Sementara anisa menyiapkanntempat tidur mengganti sprei dannsarung bantal, untung saja lemarinmereka tidak bersarang tikus ataunrayap, jadi pakaian yang mereka tinggal kan masih bersih dan layak pakai, ibunya rajin menatanpakaian di lemari, tak lupa pula menguntungkan kapur barus warna warni di setiap rak lemari nya.
Allahu akbar Allahu akbar....!!
Suara alarm adzan maghrib berbunyi dari hp mereka secara bersamaan, yang arti nya sudah masuk magrib, mnereka lekas
beribadah seperti biasa di imami sapta, kemudian setelah itu mereka mengisi perut yang sudah keroncongan.
Sementara itu di tempat lain..
ee Uhuk... Uhuk.. Uuhuk..!!!
Seorang pria terbatuk batuk,sambil memegang dada nya, darah segar keluar dari mulut nya "Sial!! Kenapa dadaku terasa sakit sekali!! "ujar nya sambil
memegangi dada nya yang terasa nyeri"
"Mereka kembali lagi, kali ini seperti nya mereka tidak bisa kita anggap sepele, seperti nya kita harus menunda rencana kita untuk menculik dua gadis itu"ujar
seorang nenek nenek yang berjalan memasuki ruangan itu,tubuh nya yang bungkuk perlahan lahan tegak, begitu juga kulit kulit nya yang kendur kembali
mengencang, dia perlahan lahan berubah menjadi wanita cantik, "Apa tujuan mereka kembali lagi? "tanya pria itu sambil memegangi dada nya."Entah lah, gadis bernama Salwa itu bilang ingin
mengunjungi rumah dan lahan milik orang tuanya, tapi seperti nya dia bukan gadis biasa,sebaiknya kita biar kan saja dulu,jangan terlalu terburu buru, aku
tidak mau dua persembahan kumelarikan diri lagi, sudah bagus mereka kembali,kita tak susah susah menangkap mereka hahaha"ucap wanita itu, sambil tersenyum mengerikan,"Pengikat yang ku buat untuk mereka, tapi malah bisa dihancur kan dengan mudah, baiklah,
sementara ini aku suruh anak buah saja mengawasi mereka, kalau mereka macam-macam, aku sendiri yang turun tangan"ujar wanita itu lagi..Nyai Inggit memberikan segelas air, yang sudah di bacakan mantra, pada lelaki itu, dengan
cepat lelaki itu pun meminum,seketika tubuh nya menjadi pulih.Sementara itu di rumah salwa.Hari sudah mulai gelap,
penerangan mereka hanya dari lampu teplok yang sebelum nya sudah ada dirumah salwa, lampu itu sengaja di buat oleh ibu nya untuk keadaan saat mati listrik,untung nya minyak tanah masih
banyak tersimpan di dapur."Sepertinya besok kita harusnkembali ke kota, untuk mengurus pembayaran dan pemasangan
listrik di rumah ini"kata Salwa "Tapi kak sebaiknya kita ke rumah pak Ridwan dulu un tuk melapor kan kedatangan kita
sahut anisa,"Iya benar nisa, agar tidak
menimbulkan kecurigaan,sebelum ke kota pagi besok kita ke rumah pak Ridwan dulu"Sehabis sholat isya, mereka
memutuskan untuk istirahat,"Salwa... Anisa... Kalian istirahatnsaja dikamar, aku sama sapta akan bergantian berjaga "ucap Arif "Iya kami akan jaga malamn ini,
lagian motor di luar aku sama Arif akan tidur di teras saja"sambung sapta.Iya iya makasih ya rif...Sap..."ucap salwa Salwa dan anisa pun bergegas masuk ke kamar, untuk tidur dan istirahat, sementara sapta dan Arif memilih mengembang tikar di luar, bukan apa apa, tapi selain untuk berjaga jaga,karna motornpun mereka taruh diluar, juganuntuk menjaga adab bagaimana pun mereka bukan muhrim nya,meskipun sudah bersahabat sejak
lama, tetapi mereka harus tetap
punya batasan.Malam itu pisau dan yang lain nya sudah di persiaplkan, jaga jaga
kalau ada penyerangan, Arif dan Sapta memilih memasang api unggun di halaman, karena malam itu hawa nya semakin dingin, mereka tidur memakai
sleepingbag yang mereka beli di toko peralatan pendakian kemarin di kota.
