Chapter 1 pengenalan Alif
Suara lonceng sekolah berdentang, menandakan akhir dari jam pelajaran terakhir. Siswa-siswa SMA Harapan Bangsa berhamburan keluar kelas, bersemangat menyambut akhir pekan. Di antara kerumunan, seorang remaja berusia enam belas tahun dengan tubuh tinggi dan wajah serius terlihat berjalan dengan langkah tenang, seperti tidak terganggu hiruk-pikuk di sekitarnya. Itulah Alif.
Alif adalah sosok yang dikenal misterius di sekolahnya. Dia bukan tipe yang suka menjadi pusat perhatian, tetapi orang-orang tetap memperhatikan karena sikapnya yang selalu tenang dan cerdas. Teman-temannya sering mengatakan bahwa Alif memiliki mata seperti elang; tajam, penuh perhatian, dan seolah-olah bisa melihat hal-hal yang tidak disadari orang lain.
Di sudut lain halaman sekolah, Rani, sahabat Alif, melambai-lambaikan tangan. Rani adalah gadis yang ceria, pandai berbicara, dan selalu tertarik dengan teknologi. Jika Alif lebih menyukai buku-buku detektif dan pemecahan teka-teki, Rani sangat mahir dalam dunia teknologi dan perangkat elektronik. Mereka berdua berbeda dalam banyak hal, tetapi saling melengkapi dalam persahabatan yang sudah berlangsung sejak kecil.
"Alif! Aku baru saja mendengar kabar kalau ada sesuatu yang aneh terjadi di museum kota," kata Rani dengan suara penuh semangat begitu Alif mendekat.
"Aneh? Maksudmu?" Alif mengerutkan kening, jelas tertarik.
Rani mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan artikel berita singkat tentang hilangnya patung kecil dari museum kota. Bagi orang lain, mungkin ini hanyalah insiden kecil, tetapi bagi Alif, ini adalah kesempatan langka untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang besar.
"Museum itu menyimpan artefak-artefak yang sudah tua dan memiliki nilai sejarah tinggi. Jika ada yang hilang, pasti ada sesuatu di baliknya," gumam Alif sambil membaca lebih lanjut.
Melihat wajah serius Alif, Rani tahu bahwa temannya sudah tergugah oleh tantangan ini. "Kamu tertarik untuk menyelidiki, kan?" Rani bertanya, senyum tersungging di wajahnya.
Alif mengangguk. "Ada banyak hal yang mencurigakan di kota ini. Aku yakin, pencurian ini bukan sekadar insiden biasa."