Jejak Liontin Misterius

Sambil menggenggam liontin yang ia temukan disaku Pria bertopeng kemarin malam, Musashi menyusuri jalanan kota ditemani cahaya emas mentari yang mulai memudar. Liontin tersebut memiliki ukiran unik yang familiar, seolah memiliki makna tersembunyi. Musashi berhenti di depan sebuah toko perhiasan antik yang tersembunyi di gang kecil, tempat terakhir yang berhubungan dengan Aiko, yang ia ingat.

Musashi :"Liontin ini adalah harapan terakhirku. Jika ada yang bisa memberiku jawaban, itu adalah benda kecil ini… atau seseorang yang pernah melihatnya."

Musashi melangkah masuk ke toko perhiasan. Suasana toko dipenuhi oleh benda-benda antik dan berkilauan, menciptakan suasana misterius. Di balik meja kasir seorang wanita tua berdiri, mengenakan kacamata dan menatap Musashi dengan pandangan curiga.

Wanita tua itu yang tampak seperti pemilik toko, ia menatap liontin di tangan Musashi dengan tatapan tajam. Dia terlihat seolah mengenali liontin tersebut, namun enggan mengatakan apa pun.

"Itu… bukan liontin biasa. Dari mana kau mendapatkannya?" Tanya pemilik toko

Musashi :"Aku menemukannya dalam sebuah perjalanan… Liontin ini pernah milik seseorang yang penting bagiku. Jika kau tahu sesuatu tentangnya, tolong katakan."

Wanita tua itu tampak ragu, seolah ada rahasia besar yang harus disembunyikan. Tapi melihat kesungguhan Musashi, akhirnya dia menghela napas panjang.

Pemilik Toko :"Ini adalah liontin yang dibuat untuk kelompok tertentu… sebuah organisasi yang beroperasi di balik bayangan kota ini. Aku pernah mendengar nama Aiko disebut-sebut di antara mereka, tapi aku tidak bisa memastikan… tempat ini bukan tempat bagi sembarang orang untuk mencari jawaban."

Musashi mencoba menggali lebih jauh, tetapi wanita tua itu tampak enggan mengatakan lebih banyak, seolah takut dengan dampak keterbukaan. Musashi merasa frustasi, tetapi berusaha menahan emosinya :"Aku tidak peduli siapa yang bersembunyi di balik bayangan atau apa yang mereka inginkan. Jika ada yang tahu dimana Aiko, aku akan mencarinya sampai dapat."

Pemilik Toko menggelengkan kepalnya pelan :"Kau tidak tahu seberapa dalam bahaya yang akan kau hadapi… Organisasi ini tidak akan segan-segan menghapus siapa pun yang mengganggu mereka."

Musashi :"Apa pun harganya, aku akan menemukan kebenaran."

Wanita tua itu akhirnya memberi tahu Musashi tentang tempat pertemuan rahasia dibagian bawah kota, dimana organisasi ini sering terlihat berkumpul. Dengan petunjuk baru ini, Musashi tahu bahwa dia harus bersiap untuk menghadapi bahaya yang lebih besar.

Musashi tiba di distrik bawah kota pada tengah malam. Lingkungan ini tampak suram, penuh dengan bangunan-bangunan tua dan jalanan yang gelap. Suara langkahnya menggema, menciptakan suasana tegang di sekitar.

"Jika organisasi ini benar-benar menyimpan rahasia tentang Aiko, maka aku akan menghadapinya. Aku telah berjalan sejauh ini… tak ada yang bisa menghentikanku sekarang."

Musashi mendekati pintu masuk tersembunyi yang dijaga oleh beberapa pria berbadan besar. Dia menyadari bahwa mereka bukan penjaga biasa, melainkan anggota yang terlatih. Dia mengatur napas, tahu bahwa konfrontasi ini tidak akan mudah.

Musashi mendekati pintu masuk dan dihentikan oleh dua penjaga yang menatapnya dengan penuh ancaman. Salah satu penjaga menghalangi jalannya, mengisyaratkan bahwa dia tidak diizinkan masuk.

Penjaga 1 :"Tempat ini bukan untuk orang luar. Pergi sebelum kau menyesal."

Musashi :"Aku datang mencari jawaban. Jika kalian tahu tentang Aiko, maka kalian punya sesuatu yang kumau."

Penjaga 2 tertawa kecil :"Kau tidak akan menemukan apa pun di sini selain masalah. Pergilah, sebelum kami membuatmu menyesal datang ke tempat ini."

Merasa bahwa mereka tidak akan memberikan informasi dengan baik-baik, Musashi menghunus pedangnya, bersiap untuk menghadapi perlawanan mereka.

Pertarungan dimulai. Kedua penjaga itu menyerang Musashi dengan gerakan cepat dan terkoordinasi. Salah satu dari mereka memegang tongkat logam yang besar, sementara yang lainnya menggunakan tinju besi yang menambah kekuatan pada serangannya. Musashi menghadapi tantangan besar, ia harus bergerak cepat untuk menghindari pukulan yang berat dan kuat.

"Mereka bukan sekadar penjaga… mereka dilatih untuk melindungi rahasia ini. Tapi aku tidak akan mundur." Gumam Musashi dalam hati.

Penjaga 1 mengayunkan tongkat logam ke arah Musashi, dan Musashi segera menghindar dengan langkah cepat. Namun, penjaga 2 melancarkan serangan bertubi-tubi dari samping, mencoba menghantam tubuh Musashi. Musashi mengelak, tapi satu pukulan mengenai bahunya, membuatnya terdorong ke belakang.

Penjaga 1 menertawakan Musashi yang terdorong :"Kau tidak lebih dari pengganggu kecil. Serahkan dirimu sebelum kau lebih terluka."

"Aku tidak datang sejauh ini untuk menyerah." Ucap Musashi dengan tegas.

Musashi membalas dengan serangan cepat, ia memutar pedangnya dan menebas tongkat logam, membuat penjaga itu kehilangan senjatanya . Setelah itu Musashi melancarkan serangan pada penjaga 2. Ia berhasil melukai lengan pria itu dan memaksanya mundur.

Setelah serangan yang intens, akhirnya kedua penjaga terluka dan terpaksa mundur.

Meski tubuhnya penuh luka dan napasnya terengah-engah, Musashi tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Dia menatap pintu masuk yang kini terbuka lebar didepan matanya.

Musashi berbisik pada dirinya sendiri :"Setiap langkah mendekatkanku padamu, Aiko… aku tidak akan berhenti, meskipun seluruh dunia ini menentangku."