"Sap lu duluan tidur, biar aku yang jaga duluan, nanti jam satu ku bangunin"seru Arif "Iya iya hoaaamm.. Memang dah ngantuk juga ini" sahut Sapta sambil menutup mulut nya karena menguap, meskipun masih jam sembilan malam, tapi ia benar benar ngantuk, sapta
langsung tidur, masuk ke dalam SB seperti kepompong. Sementara Arif, duduk di samping tubuh sapta dan
memainkan game di gawai nya,untung lah tadi mereka menyiapkan powerbank untuk berjaga jaga.Malam itu sunyi, hanyaterdengar suara binatang malam
ber bunyi, jam demi jam pun berlalu, tidak ada yang aneh malam itu, sampai pukul satu,Arif langsung membangun kan
Sapta yang terlelap sejak tadi,kini gantian sapta yang berjaga,untung nya malam ini lancar tanpa gangguan.
Allahuakbar Allahu akbarl!!
Alarm adzan subuh berbunyi,Salwa terbangun, dan juga segera membangun kan anisa, pagi itu udara benar benar menusuk tulang, beda sekali dengan di kota yang mereka tinggali selama ini,
"Rif woi bangun rif...!! "Arif tetap meringkuk tak bergeming, ni anak bener-bener dah susah banget dibangunin,batin sapta, tak lama saptA membawa air dalam gelas,kemudian mencipratkan air itu ke wajah Arif, Arif langsung kelagapan,
"Bangoon woi udah subuh ini"kata sapta lagi Mereka pagi itu melaksanakan ibadah seperti biasa, setelah itu salwa langsung
ke dapur menyiapkan air teh hangat untuk ke dua teman nya itu, dan setelah itu menyiapkan sarapan di bantu oleh anisa "Hahaha berasa kek udah
berumah tangga aja ya rif celetuk sapta dengan kekehan. "Rumah tangga apaan masak suami nya tidur di teras! "sahut
Arif, "Yeee kan belom sah, kampret!
Hahahahaha sa ae lu" balas Sapta sambil menepuk bahu sepupu nya itu.Pagi itu diwarnai dengan candaan dua laki laki yang masih ber sepupu itu, tak lama salwa dan Anisa membawakan nasi beserta telur dadar dan tak lupa juga
rebusan daun singkong yang mereka petik di belakang rumah Salwa, menu yang sederhana tapi cukup nikmat mnereka rasa."Kita laporan dulu, baru ke
kota urus masalah listrik,sekalian belanja juga"kata salwa Di balas anggukkan oleh
mereka Arif, sapta dan anisa.Pagi itu mereka bersiap siap untuk menuju rumah pak Ridwan, Setelah menutup pintu, salwa ingat kunci pintu mereka rusak
karena kejadian tempo hari,yasudah lah nanti sekalian beli kunci di kota pikir nya, mereka melajukan motor menuju rumah
kades Ridwan, di sepanjang perjalanan mereka berpapasan dengan penduduk, yang hendak pergi ke kebun dan sawah mereka,melihat itu salwa teringat akan
sawah ibu nya, dulu mereka meninggalkan kampung ini saat padi nya belum berbuah, alasan itu juga nanti yang akan di gunakan nya untuk melapor ke
kades Ridwan, bahwasanya dia kembali karena ingin melihat keadaan sawah dan rumah milik ibunya, setelah beberapa menit naik motor, tibalah mereka di
persimpangan dekat surau itu, dipersimpangan itu rumah rumah
penduduk mulai tampak berdekatan, ada warung juga disana, ya salwa ingat dulu ibunya ingin berbelanja ke warung itu namun tak pernah kembali lagi,warung itu buka seperti biasa,beberapa ibu ibu lain juga berbelanja seperti biasa, salwa
sengaja tak menyapa mereka,setelah ingat dulu bagaimana warga sini seperti terkesan tak peduli atas hilang nya ibunya, motor mereka belok ke arah rumah nya pak Ridwan, gerbang nya terbuka, terlihat mang mamatbsedang menyapu halaman, dan pak Ridwan sedang menyeruput kopi nya di bangku teras rumah nya, melihat kedatangan mereka pak Ridwan seperti tak terkejut,
dia terus menatap mereka tajam.