Pria bertopeng itu ternyata adalah Kenji, sahabat lama Musashi dan Aiko yang dikira telah lama meninggal. Wajah Kenji penuh luka dan tatapan dingin, jauh berbeda dari yang diingat Musashi.
Melihat ekspresi terkejut Musashi , Kenji menyadarkannya dengan suara rendahnya : "Kau tidak mengenal dunia yang sebenarnya, Musashi. Kehidupan Aiko adalah bagian dari bayang-bayang ini. Aku hanya mengikuti jejak yang dia tinggalkan."
Musashi :"Kenji… apa yang terjadi padamu? Kenapa kau disini, ditempat gelap seperti ini?"
Kenji :" Terkadang saat kita memilih jalan, tak sengaja kita tersesat kedalam kegelapan, dan kita hanya tau bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan. Aiko memahami itu… lebih dari siapa pun."
Musashi terlihat terpukul mendengar kata-kata Kenji. Kenji menawarkan sebuah amplop usang kepada Musashi, yang tampak berisi petunjuk tentang perjalanan yang selama ini dia cari.
Musashi mengambil amplop itu dengan hati-hati, pandangannya penuh keraguan.
Kenji : "Didalam amplop itu, kau akan menemukan tempat dimana semuanya berawal. Tapi hati-hati, Musashi… mungkin ada harga yang harus kau bayar untuk kebenaran yang kau cari."
Musashi menatap Kenji :"Kenapa kau melakukan ini, Kenji? Kau pernah berkata bahwa kita selalu bersama."
Kenji : "Tidak ada bersama dalam dunia ini, Musashi. Kita hanya bayang-bayang yang bertarung sendiri."
Kenji melangkah pergi, meninggalkan Musashi sendirian dengan amplop ditangannya. Musashi membuka amplop tersebut dan menemukan isinya berupa selembar lipatan kertas. Musashi membuka lipatan kertas itu. Coretan tinta berbentuk seperti sebuah peta yang menuju ketempat misterius dikota itu.
Disaat dia mengeluarkan lipatan kertas tadi, bersamaan dengan itu ada selembar kertas yang terjatuh dilantai dari dalam amplo. Musashi meraih kertas itu.
Dan ternyata itu adalah selembar foto usang Aiko.
Dengan lembut, dia menyentuh foto usang itu, seakan mengobati luka masa lalu. Lalu ia meletakkan foto itu kedadanya, Ia memeluk erat foto itu , seakan memeluk tubuh hampa yang ia sebut namanya dalam hati, berharap itu bisa menghidupkan kembali saat-saat mereka berdua bersama.
Bagi Musashi seolah-olah ini adalah jejak terakhir yang ditinggalkan oleh Aiko. "Dunia ini memang penuh bayangan… tapi aku akan terus berjalan, hingga aku menemukan cahaya itu. Aiko...aku akan mencari jawaban itu. Meski harus bertarung hingga akhir."
*******
Musashi meninggalkan gudang dan menuju ke sebuah taman tua dipusat kota, tempat dimana dia dan Aiko dulu sering menghabiskan waktu bersama. Malam terasa sunyi, hanya ada suara angin yang berdesir diantara pepohonan. Saat Musashi melangkah, bayangan masa lalu tampak mengelilinginya, seolah mengajaknya kembali ke masa ketika semuanya terjadi.
#Flash back
Musashi dan Aiko duduk dibangku taman yang sama beberapa tahun yang lalu. Suasana cerah, penuh dengan canda tawa. Aiko terlihat bahagia, matanya bercahaya saat dia memandang wajah Musashi.
Aiko tersenyum: "Kau tahu, Musashi… terkadang hidup membawa kita ke tempat yang tidak pernah kita duga. Tapi itulah yang membuatnya berharga."
Musashi membalas senyum Aiko: "Jika kita bersama, aku tidak peduli kemanapun jalan ini membawa kita berdua, Aiko…."
#Kembali kemasa kini.
Musashi berdiri ditaman yang sama, hanya saja kini dipenuhi bayangan malam. Matanya terfokus pada satu titik, yaitu bangku tua tempat dia dan Aiko dulu pernah duduk. Bangku itu kini tampak lapuk, seolah tak ada yang merawatnya lagi. Musashi merasakan kehadiran Aiko disekelilingnya, meski hanya dalam kenangan.
"Aiko… Aku tahu ini mungkin gila. Tapi jika ada sedikit harapan, aku akan terus mencarimu, bahkan jika aku harus melawan setiap bayangan didunia ini."
Musashi menundukkan kepala sejenak, lalu menghela napas panjang sebelum melangkah pergi, membawa kenangan dan petunjuk yang baru saja ia dapatkan.
Saat Musashi melangkah keluar dari taman, dia melihat sesuatu yang tampak berkilau diatas tanah, di bawah sinar bulan. Dia berjongkok dan mengambilnya.
Itu adalah sebuah kalung dengan liontin kecil yang dia kenali sebagai milik Aiko. Musashi menggenggam kalung itu erat-erat, merasakan kehangatan aneh yang mengalir didalam dirinya. "Aku akan menemukanmu … Aku janji, Aiko." Musashi berbisik pada dirinya.
Musashi menyimpan kalung itu didalam saku jaketnya, tekad baru membara dimatanya. Musashi tahu bahwa ini adalah petunjuk nyata, sesuatu yang akan membawanya lebih dekat kejalan kebenaran, ketempat di mana dia akan mendapatkan semuajawaban yang ia cari.
Dengan langkah yang tegas namun penuh emosi, Musashi melanjutkan langkahnya menjauh dari taman.
Di bawah bayang-bayang malam, dia terlihat seperti sosok yang dikejar oleh hantu masa lalu, tapi tetap teguh dalam misinya. Cahaya kota berkedip di kejauhan, seolah menantangnya untuk menghadapi apa yang masih tersembunyi.
"Setiap langkah yang kuambil membawaku lebih dekat padamu, Aiko. Bahkan jika harus melawan dunia ini… aku akan menemukanmu".