Chereads / Monarch Of Sollitude / Chapter 8 - The Start (1)

Chapter 8 - The Start (1)

Saat fajar menyinsing, Oksa dan para warga desa mulai kembali menggali tanah untuk mengeluarkan kotak penyatuan yang menampung dua insang yang sedang disatukan.

Setelah berhasil mengeluarkan kotak itu mereka segera membukanya karena rasa penasaran dengan hasil yang telah di nanti.

"Hei, hei, apa ini? Apakah terjadi sesuatu? Kalian tidak terlihat seperti pasangan yang bahagia." 

Semua orang tertawa kecil saat melihat pasangan itu begitu mesra dengan caranya sendiri.

"Haha, kalian ini terlihat seperti anak-anak." Cecilia mengejek Nessie dan Lloyd yang terlihat kekanak-kanakan.

Tampak di dalam kotak itu Lloyd yang mencubit tulang iga Nessie dan Nessie yang menarik rambut Lloyd.

Mereka melirik satu sama lain dan dengan menahan rasa malu berkata secara bersamaan.

"Dia menyebalkan!!!"

Sepuluh menit sebelum kotak penyatuan di buka. Lloyd dan Nessie berpelukan dengan mesra tapi Lloyd tiba-tiba berkata.

"Sepertinya kau mengalami gangguan jiwa." Ucapnya tanpa berpikir. "Apa maksudmu?! Kau pikir aku gila?!" 

Nessie tiba-tiba berteriak dengan nada kesal, dan membuat Lloyd langsung menyadari.

'Bocah ini sepertinya mengalami Mood Swing ketimbang kepribadian ganda.' Pikirnya dengan serius.

Nessie tahu Lloyd sedang menyimpulkan tentang sesuatu yang tidak penting lagi. 

"Aduh, kau ini memang ya! Aku baru saja berjanji dengan Vyzus tapi kau malah langsung menjadi sombong lagi!"

Meski Nessie merasa bersalah karena langsung gagal memenuhi janjinya. 

'Maafkan aku Vyzus, tapi aku janji akan membimbing si bodoh ini sesuai dengan perkataanmu.'

Sembari memasang senyuman manis, Nessie menepuk-nepuk kepala Lloyd. 

Lloyd yang melihat senyuman Nessie merasa aneh, dan dia mengingat kalau Nessie menyukai rasa sakit kemudian memukul perut Nessie tanpa rasa bersalah.

"Ugh!" Pukulan Lloyd yang terlalu cepat mengagetkan Nessie yang menepuk kepalanya.

"K-kenapa kau memukulku?!" Tanya Nessie terkejut. "Loh, bukannya kamu tadi bilang kalau kamu suka rasa sakit?"

Wajah datar Lloyd yang tanpa memiliki rasa bersalah sama sekali membuat Nessie sangat kesal.

Perasaan kesal Nessie bukan karena pukulan keras Lloyd tapi karena Lloyd yang lagi-lagi terlalu berlebihan saat menyampaikan pikirannya.

"Hah, kau sialan, coba tatap mataku." Ucapnya sambil meraih kepala Lloyd, Nessie menyambak rambut nya dengan keras.

"Kau kenapa? Hei, lepaskan tanganmu." 

Nessie yang tahu Lloyd tak bisa merasakan rasa sakit tapi Nessie merasa aneh karena Lloyd merespon terhadap tarikan rambutnya.

Dengan rasa penasaran Nessie mengeraskan cengkraman nya lalu memukul perut Lloyd dengan tangan kanannya sekuat tenaga.

Sebelum pukulan itu bersarang di tubuhnya Lloyd mencoba menahannya dengan tangan kiri tapi Nessie kembali menarik rambutnya membuat pukulan Nessie lolos.

Crack*

Bunyi tulang patah terdengar bergema memenuhi ruangan.

Lloyd dan Nessie sama terkejutnya dan tak bisa berkata-kata dengan apa yang terjadi barusan.

'Lah, patah.' Nessie merasa kebingungan karena ia berpikir Lloyd memiliki tubuh yang lebih kuat.

