Dengan tatapan yang masih waspada, Kevin melihat piringan gergaji yang terus melayang-layang dengan tatapan tajam, dan piringan gergaji itu terlihat terus memotong udara dengan suara yang menusuk telinga. Serangan demi serangan melaju dengan cepat ke arahnya, hingga membuat tubuhnya terluka meski sekarang tubuhnya keras dan tahan banting.
'Ini tidak bisa dibiarkan,' pikir Kevin, rasa sakit yang menyengat dari goresan di tubuhnya tidak terlalu dia hiraukan. Dia tahu jika terus bertahan akan ada lebih banyak serangan yang datang. Maka dari itu, dengan cepat dia melompat mundur dengan gesit untuk menjauhi tangan-tangan besi yang bergerak liar sambil berusaha menemukan ide.
Swish... Zzzing!
Tangan-tangan itu terus berputar dan menebas udara dan sepertinya tidak ingin membiarkan Kevin menjauh darinya. Tapi Kevin bergerak cepat setelah mengetahui itu, dia menghindari serangan tersebut dengan sangat gesit. Matanya menyapu ruangan dengan cepat untuk mencari celah atau cara untuk melawan balik.
'Apa yang bisa kugunakan di sini untuk melawannya?' pikirnya.
Di sekitarnya, dia hanya melihat meja tua, kursi reyot, dan beberapa barang ringan yang tidak akan cukup kuat untuk menghentikan makhluk besar itu.
Saat Kevin sedang sibuk untuk memikirkan sebuah cara, makhluk mekanik raksasa itu bergerak maju dengan kaki-kaki besinya yang panjang. Setiap langkah yang di hentakannya membuat lantai kayu berderak dan retak, seolah-olah tak sanggup menahan beban dari makhluk mekanik tersebut.
Kretek… kretek…
'Cih, dia semakin dekat,' pikir Kevin sambil menatap kaki-kaki besi itu dengan waspada.
Tidak berselang lama, ada sesuatu yang terlintas di benaknya dan sebuah ide mulai terbentuk di sana. Dengan kecepatan penuh, dia mulai berlari menuju pintu yang terletak di sisi lain ruangan, sambil mencoba menghindari serangan yang datang bertubi-tubi kearahnya. Setiap gerakannya sangat lincah, melompati benda-benda yang tergeletak di lantai dan menghindari piringan gergaji yang berputar tajam di udara.
Begitu Kevin berhasil mencapai pintu tersebut, dia langsung menerobos keluar dari pintu kayu yang sudah dia hancurkan sebelumnya. Udara segar langsung menyambutnya saat dia keluar dari rumah kayu tersebut, dan dengan satu lompatan besar, Kevin berhasil melompati tumpukan dedaunan yang ada di sekitar rumah kayu tersebut. Kemudian dia mendarat dengan mulus di tanah yang tidak tertutup oleh dedaunan, dan dia melakukan hal itu untuk menghindari area berbahaya yang mungkin masih dipasangi bom ranjau.
Dan tepat seperti yang dia perkirakan sebelumnya, makhluk mekanik besar itu mengejarnya keluar dari rumah, dengan kaki-kaki besi panjangnya yang terus melangkah dengan kekuatan yang menembus tanah, hingga menghancurkan tumpukan daun kering yang tersebar di sekeliling rumah kayu itu.
Untuk sesaat Kevin menahan napasnya dan berharap jika bom ranjau yang ada di bawah tumpukan dedaunan itu akan meledak saat makhluk mekanik itu menginjaknya.
Namun, saat makhluk mekanik itu terus melangkah, sama sekali tidak ada ledakan yang tejadi padanya. Makhluk mekanik itu tampak berjalan biasa saja dan sama sekali tidak terkena ledakan. Lalu untuk sesaat, Kevin menatapnya dengan tatapan yang heran dan merasa kecewa juga.
'Kenapa bomnya tidak meledak,' pikirnya.
Setelah kegagalan dari jebakan itu, Kevin segera berpikir ulang. Dia harus menemukan cara lain untuk mengalahkan makhluk ini. Meskipun pikirannya terus mencari solusi, anehnya dia merasa sangat tenang saat ini. Dan juga, tidak ada kepanikan yang biasanya datang saat dia menghadapi bahaya.
