Chereads / REVITER / Chapter 7 - MAKHLUK MEKANIK

Chapter 7 - MAKHLUK MEKANIK

Setelah mendengar suara barusan, Kevin mulai melangkah dengan perlahan menuju sudut ruangan. Di depannya saat ini sudah terdapat sebuah pintu coklat yang terlihat sangat usang, seakan-akan kayunya akan rapuh jika disentuh sedikit saja. Saat dia melangkah, langkahnya diiringi dengan bunyi derit lantai yang semakin keras saat mendekati pintu itu.

Kriett... kriett...

Ketika dia semakin dekat, suara aneh yang dia dengar tadi semakin jelas, dan kini suara tersebut terdengar seperti sesuatu yang berputar dengan sangat cepat di balik pintu tersebut. Seketika muncullah perasaan penasaran yang langsung menyelimuti hatinya saat semakin lama dia mendengar suara tersebut.

'Suara apa itu? Apakah ada seseorang di dalam sana?' pikir Kevin.

Dengan hati-hati, dia mulai membuka pintu itu, dan setelahnya terdengar suara derit pintu yang langsung memenuhi ruangan di sekitarnya, hingga menciptakan gema panjang yang memecah di dalam keheningan.

Kreekkk...

Namun, begitu pintu tersebut terbuka sepenuhnya, yang dia temukan hanyalah ruangan yang kosong. Tidak ada tanda-tanda dari kehidupan di sana, dan hanya ada meja dan kursi tua yang sudah ditutupi oleh debu tebal, seolah-olah tak ada yang menyentuhnya selama bertahun-tahun atau bahkan beratus-ratus tahun lamanya.

Kemudian Kevin mulai melangkah masuk kedalam dengan pandangannya yang melihati dinding-dinding ruangan tersebut, yang dipenuhi oleh sarang laba-laba dan debu yang menebal.

'Aku yakin tadi ada suara di sini...,' pikirnya. Dan juga, dia tidak mungkin salah dengar, apalagi suara itu begitu jelas baginya.

Tiba-tiba, suara itu terdengar lagi. Tapi kali ini datang dari arah belakangnya. Mendengar suara itu lagi, Kevin langsung segera menoleh kebelakang, dan di detik-detik berikutnya, matanya langsung terbelalak setelah melihat ada sebuah piringan gergaji yang melesat dengan sangat cepat ke arahnya.

Whiiiirrrr...

Bruakk!

Piringan gergaji itu menghantam tubuhnya Kevin dengan sangat keras, mendorongnya ke belakang hingga dia menghantam dinding kayu. Dinding itu bergetar hebat, dan serpihan kayu beterbangan di sekitarnya. Namun, untungnya, Kevin berhasil memukul pinggiran piringan itu tepat waktu, sehingga dampaknya tidak terlalu melukai tubuhnya.

'Sial! Apa tempat ini adalah jebakan?' pikir Kevin dengan perasaan yang masih terkejut.

Meski saat ini tubuhnya sudah menjadi lebih kuat karena wujud monsternya, perasaan terancam yang muncul di benaknya tetap terasa sangat nyata baginya. Dia lalu segera berdiri, dengan matanya yang mulai menyipit dan berusaha mencari tahu siapa yang telah menyerangnya dengan serangan seperti itu.

Saat Kevin sedang fokus untuk memperhatikan piringan gergaji di bawahnya, dia seketika terkejut. Awalnya, benda itu tampak diam, tetapi tiba-tiba dan tanpa peringatan apapun, piringan itu mulai bergetar lalu perlahan terangkat dari lantai dan berputar cepat.

Saat melihat hal itu, mata Kevin membesar. 'Apa ini? Kenapa benda itu bisa bergerak sendiri?' pikirnya dengan ekspresi terkejut.

Kemudian piringan itu melesat dengan sangat cepat ke arah yang berlawanan dari sebelumnya, menuju ke arah pintu keluar di ruangan tersebut dengan kecepatan yang sangat cepat.

Whirrr... swoosh!

Dengan segera, Kevin memutuskan untuk keluar dari ruangan sebelum benda lain mulai menyerangnya. Dia berlari melewati pintu yang dia buka tadi dan langsung melangkah keluar.

