Musashi berdiri di tengah ruangan gelap, dikelilingi oleh beberapa anggota organisasi yang memakai topeng hitam. Pria Tua yang sebelumnya dia temui berdiri di depannya, bersiap untuk memberikan instruksi inisiasi. Ruangan dipenuhi simbol-simbol aneh yang berkilauan di bawah cahaya obor.
Pria Tua :"Musashi, selamat datang dalam dunia dimana kebenaran bukanlah hak siapa pun. Disini setiap rahasia disimpan dengan nyawa. Jika kau ingin menemukan jawaban, pertama-tama kau harus membuktikan dirimu."
Pria Tua itu mengulurkan tangan, memberikan sebuah simbol kecil berupa liontin serupa dengan milik Aiko. Ini adalah tanda bahwa Musashi telah diakui sebagai bagian dari organisasi, meski masih berada dalam ujian awal.
Pria Tua :"Mulai sekarang, kau adalah bagian dari kami. Tapi ingat, disini kau bukan siapa-siapa hingga kau berhasil melewati setiap ujian yang kami berikan."
Musashi diberikan tugas pertama untuk membuktikan loyalitasnya pada organisasi. Dia harus menyusuri sebuah terowongan tua di bawah kota yang konon menyimpan artefak rahasia milik organisasi. Terowongan ini dipenuhi perangkap dan bahaya, dan hanya mereka yang terlatih yang bisa melewatinya.
Pria Tua memberi peringatan :"Ini adalah ujian kesetiaan. Apa yang kau cari ada di ujung terowongan ini… jika kau selamat, maka kau layak melanjutkan pencarianmu."
Setelah Pria Tua itu menjelaskan berbagai hal yang harus dilakukan Musashi, Seorang anak buah Pria Tua itu mengantarkan Musashi didepan mulut sebuah terowongan. Terowongan itu berada disebuah pinggiran hutan yang letaknya tidak jauh markas organisasi.
Musashi mengambil napas dalam, memasuki terowongan yang gelap dan sempit. Udara di dalam terasa berat dan pengap, sementara langkah kakinya menggema, memberikan kesan menakutkan.
Saat Musashi melangkah jauh kedalam terowongan, dia mulai menyadari bahwa setiap langkahnya membawa bahaya. Disepanjang dinding terdapat perangkap tersembunyi yang siap meluncurkan panah atau menutup lorong dalam hitungan detik.
Saat dia melangkah, sebuah perangkap aktif, melontarkan panah yang hampir mengenai bahunya. Musashi bergerak cepat, berputar dan melompat untuk menghindari setiap serangan. Namun terowongan ini seolah-olah memiliki mata, mengikuti setiap gerakannya.
Musashi merasa ketegangan mulai memuncak, namun dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Dia fokus pada tujuannya, menyadari bahwa inilah satu-satunya jalan untuk mendapatkan jawaban yang dia cari.
Saat berhasil keluar dari perangkap terowongan, Musashi tiba diruang terbuka yang dipenuhi cahaya redup. Di sana, seorang pria bertopeng lainnya sudah menunggunya, bersiap menghadangnya.
Pria bertopeng mengeluarkan pedangnya, tanda ia siap bertarung :"Kau pikir ujian ini hanya tentang menghindari perangkap? Kau juga harus menunjukkan bahwa kau layak bertahan di antara kami."
Musashi menghunus pedangnya dengan tenang :"Aku sudah terlalu jauh untuk mundur. Jika ini yang kalian inginkan, aku akan melawan."
Pria bertopeng itu tersenyum sinis dan menyerang Musashi dengan gerakan yang sangat terlatih. Serangan pertama mengenai bahu Musashi, membuatnya terdorong ke belakang. Tapi Musashi segera bangkit, menangkis setiap serangan yang datang dengan ketenangan.
Pertarungan berlangsung intens, dengan suara denting pedang yang menggema di seluruh ruangan. Musashi menunjukkan kekuatan dan keahliannya yang luar biasa, sementara pria bertopeng tersebut melancarkan serangan tanpa ampun.
Setelah berlusin-lusin mereka saling bertukar gerakan, Musashi akhirnya mendapatkan keunggulan. Dalam satu gerakan cepat, dia berhasil menjatuhkan pedang lawannya, membuat pria bertopeng itu berlutut di hadapannya.
"Aku ada di sini bukan untuk bermain-main. Katakan padaku, di mana aku bisa menemukan kebenaran tentang Aiko?" Tanya Musashi dengan nada tegas.
Pria bertopeng itu tertawa lemah, mengangkat wajahnya yang tertutup topeng dan memandang Musashi dengan tatapan dingin. "Aiko… kau ingin tahu tentangnya? ….Semua ini mungkin hanya akan membawa kehancuran padamu. Tapi jika kau bersikeras, pergilah ke ruang terakhir. Di sanalah kau akan menemukan bagian dari kebenaran yang kau cari."
Pria bertopeng itu terjatuh, menghilang dalam bayang-bayang. Meski merasa bingung dan sedikit terguncang, Musashi melangkah menuju pintu yang ditunjukkan pria itu.
Musashi tiba didepan ruang terakhir, sebuah ruangan yang dipenuhi dengan artefak-artefak tua, gambar-gambar dari organisasi, dan berbagai tulisan kuno. Di sana dia melihat sebuah buku besar dengan lambang yang sama dengan liontin milik Aiko.
"Di sinilah akhir kebenaran yang tersembunyi. Tapi mengapa aku merasa semakin jauh dari jawaban?"
Musashi membuka buku tersebut dan mulai membaca setiap catatan yang ada . Dalam sebuah catatan tentang masa lalu organisasi, tertulis bahwa Aiko dulunya adalah anggota dari organisasi ini.
Dari penemuannya ini, Musashi mulai mengerti bahwa Aiko pernah menjadi bagian penting dari organisasi ini, namun memutuskan untuk keluar karena alasan yang sangat pribadi.
Musashi membaca dengan suara gemetar setiap catatan yang ia temui
"Aiko… apa yang kau sembunyikan selama ini? Apakah semua ini alasan kau meninggalkanku?".
Di halaman terakhir, Musashi menemukan sebuah surat yang ditulis oleh Aiko, dengan pesan khusus untuknya.
Surat dari Aiko:
"Musashi, jika kau menemukan ini, berarti kau telah melangkah terlalu jauh. Tapi aku tahu kau pasti akan datang mencariku. Aku ingin kau tahu bahwa pilihan ini adalah pilihanku… dan aku harap kau bisa memahami alasan di baliknya."
Musashi menggenggam erat surat itu, perasaannya campur aduk antara lega dan bingung. Dia mulai menyadari bahwa pencarian ini mungkin lebih dalam dari yang dia bayangkan.
*****
Musashi berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan yang penuh tanda tanya. Dia tahu bahwa meski dia telah menemukan jawaban, masih ada misteri yang belum terpecahkan. Dia menatap ke depan, tekadnya tetap kuat meski hatinya mulai merasakan beban dari kebenaran yang mulai terkuak.
"Aiko, aku tahu ini adalah pilihanmu… Tapi aku tidak akan berhenti sampai aku memahami semuanya, sampai aku benar-benar mengetahui alasanmu."