buk ada orang diluar"bisik
Salwa.
"Iya ibu tau,ini gak beres,
sekarang ayo kekamar ibu"
pungkasnya sambil menarik
tangan kedua anaknya.
Braakkk!!!!!!
Tiba tiba terdengar suara dari
pintu depan sepertinya di tendang,
seperti akan di dobrak.
Braakkk!!!
Terdengar lagi suara dobrakan.
Mereka yang sudah dikamar
buk Rodiah langsung mengunci pintu
dan memblok pintu kamar itu
menggunakan lemari..
Gubraakkkk!!!
Terdengar pintu depan
berhasil sepertinya di buka oleh
dua orang berpakaian hitam itu.
Mereka terdengar melangkah
ke kamar Anisa dan tak lama
kemudian menuju kamar buk Rodiah..
Cklekk clekk...!
Terlihat gagang pintu
bergerak, hendak di buka di
dobrak namun tak bisa, karena di
ganjal lemari oleh mereka bertiga.
Buk Rodiah yang panik memeluk
Salwa dan Anisa. Untungnya jendela
di kamar buk rodiah di palang kayu
jadi aman.
Tiba tiba suasana menjadi
hening....
Tidak ada suara dobrakan mau
pun langkah kaki lagi. Namun
mereka memutuskan untuk tidak
keluar sampai pagi hari.
Pagiitu pukul 06.13 suasana
mencekam,Salwa, Anisa dan buk
Rodiah mulai perlahan menggeser
lemari kayu dua pintu itu.
Perlahan mereka mulai
membuka pintu kamar, keadaan
rumah saat itu sangat hening.
Terlihat dia pasang jejak
sepatu yang seperti hilir mudik
memeriksa setiap sudut rumah.
Dengan pintu depan yang
masih menganga, terlihat sedikit
rusak dibagian kuncinya, aneh nya,
sepeda motor yang biasa
digunakan Anisa dan ibunya masih berada ditempatnya, begitu juga
TV dan perabotan elektronik
lainnya, masih aman tetap pada
tempatnya, yang arti nya orang
orang yang tadi malam itu
bukanlah perampok.
"Nduk jangan sekolah dulu
hari iniya, ibuk khawatir dengan
orang orang tadi malam masih
mengincar kita"ucap buk Rodiah...
"Iya buk Anisa juga takut "lirih
Anisa.
"Buk ini gak beres, ada apa
sebenarnya dikampung kita ini
buk? Tanya Salwa kemudian
"Ibu ndak paham juga nduk,
sudah hampir setahun ini kejadian
teror seperti ini, tapi biasa nya tidak sampai masuk kerumah gini,
baru kali ini mereka masuk rumah"
jelas ibunya tersebut.
Mereka pun mulai
membereskan rumah, dan
memperbaiki pintu depan yang
rusak alkibat dobrakan itu.
Suasana pagi itu hening, tidak
ada riuh ibu ibu yang belanja di
warung. tidak banyak deru suara
motor berlalu lalang seperti dulu,
hanya ada beberapa. Kampung itu
seperti kampung mati, sebagian
penduduk kampung
Durian runtuh sudah ada yang
pindah, keluar desa, rumah di
kampung Salwa memang tidak
begitu berdekatan, ada jaralk 50
meter antar rumah, karna memang di sana mayoritas
penduduk adalah petani dan
berkebun.
Kampung ini juga tidak terlalu
banyak penduduk hanya 121 kepala
keluarga, ditambah lagi ada
beberapa KK yang pindah otomatis
kampung ini sepi, warga yang
memilih bertahan karena ada
lahan dan kebun yang harus
mereka jaga, termasuk ibunya
Salwa. pagi di kampung ini
memang tak seramai dulu, tak
banyak warga yang lalu lalang
untuk melaksanakan aktivitas
mereka.
"kalian dirumah dulu ya, ibuk
mau belanja ke warung buk
wawan, kalian dirumah aja, kunci pintu, itupintu depan udah ibuk
buatkan palang, jendela juga,
jangan keluar atau buka pintu
sampe ibukpulang! "ucap buk rodiah
tegas pada kedua Putrinya
"Iya buk, ibuk jangan lama
lama ya"lirih Anisa
"Salwa jaga adik mu, ibuk gak
lama kok, ingat pesan ibuk"
"Iya buk"angguk Salwa...
