Chapter 10 - BAB 10

Sepanjang perjalanan mereka hening, dan tak banyak bicara,sapta juga

menggantikan Arif menyetir mobil itu, sudah 6 jam perjalanan,ahir nya sehabis maghrib tibalah mereka di rumah Arif, mereka disambut pak yusuf dan buk nani,

tangis haru pecah saat salwa memeluk bu nani, hati nya benar benar hancur melepas ibunya disana, Keesokan hari nya diakan shalat gaib untuk almh. buk nani,kemudian dilanjut kan tahlilan

untuk mendoakan buk nani. Salwa

bekerja kembali di restoran pak Yusuf, sementara anisa bersekolah,dia telah pindah sekolah ke kota. ini, namun salwa tak tinggal diasrama karyawan di restoran pak Yusuf, dia menyewa rumah yang

tak jauh dari restoran itu. Agar dia dan adiknya bisa tinggal dengan nyaman, sebenar nya pak Yusuf dan bu nani sudah menawarkan agarSalwa dan anisa tinggal saja dirumah mereka, tapi salwa menolak nya,dia tak enak kalau harus menumpang dengan pakYusuf dan bu nani, selesai pulang sekolah anisa juga ikut membantu

Salwa di restoran itu, dan malam nya setelah selesai bekerja, salwa dan Anisa latihan bela diri denganArif dan sapta di sanggar latihan milik pak Arif, Adan dan sapta lah yang selama ini mengelola tempat itu...2 tahun kemudian...

"ra liat deh itu, di tlk tok berita wanita hilang di kampung Lintang dalam, berita ini udah banyak tersebar di medial sosial

lain nya juga, Ah yang bener kamu dan!

Masa kampung Lintang dalam sih?

Itukan cukup jauh dari kampung kita dulu, masa sampai kesana??Arif dan sapta beristirahat setelah latihan malam itu,

sedangkan Anisa dan sapta masih

berlatih, arif lalu menyodorkan benda pipih itu, salwa lalu melihat dengan seksama, membaca berita yang viral di aplikasi itu, tentang beberapa wanita yang hilang di kampung Lintang dalam, mata Salwa membulat ketika membaca

seorang wanita bernama Hastaru Juga menghilang, Hastaru adalah anak bungsu nya pak Usman kan? ??batin nya,"Dan si Hastaru ini kan anak bungsu nya pak Usman kan?Kamu ingat gak? "tanya salwa..."Iya kayak nya salwaa!! Wah bener

bener gila sih ini, kalau di biarin kasian warga Lintang dalam sal!"

Sahut Arif..Iya dan kasian pak Usman,

abang dan anak nya jadi korban,

ini gak bisa dibiarin Dan, makin

meraja rela mereka kalau terus

dibiarin!! "geram ratih gigi gigi

nya rapat menahan amarah nya,

"Trus gimana sekarang ra?

Kita mana mungkin bisa

menghadapi orang orang it, apa

lagi berurusan dengan hal hal gaib"ujar arif "Iya kamu benar rif "Aku punya kenalan seorang kyai dari pesantren ku dulu rif!"ujar sapta yang tiba tiba sudah

duduk di samping arif,sedangkan anisa masih memukulsamsak tinju di sana."Heh sapta, tiba tiba nongolLu, buat orang jantungan ae gerutu Arif sambil mengelus

dada nya, entah sejak kapan Sapta mulai mendengarpembahasan mereka,"Gimana kalau kita mondok lagi, min ta ilmu kebatinan sama beliau,niat kita kan bagus ingin melawan aliran sesat itu dan menolong orang orang di kampung Lintang dalam, kita dengan ilmu fisik pasti gak akan cukup dan "lanjut sapta lagi

"Gimana sal? Kamu setuju dengan sapta? "tanya Arif pada salwa."Aku setuju rif! Sapta bener,kalo kita kesana cuma modal bela diri pasti gak akan bisa, kita juga harus memperdalam ilmu lagi terutama

ilmu agama, lawan kita ini bukan sembarangan arif, akhirnya mereka setuju dengan sahabat dan sepupu.nya itu, singkat cerita malam itu mereka kembali ke rumah masing masing,