Kemudian ia menyadari sesuatu menjepit tulang iganya dan saat menoleh ke bawah ia melihat jari Lloyd yang mencubit tulangnya dengan keras.

"Yah, mata di balas mata." Ucapnya dengan santai tapi dengan mata yang dipenuhi kekesalan.

"Tapi kau yang memulainya duluan kan? Aku hanya membalas." Meski berkata begitu Nessie tahu betul ia yang salah.

Saat mereka menatap satu sama lain dengan memasang wajah tersenyum dan tak lama kemudian pintu kotak itu terbuka membiarkan cahaya fajar masuk memenuhi ruangan.

Seminggu setelah momen memalukan itu, Lloyd dan Nessie yang tengah berbaring menatap langit biru cerah di teras depan rumah dengan Nessie yang mengenakan pakaian dari Vyz.

"Hah waktu terasa cepat bukankah begitu Nessie? Ini sudah satu minggu semenjak pernikahan kita."

"Hmm." Balas Nessie acuh tak acuh.

"Tapi kau tahu kan aku akan melakukan perjalanan yang sangat panjang." Ucap Lloyd dengan suara yang semakin mengecil.

"Lalu?" Tanya Nessie.

"Aku hanya ingin kembali menanyakan pertanyaan delapan hari yang lalu, saat kau menangis itu, apakah kau benar-benar bersedia ikut denganku?"

Tanya Lloyd meyakinkan dirinya sendiri, Nessie yang mendengar perkataan membalas dengan tegas.

"Tentu saja, karena aku istrimu! Dan tidak perlu kau ingatkan tentang itu juga."

Jawaban tegas dari Nessie membuat lega hati Lloyd tapi disaat bersamaan menambah beban pikirannya.

Lloyd menanyakan hal tersebut karena takut berpisah dengan Nessie tapi takut terjadi sesuatu dengan Nessie.

'Aku masih mending bisa menyembuhkan diri, tapi kau orang kuat tapi dengan pengalaman yang payah.' Pikir Lloyd sambil menggulingkan tubuhnya menghadap Nessie.

Nessie melakukan hal yang sama membuat mereka saling bertatapan dan Nessie dengan wajah kesal berkata.

"Kau ngejek ya?" Ucap Nessie dengan ketus. "Kamu memang bisa baca pikiran rupanya."

Jawab Lloyd dengan santai membuatnya mendapat pukulan di ulu hati. 

"Kalau begitu kenapa tidak sekarang saja kita berangkat?" Tanya Lloyd.

Nessie bangkit dari tidurnya dan menjawab. "Baiklah, kalau begitu ayo langsung berangkat saja." 

Lloyd tersenyum dan ikut bangkit dari tidurnya, tak lama dari itu Sayr mendadak muncul dari belakang mereka sambil memberikan sesuatu.

"Aaa!!!." Sementara Nessie yang terkejut, Lloyd tak bereaksi sama sekali. "Berhenti teriak, dasar bodoh!" Bentak Sayr.

Saat melihat Sayr Lloyd menyadari kantung mata Sayr yang menghitam seperti seseorang yang mengalami stress berat.

"Apa itu?" Tanya Lloyd yang segera dijawab Nessie memotong perkataan Kakaknya. "Itu adalah Teur, alat untuk menyimpan makanan dan minuman agar bertahan lama."

"Oh." Lloyd sama sekali tak menunjukkan ketertarikan dan langsung mengambilnya.

"Hati-hati, kau mungkin akan tidak sengaja mengeluarkan seluruh makanan didalamnya." 

Sayr terlihat sangat mengantuk saat memperingatkan nya, Lloyd kemudian menoleh ke arah Nessie dan memberikan isyarat untuk membawa Sayr pergi tidur.

Nessie langsung memahami maksud Lloyd dan langsung mengangguk sembari membawa Sayr pergi ke kamarnya seraya dengan Sayr yang mengeluh karena belum selesai menjelaskan.

