Chereads / Jalan Melewati Takdir / Chapter 12 - Akhir dan Awal

Chapter 12 - Akhir dan Awal

Dihari pagi yang cerah, tanda sebuah harapan yang muncul. Datang dan pergi seperti tulisan yang tertulis dan terhapus, bagai tanda akhir dan awal.

Vin Crimson, membuka mata. Melihat apa yang telah terjadi dimasa lalu, seperti mimpi yang kejam dan gelap. Bertanya apa yang telah dan akan terjadi, arti dari segala hal.

Vin: "Hari ini, mimpi itu lagi." (Baru bagun tidur)

Vin: "Apa yang terjadi itu nyata?." (Bertanya kepada diri sendiri)

Vin: "Warna kabur itu tidak memiliki apapun lagi." (Dengan wajah datar)

Vin Crimson masih bingung dengan yang terjadi, lalu dia beranjak dari tempat tidurnya. Melihat sinar matahari yang indah, namun kosong dengan warna jingga yang sedikit merah.

Vin: "Hari biasa, tanpa apapun." (Tatapan kosong)

Vin melihat kamarnya, walau terasa kecil tetapi ada kisah dibalik semua ini. Kamar yang masih menyimpan bayangan mimpinya di masa lalu.

Vin merapikan tempat tidurnya, lalu pergi ke dapur dan melihat ibu dan adiknya yang sedang memasak makanan.

Hari yang telah keluarga ini lalui terasa biasa, seperti tidak terjadi apa apa.

Dengan senyuman hangat Diana dan tawa Lisa yang membuat hari Vin terasa indah, seperti memiliki arti dalam setiap momen yang terjadi.

Vin: "(Aku ingin ini tetap ada selamanya.)" (Senyum tipis)

Kehangatan keluarga ini membuat hari Vin sedikit membaik, dengan penuh makna yang ada disetiap waktu.

Singkat waktu Vin dan keluarganya makan bersama, menikmati hidangan yang telah disiapkan. Bersama sama mereka menikmati momen itu dan dengan rasa syukur membuat hari itu menjadi bermakna.

Vin, Lisa dan Diana. Keluarga kecil yang harmonis dan penuh kehangatan.

Vin yang telah berusia 17 tahun kini ingin menempuh pendidikan di Akademi Dilveria, akademi yang berfokus pada keahlian pedang dan sihir.

Lisa yang berusia 16 tahun, dengan keahlian dalam sihir dan memiliki bakat untuk mempelajari suatu hal dengan cepat.

Diana yang berusia 37 tahun kini menjadi kepala keluarga bagi Vin dan Lisa, memberikan dukungan penuh bagi anak anaknya.

Vin berada dihalaman belakang rumahnya, bersandar pada pohon yang telah hangus terbakar.

Vin: "Aku masih ingin menjadi kuat, karena aku harus menjaga keluarga ku." (Sambil melihat langit)

Sambil bersandar di pohon yang tua itu, Vin melihat luka lama dan tanda luka di tangan kanannya yang terlihat jelas. Meski begitu, ambisi Vin tetap ada untuk bergerak maju.

Vin: "Aku percaya pada diriku sendiri, suatu saat nanti pasti ada sebuah jalan." (Sambil memandang langit)

Perasaan yang ada didalam diri Vin itu seperti api abadi yang tidak mungkin padam, sebuah ambisi untuk mencari arti dalam hidup.

Matahari mulai terbenam, seperti menandakan sebuah awal yang akan berakhir. Hari esok adalah hari yang telah Vin nantikan, hari dimana dia mengikuti ujian sebelum masuk Akademi Dilveria.

Vin: "Besok, hari dimana aku menemukan sesuatu yang berbeda." (Sambil berjalan kerumah)

Dengan luka yang masih sama, rasa sakit yang sama. Penderitaan dan kehampaan tetap berada didalam diri Vin Crimson.

Vin: "Meski hanya dengan pedang ku, aku akan berjuang sekeras mungkin." (Dengan mata yang tajam)

Malam berlalu, Vin sebelum tidur melihat kearah langit melalui jendela. Vin melihat bulan yang berwarna merah seperti warna pupil mata kirinya.

Vin: "(Aku percaya.)" (Dalam hati)

Vin menutup jendela dan beranjak tidur, sambil berharap akan esok hari yang berjalan degan lancar.

Suara yang jauh tapi terasa dekat muncul kembali, memberikan sebuah pertanda.

Suara wanita tidak diketahui:

Dia percaya.

Suara pria tidak diketahui:

Tentu, karena aku percaya.

Suara wanita tidak diketahui:

Apakah dia tahu apa yang akan terjadi?

Suara pria tidak diketahui:

Kita lihat saja.

Perjalanan dimulai.

Chapter 12