Chereads / misteri di kota tua / Chapter 6 - Chapter 6: Penyelidikan Di Lokasi Pertama

Chapter 6 - Chapter 6: Penyelidikan Di Lokasi Pertama

Keesokan paginya, Alif dan Rani berangkat lebih awal ke lokasi pertama di utara kota. Mereka membawa peralatan yang sudah dipersiapkan, termasuk peta dan catatan yang mereka buat kemarin. Lokasi pertama ini berada di dekat reruntuhan bangunan tua, bekas gedung perdagangan dari masa kolonial. Tempat ini kini menjadi kawasan bersejarah, namun jarang dikunjungi orang karena terpencil dan hampir tertutup semak belukar.

Saat mereka tiba di lokasi, suasana terasa sunyi. Kabut pagi masih menyelimuti, menciptakan suasana yang hampir mistis. Alif menatap bangunan yang sudah lapuk itu dengan penuh antusiasme, sementara Rani merasa sedikit tegang.

"Tempat ini terlihat menyeramkan, ya," bisik Rani sambil menggenggam tasnya lebih erat.

Alif tersenyum, mencoba menghibur temannya. "Itu hanya perasaanmu saja, Rani. Aku yakin kita akan menemukan sesuatu yang menarik di sini."

Mereka melangkah masuk ke dalam reruntuhan, melalui pintu kayu tua yang sudah rusak. Di dalamnya, suasana semakin gelap, dengan cahaya matahari yang hanya sedikit menembus celah-celah dinding yang runtuh. Alif mengeluarkan senter kecilnya dan mulai menyorot ke sekitar ruangan.

"Lihat, ini sepertinya tempat penyimpanan," kata Alif sambil menunjuk tumpukan kotak kayu tua yang sebagian sudah rapuh. "Kemungkinan besar, dulu tempat ini digunakan untuk menyimpan barang-barang dari luar negeri."

Rani mengangguk, mengikuti Alif sambil mengamati setiap sudut ruangan. Dia melihat sesuatu yang menarik di dinding, beberapa gambar peta dan simbol yang samar-samar masih terlihat. "Alif, lihat ini. Ada simbol aneh di sini."

Alif segera mendekat dan melihat simbol-simbol itu dengan seksama. Gambar tersebut tampaknya adalah simbol kuno yang kemungkinan berkaitan dengan perdagangan, dengan beberapa lambang yang menyerupai artefak yang pernah mereka lihat di museum.

"Simbol-simbol ini mirip dengan yang ada di patung yang hilang," bisik Alif. "Mungkin ini semacam petunjuk."

Namun, sebelum mereka bisa memeriksa lebih jauh, terdengar suara langkah kaki dari arah luar. Alif dan Rani langsung membeku, saling bertatapan dengan mata penuh kecemasan.

"Ada orang lain di sini," bisik Rani, suaranya sedikit bergetar.

Alif mematikan senter mereka dan menarik Rani ke balik tumpukan kotak. Mereka bersembunyi di sana, berusaha untuk tidak membuat suara sedikit pun. Dari tempat persembunyian mereka, mereka bisa melihat sosok seorang pria masuk ke dalam ruangan. Alif mengenali sosok itu seketika-Pak Arman.

Pria itu tampak sibuk mencari sesuatu di sekitar dinding, seolah-olah dia sudah tahu apa yang harus dicari. Dia membuka beberapa kotak yang ada di sana, memeriksa isinya dengan cermat.

Alif berbisik pelan ke arah Rani, "Kita harus tetap diam dan mengamati. Mungkin kita bisa tahu apa yang sedang dia cari."

Rani mengangguk, berusaha menenangkan dirinya meskipun jantungnya berdebar keras. Mereka memperhatikan Pak Arman yang terus memeriksa dinding dan simbol-simbol di sana. Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan sebuah kertas kecil dari sakunya, tampak seperti peta kecil yang mirip dengan yang mereka temukan.

"Peta itu!" bisik Rani terkejut. "Dia punya salinan peta yang sama."

Alif mengangguk, menyadari bahwa Pak Arman memang terlibat langsung dalam pencurian artefak dan sekarang sedang berusaha menemukan benda-benda itu dengan menggunakan peta yang sama.

Setelah beberapa menit, Pak Arman tampaknya menemukan apa yang dia cari. Dia menekan sebuah batu pada dinding yang penuh simbol, dan tiba-tiba terdengar suara klik. Sebuah kompartemen rahasia terbuka, menampilkan benda kecil berbentuk bulat yang tampak kuno. Pak Arman dengan cepat memasukkan benda itu ke dalam tasnya dan bersiap-siap untuk pergi.

Alif menahan napas, menyadari bahwa mereka baru saja menyaksikan salah satu artefak bersejarah yang hilang ditemukan oleh Pak Arman. Namun, dia tahu mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan pria itu saat ini.

Setelah Pak Arman pergi, Alif dan Rani keluar dari tempat persembunyian mereka dengan hati-hati.

"Kita tidak bisa mengejar dia sekarang," kata Alif dengan nada kecewa. "Tapi kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang dia ambil."

Rani mengangguk, mencoba untuk tetap tenang meskipun pikirannya dipenuhi pertanyaan. Mereka segera mendekati dinding yang tadi diperiksa oleh Pak Arman, mencoba menemukan petunjuk lebih lanjut. Namun, kompartemen rahasia itu sudah tertutup dan tidak menunjukkan tanda-tanda cara membukanya kembali.

"Sepertinya kompartemen ini hanya bisa dibuka dengan cara tertentu," gumam Alif. "Kita harus menemukan cara lain untuk mengaksesnya."

Rani mengamati simbol-simbol di dinding, berusaha mengingat pola yang dilihat Pak Arman. "Mungkin kita harus menggambar ulang simbol-simbol ini. Mungkin saja ada pola yang bisa membantu kita memecahkannya nanti."

Alif mengeluarkan buku catatannya dan mulai menggambar simbol-simbol itu satu per satu dengan detail, mencatat setiap bentuk dan tanda yang ada di sana. Setelah selesai, mereka meninggalkan bangunan itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihat mereka.

Saat mereka kembali ke rumah Alif, mereka memeriksa catatan dan simbol yang mereka temukan. Alif mencoba menghubungkan simbol-simbol tersebut dengan informasi yang mereka dapatkan tentang sejarah artefak. Dia menyadari bahwa beberapa simbol mirip dengan simbol-simbol di catatan yang mereka temukan di museum.

"Rani, lihat ini," kata Alif sambil menunjukkan catatan mereka. "Simbol-simbol ini tampaknya adalah petunjuk lokasi lain dari artefak yang tersisa."

"Jadi, kalau kita bisa memecahkan pola ini, mungkin kita bisa menemukan kompartemen rahasia lain?" tanya Rani antusias.

Alif mengangguk. "Benar. Tapi kita harus berhati-hati. Pak Arman juga mungkin akan ke lokasi berikutnya dengan cepat. Kita harus bekerja lebih cepat."

Dengan semangat dan tekad yang semakin kuat, mereka mulai merencanakan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa penyelidikan ini jauh dari selesai, dan masih ada misteri yang harus dipecahkan. Alif dan Rani sadar bahwa mereka harus berpacu dengan waktu, karena Pak Arman tampaknya lebih dekat dengan kebenaran daripada yang mereka duga.

Mereka menyadari bahwa penemuan di lokasi pertama hanyalah awal dari petualangan panjang. Di antara simbol-simbol dan jejak misterius yang mereka temukan, tersimpan rahasia berharga yang akan membawa mereka semakin dalam ke jalinan sejarah yang tersembunyi di kota tua ini.