Suara wanita tidak diketahui:
Vin Crimson. Segala yang dia miliki hanya sementara. Momen?, Kenangan?, Takdir?, Itu hanya sebuah kejadian yang akan hilang salam sekejap. Tidak peduli sekeras apa Vin berusaha, tidak melihat penderitaan yang Vin alami dan tidak memandang apapun yang Vin punya, itu hanya alasan semata.
Suara wanita tidak diketahui:
Dyron?, Itu hanya sebuah mimpi?, Hanya sebuah cerita dongeng?, Tulisan?, Omongan?, alasan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hidup Vin di dunia Dyron. Kenyataan?, Ilusi?, Kebohongan?, Tidak nyata?, Vin hanya seorang anak yang penuh dengan ambisi dan tekad yang kuat seperti ayahnya, Kyle Crimson.
Suara wanita tidak diketahui:
Mimpi besar dengan jalan yang penuh duri dan penyiksaan setiap saat, menjadikan mental Vin seperti pedangnya, Astral Demon Darius. Pedang Obsidian hitam pekat dengan permata mata naga, hanya sebuah pedang tak memiliki isi apapun.
Suara wanita tidak diketahui:
Kekuatan?, Sihir?, Apakah Vin punya itu?, tidak. Vin hanya memiliki tekad dan ambisi yang membara dalam jiwanya, seperti api Neraka abadi. Kyle Crimson?, hanya figur ayah?, Sosok pahlawan?, itu hanya ilusi semata. Tidak ada yang nyata, hanya ada api dalam lubang sempit.
Suara wanita tidak diketahui:
Fakta?, Mitos?, Palsu?, Nyata?, itu tidak penting. Vin Crimson hanya seorang manusia yang biasa, tidak memiliki apapun selain tekad dan ambisi yang menyala. Hanya ada itu, tidak ada alasan lain mengapa dia kuat selain itu.
Suara wanita tidak diketahui:
Kamu percaya?
Kyle: "Aku percaya." (Suara Kyle yang samar samar)
Diana: "Aku percaya." (Suara Diana samar samar)
Lisa: "Aku percaya." (Suara Lisa samar samar)
Vin Crimson: "Aku... tidak." (Suara Vin dengan sedikit ragu)
Suara wanita tidak diketahui:
Tidak?, Alasan?, Apa?.
Vin: "Tapi aku... yakin." (Suara Vin samar samar)
Suara wanita tidak diketahui:
Yakin?, Keyakinan?, Akan?.
Vin: "Hanya satu hal." (Suara Vin samar samar)
Vin: "Aku akan maju, meski tanpa apapun selain diriku sendiri." (Suara Vin samar samar)
Suara wanita tidak diketahui:
Maju?, Apapun?, Dirimu?.
Vin: "Ya, hanya aku sendiri." (Suara Vin samar samar)
Vin: "Aku akan membuat jalanku sendiri, tanpa bantuan siapapun." (Suara Vin samar samar)
Suara pria tidak diketahui:
Tentu, buat takdir mu sendiri, sang Vin Crimson yang agung.
Vin Crimson, bermimpi tentang saat saat dia pingsan pada hari dimana dia latihan dengan Ryan.
Kepalanya pusing, terasa berat dan seakan akan berputar putar. Mimpi yang Vin alami terasa begitu nyata, tapi mimpi itu tidak berwarna, seperti harapan yang hilang. Vin tidak bisa ingat jelas apa yang terjadi, tapi dia yakin kalau itu memang nyata.
Vin membuka matanya, walau terasa berat, dia tetap mencoba. Tubuhnya tidak bisa bergerak, dia hanya bisa membuka matanya saja. Napasnya berat dan paru parunya seperti terbakar, tersiksa dengan keadaannya, tetapi Vin tetap berusaha untuk sadar.
Vin mencoba mengambil napas yang dalam, dan mengeluarkan napasnya perlahan namun pasti. Tubuh Vin sedikit relax, matanya mulai bisa terbuka sedikit.
Vin melihat Ryan, Diana dan Lisa yang berada di samping dirinya. Wajah mereka seakan sedih dengan mata berkaca kaca, tangan mereka bergetar saat menyentuh tangan Vin.
Vin: "(Aku tidak bisa berfikir dengan jelas.)" (Suara Vin dalam hati)
Vin melihat kearah atas, ternyata itu adalah atap rumahnya.
Vin: "(Apakah mereka membawa ku kedalam rumah?.)" (Kata Vin dalam hati bertanya)
Vin mencoba merasakan tangan kanannya, dia merasakan rasa sakit seperti terbakar pada lengan kanannya.