'Yah, sendirian lagi, baguslah setidaknya aku bisa memperhatikan benda ini dengan tenang.' Pikirnya sebelum menyadari kehadiran di belakangnya.

Saat Lloyd menoleh ia tak melihat apa-apa, kemudian secara reflek menyerang menggunakan siku ke arah belakang.

"Whups, barusan hampir saja mengenai wajah ibu." Ibu Nessie tiba-tiba muncul dan menahan siku Lloyd dengan jari jemarinya yang lembut.

Setelah menyadari yang di serang nya adalah ibu mertuanya, Lloyd merasa panik bukan main.

"Eh? Uh, ah! Ibu!! maaf aku tidak sengaja!" Lloyd yang panik langsung meminta maaf.

"Sudahlah lagipula ibu lebih kuat dari kamu kok, hahaha!!" Sifat periang ibu Nessie membuat Lloyd tanpa sadar menurunkan kewaspadaannya.

Kedip*

Saat Lloyd mengedipkan matanya Ibu langsung menghilang bersama dengan benda yang di pegang Lloyd.

"Aduh, kamu bisa-bisanya jatuh kedalam hal kecil seperti itu."

Tanpa ada suara Ibu telah ada di belakang Lloyd dan ia merasa sedikit kecewa karena Lloyd begitu mudah jatuh kedalam perangkap.

"Apa?!" Lloyd yang sangat percaya diri dalam kecepatan, kini hanya bisa terpaku diam merasa syok berat dikalahkan dalam hal yang ia kuasai.

Setelah beberapa saat Lloyd akhirnya sadar dan segera menoleh ke belakang.

"Lambat." Bisik ibu dari arah belakang. Lloyd segera meningkatkan kecepatannya dan kembali menoleh ke arah ibu.

"Oh, aku baru ingat! kamu masih belum tahu nama ibu, benarkan? Nama ibu itu Jeanne."

Dengan santainya Jeanne mengungkapkan namanya sambil bersandar di punggung Lloyd.

Lloyd kembali memutar tubuhnya dengan kecepatan penuh akan tetapi hasilnya tetap sama ia sama sekali tak bisa melihat ibu bahkan bayangannya pun tak bisa diikutinya

Menyadari Lloyd semakin frustasi malah membuat Jeanne sangat senang hingga membuat ekspresi yang aneh.

"Hihihi, ekspresi yang kamu buat itu benar-benar membuat ibu semakin bersemangat." Saat mendengar perkataan Ibu, Lloyd seketika merinding dan mulai berpikir.

"Haha, bukankah agak kasar jika melihatku dengan ekspresi seperti itu? Yah, lagipula fetis Ibu sama anehnya seperti Nessie."

Perlahan aura Lloyd berubah menjadi lebih tipis dan tajam layaknya sebuah jarum.

Jeanne langsung menyadari perubahan itu dan ikut tertawa. "Hahaha! Ibu pasti akan membuatmu merasa putus asa!!!"

Shing*

Dalam sekejap Jeanne menghilang, ia langsung melompat ke samping Lloyd segera meraih lehernya.

Lloyd hanya dengan satu gerakan halus menangkap tangan Jeanne lalu dengan sangat cepat membantingnya.

"Ukh!" Jeanne tak menyangka akan kalah cepat melawan Lloyd.

Lloyd kemudian merubah baju nya menjadi benang yang cukup tebal lalu mengikatkannya pada tubuh Jeanne. 

"Hei, hei kamu tidak akan melakukan hal aneh pada ibu kan?"

Entah mengapa Jeanne merasa akan terjadi sesuatu jika 'Lloyd' ini dibiarkan melakukan apa yang ia mau.

"Hei, aku menyerah kau bisa lepaskan aku." Jeanne langsung menyerah setelah menyadari dirinya akan langsung kalah.

"Hei, nak Lloyd! Ini tidak lucu sama sekali kumohon lepaskan aku." Pinta Jeanne sambil mencoba melepaskan diri.

Lloyd tak menanggapi dan hanya menatap lesu Jeanne yang kelihatan panik.

