jangan lupa kita juga harus cari pak Usman kak"kata anisa mengingat kan Malam pun tiba....
Mereka mulai bersiap siap siap, mereka memakai pakaian hitam, pisau pisau diselipkan di sepatu, tak lupa membawa bubuk cabe.
mereka keluar rumah, tak lupa motor mereka sembunyikan di balik semak semak pinggir jalan, mereka mengintai bawah pohon yang tak jauh dari samping rumah Salwa,Lama nmereka menunggu sana, tak ada pergerakan apapun, tiba...Tiba..tiba.... tiba
Srek..!Srek...! Suara terdengar dari semak semak dekat halaman.Mereka terus memperhatikan
dari arah mana asal suara itu, tak lama muncul sosok hitam berdiri dari semak semak, orang itu
mengendap endap keluar dari semak semak, di ikuti beberapa orang lagi di belakang.
Sudah kuduga!"batin Salwa Orang yang di depan, memberikan kode pada orang orang di belakang nya untuk terus maju, tak lama muncul lagi sepuluh orang menyusul. Terhitung lima belas orang yang muncul.
salwa, Arif, sapta dan anisa masih diam memantau pergerakan mereka, mereka terlihat berjaga di sekeliling rumah itu,seperti mengepung, Brukk..!!
Pintu belakang di dobrak!,beberapa dari mereka masuk kedalam rumah,Mereka tidak ada!!! " seru orang yang di dalam.
Cari lagi siapa tau bersembunyi, kita harus habisi malam ini juga..!!!Orang yang di dalam rumah tadi kembali keluar, melapor pada teman nya,Sudah kami geledah, mereka tidak ada motor mereka pun juga tidak ada..! "
Sial mereka pasti melarikan diri, ayo kembali kita harus melapor ke tuan..!!Melihat buruan mereka tidak ada, mereka pun kembali, salwa,
mengangguk memberi kode pada yang lain nya, dan mereka langsung paham. Mereka berempat mengikuti gerombolan orang orang tadi.
Mereka mengendap endap tak dari belakang gerombolan itu.Orang orang itu pergi menuju
kebun karet yang berada di belakang rumah salwa, orang orang itu mulai menghidupkan kan senter sebagai penerangan, salwa dan yang lain nya mengikuti cahaya senter orang orang itu.
Lama mereka berjalan, membelah jalan setapak di tengah tengah kebun karet. Niat sekali
orang orang ini pikir salwa,Hampir satu jam mereka berjalan mengikuti gerombolan itu, sampai tibalah di sebuah rumah di tengah tengah pohon karet, terlihat obor di sangkut kan di kiri kanan dinding nya.
Orang orang itu masuk ke dalam bangunan rumah yang berukuran cukup besar itu. sapta dan Arif langsung mengendap endap mendekati
dinding nya, bermaksud untuk menguping pembicaraan mereka di dalam.
Apa!!! Mereka tidak ada?Bagaimana bisa!" suara pria familiar terdengar dari dalam.Tidak salah lagi itu kades Ridwan!Kami sudah memeriksa dan mencari ke dalam rumah itu, tapi
hanya ada barang barang mereka tuan..!"
tidak ada laporan dari orang yang di gapura, bah wa mereka meninggalkan kampung ini, pasti
mereka masih di kampung ini!!Hubungi semua anggota!, cari di semua sudut di kampung ini, pasti mereka belum meninggalkan kampung ini" teriak kades Ridwan lantang, sapta dan Arif segera kembali ke tempat salwa dan anisa
berada,Ayo sembunyi mereka akankeluar mencari kita lagi"lirih Arif pelan.
Mereka pun segera menuju rumput rumput, dan langsung telungkup di dalam nya, tak lama,
gerombolan itu keluar lagi kali ini jumlah nya ada 20 orang di pimpin kades Ridwan, melihat itu mereka segera menundukkan kepala, gila mereka banyak sekali, berapa banyak sebenar nya jumlah
anggota mereka ini? Batin mereka ber empat.