Sudah l jam berlalu jam sudah
menujukan pukul 09.12 pagi, Buk
Rodiah belum juga kembali ke rumah,
Salwa dan Anisa mulai cemas, takut hal buruk menimpa ibu mereka.
"Kak ini kok ibuk belom balik
juga ya? Udah hampir satu jam"
"Iya kok lama ya ibuk, seingat
kakak warung buk wawan yang
dekat simpang 3 dekat surau itu
kan? Harus nya gak lama kalo
naik motor paling 10 menit
nyampe"
"Biasa nya ibuk belanja paling
lama 30 menit kak, apa kita susul
aja kk? Usul Anisa..
"udah gak usah, mungkin ibuk
sekalian ada urusan makanya agak
lama, lagian kan ibuk larang kita
keluar rumah kan" sahut Salwa
hingga hari menjelang siang,
Buk Rodiah belum juga kembali,mereka pun mengolah nasi sisa
semalamn jadi nasigoreng, karena
perut sudah terasa perih minta di
isi dari tadi.
2 jam sejak buk Rodiah pergi,
belum juga ada tanda tanda suara
dari motor yang di kendarai buk
Rodiah. Dua kakak beradik inimulai
kebingungan. Kemanakah ibu
mereka sebenar nya??
"Firasat ku kok gak enak gini
ya? "batin Anisa
Salwa segera ke dapur,
mengambil pisau dapur ukuran
kecil yang biasa di gunakan untuk
mengiris bawang, tak lupa dia juga
menuju ke pojok dapur mengambil
sebilah golok yang berukuran sedang,golok itu biasa digunakan
buk Rodiah untuk ke sawah,
Melihat gelagat kakaknya, Anisa
kemudian bangkit dari duduknya,
dan menyusul Salwa ke dapur.
"Kak Salwa ngapain megang
golok buat apa? "
"Ini buat jaga jaga kalau kalau
orang itu datang lagi, perasaan
kakak gak enak dari tadi" ucap
Salwa pelan...
Hari semakin siang...
Buk Rodiah belum juga kembali,
jam sudah menujukan masuk
waktu dzuhur, Salwa dan anisa
kemudian beribdaah seperti biasa.
Salwa dan anisa makin cemas,yakin pasti terjadi sesuatu pada
ibunya.
Salwa mengambil ponsel ny
dan menghubungi Arif
Tuuuut...tuuut.. Tuuut..
"Halo assalamu'alaikum Salwa?
suara Arif disebrang sana
terdengar.
" Walaikum sallam Rif"sahut
Salwa, Salwa kemudian
menceritakan semua yang terjadi
dikampung nya, meskipun
kampung Durian runtuh jauh dari
kota, untung nya ada signal
internet disana jadi bisa dengan
mudah menghubungi Arif.
"Ya Allah, kamu serius Salwa?
Jadi sampe sekarang buk Rodiah belum pulang juga ?
"iya Rif tolong kamu kemari
Rif jemput Anisa, aku mau cari
ibuk dulu, ini udah gak beres Rif,
dari tadiperasaan kugak enak"
"Iya iya nanti aku usahakan
kesana ya, aku pamit sama bapak
dulu"
"Iya dan tolong ya kalo bisa
kamu kemarijangan sendirian,
ajak temen, takutnya ada apa apa
dijalan jadi kamugak sendirian'
ucap salwa memberi saran pada
Arif.
"iya sa... yaudah aku tutup
dulu ya... nanti kalo udah jalan aku
kabarin" tutup Arif di sebrang
sana...
Arif segera menemui pak yusuf
yang sedang dirumah siang itu,
Arif menceritakan semua nya apa
yang disampaikan salwa,
Pak yusuf sangat terkejut
mengetahui kampung yang dulu ia
tinggali terjadi hal hal seperti itu.
"Yaudah kamu bapak izinkan
pergi, tapi bapak gak ngizin kan
kamu pergi sendirian, ajak sapta
juga" "Iya pak"angguk Arif....
Jam sudah menujukan pukul 1
3.15 siang
10 menit kemudian Arif tiba
dirumah sepupu nya sapta,
setelah sebelum nya pak yusuf
menghubungi keponakannya itu.
Tidak lama menunggu sapta
langsung keluar rumah sambil
membawa ransel.
Mobil Arif memecah jalan
siang itu, dikota beberapa kali
Arif terjebak macet, setelah
setengah jam memecah kemacetan,
tiba lah mereka di jalan lintas.
Dijalan Arif menceritakan
apa yg dialami salwa di kampung ke pada sapta.