'Tapi, kalau di pikir-pikir lagi, aku saat ini tidak merasakan rasa takut sama sekali, bahkan aku baru menyadari hal ini. Apa mungkin ini karena aku sudah menjadi monster?' pikirnya dalam hati.
Sebelum dia berubah menjadi monster, perasaan takut sering datang begitu saja di dalam dirinya. Tapi sekarang, semuanya tampak berbeda.
Tidak berselang lama, terdengarlah sebuah suara serak yang ternyata keluar dari dalam tabung baja itu, dan suara itu terdengar seperti suara mesin yang rusak.
"Musuh… hancurkan… penyusup… hancurkan…"
Suara itu monoton, nyaris seperti suara robot yang salah program. Sejenak, Kevin mengamatinya dengan hati-hati, sambil terus waspada terhadap setiap gerakan yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah suara itu terdengar, malah menambah ketegangan yang ada di sana, meski Kevin hanya diam, berpikir, dan menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan balasan.
Namun nampaknya makhluk tersebut tidak ingin memberikan Kevin waktu untuk berpikir, dan makhluk mekanik itu langsung menyerang Kevin dengan brutal.
Dia terus menyerang Kevin dengan sangat cepat dan brutal, hingga membuat Kevin harus terus berusaha menghindari serangan dari makhluk itu dengan penuh kewaspadaan yang tinggi. Meski begitu, di dalam hatinya dia tahu pertarungan ini tak bisa dibiarkan terlalu lama.
'Kalau terus begini, aku tidak punya kesempatan untuk menang. Dan juga, aku masih belum tahu seberapa lama tubuh monsterku ini bisa bertahan,' pikirnya sambil mengerakkan tubuhnya yang besar untuk menghindari ayunan piringan gergaji yang tajam.
Zing... zing...
Terdengarlah suara desingan dari gergaji yang memotong udara dengan sangat tajam, dan setiap kali melewatinya timbullah hembusan angin yang sangat kuat. Tubuh Kevin yang berbentuk monster yang sangat kuat, tetap bisa terluka setiap kali piringan itu berhasil menyentuh tubuhnya.
Dia merasakan panas di setiap dirinya setelah terkena goresan yang cukup dalam, tetapi dia tak bisa berhenti sekarang. Dia tahu, ada sesuatu di dalam makhluk tabung baja itu, yang mungkin saja adalah bagian inti yang harus dia serang untuk mengalahkannya. Namun, untuk mendekat saja sudah sangat sulit baginya, apalagi dengan serangan yang begitu banyak ini.
'Aku harus menemukan cara agar aku bisa mendekat,' pikirnya, sambil terus memukul mundur serangan demi serangan yang datang.
Saat pikiran itu muncul, matanya tertuju pada sebuah batang pohon besar yang telah tumbang tak jauh dari tempatnya berdiri. Batang itu tergeletak akibat serangan dari makhluk mekanik yang ada di depannya, dan mungkin saja bisa menjadi senjata bagi dirinya.
Dengan cepat, Kevin langsung berlari ke arah batang pohon itu. Setelah sampai, dia langsung menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengangkat batang pohon yang empat kali lebih besar dari tubuhnya.
Crekk…
Suara batang kayu terangkat dan bergemeretak saat Kevin mengangkatnya tinggi-tinggi. Dia bahkan sampai terkejut dengan kekuatan yang dia miliki sekarang.
'Aku tidak menyangka kalau aku bisa mengangkat ini,' pikirnya, terkesima sejenak dengan kemampuan barunya sebagai seekor monster.
Tanpa ragu, dia langsung melemparkannya lurus ke arah makhluk tabung baja itu. Lemparan itu begitu kuat hingga batang kayu itu melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, namun Kevin tidak berhenti hanya di situ. Dia segera mengangkat batang kayu lain yang juga berserakan di sekitarnya dan melemparkannya secara beruntun kearah makhluk tersebut.
Woosh! Woosh! Woosh!
Batang-batang kayu besar itu melesat satu per satu, dengan beberapa diantaranya diarahkan ke depan, dan beberapa lagi dia lemparkan ke atas dengan harapan bisa menghantam bagian atas dari tabung baja tersebut.
Namun, makhluk itu langsung bereaksi dengan sangat cepat. Lalu, makhluk mekanik itu langsung mengerahkan piringan gergaji yang berputar dengan formasi yang rapi dengan kombinasi lima di depan dan lima di atas, yang langsung memotong setiap batang kayu yang mendekat kearahnya.
