Chapter 4 - BAB 4

Pangilan diakhiri, salwa dan keluar dari pintu belakang, mereka memilih jalan dari belakang rumah mereka, yang ditumbuhi beberapa pohon dan langsung bersebrangan dengan kebun karet warga, mereka mengendap endap melewati jalan

setapak yang biasa dilewati warga menuju kebun karet itu, salwa dan anisa berjalan menuju rumah bekas pak kardi yang berjarak seratus meter, dengan ditemani senter HP seadanya, ahir nya mereka tiba di kosong pak kardi, rumah itu sudah

ditumbuhi tanaman merambat,rumput liat mulai tumbuh di sekitar halaman nya, salwa dan anisa duduk menunduk bersembunyi di samping rumah

kosong itu, tak lupa senter HP dimatikan.

Hampir7 jam Arif dan sapta berkendara menuju kampung salwa arif melaju gas mobil, khawatir akan keselamatan salwa, apa lagi setelah menerima telpon dari salwa tadi, saat akan

memasuki gapura kampung ini,ada lega, itu artinya dia sudah tiba dikampung ini.arif trus memacu mobil nya sesekali mengerem karna jalanan

di kampung ini masih jalanan berbatu, Arif heran melihat ke rumah rumah penduduk di kampung ini, kenapa sepi sekali?warung warung tidak ada yang

buka, padahal baru menujukan pukul 19.30 malam, saat melewati persawahan menuju rumah Salwa,

Arif terkejut melihat sepeda motor matic, berwarna hitam merah terparkir di pinggir jalan tepat nya

di sebelah persawahan yang berbatasan dengan pepohonan yang tumbuh liar, Arif terus memandang sepeda motor itu,bahkan kunci nya masih tersangkut rapi di situ, namun

Arif tidak terlalu memikirkan itu,dia lebih fokus melaju menuju rumah bekas pak kardi.

Tidak lama kemudian sampai lah Arif di rumah kosong itu, dia lantas keluar dari mobil dan mulai memanggilnya Salwa.

"Salwa..... Salwa..... Salwa....?

Teriak Arif tidak lama kemudian 2 sosok wanita keluar dari samping rumah kosong itu,

Salwa dan anisa berlari kecil menuju mobil itu,

"Salwa kamu gak papa kan? "Akugak papa Rif.. Cuma luka dikit kok,Mereka bergegas masuk

kedalam mobil itu,Dan kerumah pak Ridwan

dulu yuk, aku mau lapor soal ibuk,Arif mengangguk

"Salwa kamu taukan rumahnya?iya kakgak jauh kok rumah nya dari simpang 3 sana" ucap

Salwa,Melewati persawahan yangtadi, dari kejauhan Salwa melihat sepeda motor tadi yang dilihat juga oleh Arif dan sapta, Salwa hapal betul sepeda motor itu milik ibunya."Rif stop Rif!! "ucap salwa.tiba tiba "Kak itu motor kita kan? Yang

pake ibuk?? Tanpa babibu salwa langsung kluar mobil menghampiri motoritu, diperhatikan nya dengan seksama, iya ini motor ibuk, salwa

tanda karna di plat nya tertulis

nama anisa, Tak lama anisa pun menyusul,

menghampiri salwa,iya kak, ini motor ibuk, ya

Allah kak ibuk kemana!!" pekik anisa histeris, sapta dan Arif juga keluar dari mobil,

"Ada pa salwa??ini loh Rif motor kita,ini yang dipake ibu tadi pagi!!"Astagfirullah tadi, kami tadi

juga liat ini motor ini salwa, gak tau kalo ini motor buk rodiah"ucap Arif tak kalah cemnas..sapta yang sedari tadi berdiri paling belakang melihat memperhatikan ke sekelilingnya,melihat pepohonan dan hamparan sawah.Di ujung jalan arah yang mereka lalui tadi, mata sapta menangkap sekelompok orang berpakaian hitam, berjalan memenuhi jalan.Sontak sapta kaget..