Di rumah salwa..."Kak? Hmmm Menurut kakak kita bisa gak sih membalas mereka yang udah ngebunuh ibu? Salwa tertegun. Mendengar pertanyaan adik nya itu, dia

menghela nafas..Itu lah yang kakak pikirin

dek, kampung Jahannam itu sudah mulai mengambil korban dari desa tetangganya, kakak juga ingin membalas, tapi kekuatan

kita gak cukup" ujar Salwa menjelaskan kan,Bang sapta ngajak kita buat mondok, di pesantren nya dulu,kita juga harus nyari ilmu yang lebih buat menghadapi mereka Nisa"Apa kak? Kapan? Memang kakak bener mau balik lagi kekampung itu? "tanya anisa antusias Iya nisa, mereka gak bisa di biarin, kita harus menghentikan mereka, Hastaru anak pak Usman udah menjadi korban nisa, untuk

kapan nya kita mulai mondok nanti di kabari sapta, Beberapa hari kemudian,

mereka menjalani aktivitas seperti

biasa, malam itu mereka berkumpul di tempat latihan,setelah selesai latihan mereka pun berkumpul beristirahat,

"Alhamdulillah aku sudah menghubungi pak kyai Ahmad,akujuga sudah menceritakan semua nya, beliau setuju, dan menunggu kedatangan kita di

padepokan milik beliau, di kota g,sekitar tiga jam an lah dari sini tutur sapta mengabari teman temannya itu.

Alhamdulillah besok aku akan mengurus perizinan sama ayah, besok kita kalau bisa kita pergi secepatnya"ujar Arif.

"Bismillah, semoga niat baik kita ini berhasil ya"jawab salwa "Aminn"jawab mereka serentak.Keesokan pagi nya...

Salwa dan anisa sudah bersiap siap, tinggal menunggu arif dan Sapta menjemput."Udah semua kan nisa? Jangan ada yang ketinggalan.

"Udah aman kak, "ujar nya sambil mengecek lagi ransel mereka, mereka juga sudah izin ke ibu kontrakan, bahwasanya mereka akan pulang kampung, beberapa minggu.Tak lama mobil arif tiba, mereka kemudian masuk ke mobil, dan sudah ada sapta juga di

dalam nya. Mobil kemudian melaju

ke kota tujuan mereka. Tiga jam perjalanan mereka tiba juga di sebuah pesantren yang lumayan besar, di dominasi bangunan tiga lantai yang berwarna putih, setelah memarkirkan mobil,mereka ber empat pun turun, disambut beberapa pria muda berjubah putih, dengan sigap membantu salwa dan anisa membawa tas nya, Assallamuallaikum pak Hamzah"ucap sapta menyalami pria yang terlihat lebih tua diantara mereka,"Walaikumsalam nak sapta, wah sudah lama ya gak kemari,

ayo ayo silahkan, kyai Ahmad sudah menunggu, "sambut pak Hamzah dengan ramah mempersilahkan.Mereka pun di tuntun ke arah belakang pesantren itu, menuju sebuah rumah besar namun

tampak sederhana, mereka pun masuk ke dalam nya, tak lupa mengucapkan salam, mereka dipersilahkan kan masuk menuju

sebuah ruangan yang sudah di persiapan, disana terlihat kakek kakek memakai jubah dan berjanggut panjang putih, kepala nya di lilit sorban berwarna putih,

beliau adalah kyai Ahmad, yang sedari tadi menunggu kedatangan

tamu nya itu,"Asalamualaikum kyai"

Sapta dengan sopan mencium tangan kyai Ahmad,"Walaikum salam nak sapta,

'menyambut baik anak didik nya

dulu, sambil mengusap kepala nya,.

"Ini Arif, sepupu saya, dan ini Salwa dan anisa adik nya, yang saya ceritakan kemarin kyai"Arif langsung mencium

tangan kyai Ahmad, sementara Anisa dan Salwa menempelkankedua tangan nya, tak lama datang nampan berisi gelas teh dan beberapa cemilan dibawakan oleh

pak Hamzah,"Terimakasih pak "mereka

bersamaan. "Ayo nak silahkan di minum,

kalian pasti lelah diperjalanan kemari" tawar kyai Ahmad.