Namun, hal itulah yang diincar oleh Kevin sebelumnya, dengan piringan gergaji yang terbagi menjadi dua bagian, hal itu membuat Kevin lebih mudah untuk mendekat. Lalu, dengan sangat cepat dia melesat maju menuju ke arah depan dari makhluk itu.
Dengan gesit, dia menghindari satu piringan gergaji yang masih menyerangnya, lalu dengan cakarnya yang sangat tajam, Kevin langsung menyerang besi yang merupakan tangan dari makhluk tersebut yang berfungsi sebagai penggerakkan piringan gergaji itu.
Krasshh...
Seketika langsung terdengar suara logam bertabrakan yang menggema saat cakarnya yang tajam menghantam tangan besi dari makhluk itu. Setelah itu Kevin merasa semangatnya kembali berkobar saat berhasil menghancurkan salah satu piringan gergaji tersebut.
Namun, dia tidak membuang waktu untuk merayakan kesenangannya itu. Dengan cepat, dia melompat ke arah atas untuk mencakar tangan-tangan besi yang menggerakkan piringan gergaji tersebut. Lalu akhirnya, setelah perjuangan yang berat, hanya tersisa lima tangan dari makhluk itu yang saat ini sedang menggelayut di atasnya.
Tangan-tangan tersebut kini sedang sibuk untuk menyerang batang-batang kayu yang melesat dari atas, dan saat itulah Kevin melihat kesempatan yang sempurna.
Dengan kecepatan yang sangat tinggi, Kevin melesat ke arah depan, menuju ke tabung baja yang menjadi inti dari makhluk mekanik tersebut.
Woosh...
Namun, saat sudah ingin melancarkan serangannya, Kevin tiba-tiba terhenti karena mendengar suara yang tidak asing dari arah belakangnya.
'Sial, piringan gergaji itu datang lagi,' pikirnya dengan panik.
Tanpa berpikir panjang, dia langsung menggeser tubuhnya ke samping untuk mengindar. Namun, ternyata piringan gergaji yang melesat dari arah belakangnya tersebut berhasil mengenai tangan kirinya hingga putus.
Slasshh...
Seketika, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya dan darah merah keluar dari arah tangan kirinya yang putus.
Duk... duk... duk...
Detak jantungnya seketika langsung bergetar dengan keras setelahnya, campur aduk antara rasa sakit dan kemarahan. Akan tetapi, Kevin tidak bisa membiarkan rasa sakit itu menghentikannya. Dia kemudian menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan pikirannya.
'Aku tidak boleh menyerah di sini,' pikirnya, menyadari betapa pentingnya untuk mengalahkan makhluk tersebut.
Kemudian, tangan dari makhluk tersebut yang tadinya sibuk untuk menyerang batang kayu yang ada di atas, sekarang mulai turun ke bawah. Dan juga, tangan besi dari piringan piringan yang sebelumnya sudah Kevin hancurkan, kini semua piringan gergaji tersebut berputar-putar di udara tanpa penyangga, dan menciptakan suara menderu yang mengerikan.
Meskipun terasa menyakitkan, Kevin terus mencoba untuk mengalihkan perhatiannya pada tabung baja itu. Dia harus menemukan cara untuk menghancurkan makhluk ini sebelum lebih banyak kerusakan yang terjadi, atau yang lebih buruk lagi dirinya akan mati di tempat ini. Dengan hanya satu tangan yang tersisa, dia bertekad untuk terus melawan.
Deng... deng...
Suara bergetar dari dalam tabung baja itu menggema saat makhluk itu merespon tekadnya. Namun, saat Kevin melihat hal itu, dia hanya menatap ke arah tabung baja yang ada di depan matanya dengan tatapan yang tenang.
Lalu, dia berkata di dalam hatinya, 'Apa kau ingin mengatakan kalau kau sudah menang, hah? Hemp… kau salah, ini adalah kemenangan ku.'
Wushh…
Suara benda melesat seketika memenuhi udara saat batu kristal kuning dan putih mulai bermunculan dari atas mereka, lalu langsung menghujani makhluk itu dengan sangat hebat. Kristal-kristal itu bersinar dalam cahaya yang mempesona, seolah menjawab tantangan yang dihadapi oleh Kevin.
