Chapter 15 - BAB 15

Sementara anisa menyiapkanntempat tidur mengganti sprei dannsarung bantal, untung saja lemarinmereka tidak bersarang tikus ataunrayap, jadi pakaian yang mereka tinggal kan masih bersih dan layak pakai, ibunya rajin menatanpakaian di lemari, tak lupa pula menguntungkan kapur barus warna warni di setiap rak lemari nya.

Allahu akbar Allahu akbar....!!

Suara alarm adzan maghrib berbunyi dari hp mereka secara bersamaan, yang arti nya sudah masuk magrib, mnereka lekas

beribadah seperti biasa di imami sapta, kemudian setelah itu mereka mengisi perut yang sudah keroncongan.

Sementara itu di tempat lain..

ee Uhuk... Uhuk.. Uuhuk..!!!

Seorang pria terbatuk batuk,sambil memegang dada nya, darah segar keluar dari mulut nya "Sial!! Kenapa dadaku terasa sakit sekali!! "ujar nya sambil

memegangi dada nya yang terasa nyeri"

"Mereka kembali lagi, kali ini seperti nya mereka tidak bisa kita anggap sepele, seperti nya kita harus menunda rencana kita untuk menculik dua gadis itu"ujar

seorang nenek nenek yang berjalan memasuki ruangan itu,tubuh nya yang bungkuk perlahan lahan tegak, begitu juga kulit kulit nya yang kendur kembali

mengencang, dia perlahan lahan berubah menjadi wanita cantik, "Apa tujuan mereka kembali lagi? "tanya pria itu sambil memegangi dada nya."Entah lah, gadis bernama Salwa itu bilang ingin

mengunjungi rumah dan lahan milik orang tuanya, tapi seperti nya dia bukan gadis biasa,sebaiknya kita biar kan saja dulu,jangan terlalu terburu buru, aku

tidak mau dua persembahan kumelarikan diri lagi, sudah bagus mereka kembali,kita tak susah susah menangkap mereka hahaha"ucap wanita itu, sambil tersenyum mengerikan,"Pengikat yang ku buat untuk mereka, tapi malah bisa dihancur kan dengan mudah, baiklah,

sementara ini aku suruh anak buah saja mengawasi mereka, kalau mereka macam-macam, aku sendiri yang turun tangan"ujar wanita itu lagi..Nyai Inggit memberikan segelas air, yang sudah di bacakan mantra, pada lelaki itu, dengan

cepat lelaki itu pun meminum,seketika tubuh nya menjadi pulih.Sementara itu di rumah salwa.Hari sudah mulai gelap,

penerangan mereka hanya dari lampu teplok yang sebelum nya sudah ada dirumah salwa, lampu itu sengaja di buat oleh ibu nya untuk keadaan saat mati listrik,untung nya minyak tanah masih

banyak tersimpan di dapur."Sepertinya besok kita harusnkembali ke kota, untuk mengurus pembayaran dan pemasangan

listrik di rumah ini"kata Salwa "Tapi kak sebaiknya kita ke rumah pak Ridwan dulu un tuk melapor kan kedatangan kita

sahut anisa,"Iya benar nisa, agar tidak

menimbulkan kecurigaan,sebelum ke kota pagi besok kita ke rumah pak Ridwan dulu"Sehabis sholat isya, mereka

memutuskan untuk istirahat,"Salwa... Anisa... Kalian istirahatnsaja dikamar, aku sama sapta akan bergantian berjaga "ucap Arif "Iya kami akan jaga malamn ini,

lagian motor di luar aku sama Arif akan tidur di teras saja"sambung sapta.Iya iya makasih ya rif...Sap..."ucap salwa Salwa dan anisa pun bergegas masuk ke kamar, untuk tidur dan istirahat, sementara sapta dan Arif memilih mengembang tikar di luar, bukan apa apa, tapi selain untuk berjaga jaga,karna motornpun mereka taruh diluar, juganuntuk menjaga adab bagaimana pun mereka bukan muhrim nya,meskipun sudah bersahabat sejak

lama, tetapi mereka harus tetap

punya batasan.Malam itu pisau dan yang lain nya sudah di persiaplkan, jaga jaga

kalau ada penyerangan, Arif dan Sapta memilih memasang api unggun di halaman, karena malam itu hawa nya semakin dingin, mereka tidur memakai

sleepingbag yang mereka beli di toko peralatan pendakian kemarin di kota.