Saat sedang berusaha lepas Jeanne akhirnya menatap mata Lloyd yang tak menunjukkan kekosongan tanpa adanya emosi.

'Makhluk macam apa yang mempunyai mata seperti itu? Oh, ya Lloyd mempunyainya, tapi apa yang sebenarnya telah ia lalui sampai seperti itu?'

Jeanne terlalu fokus dengan pikirannya sampai tak menyadari Lloyd telah mengikatnya di tiang tengah rumahnya.

'Ah, karma sialan!!!' Jeanne merasa kesal dengan dirinya sendri karena harus dikalahkan dengan caranya sendiri.

Setelah mengikat Jeanne di tiang, Lloyd kembali memeriksa benda yang diambil Jeanne tadi.

"Tunggu, apa?! Sejak kapan?" Semakin kebingungan Jeanne kembali meminta Lloyd untuk melepaskannya terlebih dahulu.

Lloyd tak menganggapi permintaan Jeanne dan lebih fokus dengan benda itu yang ternyata hanyalah sebuah segitiga berwarna perak.

"Lloyd, lepaskan aku!!" Merasa semakin panik Jeanne membentak Lloyd dan berakhir di pukul oleh Lloyd dengan sangat keras pada bagian perut.

Rasanya Jeanne seperti akan muntah akan tetapi Lloyd segera menutup mulutnya dengan sedikit bagian celananya yang diubah menjadi tali.

"Mmm!!!" Lloyd akhirnya dapat lebih berfokus dengan segitiga itu dan beberapa saat kemudian ia merasa bosan dan menaruhnya di dalam saku celana.

Lloyd kemudian menoleh ke arah Jeanne yang segera memanggilnya. "Mmm!!!" 

Tak mempedulikan apa yang dikatakan Jeanne Lloyd hanya menatap nya dengan sinis dan secara tak terduga ia menyeringai.

Hal tersebut membuat Jeanne yang panik menjadi ketakutan hingga kedua kakinya tak lagi mampu menopangnya.

Lloyd hanya memperhatikan kondisi itu dengan tatapan sinis dan senyuman aneh. 

Jeanne hanya bisa menerima perlakuan itu tanpa bisa membalas. Tak lama dari itu Jeanne mulai menyadari jikalau ia merasa tak berdaya dan itu membuatnya kembali bersemangat.

Melihat Jeanne yang awalnya ketakutan kini menjadi bersemangat membuat senyuman di wajah Lloyd menghilang menyisakan tatapan kecewa di matanya.

Lloyd kemudian melepaskan Jeanne, Lloyd dan kembali mengubah tali dan benang itu menjadi pakaiannya.

"H-hei, berikan aku lebih banyak keputusasaan!" Lloyd yang melihat Jeanne masih terbaringpun menginjaknya dengan keras sembari menunjukkan ekspresi jijik.

"Ya, lebih keras lagi!!" Saat Lloyd menginjak tubuh Jeanne, Nessie tiba-tiba muncul dan melihat keduanya, ia tak habis pikir dengan ibunya yang menjadi seperti dirinya.

"Astaga, entah bagaiman aku sudah menduga ini akan terjadi." Ucap Nessie dengan suara frustasi.

Nessie kemudian mendekati Lloyd tanpa ada sedikitpun keraguan maupun ketakutan.

Nessie yang telah berhadapan dengan Lloyd segera mendekatkan mulutnya ke telinga Lloyd. "Hanya aku saja yang boleh kau siksa."

Bisiknya sambil menggigit telinga Lloyd seketika menyadarkannya. "Hei, apa yang kau lakukan?"

"Tidak, aku hanya merasa terangsang saja." Balas Nessie seraya mundur ke belakang. "Oh, dan bisakah kamu singkirkan kaki sialanmu itu." 

Lloyd kemudian menoleh ke arah kaki kirinya yang sedang menginjak Jeanne yang terengah-engah karena mendapatkan fetis baru.

'Mati aku.' Lloyd tak bisa berkata-kata dengan apa yang dilihatnya. "Hehehe~, ayo lebih keras lagi."