Udara di luar ruangan terasa dingin dan kering, hingga membuat kulit di tubuh monsternya merasakan itu.

Saat pandangannya terfokus pada apa yang ada di depannya, Kevin terdiam untuk sesaat. Di sana, berdirilah sebuah tabung baja besar yang melayang tinggi di hadapannya.

Tabung itu terlihat seperti makhluk mekanis yang mengerikan, berdiri vertikal dengan banyak tangan besi yang menjulur dari bagian atas dan bawahnya. Tangan-tangan itu tidak seperti tangan manusia, lebih mirip seperti lengan panjang yang terbuat dari logam keras.

Di setiap ujung beberapa dari tangan-tangan besi itu, terdapat piringan gergaji yang berputar dengan sangat cepat, dengan bentuk yang sama seperti yang menyerangnya tadi. Tabung baja itu berdiri kokoh di hadapannya, tampak tak terpengaruh oleh kehadirannya Kevin.

'Robot? Bagaimana bisa ada robot di tempat seperti ini?' pikir Kevin.

Saat melihat makhluk tersebut seketika tubuhnya terasa tegang, dan langsung bersiap untuk menghadapi serangan jika makhluk itu menyerangnya terlebih dahulu. Meski dia tidak bisa berbicara, insting dari monsternya membuatnya terus berjaga dan memberikannya kewaspadaan yang tinggi.

Tiba-tiba, suara aneh muncul dari arah tabung baja itu. Suara itu terdengar seperti kresek... kresek... yang tak biasa keluar dari dalamnya, seolah-olah mesin yang ada di dalam tabung itu mulai hidup. Tidak lama setelah suara itu terdengar, banyak tangan besi yang memegang piringan gergaji mulai bergerak. Piringan-piringan itu melesat dengan cepat ke arah Kevin, dengan bunyi berputar yang semakin keras dan menakutkan.

Whirrrr!

Melihat ada serangan yang datang ke arahnya, Kevin langsung melompat untuk segera menghindar, dengan tubuhnya yang meliuk-liuk di udara. Dia bergerak ke berbagai arah, sambil mencoba untuk menghindari piringan gergaji yang berusaha memotongnya. Beberapa kali dia juga sempat meninju salah satu piringan tersebut yang datang ke arahnya.

Bang! Bang!

Namun, meski Kevin berhasil meninju piringan itu, mereka tidak berhenti sama sekali. Justru, serangan-serangan dari piringan gergaji itu menjadi lebih brutal dan liar, hingga membuat ruangan di sekitar mereka mulai hancur. Lantai kayu yang Kevin injak mulai retak, dan dinding di sekitarnya mulai pecah dan bergetar akibat benturan dari piringan-piringan itu.

'Ini sangat gawat. Jika aku terkena serangan dari robot itu mungkin saja aku akan langsung mati.' pikir Kevin sambil terus melompat dan menghindari serangan berikutnya.

Meski saat ini tubuhnya menjadi lebih kuat, dia sadar jika serangan seperti itu datang terlalu banyak, ini bisa menjadi masalah besar baginya.

Piringan-piringan itu terus meluncur ke arahnya, seolah tak ada henti-hentinya. Walaupun begitu, Kevin terus mencoba untuk meninju beberapa piringan lagi, tapi kali ini piringan gergaji itu semakin cepat, dan membuatnya hampir kewalahan.

'Aku harus mencari cara untuk menghentikan ini,' pikir Kevin, sambil menatap tajam ke arah tabung baja besar di depan sana.

Whiss!

Tiba-tiba, ada satu piringan yang melesat dan menghantam dinding kayu yang ada di belakangnya hingga membuat serpihan kayu terlempar ke udara. Lalu, dengan sigap Kevin terus bergerak, matanya menyapu seluruh tempat di sekitarnya untuk mencari titik lemah pada makhluk mekanik itu.

Setiap gerakannya terasa semakin terdesak, seolah serangan tak pernah berhenti datang kearahnya. Meski begitu, Kevin tahu, jika dia ingin keluar dari situasi ini, dia harus lebih cepat dan cerdas daripada makhluk mekanik itu.