assalamu'alaikum,salwa mengucapkan kan salam
"Walaikumsalam "balas pria
itu dingin,Ada perlu apa salwa, kamu kembali setelah dua tahun pergi,bahkan pun kamu tak melaporkan kepindahan kamu"cecar Ridwan langsung tanpa basa basi.
"Maaf Pak, kedatangan saya kemari ingin melapor, bahwasanya saya adik saya, dan dua teman saya ini sementara ini tinggal di rumah saya yang dulu,ada pun maksud dan tujuan saya
kemari ingin mengurus mengecek lahan sawah dan rumah peninggalan ibu saya, rencana nya
Kami disini hanya kurang lebih sebulan saja, setelah itu kami kembali ke kota"jelas salwa
dengan sopan, tapi hatinya dongkol sekali melihat pria itu.
Dua teman mu yang laki laki ini juga tinggal disana?" cecar Ridwan lagi Iya pak"jawab salwa lagi "Maafsaya tidak bisa mengizinkan, kalau dua teman mu ini tinggal bersama dengan kalian di satu atap,Gak pak, saya dan adik saya perlukan mereka, kami takut orang orang itu datang menculik kami, itu sebab nya saya minta tolong ke Arif dan sapta untuk menjaga kami selama disini"jawab salwa tegas,Sebenar nya rencana awal mereka, Arif dan sapta akan tidur di surau saja, tapi, setelah kejadian sore itu, mereka semakin waspada dan sebisa mungkin
jangan terpisah.
"Ya kalau takut ngapain kembali ke kampung ini? kalian belum menikah masa mau tinggal satu rumah, kalau mau suruh teman mu ini tinggal di surau,kalo tidak silahkan pergi dari
kampung ini! Sudah ya saya mau kekantor, saya sibuk!!" Pak Ridwan pun bangkit dari tempat duduk nya dan masuk kedalam rumah, meninggal kan Salwa dan yang lain nya, senyum licik terlukis di wajah pria jangkung itu.
Tak tunggu aba aba mereka ber empat pun langsung pergi dari rumah itu.Mereka pun pergi menuju kota kecil di yang masih satu
kabupaten dengan kampung itu. Selama berkendara mereka diam satu sama lain, memikir kan masalah tadi, kalau tinggal di surau, nanti Salwa dan anisa pasti di incar mereka, sedang kan mereka berdua tidak di izinkan
tinggal di rumah itu.
sebenar nyabitu juga gak salah, mereka
memang tak boleh tinggal satu atap, karna mereka bukan muhrim, bagaimana pun mereka
lelaki normal.
tidak baik tinggal dengan lawan jenis dalam satu atap, pikir Arif dan sapta 45 menit berlalu, tibalah mereka di kota, Salwa dan anisa
pergi ke kantor PLN untukbmengurus kelistrikan, sementara Arif dan sapta pergi berbelanja logistik, mereka berpisah dan akan bertemu lagi di warung bakso rencana nya.
Satu jam berlalu, setelah membeli semua yang dibutuhkan, mereka berkumpul kembali,di
warung bakso itu,salwa lalu memesan, dan tak lama pesanan mereka sampai, Mereka pun
mulai menikmati bakso pesanan mereka masing-masing.
Gimana ni, apa kami sebaik nya tidur di surau saja, sesuai rencana awal? " kata sapta
membuka percakapan,salwa terdiam, mnemikirkan bagaimana jika kades Ridwan sengaja mengatakan itu karna memang ingin memisahkan mereka? Bagaimana jika saat arif
dan sapta tidur di surau.
Mereka malah di culik? Takut nya yang
datang bukan hanya satu dua orang, bagaimana jika yang datang puluhan orang seperti yang dilihat mereka malam itu,tapi jika memaksa untuk tetap tinggal bersama di rumah itu, bisa bisa Kades Ridwan membawa warga kampung dan mengusir nya atau pun bahkan lebih buruk nya merajam mereka, karena tuduhan perzinahan. salwa tidak bisa membayangkan, bagaimana jika rencana mereka menyelidiki kampung ini malah gagal, mereka belum mengungkap siapa dalang nya dan di kemanakan gadis yang di hilang itu.
Kita ber empat nikah aja Uhuk..!! Uhuk..!Uhuk....!"arif dan sapta yang tengah mengunyah bakso, tersedak terbatuk batuk mendengar ucapan salwa barusan, anisa dengan sigap memberi memberikan minuman ke Arif dan sapta yang menepuk nepuk dada mereka.
Setelah lega, mereka berdua mengatur nafas kembali,Menikah?Kita ber empat? Gimana gimana"ujar Arif masih syok dengan perkataan salwa tadi.
Aku nikah sama kamnu, sapta nikah sama anisa kata salwa lagi.Heeeee..... "ujar mereka
bertiga secara bersamaan sambil melihat ke arah salwa,"Kak masa menikah si?," ucap anisa mendengar ide gila kakak nya itu Ya trus gimana lagi coba, kalo nanti kamu dan sapta tidur di surau, trus nanti datang puluhan orang buat nyulik kami berdua gimana.
Trus kalau kita mengabaikan pak Ridwan, tetap maksa tinggal sama sama, takut nya kita malah di usir, dan lebih parah nanti di tuduh berzina, lagian kalo di pikir pikir ya, dengan kita menikah ini,kita bisa tinggal di rumah sama sama, dan malam hari kita bisa mengintai mereka, dan kita juga lebih bisa bebas mengatur rencana kita"jelas salwa.
Kalau di pikir pikir bener juga sih, engga ada solusi lain,bisa saja pak Kades Ridwan mengatakan itu juga agar kita sengaja terpisah, kita gak tau mereka berapa banyak, kalo kita
tinggal kan salwa dan anisa di rumah itu Dan kita gak tau kapan aja mereka datang, ingat tujuan
kita kesana untuk mencari tau,kalau salah satu dari kita tertangkap gagal sudah misi ini.
aku setuju kita nikah. " ucap Sapta menyetujui Laa terus kita mau nikahin mereka di mana? Masakiya balik lagi ke pesantren, minta kyai menikah kan kita" balas sapta.
Mereka pun terdiam mencari ide, Gini aja, bentar lagi dzuhur kan? Kita cari mesjid, nah ada pak ustad situ kita tanya tanya dulu gimana baik nya, " kata salwa.
Mereka mengangguk setuju,setelah selesai mengisi perut,mereka pun segera beranjak dari
warung itu dan mencari mesjid terdekat,
Merekapun kembali melajukan motor, tak berapa lama tiba lah mereka di mesjid yang lumayan besar, terlihat beberapa orang di masjid itu, seperti nya mereka marbot disana.
"Assalamu 'alaikum pak, saya mau tanya, disini Dimanakah rumah ustad disini?" tanya Arif
"Walaikumsalam, owh mau cari ustad zaki ya dek, bentar lagi juga datang, kan 15 menit lagi adzan, nanti selesai sholat biar saya sampai kan "kata pak marbot 15 belas menit pun tiba, adzan
berkumandang, tak lamna muncul lah motor
memasuki halaman mesjid.
Tampaklah seorang pria turun dari motor itu,pria masih tergolong muda usianya sekitar 35
tahunan, memakai peci dan setelan sarung serta baju koko berwarna coklat. tak lama kemudian, satu persatu orang mulai memasuki mesjid, mereka pun siap siap untuk sholat berjamaah di mesjid itu.
Selesai sholat berjamaah, salwa, anisa, sapta dan Arif pun menunggu di teras masjid, tak
lama pria berbaju koko berwarna coklat tadi datang menghampiri mereka, diikuti oleh pak marbot di belakang nya.