Chapter 2 - BAB 2

buk ada orang diluar"bisik

Salwa.

"Iya ibu tau,ini gak beres,

sekarang ayo kekamar ibu"

pungkasnya sambil menarik

tangan kedua anaknya.

Braakkk!!!!!!

Tiba tiba terdengar suara dari

pintu depan sepertinya di tendang,

seperti akan di dobrak.

Braakkk!!!

Terdengar lagi suara dobrakan.

Mereka yang sudah dikamar

buk Rodiah langsung mengunci pintu

dan memblok pintu kamar itu

menggunakan lemari..

Gubraakkkk!!!

Terdengar pintu depan

berhasil sepertinya di buka oleh

dua orang berpakaian hitam itu.

Mereka terdengar melangkah

ke kamar Anisa dan tak lama

kemudian menuju kamar buk Rodiah..

Cklekk clekk...!

Terlihat gagang pintu

bergerak, hendak di buka di

dobrak namun tak bisa, karena di

ganjal lemari oleh mereka bertiga.

Buk Rodiah yang panik memeluk

Salwa dan Anisa. Untungnya jendela

di kamar buk rodiah di palang kayu

jadi aman.

Tiba tiba suasana menjadi

hening....

Tidak ada suara dobrakan mau

pun langkah kaki lagi. Namun

mereka memutuskan untuk tidak

keluar sampai pagi hari.

Pagiitu pukul 06.13 suasana

mencekam,Salwa, Anisa dan buk

Rodiah mulai perlahan menggeser

lemari kayu dua pintu itu.

Perlahan mereka mulai

membuka pintu kamar, keadaan

rumah saat itu sangat hening.

Terlihat dia pasang jejak

sepatu yang seperti hilir mudik

memeriksa setiap sudut rumah.

Dengan pintu depan yang

masih menganga, terlihat sedikit

rusak dibagian kuncinya, aneh nya,

sepeda motor yang biasa

digunakan Anisa dan ibunya masih berada ditempatnya, begitu juga

TV dan perabotan elektronik

lainnya, masih aman tetap pada

tempatnya, yang arti nya orang

orang yang tadi malam itu

bukanlah perampok.

"Nduk jangan sekolah dulu

hari iniya, ibuk khawatir dengan

orang orang tadi malam masih

mengincar kita"ucap buk Rodiah...

"Iya buk Anisa juga takut "lirih

Anisa.

"Buk ini gak beres, ada apa

sebenarnya dikampung kita ini

buk? Tanya Salwa kemudian

"Ibu ndak paham juga nduk,

sudah hampir setahun ini kejadian

teror seperti ini, tapi biasa nya tidak sampai masuk kerumah gini,

baru kali ini mereka masuk rumah"

jelas ibunya tersebut.

Mereka pun mulai

membereskan rumah, dan

memperbaiki pintu depan yang

rusak alkibat dobrakan itu.

Suasana pagi itu hening, tidak

ada riuh ibu ibu yang belanja di

warung. tidak banyak deru suara

motor berlalu lalang seperti dulu,

hanya ada beberapa. Kampung itu

seperti kampung mati, sebagian

penduduk kampung

Durian runtuh sudah ada yang

pindah, keluar desa, rumah di

kampung Salwa memang tidak

begitu berdekatan, ada jaralk 50

meter antar rumah, karna memang di sana mayoritas

penduduk adalah petani dan

berkebun.

Kampung ini juga tidak terlalu

banyak penduduk hanya 121 kepala

keluarga, ditambah lagi ada

beberapa KK yang pindah otomatis

kampung ini sepi, warga yang

memilih bertahan karena ada

lahan dan kebun yang harus

mereka jaga, termasuk ibunya

Salwa. pagi di kampung ini

memang tak seramai dulu, tak

banyak warga yang lalu lalang

untuk melaksanakan aktivitas

mereka.

"kalian dirumah dulu ya, ibuk

mau belanja ke warung buk

wawan, kalian dirumah aja, kunci pintu, itupintu depan udah ibuk

buatkan palang, jendela juga,

jangan keluar atau buka pintu

sampe ibukpulang! "ucap buk rodiah

tegas pada kedua Putrinya

"Iya buk, ibuk jangan lama

lama ya"lirih Anisa

"Salwa jaga adik mu, ibuk gak

lama kok, ingat pesan ibuk"

"Iya buk"angguk Salwa...

