Setelah mengalahkan makhluk mekanik itu, Kevin berjalan menjauh dengan pelan dari tempatnya berdiri, meninggalkan puing-puing yang berserakan dan menuju ke arah rumah kayu yang menjadi titik awal kemunculan makhluk mekanik tersebut.
Tangan kirinya yang saat ini sudah putus terasa berat dan menyakitkan di sisi tubuhnya, dengan darah merah yang terus mengalir perlahan, hingga meninggalkan jejak sepanjang jalan yang di penuhi rerumputan yang dia lalui. Angin berbisik di antara dedaunan kering yang berserakan di tanah, menambah kesunyian yang melingkupi sekitarnya.
'Mungkin di dalam rumah kayu itu, aku bisa menemukan jawaban atas munculnya robot yang menyerang ku barusan,' pikir Kevin sambil terus melangkah maju dengan sisa tenaganya.
Rumah kayu itu masih tampak kokoh meski pintu depannya kini yang sudah rusak parah, dan hal itu di karenakan ulahnya Kevin yang langsung menyerang pintu tersebut sebelumnya. Tidak menunggu lama, Kevin langsung masuk ke dalam rumah itu, dan tidak berselang lama dia berhenti sejenak setelah beberapa langkah memasuki pintu, lalu dia menatap dengan pandangan penuh tanda tanya kearah sekitarnya.
Ruangan yang ada di dalam rumah kayu ini dipenuhi dengan puing-puing kayu dan logam, yang merupakan sisa-sisa serangan brutal dari makhluk mekanik yang dia kalahkan barusan. Kursi-kursi terbalik, meja terbelah, bahkan dinding-dindingnya terdapat retakan yang menunjukkan bahwa ada kekuatan besar yang sempat menerjang tempat ini.
Dengan hati-hati, Kevin mulai melangkah lebih jauh ke dalam rumah kayu tersebut, melewati lantai kayu yang berderit di bawah kakinya.
'Tempat ini… apa yang sebenarnya tersembunyi di dalamnya? Dari pertama kali aku melihat rumah ini, perasaan ku sudah menunjukan sesuatu hal yang aneh, lalu kemunculan robot itu juga menambahkan kesan aneh pada tempat ini yang berada di antara para monster yang ganas.' pikirnya sambil melihat ke sekitar.
Dia kemudian merasakan setiap sudut dari rumah itu dengan hati-hati, berharap bisa menemukan petunjuk tentang misteri yang ada di sana. Meskipun rasa sakit di tangan kirinya semakin menyengat, dia terus melangkah lebih dalam untuk menjelajahi lorong-lorong kecil di dalam rumah kayu itu.
Tak lama kemudian, Kevin menemukan tiga ruangan di bagian belakang. Namun, semuanya tampak kosong saat dia melihatnya, tanpa jejak kehidupan apapun yang tertinggal di sana. Di sisi kiri dari rumah tersebut, dia juga menemukan dua ruangan lain yang sama sepinya dengan yang dia lihat sebelumnya, dan hanya menyisakan bau kayu tua yang sudah lama terlupakan.
'Tidak ada apa-apa di sini... hanya kehampaan dan kesunyian yang ada,' pikirnya saat dia sedang melangkah ke ruang tamu yang juga hancur akibat serangan makhluk mekanik itu.
Namun, meski sudah memeriksa hampir semua sudut rumah, ada satu hal yang terasa aneh baginya. Kehadiran dari makhluk mekanik itu seolah muncul dengan sangat tiba-tiba dan tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.
'Bagaimana mungkin robot sebesar itu bisa muncul di sini begitu saja? Pasti ada suatu jalan yang dia gunakan.' pikir Kevin yang mulai di penuhi oleh rasa curiga.
Dia mulai bertanya-tanya di dalam benaknya, tentang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah ini.
'Apakah ada tempat rahasia di sini yang menjadi markasnya? Atau mungkin, ada seseorang yang mengendalikannya dari jarak jauh?'