Gerombolan orang orang itu terus menjauh membelah kebun karet malam itu, memastikan
keadaan sudah aman mereka berempat pun bangkit,Sap, nisa... Jaga di luar ya!
Aku sama Arif mau ngecek ke dalam.. "kata salwa Oke"sahut sapta dan anisa bersamaan.Arif dan salwa langsung menuju rumah itu, menuju pintu masuk, mereka pun membuka pintu itu yang ternyata tidak di kunci.
Mereka berdua melangkah masuk, di dalam terlihat lapang,tak ada sekat pembatas ruang,
Lampu lampu teplok ber jejer rapi di dinding nya, tempat apa ini batin? mereka berdua.Mereka terus memperhatikan dengan seksama, setiap sudut nya, hanya ada satu pintu di tengah tengah
ruangan itu, mereka menuju pintu itu dan membukanya. ..
salwa membuka pintu itu,ruangan itu kosong hanya ada ada beberapa untaian tali disana, seperti ruangan bekas temnpat menyekap orang.
salwa dan Arif pun pergi dari rumah itu, kembali bergabung dengan sapta dan anisa diluar,Apa ada sesuatu rif?Nggak ada apa apa, Cuma ada satu ruangan kosong Sap Baiklah kita kenmbali saja, mereka bisa datang kapan saja.
Mereka pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu, kembali menyusuri jalan setapak yang membelah perkebunan itu sambil menghidupkan senter yang mereka bawa. suara binatang malam menyertai perjalanan mereka malam itu.
Tak lama kemudian, setelah 45 menit berjalan, tibalah mereka kembali di rumah salwa, suasana tampak sepi, tak ada lagi gerombolan orang orang itu,mereka bergegas masuk kedalam
rumah.
Ini di luar perkiraan, tak disangka mereka akan langsung mengincar kita"ucap salwa,Iya, ini terlalu cepat kak, apa mereka curiga sama kita ya?Sejak kita memasuki kampung ini, kita ini memang sudah jadi target, seperti nya gak heran kalau mereka memang ingin mencelakai kita sa"kata Arif."Iya bener kata Arif, salwa...Mereka pasti berpikir kalau kita pasti kalah jumlah, makanya mereka nyerbu kita, ingat gak semalam sore saja mereka mengirim kan guna guna, tapi bisa kita atasi, karena itu lah malam ini
mereka ngirim kan orang orang.
Untuk mencelakai kita"ujar sapta.Kalau udah gini apa langkah kita selanjutnya nya kak? " tanya anisa. Hmmm sebaiknya kita bersiap siap, kalau kalau mereka datang lagi, kita habisi saja, siapa pun itu, kalau sudah mengancam nyawa, kita wajib membela diri, ini udah melenceng dari perkiraan kita"salwa.
Di tempat lain Apa mereka mengetahui kalo orang orang kita akan datang? Itu sebab nya mereka melarikan diri?"ucap kades Ridwan.
Entah lah, tapi kalau mereka melarikan diri, kenapa tidak ada laporan dari orang orang mu yang berjaga di dekatgapura? Aku yakin mereka masih disini"balas nyai Inggit.
Kenapa tidak nyai terawang saja mereka?
Biasa nya kan selalu nyai terawang, dan kita tidak susah susah mencari mereka seperti ini nyai" ucap Ridwan kesal Sudah kucoba, tetapi pengelihatan ku saat menerawang mereka itu seperti ada yang menutupi, aneh sekali, seperti ada yang melindungi anak anak itu.
tapi aku sendiri pun tidak tau apa itu"jelas nyai Inggit tak kalah kesalBesok pagi nya Malam itu pun berlalu Arif dan sapta terbangun karena alarm subuh, sementara salwa sudah lebih dulu bangun, terlihat berkutat di dapur menanak nasi, sedang kan anisa masih di peraduan nya. Pagi itu mereka melaksanakan aktivitas seperti biasa.