Sarang Bayangan

Musashi melangkah masuk ke dalam markas organisasi, suasana suram menyelimuti setiap sudut ruangan. Lampu-lampu redup menyinari dinding beton yang dipenuhi simbol-simbol aneh dan jejak masa lalu yang kelam. Suara langkahnya menggema, membentuk irama yang semakin mempertegas kesunyian di sekitarnya.

Musashi :"Aku telah memasuki tempat di mana semua rahasia tersembunyi. Di sini, aku akan menemukan jawabannya… atau mungkin, kehancuranku sendiri."

Di ujung lorong, dia melihat pintu besar yang tertutup rapat. Di samping pintu, terdapat dua penjaga bertopeng yang langsung menatap tajam ke arahnya.

Kedua penjaga itu tampak lebih kuat dan terlatih daripada yang Musashi Kalahkan sebelumnya. Mereka berdiri tegak, siap menghadang siapa pun yang berani memasuki wilayah ini tanpa izin.

"Aku tidak tahu siapa yang memberimu keberanian untuk datang ke sini, Musashi. Tapi langkahmu akan berhenti di sini." Ujar Penjaga 1 menghentikan langkah Musashi .

Musashi menatap mereka tajam :"Aku hanya ingin tahu tentang Aiko. Jika kalian tahu sesuatu, katakan sekarang, atau bersiaplah."

Penjaga 2 tertawa kecil :"Kau pikir ini hanya sekadar pencarian? Ini adalah peringatan… pergi sebelum kau binasa."

Namun, Musashi tidak mundur. Dia mengambil posisi siap bertarung, menandakan bahwa dia siap menghadapi siapa pun untuk mendapatkan jawaban.

Pertarungan pecah dengan sengit. Kedua penjaga bergerak dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, menyerang Musashi dengan pukulan dan tendangan yang kuat. Musashi harus mengerahkan seluruh keterampilannya untuk bertahan hidup.

Penjaga 1 melancarkan serangan langsung, tinjunya mengarah ke wajah Musashi dengan kekuatan besar. Musashi menangkis serangan itu, namun terhuyung karena dampaknya. Penjaga kedua mencoba menendang dari samping, memaksa Musashi berputar untuk menghindar.

"Mereka bukan lawan biasa… Mereka dilatih untuk menjaga rahasia ini, bahkan jika harus mati." Bisik Musashi didalam hati.

Musashi mengerahkan seluruh tenaganya, melancarkan serangan balik yang cepat dan tepat. Dia memanfaatkan setiap celah, menghantam salah satu penjaga dengan gagang pedangnya, namun lawannya tetap bangkit dan melancarkan serangan balik.

Musashi mulai kehabisan tenaga, namun tekadnya tetap membara. Pertarungan berlangsung lama, setiap gerakan mereka menghasilkan dentingan dan gema yang memecah keheningan. Satu pukulan dari penjaga pertama hampir mengenai Musashi, namun dia berhasil menghindar dengan gerakan cepat.

Penjaga kedua menyerang dari belakang, tapi Musashi berhasil menahan serangan dengan pedangnya, lalu mendorong penjaga itu mundur dengan kekuatan yang tersisa.

Penhaga 1 terengah-engah, namun penuh amarah :"Kau bukan siapa-siapa di tempat ini, Musashi. Kau hanya bayangan yang tersesat."

Musashi mengerahkan tenaga terakhirnya :"Aku datang bukan hanya untuk sekadar bertahan… aku datang untuk menemukan kebenaran."

Dalam satu gerakan yang menentukan, Musashi berhasil mengalahkan kedua penjaga. Keduanya terjatuh, lemas dan tak berdaya. Meski napasnya terengah-engah, Musashi tetap berdiri dengan tatapan penuh kemenangan.

Setelah mengalahkan penjaga, Musashi membuka pintu besar didepannya dan memasuki ruangan yang dipenuhi buku-buku tua dan benda-benda antik yang tampak berdebu. Di tengah ruangan, terdapat meja besar dengan seorang pria tua duduk dikursi. Pria tua itu memandang Musashi dengan tatapan penuh arti.

Pria Tua :"Selamat datang, Musashi. Aku sudah menunggu kedatanganmu."

Musashi menatap pria tua itu dengan curiga :"Siapa kau? Apa yang kau ketahui tentang Aiko?"

Pria Tua itu tersenyum samar :"Aiko… nama itu telah lama menghilang, namun kenangannya tetap ada. Aku tahu apa yang kau cari, dan aku mungkin memiliki jawabanmu."

Musashi merasakan harapan dan ketidakpercayaan yang bergelut dalam mindanya. Dia tidak yakin apakah pria ini benar-benar memiliki jawaban, atau hanya mencoba mempermainkannya.

Pria tua itu membuka sebuah buku tebal di atas meja, menunjukkan sebuah lambang yang identik dengan ukiran pada liontin Aiko. Lambang tersebut melambangkan sebuah organisasi rahasia yang beroperasi di balik bayangan kota.

Pria Tua :"Organisasi ini telah ada sejak lama dan menjaga batas-batas yang tak terlihat. Aiko… adalah bagian dari mereka, hingga dia memilih untuk keluar dan meninggalkan segalanya."

Musashi terkejut :"Aiko adalah bagian dari organisasi ini? Mengapa dia memilih untuk pergi?"

"Karena ada sesuatu yang lebih berharga baginya daripada bayang-bayang ini… sesuatu yang ingin dia lindungi, bahkan jika itu berarti meninggalkan segalanya." Jawab Pria Tua dengan nada pelan tapi pasti.

Musashi terdiam, mencoba memahami makna di balik kata-kata pria itu. Dia mulai menyadari bahwa Aiko mungkin menyembunyikan sesuatu darinya, alasan yang lebih besar daripada sekadar pergi begitu saja.

"Aiko, apa yang sebenarnya kau sembunyikan? Apakah ini sebabnya kau menghilang dari hidupku?" lirih Musashi dalam hati.

Disisi lain Pria Tua itu menatap Musashi dengan pandangan penuh perhitungan, seolah membaca pikirannya. Dia menawarkan sebuah pilihan pada Musashi, kesempatan untuk menemukan lebih banyak kebenaran tentang Aiko, namun dengan harga yang harus dibayar.

Pria Tua :"Jika kau benar-benar ingin mengetahui segalanya, maka bergabunglah dengan kami. Lanjutkan warisan yang Aiko tinggalkan… atau tinggalkan semua ini dan lupakan pencarianmu."

Musashi menatap tajam Pria Tua. Mindanya sedang berpikir mempertimbangkan pilihan apa yang akan dia pilih :"Aku tidak bisa meninggalkan ini sampai aku tahu semuanya."

Pria Tua itu tersenyum tipis, lalu mengangguk, seolah-olah menyadari bahwa keputusan Musashi sudah bulat.

Pria Tua :"Baiklah Musashi. Maka selamat datang… di bayang-bayang yang sebenarnya."