiarkannya dan segera merubah satu sisiknya menjadi pelindung Erys.

"Tenanglah nak, kamu tidak perlu khawatir seperti itu." Jeanne mencoba menenangkan Vyz dengan memeluknya.

Meski hubungannya dengan Jeanne yang sudah dianggapnya sebagai nenek, Vyz tetap marah dengan Erys yang menyebabkan ayahnya pingsan.

Masuk kedalam pikiran Nessie, Lloyd mendapati dirinya di sebuah tempat serba putih, sunyi dan berkabut.

Melihat ke sekitar dengan seksama, Lloyd tak menemukan apapun selain sebuah tombak dan topeng polos berwarna hitam di belakangnya.

"Kenakan lah." Sebuah suara lembut masuk kedalam kepala Lloyd.

Lloyd merasa deja vu saat mendengar suara tersebut lalu menanyakannya. "Kau orang yang sama kah?"

Pertanyaan Lloyd menjadikan suasana ditempat itu menjadi lebih sunyi ketimbang sebelumnya.

'Makhluk apalagi yang aku ajak bicara ini.' Lloyd mencoba memikirkan kembali siapa yang sedang bicara dengannya.

"Sudahlah kenakan saja, sialan, ini isi pikiranku dan entah kenapa aku jadi seperti ini."

Nessie kemudian menampakkan dirinya dengan mengenakan sebuah kaus putih yang cukup ketat dan celana olahraga panjang berwarna hitam.

Rambut pendek berwarna peraknya yang dikepang membuat penampilan Nessie begitu cantik meski didalam pakaian sederhana.

Lloyd terpukau hingga tak bisa berkata-kata. "Oi bangunlah!" Nessie segera menyadarkan Lloyd dengan sebuah tamparan lembut di pipinya.

"Kau kelihatan cantik, apakah itu wujud aslimu?" Tanya Lloyd antusias.

Antusiasme Lloyd sedikit membuat Nessie malu tapi ia segera menjawabnya dengan ragu. "Iya, ini mungkin wujud asli ku."

"Oh, iya aku akan segera memakainya." Ucap Lloyd meraih tombak dan topeng itu, lalu memakainya.

Sedikit bagian dari rambut Lloyd seketika berubah warna menjadi putih dan matanya bersinar terang memancarkan sinar perak.

"Wah, itu keren." Nessie memuji sambil menepukkan tangannya tanpa ekspresi.

"Setidaknya kamu harus mengubah ekspresi itu." Ucap Lloyd membalas ekspresi Nessie.

"Ya, ya, terserahlah." Jawab Nessie dengan ketus.

"Sekarang bagaimana?" Lloyd kembali bertanya.

"Tunggu saja, ini akan dimulai."

"Apa yang akan dimulai?" Tempat disekitar mereka terguncang hebat dan perlahan tempat itu menjadi terdistorsi.

Nessie memasang senyum pasrah dan berkata. "Ingatan dari sang Phoenix's abadi dan sang Enigma. Nirvana dan Celius."

"Kenapa aku merasa seperti kenal dengan nama itu ya?" Lloyd bertanya-tanya mengapa nama itu seperti tidak asing.

"Aku juga awalnya bingung tapi apakah kamu masih belum menyadarinya?"

Ucap Nessie sembari mengeluarkan topeng putih dari sakunya yang entah mengapa bisa muat didalam sana lalu segera memakainya.

"Apakah nama itu sebenarnya nama kita?" Tanya Lloyd.

"Betul, aku juga baru memahaminya setelah di jelaskan dua kali oleh mereka." Balas Nessie sambil menunjuk ke sebelah samping.

Saat Lloyd melirik ke arah yang ditunjukkan Nessie dan melihat dua orang yang memiliki wujud yang sama dengan mereka.

"Nirvana! Celius! Kemari lah!"

Nessie segera memanggil keduanya sembari mengenakan sarung tangan perak yang mengeluarkan asap putih.

"Mungkin bukan ide bagus memanggil mereka kemari-."

Saat Lloyd hampir menyelesaikan perkataannya Nirvana telah berada di sampingnya menatap tajam dirinya.

Begitu pula dengan Celius yang sudah berada di samping Nessie, Mereka berdua kemudian menepuk pundak Lloyd dan Nessie.

Mereka berdua langsung menghilang tapi disaat bersamaan tempat itu berubah menjadi lapangan luas dengan banyak sekali orang didepan mereka.

"Ohhh, apakah ini perang?" Lloyd menyikapi keadaan itu dengan begitu santai.

"Mungkin dan jika melihat keadaan, kita sepertinya hanya berdua melawan mereka semua benarkan?" Nessie balas bertanya.

"Iya, itu mungkin saja, tapi ada hal yang ingin kutanyakan."

Nessie dapat merasakan keseriusan Lloyd di dalam perkataannya.

"Apa itu?" Tanya Nessie.

"Apakah ini ingatan ataukah penglihatan?" Lloyd dapat merasakan kalau itu semua belum pernah dialami olehnya baik secara batin maupun fisik.

"Entah ini ingatan atau penglihatan kita akan melalui ini bersama iyakan?" Ucap Nessie tersenyum ke arah Lloyd.