"Sap lu duluan tidur, biar aku yang jaga duluan, nanti jam satu ku bangunin"seru Arif "Iya iya hoaaamm.. Memang dah ngantuk juga ini" sahut Sapta sambil menutup mulut nya karena menguap, meskipun masih jam sembilan malam, tapi ia benar benar ngantuk, sapta

langsung tidur, masuk ke dalam SB seperti kepompong. Sementara Arif, duduk di samping tubuh sapta dan

memainkan game di gawai nya,untung lah tadi mereka menyiapkan powerbank untuk berjaga jaga.Malam itu sunyi, hanyaterdengar suara binatang malam

ber bunyi, jam demi jam pun berlalu, tidak ada yang aneh malam itu, sampai pukul satu,Arif langsung membangun kan

Sapta yang terlelap sejak tadi,kini gantian sapta yang berjaga,untung nya malam ini lancar tanpa gangguan.

Allahuakbar Allahu akbarl!!

Alarm adzan subuh berbunyi,Salwa terbangun, dan juga segera membangun kan anisa, pagi itu udara benar benar menusuk tulang, beda sekali dengan di kota yang mereka tinggali selama ini,

"Rif woi bangun rif...!! "Arif tetap meringkuk tak bergeming, ni anak bener-bener dah susah banget dibangunin,batin sapta, tak lama saptA membawa air dalam gelas,kemudian mencipratkan air itu ke wajah Arif, Arif langsung kelagapan,

"Bangoon woi udah subuh ini"kata sapta lagi Mereka pagi itu melaksanakan ibadah seperti biasa, setelah itu salwa langsung

ke dapur menyiapkan air teh hangat untuk ke dua teman nya itu, dan setelah itu menyiapkan sarapan di bantu oleh anisa "Hahaha berasa kek udah

berumah tangga aja ya rif celetuk sapta dengan kekehan. "Rumah tangga apaan masak suami nya tidur di teras! "sahut

Arif, "Yeee kan belom sah, kampret!

Hahahahaha sa ae lu" balas Sapta sambil menepuk bahu sepupu nya itu.Pagi itu diwarnai dengan candaan dua laki laki yang masih ber sepupu itu, tak lama salwa dan Anisa membawakan nasi beserta telur dadar dan tak lupa juga

rebusan daun singkong yang mereka petik di belakang rumah Salwa, menu yang sederhana tapi cukup nikmat mnereka rasa."Kita laporan dulu, baru ke

kota urus masalah listrik,sekalian belanja juga"kata salwa Di balas anggukkan oleh

mereka Arif, sapta dan anisa.Pagi itu mereka bersiap siap untuk menuju rumah pak Ridwan, Setelah menutup pintu, salwa ingat kunci pintu mereka rusak

karena kejadian tempo hari,yasudah lah nanti sekalian beli kunci di kota pikir nya, mereka melajukan motor menuju rumah

kades Ridwan, di sepanjang perjalanan mereka berpapasan dengan penduduk, yang hendak pergi ke kebun dan sawah mereka,melihat itu salwa teringat akan

sawah ibu nya, dulu mereka meninggalkan kampung ini saat padi nya belum berbuah, alasan itu juga nanti yang akan di gunakan nya untuk melapor ke

kades Ridwan, bahwasanya dia kembali karena ingin melihat keadaan sawah dan rumah milik ibunya, setelah beberapa menit naik motor, tibalah mereka di

persimpangan dekat surau itu, dipersimpangan itu rumah rumah

penduduk mulai tampak berdekatan, ada warung juga disana, ya salwa ingat dulu ibunya ingin berbelanja ke warung itu namun tak pernah kembali lagi,warung itu buka seperti biasa,beberapa ibu ibu lain juga berbelanja seperti biasa, salwa

sengaja tak menyapa mereka,setelah ingat dulu bagaimana warga sini seperti terkesan tak peduli atas hilang nya ibunya, motor mereka belok ke arah rumah nya pak Ridwan, gerbang nya terbuka, terlihat mang mamatbsedang menyapu halaman, dan pak Ridwan sedang menyeruput kopi nya di bangku teras rumah nya, melihat kedatangan mereka pak Ridwan seperti tak terkejut,

dia terus menatap mereka tajam.