Pikiran-pikiran itu terus saja berkecamuk di benaknya. Setelah beberapa saat berpikir, Kevin memutuskan untuk meninggalkan rumah kayu tersebut dan memeriksa area di luar, sambil berharap menemukan petunjuk tambahan di luar sana. Namun, tepat saat dia melangkah ke arah pintu keluar, ada suara berderit yang aneh di bawah kakinya.
Tap… tap…
Seketika, suara tersebut membuat langkahnya menjadi terhenti. Suara itu tidak seperti suara kayu yang biasanya dia dengar, dan seperti ada getaran yang samar.
'Apa mungkin kalau makhluk itu berasal dari bawah tanah?' pikir Kevin dengan penuh rasa ingin tahu.
Kemudian, dia mulai mengamati lantai kayu yang ada di bawahnya dengan seksama, sambil berusaha mencari cara untuk membuka bagian tersebut dan melihat apa yang tersembunyi di dalamnya.
Namun, setelah cukup lama mencoba, dia tak kunjung juga menemukan cara untuk membukanya. Tak satu pun dari papan lantai itu yang bergerak saat dia menggesernya, dan tak ada pegangan tersembunyi yang tersembunyi di sana, dan tak ada celah yang memberinya petunjuk atau cara membukanya.
'Aku harus mencoba cara lain,' pikir Kevin yang mulai sedikit kecewa namun tetap gigih.
Dengan hati-hati, dia mulai mengumpulkan kekuatannya di tangan kanannya, lalu bersiap untuk menghantam lantai kayu yang ada di bawahnya tersebut. Dia berharap pukulannya ini akan cukup kuat untuk membukakan jalan untuknya ke bawah sana. Sebelum mulai memukul, dia menarik napas panjang terlebih dahulu, lalu melepaskan pukulan itu dengan kekuatan penuhnya.
DUMM!
Suara dentuman keras seketika langsung memenuhi ruangan yang ada di sekitarnya. Namun, anehnya, suara yang terdengar bukanlah suara kayu yang retak atau pecah. Sebaliknya, suaranya malahan lebih mirip seperti suara logam yang dipukul dengan keras, dengan bunyi dentang yang dalam dan bergaung. Saat Kevin melihat tangannya yang sekarang sedikit terbenam ke dalam lantai, dia seketika langsung merasa terkejut.
'Jadi, lantai ini... terbuat dari logam dan bukan kayu?' pikirnya, yang sekarang malah semakin yakin bahwa tempat ini menyimpan rahasia yang besar seperti apa yang dia yakini sebelumnya.
Dengan sedikit rasa bingung, Kevin menarik tangannya secara perlahan setelahnya, lalu menatap lantai itu sekali lagi. Rasa penasaran yang membara di dalam dadanya terus berkobar, seperti ingin segera mengetahui tentang apa yang sebenarnya tersembunyi di bawah sana.
Tapi dia tahu, kalau dia masuk ke dalam sana dengan gegabah maka nyawanya kali ini mungkin saja tidak akan selamat. Mengingat kalau satu dari makhluk mekanik tersebut sudah cukup untuk membuatnya kesusahan, dan sekarang dia harus berhadapan dengan makhluk semacam itu di markasnya.
'Jika ada robot-robot yang lebih banyak lagi di dalam sana, maka nyawa ku ini akan habis. Tapi, aku tidak bisa menahan rasa penasaran ku ini lagi, dan juga jika aku tidak masuk, aku tidak akan mengetahui tentang ada apa di bawah sana.' pikirnya.
Namun, sebelum dia bisa masuk kedalam sana, terdengar suara kecil dari dalam benaknya.
'Tapi apakah ini benar-benar perlu dilakukan? Bagaimana jika ada sesuatu yang lebih berbahaya di bawah sana dan melebihi robot itu?' pikirnya, namun rasa penasaran yang dia rasakan mengalahkan rasa ragu yang sempat terlintas. Kemudian, Kevin berusaha menguatkan tekadnya, lalu mulai mempersiapkan pukulan berikutnya untuk membuka pintu itu lebih lebar.