"Arif!! "Sapta keras memanggil Arif,arif yang kaget kaget karna suara sapta, langsung nengok ke

arah sapta.

Sapta menunjuk ke arah orang orang yang itu, sontak Arif panik, begitu melihat ke se grombolan orang orang itu."Salwa!! Anisa!! Masuk mobil

cepat!!" Salwa yang mendengar ada ngomong gitu langsung liat ke sekitar, dan benar saja orang orang

itu berjalan di kegelapan jumlah nya mungkin ada 10 orang jumlah nya,mereka semakin dekat,

"Anisa!! Masuk mobil cepat!,kakak nmau bawa motor kita!!anisa yang mendengar kakaknya langsung lari masuk mobil nya Arif, Arif langsung

tancap gas, begitujuga Salwa, langsung menghidupkan kontak motor nya dan langsung tancap gas, orang orang itu juga mengejar dari belakang, mobil dan motor itu Terus melaju, menuju rumah pak Ridwan, tak lama kemudian

sampai lah mereka di sebuah persimpangan,

"Belok kiri bang"ucap anisa memberi tahun arif mengangguk tanda paham.tak lama kemudian tibalah mereka dirumah yang bisa di bilang cukup besar dikampung itu,rumah tingkat ber cat emas itu tampak begitu mewah, halaman nya cukup luas di tumbuhi pepohonan bonsay, Arif memarkirkan mobil nya didekat gerbang besi itu, Salwa yang juga menyusul langsung turun dari motor dan menuju ke gerbang rumah itu,gerbang itu ter kunci

dari dalam, "Assalamu'alaikum pak!!! "

Teriak anisa berkali kali memanggil penghuni rumah itu,tak lama kemudian keluar laki laki

usia sekitar 40 tahunan,membukakan gerbang yang terkunci,mang irul Pak kades nya

ada pak?Tanya anisa kemudian,"Eh dek anisa?? Ada apa dek malam malam begini ramne rame

datang kemari?Tanya pria berkulit hitam

tersebut,ada yang mau kami omongin mang!! Ada kan pak Ridwan nya?,Ada ada pak Ridwan di dalem,ayo silahkan masuk'seru mang irul

Salwa dan anisa kemudian masuk ke rumah pak

Ridwan, sementara Arif dan sapta memasuk kan mobil dan motor itu kehalaman rumah itu,

kemudian mereka berdua menyusul Salwa dan anisa masuk ke dalam rumah pak Ridwan.

Rumah itu bisa dibilang mewah, kursi nya terbuat dari kayu jati jepara dengan ukiran khas, di dalam rumah itu juga terdapat guci guci besar ditiap

sudut nya, serta lukisan lukisan besar yang menghias dindingnya,

Salwa,anisa, Arif dan sapta pun dipersilahkan duduk oleh mang irul, sementara itu mang irul

langsung memanggil pak Ridwan. Tak lama kemudian, keluar lah seorang pria tinggi jangkung,

berkulit putih, mata yang tajam,alis serta kumis nya tebal, usia nya sekitar 40 tahunan, memakai kaus

dalaman dan memakai sarung,Pak Ridwan lantas duduk di kursi jati itu,"Ada perlu apa kemari malam

malam begini?"tanya nya "Saya salwa, putri dari

ibuk rodiah, dan ini adik saya anisa. "ucap Salwa

menyambut pertanyaan Ridwan tadi.

"Saya kemari ingin minta tolong pak, ibuk saya hilang dari tadi pagi, saya juga di serang oleh

dua orang berbaju hitam hitam"

ucap Salwa sambil memegang lukanya.

"Yasudah, besok pagi kita kumpul kan warga, untuk

mencari ibu kamu, mudah mudahan ketemu, sudah banyak bang hilang di kanmpung ini tapi belum ada titik terang, polisi saja angkat tangan sama kasus ini" respon pak Ridwan itu terlihat tidak terkejut lagi dengan aduan warga nya, terkait orang hilang.

Bersambung, Terima kasih ya semua yang Sudah mau membaca novel, assalamu'alaikum semua nya