Saat mengetahui hal itu, makhluk tersebut langsung mencoba menghancurkan semua batu kristal tersebut dengan piringan gergaji yang dimilikinya. Dengan sangat cepat, dia mengayunkan piringannya, hingga menciptakan angin kencang yang berputar-putar di sekelilingnya.
Draaaangggg...
Suara logam yang beradu menggema saat piringan gergaji tersebut mencoba untuk memotong batu-batu kristal yang berjatuhan. Namun, bukan batu kristalnya yang hancur, melainkan tangan besi beserta piringan gergaji yang hancur karena jumlah batu kristalnya terlalu banyak.
Sementara itu, Kevin menyaksikannya dengan kagum saat tangan dari makhluk itu bergetar hebat, dan piringan gergaji yang mematikan itu terlempar ke arah mana-mana.
Crassshhh...
Seketika terdengarlah suara keras yang bergema saat piringan gergaji yang hancur itu jatuh ke tanah. Saat melihat makhluk itu mulai terpojok, Kevin merasakan semangatnya membara, dan dia juga melihat kesempatan untuk menyelesaikan pertarungan ini. Namun, dia tidak ingin terburu-buru. Dalam kepalanya, dia merancang rencana dengan hati-hati.
Dum... Dum... Dum...
Batu-batu kristal yang bersinar terus jatuh menimpa makhluk tersebut, hingga menciptakan suasana yang aneh di sekelilingnya. Untuk sejenak Kevin mengingat kembali bagaimana dia telah bertahan meski dalam keadaan sulit seperti ini. Sekarang adalah saatnya bagi dirinya untuk beraksi.
'Inilah saatnya bagi ku untuk mengakhiri semua ini. Ini adalah kesempatan terbaikku.'
Dengan tekad yang kuat, dia berusaha untuk berdiri lebih tegak lagi meskipun rasa sakit di tangannya yang putus masih terasa menyengat.
Lalu, Kevin mulai bergerak, melesat ke arah tabung baja itu dengan kecepatan yang melebihi sebelumnya.
'Aku akan membuatmu merasakan kekuatan ku ini,' pikirnya, bertekad untuk menghancurkan inti makhluk tersebut.
Swishhh...
Saat mendekat, dia mengangkat tangan kanannya yang berlumuran darah. Kemudian, dia memusatkan semua kekuatan yang masih tersisa ke dalam serangan kali ini.
'Ini untuk semua serangan yang telah kau berikan,' pikirnya, untuk menegaskan keyakinan di dalam hatinya.
Kemudian, saat Kevin sampai di depan tabung baja tersebut, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya dan mengayunkan cakarnya dengan kekuatan penuh. Dengan kekuatan yang luar biasa, dia memukul tabung baja itu.
Dumm!
Suara ledakan seketika mengguncang area sekitarnya saat Kevin menghantam inti dari makhluk tersebut. Kemudian, kristal-kristal kuning dan putih yang sudah berhenti untuk berjatuhan terlihat bersinar lebih terang, seolah-olah sedang merayakan keberanian yang di tunjukkan oleh Kevin.
Dengan keberanian dan tekad yang meluap-luap, Kevin merasakan jiwanya terangkat, seolah-olah semua perjuangannya terbayar lunas pada momen terakhir. Setelah itu, tabung baja tersebut mulai bergetar hebat, dan dalam sekejap sebuah ledakan besar terjadi.
Kabooomm!
Kabut tebal mengepul, menutupi semuanya dalam kegelapan sejenak. Namun, di dalam kegelapan itu, Kevin merasakan cahaya baru bersinar di dalam hatinya. Saat kabut mulai menghilang, dia mendapati makhluk itu sudah hancur total, dan yang tersisa hanyalah puing-puing logam yang berserakan.
Duk... duk... duk...
Detak jantungnya perlahan mulai mereda, dan dia tahu bahwa kemenangan ini adalah hasil dari semua usaha dan keberanian yang telah dia tunjukkan. Sambil menghela nafas yang panjang, Kevin menatap ke langit, kearah bebatuan kristal yang banyak dan berharap bahwa semua kejadian yang di timpanya ini akan membawanya ke hal-hal yang lebih baik.
'Akhirnya aku berhasil,' pikirnya, dengan sorot mata yang menunjukan kebahagiaan.