Sudah l jam berlalu jam sudah

menujukan pukul 09.12 pagi, Buk

Rodiah belum juga kembali ke rumah,

Salwa dan Anisa mulai cemas, takut hal buruk menimpa ibu mereka.

"Kak ini kok ibuk belom balik

juga ya? Udah hampir satu jam"

"Iya kok lama ya ibuk, seingat

kakak warung buk wawan yang

dekat simpang 3 dekat surau itu

kan? Harus nya gak lama kalo

naik motor paling 10 menit

nyampe"

"Biasa nya ibuk belanja paling

lama 30 menit kak, apa kita susul

aja kk? Usul Anisa..

"udah gak usah, mungkin ibuk

sekalian ada urusan makanya agak

lama, lagian kan ibuk larang kita

keluar rumah kan" sahut Salwa

hingga hari menjelang siang,

Buk Rodiah belum juga kembali,mereka pun mengolah nasi sisa

semalamn jadi nasigoreng, karena

perut sudah terasa perih minta di

isi dari tadi.

2 jam sejak buk Rodiah pergi,

belum juga ada tanda tanda suara

dari motor yang di kendarai buk

Rodiah. Dua kakak beradik inimulai

kebingungan. Kemanakah ibu

mereka sebenar nya??

"Firasat ku kok gak enak gini

ya? "batin Anisa

Salwa segera ke dapur,

mengambil pisau dapur ukuran

kecil yang biasa di gunakan untuk

mengiris bawang, tak lupa dia juga

menuju ke pojok dapur mengambil

sebilah golok yang berukuran sedang,golok itu biasa digunakan

buk Rodiah untuk ke sawah,

Melihat gelagat kakaknya, Anisa

kemudian bangkit dari duduknya,

dan menyusul Salwa ke dapur.

"Kak Salwa ngapain megang

golok buat apa? "

"Ini buat jaga jaga kalau kalau

orang itu datang lagi, perasaan

kakak gak enak dari tadi" ucap

Salwa pelan...

Hari semakin siang...

Buk Rodiah belum juga kembali,

jam sudah menujukan masuk

waktu dzuhur, Salwa dan anisa

kemudian beribdaah seperti biasa.

Salwa dan anisa makin cemas,yakin pasti terjadi sesuatu pada

ibunya.

Salwa mengambil ponsel ny

dan menghubungi Arif

Tuuuut...tuuut.. Tuuut..

"Halo assalamu'alaikum Salwa?

suara Arif disebrang sana

terdengar.

" Walaikum sallam Rif"sahut

Salwa, Salwa kemudian

menceritakan semua yang terjadi

dikampung nya, meskipun

kampung Durian runtuh jauh dari

kota, untung nya ada signal

internet disana jadi bisa dengan

mudah menghubungi Arif.

"Ya Allah, kamu serius Salwa?

Jadi sampe sekarang buk Rodiah belum pulang juga ?

"iya Rif tolong kamu kemari

Rif jemput Anisa, aku mau cari

ibuk dulu, ini udah gak beres Rif,

dari tadiperasaan kugak enak"

"Iya iya nanti aku usahakan

kesana ya, aku pamit sama bapak

dulu"

"Iya dan tolong ya kalo bisa

kamu kemarijangan sendirian,

ajak temen, takutnya ada apa apa

dijalan jadi kamugak sendirian'

ucap salwa memberi saran pada

Arif.

"iya sa... yaudah aku tutup

dulu ya... nanti kalo udah jalan aku

kabarin" tutup Arif di sebrang

sana...

Arif segera menemui pak yusuf

yang sedang dirumah siang itu,

Arif menceritakan semua nya apa

yang disampaikan salwa,

Pak yusuf sangat terkejut

mengetahui kampung yang dulu ia

tinggali terjadi hal hal seperti itu.

"Yaudah kamu bapak izinkan

pergi, tapi bapak gak ngizin kan

kamu pergi sendirian, ajak sapta

juga" "Iya pak"angguk Arif....

Jam sudah menujukan pukul 1

3.15 siang

10 menit kemudian Arif tiba

dirumah sepupu nya sapta,

setelah sebelum nya pak yusuf

menghubungi keponakannya itu.

Tidak lama menunggu sapta

langsung keluar rumah sambil

membawa ransel.

Mobil Arif memecah jalan

siang itu, dikota beberapa kali

Arif terjebak macet, setelah

setengah jam memecah kemacetan,

tiba lah mereka di jalan lintas.

Dijalan Arif menceritakan

apa yg dialami salwa di kampung ke pada sapta.