Vin: "(Sakit, seperti terbakar api, apa ini?.)" (Kata Vin sambil menahan rasa sakit)
Ryan, Diana dan Lisa menatap mata Vin. Mereka mulai menyadari kalau mata Vin terbuka sedikit, mereka merasa sedikit terharu dengan hal itu. Air mata seorang ibu tidak tertahankan, air mata itu terjatuh, mengalir kebawah.
Diana: "Vin!, bangun nak!!." (Diana dengan nada sedih sambil gemetar memegang tangan Vin sembari meneteskan air mata)
Ryan: "Hei!, Vin!. Buka matamu!, kami khawatir padamu!." (Ryan dengan nada sedikit tinggi)
Lisa: "Kakak!?" (Lisa yang kaget tidak bisa berkata kata)
Vin tersadar, matanya bisa terbuka dengan jelas, tapi pandangannya sedikit kabur. Tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan, Vin hanya bisa melihat keatas.
Vin: "Ibu..., apa yang terjad?." (Vin dengan suara serak dan berat bertanya)
Pandangan Vin terasa lamban dan kabur dan pendengarannya tidak jelas, rasa sakit ditangan kanan Vin secara perlahan menghilang, tetapi apa yang dia alami tidak hanya itu. Vin melihat sosok hitam, seperti sosok kesatria gelap dengan darah merah gelap mengalir dari seluruh bagian tubuhnya.
Vin: "(Apa itu?.)" (Suara dalam hati Vin yang bingung dengan sosok itu)
Beberapa saat kemudian sosok itu menghilang perlahan, lalu masuk kedalam sela sela kuku tangan kanan Vin. Tangan kanan Vin yang rusak karena efek latihan bersama Ryan tadi menjadi pulih kembali, tetapi ada semacam ukiran seperti tato hitam bergaris panjang yang perlahan melingkari tangan hingga siku kanan Vin.
Vin: "(Tangan ku sembuh?.)" (Vin yang masih bingung bertanya tanya)
Vin tidak merasakan apapun setelah itu, hanya ada suara Ryan dan Diana yang terus berusaha memanggil Vin. Mereka tidak dapat melihat bayangan itu, tetapi ukiran yang ada ditangan kanan Vin itu terlihat jelas oleh mereka.
Ryan dan Diana terdiam setelah melihat ukiran itu berada di tangan Vin. Tangisan Diana terhenti sebentar.
Ryan dan Diana: "Ukiran itu!?" (Mereka dengan nada kaget melihat ukiran itu)
Mereka terdiam karena satu hal, ukiran itu terlihat sama persis seperti ukiran milik Kyle Crimson. Masa lalu seperti terulang, kejadian yang telah berlalu seakan terjadi lagi.
Ryan: "Tidak mungkin." (Nada Ryan kaget)
Diana: "Apa mungkin." (Suara Diana kaget)
Lisa: "Apa yang terjadi?." (Lisa kaget dan heran dengan apa yang dia lihat)
Tak berselang lama, Vin kembali sadar dengan kesadaran penuh. Matanya terbuka jelas, pandangannya normal, pendengarannya kembali pulih, dan tubuhnya bisa bergerak secara perlahan. Vin sendiri tidak tahu apa yang benar benar terjadi, dia hanya tahu saat momen dia berlatih bersama Ryan.
Suara wanita tidak diketahui:
Keajaiban?
Suara pria tidak diketahui:
Bukan, itu adalah Takdir mutlak.
Diana yang awalnya kaget dengan ukiran di tangan Vin, ketika Vin bangun dari pingsannya, Diana seketika memeluk tubuh Vin dengan erat. Dengan air mata yang masih mengalir, tangisan seorang ibu itu jatuh di bahu kanan Vin.
Ryan masih terpaku dengan ukiran itu, fokusnya hilang ketika melihat Vin yang telah sadar. Ryan memperhatikan tubuh Vin, dia melihat kalau tubuh Vin perlahan terlihat bisa bergerak kembali.
Lisa masih terdiam, tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Mata Lisa terlihat berkaca kaca, seakan ingin menangis terharu. Tetapi dia tetap tegar, begitu melihat kakaknya pulih.
Mereka berempat tidak bisa berkata kata, seakan terdiam dengan apa yang tejadi dihadapan mereka.
Suara wanita tidak diketahui:
Waktu?, Suara?, Takdir?...
Suara pria tidak diketahui:
Lihat saja. Apa yang akan terjadi, akan terjadi. Sesuai rencana dia.
Pikiran dan suara yang tidak diketahui itu hanya ada di kepala Vin, seperti seseorang yang berbicara padanya tanpa alasan apapun.
Vin: "Aku percaya." (Suara Vin samar samar)