Chereads / misteri di kota tua / Chapter 9 - Chapter 9: Perpustakaan Kota Dan Penemuan Petunjuk Baru

Chapter 9 - Chapter 9: Perpustakaan Kota Dan Penemuan Petunjuk Baru

Keesokan harinya, setelah mengumpulkan energi dan keberanian, Alif dan Rani berangkat ke perpustakaan kota yang terkenal dengan koleksi buku sejarahnya. Bangunan tua dengan dinding bata merah itu berdiri kokoh di tengah kota, tampak seperti saksi bisu yang menyimpan berbagai cerita dari masa lalu.

Di dalam, perpustakaan itu tampak luas dan penuh dengan deretan rak buku yang tinggi. Mereka melangkah dengan hati-hati, mencoba tidak membuat suara berisik. Di balik meja resepsionis, seorang wanita paruh baya yang mengenakan kacamata tipis memperhatikan mereka dengan ramah.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.

Alif dan Rani saling berpandangan, kemudian Alif menjawab dengan sopan, "Kami sedang mencari informasi tentang simbol kuno atau mungkin sandi yang sering digunakan pada zaman kolonial. Apakah perpustakaan ini memiliki buku atau arsip yang bisa membantu?"

Wanita itu, yang ternyata bernama Ibu Sri, tersenyum hangat. "Simbol kuno, ya? Itu mungkin ada di bagian sejarah kota. Ikuti saya, saya akan menunjukkan tempatnya."

Ibu Sri membawa mereka ke lantai atas, menuju sudut ruangan yang sunyi dan penuh dengan buku-buku tua. Bau khas kertas tua memenuhi udara di sana. Setelah menunjukkan beberapa rak yang berisi buku-buku tentang sejarah dan simbol-simbol kuno, Ibu Sri pergi, membiarkan mereka menggali sendiri.

Rani mengambil salah satu buku yang berjudul "Simbol dan Rahasia dari Masa Kolonial" dan mulai membukanya. Halaman demi halaman mereka bolak-balik, mencari referensi yang sesuai dengan simbol di medali yang mereka temukan.

Setelah beberapa waktu mencari, Alif akhirnya menemukan sesuatu yang tampak menarik. Di dalam sebuah buku yang cukup tebal, ada halaman yang membahas simbol-simbol yang digunakan oleh para penguasa kolonial untuk menyembunyikan lokasi harta atau benda berharga.

"Rani, lihat ini," panggil Alif sambil menunjukkan halaman itu. Di sana terdapat gambar simbol yang mirip dengan salah satu simbol di medali mereka.

"Itu mirip, tapi tidak persis sama," kata Rani sambil memperhatikan. "Tapi mungkin ini bisa menjadi petunjuk. Di sini disebutkan bahwa simbol-simbol ini sering digunakan untuk menunjukkan lokasi rahasia atau untuk menyembunyikan informasi penting."

Alif mengangguk. "Kalau begitu, ini memperkuat dugaan kita bahwa medali ini adalah peta atau petunjuk untuk menemukan artefak lain."

Namun, sebelum mereka sempat mencari lebih jauh, Ibu Sri kembali mendekat dengan tatapan penasaran. "Maaf, saya tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Apakah kalian mencari simbol tertentu?"

Alif dan Rani ragu sejenak, tetapi akhirnya mereka menunjukkan gambar simbol di medali mereka kepada Ibu Sri. Wanita itu mengamati simbol tersebut dengan seksama, lalu berbisik, "Simbol ini… saya pernah melihatnya di salah satu buku koleksi khusus kami. Namun, buku itu jarang dibuka karena usianya yang sudah sangat tua."

Ibu Sri mengajak mereka ke sebuah ruangan kecil di belakang meja resepsionis, tempat perpustakaan menyimpan koleksi buku-buku langka yang tidak dipajang di rak-rak umum. Dia mengambil kunci dari sakunya, membuka pintu besi, dan menyalakan lampu di dalamnya. Di ruangan itu terdapat deretan buku dengan sampul tebal yang usang dan rapuh.

Dengan hati-hati, Ibu Sri mengambil sebuah buku yang tampak sangat tua dari rak teratas dan meletakkannya di atas meja. Judulnya adalah "Rahasia dan Kode-Kode Kolonial".

"Buku ini berisi banyak sekali simbol dan kode yang dulu digunakan untuk berkomunikasi secara rahasia. Semoga simbol yang kalian cari ada di sini," ucap Ibu Sri, memberikan buku itu kepada Alif dan Rani.

Mereka membuka buku itu dengan penuh antisipasi, halaman demi halaman, sampai akhirnya menemukan bagian yang membahas simbol-simbol dari masa kolonial. Dan di sana, mereka menemukan simbol yang mirip dengan simbol di medali mereka, lengkap dengan penjelasan.

"Lihat ini, Rani!" Alif menunjuk deskripsi di bawah simbol itu. Di situ tertulis bahwa simbol tersebut merupakan bagian dari sebuah kode rahasia yang digunakan oleh para petinggi kolonial untuk menyembunyikan lokasi harta atau barang berharga lainnya.

"Simbol ini menunjukkan koordinat yang tersembunyi, semacam penunjuk arah ke lokasi rahasia," baca Rani dengan suara penuh takjub. "Jadi, setiap simbol di medali ini mungkin mengarah ke titik yang berbeda."

Ibu Sri mengangguk, tampak senang dengan penemuan mereka. "Kalian tampaknya menemukan sesuatu yang sangat penting. Pastikan kalian berhati-hati, ya? Kadang, pengetahuan tentang hal-hal seperti ini bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan."

Alif dan Rani tersenyum dan berterima kasih kepada Ibu Sri sebelum kembali ke meja mereka. Mereka mendiskusikan simbol tersebut dan mencoba menyusun ulang petunjuk yang mereka miliki. Setiap simbol di medali itu ternyata bukan hanya sekadar hiasan, melainkan kode arah yang menunjukkan titik tertentu di kota mereka.

"Jadi, mungkin ada empat atau lima lokasi rahasia di kota ini, masing-masing ditandai dengan simbol yang berbeda," kata Alif sambil mengamati peta kota. "Kalau kita bisa menemukan semuanya, kita mungkin bisa menyusun potongan terakhir dari misteri ini."

Mereka menyadari bahwa jalan mereka belum selesai. Pengetahuan baru ini memberi mereka arah yang lebih jelas, tetapi juga menambah risiko yang mereka hadapi. Mereka tahu bahwa Pak Arman mungkin sudah menyadari keberadaan mereka dan bisa saja mendahului mereka di lokasi-lokasi selanjutnya.

Namun, semangat mereka justru semakin berkobar. Mereka telah menemukan kunci dari rahasia medali itu, dan dengan setiap langkah, mereka semakin dekat untuk mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik artefak-artefak kuno ini.

Dengan tekad yang bulat dan semangat yang membara, Alif dan Rani keluar dari perpustakaan kota, siap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka tahu bahwa semakin dalam mereka menyelidiki, semakin besar tantangan yang akan mereka hadapi. Tapi mereka juga tahu, setiap simbol yang terpecahkan adalah langkah menuju kebenaran yang selama ini tersembunyi di kota mereka.