Lloyd yang kebingungan malah mengikuti perkataan Jeanne dan menginjaknya lebih keras membuat Jeanne berdesah dengan keras.

"Ni anak, di sadarin malah gak sadar." Ucap Nessie sambil memukul kepala Lloyd.

Nessie kemudian menyingkirkan kaki Lloyd dan mengangkat tubuh Jeanne membuatnya menghadap Lloyd.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Nessie sambil menunjuk ke arah Ibunya. "Dia sudah menjadi masokis sepertiku ini berbahaya jika dibiarkan."

"Separah itukah?" Tanya Lloyd penasaran. "Ya, coba lihat." Nessie kemudian mengcengkram dada dan perut Jeanne.

"Ahhh!!!" Desahan Jeanne semakin keras. "Apakah tidak apa-apa jika kau melakukan itu pada ibumu sendiri?"

Pertanyaan Lloyd sedikit membuat Nessie tersenyum geli. 

"Kau masih belum tahu rupanya, seperti yang pernah aku bilang di suku kami istri di haruskan mengikuti perintah suaminya tanpa protes dan kau tau apa lucunya, jika suaminya ingin berhubungan intim, entah itu di dalam atau luar ruangan, di depan orang atau tidak. Istri tidak bisa menolak itulah sebabnya juga semua orang tak akan mempermasalahkan apa yang sedang terjadi disini."

Penjelasan panjang lebar membuat Lloyd tak habis pikir dengan desa aneh ini.

'Semua orang disini sepertinya sakit jiwa.' Gumam Lloyd seraya tersenyum lembut.

'Ni anak sepertinya mikir aneh lagi, yah biarlah mungkin hanya sekedar pikiran untuk memiliki keturunan, itu perkara mudah.' 

Keduanya dengan pemikiran yang berbading terbalik. "Dan bagaimana dengan ibumu?!" Teriak Lloyd.

"Kan itu yang sedari awal kita cari tahu." Setelah beberapa lama berpikir Nessie akhirnya terbesit suatu ide.

Ia kemudian membisikkannya pada ibunya yang kakinya masih terasa lemas. "Ah, kamu benar, hahaha!!! Aku minta maaf karena menjadi terlalu berlebihan, nak Lloyd."

Sikap Jeanne tiba-tiba berubah drastis membuat Lloyd mematung tidak dapat memahami pola pikir di suku ini.

'Seperti yang Nessie katakan jangan mempedulikan hal yang tidak perlu.' Lloyd ikut tertawa dengan Jeanne.

Nessie kemudian menoleh ke arah Lloyd sambil memberikan isyarat, Lloyd memahaminya dan kemudian berkata pada Jeanne.

"Ibu, kami izin akan berangkat sekarang juga." Ucap Lloyd membulatkan tekadnya. 

Jeanne yang terkejut segera membalas perkataan Lloyd. "Boleh saja, tapi kamu mau langsung berangkat saja?" 

"Iya, aku ingin segera mengembalikan ingatanku sepenuhnya." Balasnya menatap tajam Jeanne.

Melihat mata Lloyd, Jeanne dapat merasakan dengan betul keyakinan yang kuat tapi ada hal yang membuatnya merasa bingung.

"Baiklah, aku mengizinkanmu! Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu." 

"Apa itu?" Ucap Lloyd dengan suara gugup. 

Jeanne menghela nafas panjang, kemudian bertanya dengan tatapan mata tajam.

"Apa kau masih hidup?" Pertanyaan aneh Jeanne membuat Nessie terkejut.

'Apa maksudnya itu?!' Nessie bertanya-tanya dengan maksud ibunya.

Lloyd menatap kosong Jeanne, ia terdiam saat mendengar pertanyaan itu.

Suasana tegang di antara mereka terasa sangat menyesakkan bagi Nessie, dan tak lama kemudian Lloyd dengan suara pelan menjawab Jeanne.

"Aku rasa... Hah, aku sudah lupa hehe." Jawaban Lloyd yang dibawa dengan sifat ceria membuat semua terdiam dalam kebingungan.